Anda di halaman 1dari 40

Page 1 of 40

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Kacang hijau atau Phaseolus Aureus berasal dari Famili Leguminose yaitu sejenis
tanaman budi daya dan palawijaya yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan
yang termasuk suku polong-polongan [fabaceae] ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang
hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan
legum,setelah kedelai dan kacang tanah.

Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel
dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible [tidak dapat mengecil
Kembali]. Pada tumbuhan ber sel 1 terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada
tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel.

Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas.
Maturitas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari ciri-cirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan


ada 2 yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah factor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar,meliputi
nutrisi,air,kelembaban,media tanam,dll. Sedangkan factor internal adalah factor dari
dalam,meliputi gen dan hormon.

Berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin mengadakan penelitian mengenai


pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan biji kacang hijau dengan membedakan
media tanam pada masing-masing biji.
Page 2 of 40

1.2Rumusan Masalah.

Berdasarkan Latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau?

1.3 Tujuan Praktikum.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan praktikum dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan dari pengaruh setiap jenis media
tanam terhadap pertumbuhan dan perkecambahan kacang hijau.

1.4 Manfaat Praktikum.

Manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.

Secara Teoritis:

1. Agar siswa dapat lebih mengetahui jenis media tanam apa saja yang bagus dan
cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan khususnya kecambah
kacang hijau.

Secara Praktis:

1. Sebagai sumber informasi bagi Sebagian orang yang belum mengetahui


pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan kacang hijau.
2. Dan sebagai media pembelajaran mengenai pengaruh perbedaan media tanam
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau bagi siswa.
Page 3 of 40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori.

1. Teori Mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kacang


Hijau.

Dalam pertumbuhan perkembangan tumbuhan kacang hijau ini, dasar teori yang
digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh Schleiden dan Schwann yang
menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup
mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai , akan
dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat
bereproduksi ,berkembang biak secara normal melalui biji atau spora.

2. Teori Mengenai Media Tanam.

Dalam media tanam/tumbuh, tanah memiliki peran yang penting dibidang


pertanian maupun perkebunan. Sifat fisik tanah dan terkandung dalam tanah
yang menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam:

A. Tanah.
Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita .Meskipun begitu,
Sebagian besar kegiatan pertanian dan pertemanan sampai saat ini masih
bergantung kepada tanah. Makhluk-makhluk hidup didalam tanah membantu
memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang
kemudian diserap oleh akar tumbuhan. Jarang sekali kegiatan pertanian
memakai media kapas,terkecuali para siswa yang akan melakukan penelitian
biologi.

Dalam media tanam/tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang


pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat
fisik tanah dan apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan
tanah sering dipakai sebagai media tanam.
Page 4 of 40

 Profil Tanah.

Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampuang vertikalnya


dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan [horizon] atau
biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang susah matang terdapat tiga
horizon penting yaitu horizon A,B, dan C.

Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan
paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini
Sebagian besar bahan organic terkumpul dan mengalami pembusukan. Horison
B disebutkan juga dengan zona penumpukan [illuvation zone]. Horizon ini
memiliki bahan organik yang lebih yang lebih sedikit tetapi lebih banyak
mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A. Horizin C adalah zona
yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk.

 Warna Tanah.

Warna tanah adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan
warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik.
Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna
tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organic rendah lebih banyak
dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi [Fe]. Didaerah
yang mempunyai system darinase [serapan air] buruk, warna tanahnya abu-
abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk F2 2+.

 Tekstur Tanah.

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang


secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen
mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

 Pasir, berukuran 50 mikron-2mm


 Debu, berukuran 2-50 mikron
 Liat, berukuran dibawah 2 mikron
Page 5 of 40

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi
[ketersediaan rongga udara] drainase yang baik, namun memiliki luas
permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air
sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika


pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya
berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir
memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah
berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena
pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera
hilang terbawa air atau menguap.

B. Pasir.

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan


fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan
sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan
perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan
proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk
dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan
mempermudah tegaknya stek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi
serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis
pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar [pori-pori makro] maka pasir
menjadi mudah basajh dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan
konsistensi [ketahanan terhadap proses pemisahan] pasir sangat kecil sehingga
mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan
pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan
pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara Tunggal.
Page 6 of 40

Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan


campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil,batu-batuan, atau bahan organic
yang disesuaikan dengan jenis tanaman.

Pasir Pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas
tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk : gunakan sebagai
media tanam, Kendati pasar tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam
yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana.
Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan
gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan [nekrosis].

C. Kapas.

Kandungan dominan kapas terdiri atas serat-serat tumbuhan [selulosa].


Sedangkan zat-zat hara lainnya sangat sedikit. Alasan utama pemakaian kapas
sebagai media tanam adalah karena kapas dapat menjaga kelembapan yang
lebih lama dan lebih baik daripada media tanah, sehingga kacang hijau yang
ditanam di media kapas dapat tumbuh lebih cepat daripada ditanah. Selain itu
tekstur kapas yang lembut sangat cocok untuk akar tanaman kacang hijau yang
masih muda dan lemah, sehingga akar muda tersebut dapat berkembang lebuh
baik untuk jangka waktu tertentu.

Kekurangannya adalah kapas tidak mengandung unsur-unsur hara yang dapat


mendukung kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh
karena itu, jika tanaman kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka
tanaman tersebut harus segera dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lain halnya jika media kapas tersebut
diberi unsur-unsur hara yang dapat menunjang kehidupan tanaman kacang
hijau tersebut makan tanaman kapas dapat tumbuh lebih lama tanpa harus
dilakukan pemindahan media tanam. ( Restyanti ,2021: 15-20).
Page 7 of 40

2.2 Kajian Empiris.

 Menurut Wuryaningsih (2008), media tanam adalah media yang


digunakan untuk menumbuhkan tanaman di mana akar atau akar masa
depan tumbuh dan berkembang , dan media tanam memungkinkan tajuk
tanaman berdiri kokoh, juga digunakan oleh tanaman sebagai situs
untuk perang akar sehingga bisa
 Menurut William (2018), media tanam adalah salah satu faktor utama
penentu pertumbuhan dan produktivitas tanaman budidaya. Media
tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman,
tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang, media
tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar
tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan
sebagai sarana untuk menghidupi tanaman.
 Menurut sitta (2015), media tanam yang baik harus mengandung
berbagai unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman .
Selain itu media tanam yang baik juga harus memiliki drainase dan
aerasi yang baik sehingga dapat mempertahankan kelembaban di sekitar
akar tanaman namun tidak menjadi sumber penyakit.
Page 8 of 40

2.3 Hipotesis.

Hipotesis yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:

Ho : Media tanam tidak berpengaruh dalam kecambah kacang ijo.

Hi : Media tanam berpengaruh dalam kecambah kacang ijo.


Page 9 of 40

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum.

Praktikum ini dilaksanakan di Jl. laute IV no.14 dan di Jl. Chairil Anwar no.9 selama 7
hari, yakni dari tanggal 11 Agustus sampai 17 Agustus 2023.

3.2 Variabel Praktikum.

Variabel dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

 Variabel Bebas : Jenis media tanam.


 Variabel Terkontrol : Tanah, air, kapas, Cahaya, suhu dan kelembaban.
 Variabel Terikat : Kecambah kacang hijau.

3.3Desain Praktikum.

Desain dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Bentuk desain praktikum yang dipilih adalah Post-test Only Control Design. Dalam
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok control
dibandingkan. Desain praktikum yang digunakan yaitu Posttest-Only Control Design
sesuai skema sebagai berikut:

R X1 Y1

R X2 Y2

R X3 Y3
Page 10 of 40

Keterangan:

R : kecambah kacang hijau

X1 : Perlakuan pemberian media tanam tanah di cahaya terang

X2 : Perlakuan pemberian media tanam tanah pasir di cahaya terang

X3 : Perlakuan pemberian media tanam kapas di cahaya terang

Y1 : Perlakuan pemberian media tanam tanah di cahaya gelap

Y2 : Perlakuan pemberian media tanam tanah pasir di cahaya gelap

Y3 : Perlakuan pemberian media tanam kapas di cahaya gelap

3.4 Alat dan Bahan Praktikum.

1. Bahan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

No. Bahan fungsi


1. Tanah berpasir. Sebagai media tanam untuk
menanam kacang hijau.
2. Tanah humus. Sebagai media tanam untuk
menanam kacang hijau.
3. Kapas. Sebagai media penunjang untuk
kacang hijau.
4. Air. Sebagai bahan untuk menyiram
tanaman setiap harinya.
5. Biji kacang hijau. Sebagai objek yang akan ditanam.

2. Alat.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


Page 11 of 40

No. Alat Fungsi


1. Polybag. Sebagai wadah untuk menanam
Kacang hijau.
2. Wadah Plastik. Sebagai wadah untuk menanam
Kacang hijau.
3. Penggaris. Sebagai alat untuk mengukur
perkembangan kacang hijau.

3.5 Prosedur Praktikum.

Prosedur dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1.) Menyiapkan 4 polybag kosong dan 2 wadah plastik masing-masing diberi nama
dengan label A,B,C. A untuk media tanam tanah berpasir, B untuk media tanam tanah
humus, C untuk media tanam kapas.

2.) Melubangi keenam wadah tersebut untuk keluarnya air.

3.) Memasukkan media tanam ke dalam masing-masing wadah yaitu tanah, pasir, dan
kapas.

4.) Kemudian masukkan 3 biji kacang hijau ke dalam masing-masing wadah.

5.) Memberi air secukupnya kepada masing-masing wadah tersebut cukup satu hari
sekali.

6.) Mengamati dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada
kacang hijau.

3.6 Teknik Analisis Data.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk
melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati setiap prosesnya serta
menuliskan hasil pengamatan yang telah diamati. Pengamatan tersebut kemudian
diproses menjadi bentuk laporan dan dipresentasikan.
Page 12 of 40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan.

Tabel Pengamatan Pengukuran Panjang Batang Di Tempat Terang

Wadah Biji Pengukuran Hari ke- Rata-


kacang 1 2 3 4 5 6 7 rata
hijau
A I 0 0,3cm 3cm 10cm 10cm 11cm 13cm 36,1
II 0 0,2cm 3cm 9cm 10cm 14cm 15cm 38,3
III 0 0,2cm 0,3cm 0,3cm 3cm 8cm 10cm 13,22
B I 0 0,1cm 0,1cm 0,3cm 7cm 10cm 12cm 19,21
II 0 0,3cm 0,3cm 1cm 7cm 10cm 14cm 20,6
III 0 0,2cm 0,2cm 0,2cm 8cm 11cm 16cm 21,8
C I 0 0 0 0 0 0 0 0
II 0 0 0 0 0 0 0 0
III 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran batang ditempat yang terang


yang memiliki ukuran batang paling tinggi terdapat pada wadah A dengan biji
nomor 2 dengan rata-rata tinggi batang 38,3cm.
Page 13 of 40

Tabel Pengamatan Pengukuran Panjang Batang Di Tempat Gelap

Wadah Biji Pengukuran Hari ke- Rata-


kacang 1 2 3 4 5 6 7 rata
hijau
A I 0 0 4cm 7cm 8cm 9cm 11cm 29,57
II 0 0 5cm 6cm 7cm 10cm 12cm 29,71
III 0 0 5cm 6cm 8cm 10cm 8cm [ 20,4
B I 0 0 4cm 6cm 9cm 9cm 10cm 29,42
II 0 0 5cm 4cm 8cm 8cm 7cm 26
III 0 0 3cm 6cm 8cm 7cm 10cm 25,42
C I 0 1cm 4cm 5cm 8cm 12cm 14cm 32
II 0 1cm 5cm 6cm 7cm 8cm 10cm 28,42
III 0 1cm 3cm 5cm 6cm 7cm 10cm 23,42

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran batang ditempat yang gelap yang
memiliki ukuran batang paling tinggi terdapat pada wadah C dengan biji nomor 1
dengan rata-rata tinggi batang 32cm.

Tabel pengukuran Panjang Akar Di Tempat Terang

Wadah Biji Pengukuran Hari ke- Rata-


kacang 1 2 3 4 5 6 7 rata
hijau
C I 0 0 0 0 0 0 0 0
II 0 0 0 0 0 0 0 0
III 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran Panjang akar ditempat yang


terang adalah dengan rata-rata 0.

Tabel pengukuran Panjang Akar Di Tempat Gelap


Page 14 of 40

Wadah Biji Pengukuran Hari ke- Rata-


kacang 1 2 3 4 5 6 7 rata
hijau
C I 0 1,4cm 2,8cm 5cm 10,3cm 17,8cm 36,4c 42,5
m
II 0 1,3cm 1,9cm 2,3cm 8,9cm 14,9cm 23,1c 32,6
m
III 0 1,5cm 2,7cm 3,4cm 9,9cm 16,4cm 29,1c 38,05
m

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran Panjang akar ditempat yang gelap
yang memiliki ukuran akar paling tinggi terdapat pada wadah C dengan biji nomor
1 dengan rata-rata Panjang akar 42,5cm.

Tabel Pengamatan Warna dan Jumlah Daun Di Tempat Terang

Wadah Biji Pengukuran Hari ke- Warna


kacang 1 2 3 4 5 6 7 Daun
hijau
A I 0 2 2 2 2 2 2 hijau
daun daun daun daun daun daun
II 0 2 2 2 2 2 2 hijau
daun daun daun daun daun daun
III 0 0 0 0 0 2 2 hijau
daun daun
B I 0 0 0 2 2 2 2 hijau
daun daun daun daun
II 0 0 0 0 2 2 2 hijau
daun daun daun
III 0 0 0 0 2 2 2 hijau
daun daun daun
C I 0 0 0 0 0 0 0 -
Page 15 of 40

II 0 0 0 0 0 0 0 -
III 0 0 0 0 0 0 0 -

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran jumlah daun dan warna daun di
tempat yang terang yang memiliki daun paling bagus terdapat pada wadah A karena
dari hari ke 2 telah tumbuh daun.

Tabel Pengamatan Warna dan Jumlah Daun Di Tempat Gelap

Wadah Biji Pengukuran Hari ke- Warna


kacang 1 2 3 4 5 6 7 Daun
hijau
A I 0 0 2 2 2 2 daun 2 daun kuning
daun daun daun
II 0 0 2 2 2 2 daun 2 daun kuning
daun daun daun
III 0 0 2 0 2 2 daun 2 daun kuning
daun daun
B I 0 0 0 2 2 2 daun 2 daun kuning
daun daun
II 0 0 0 2 2 2 daun 2 daun kuning
daun daun
III 0 0 0 2 2 0 0 kuning
daun daun [gugur [gugur]
]
C I 0 0 0 2 2 2 daun 2 daun kuning
daun daun
II 0 0 0 0 0 2 daun 2 daun kuning
III 0 0 0 0 0 2 daun 2 daun kuning

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran jumlah daun dan warna daun di
tempat yang gelap yang memiliki daun yang paling bagus terdapat pada wadah A
karena dari hari ke 3 telah tumbuh daun.
Page 16 of 40

4.2Pembahasan.

Kacang hijau (Vigna Radiata) adalah jenis tanaman biji-bijian yang berasal dari
Asia Selatan. Tanaman ini tumbuh dengan cepat dan kaya akan nutrisi seperti
protein nabati, serat, vitamin (seperti vitamin A dan C), serta mineral (seperti
zat besi dan kalium). Selain itu kacang hijau juga mengandung senyawa
fitokimia yang dapat memberikan manfaat Kesehatan, seperti antioksidan.

Pada kacang hijau, terdapat beberapa faktor penunjang dan pada laporan ini,
penulis akan membahas salah satunya yaitu media tanamnya. Secara umum,
media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar,
menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Melalui faktor tersebut kita dapat mengetahui skala pertumbuhan kacang hijau
tersebut hingga menjadi kecambah.

Tabel diatas menunjukkan hasil pengamatan yang penulis lakukan. Tabel


pertama hingga keempat menunjukkan hasil perkembangan tumbuhan yang
dilakukan di tempat gelap maupun tempat terang. Pertumbuhan yang lebih
cepat cenderung terjadi di tempat terang daripada di tempat gelap. Cahaya
diperlukan untuk fotosintesis, yang merupakan proses di mana tumbuhan
menghasilkan makanan dan energi menggunakan energi matahari.

Di tempat yang terang, tumbuhan kacang hijau akan lebih cenderung


melakukan fotomorfogenesis, yaitu pertumbuhan normal dengan daun yang
berkembang dan batang yang lebih pendek. Cahaya merupakan sumber energi
yang diperlukan untuk fotosintesis, yang memungkinkan tumbuhan
menghasilkan makanan. Oleh karena itu, di bawah cahaya yang cukup,
kecambah yang menggunakan media seperti tanah berpasir dan humus akan
tumbuh dengan pola yang lebih normal, tanah berpasir mungkin memfasilitasi
pertumbuhan yang lebih cepat. Ini disebabkan oleh sifat tanah berpasir yang
memungkinkan akar untuk lebih mudah menembus tanah dan mencapai
kedalaman yang lebih dalam pencarian air dan nutrisi. Kacang hijau yang
ditanam dalam media tanam berpasir cenderung tumbuh lebih baik di tempat
terang daripada di tempat gelap karena tanah berpasir memiliki drainase yang
lebih baik dan lebih longgar, yang memungkinkan akar untuk mendapatkan
lebih banyak oksigen dan menghindari kelebihan air. Kondisi ini mendukung
pertumbuhan akar yang lebih baik dan penyerapan nutrisi yang lebih efisien,
Page 17 of 40

yang pada akhirnya memungkinkan tanaman untuk berkembang dengan baik di


bawah cahaya yang cukup.

Sedangkan kacang hijau yang ditanam dalam media tanah humus berada
diposisi kedua dikarenakan cenderung tumbuh lebih lambat dibandingkan
dengan tanah berpasir karena tanah humus cenderung lebih padat dan
memiliki kemampuan penyimpanan air yang lebih tinggi. Ini dapat
mengakibatkan akar terlalu lembab, menyebabkan kurangnya aerasi dan
akhirnya memperlambat pertumbuhan akar dan tanaman secara keseluruhan.
Selain itu, tanah humus cenderung memiliki nutrisi yang lebih tinggi, tetapi jika
tidak diatur dengan baik, tanaman dapat mengalami kelebihan nutrisi yang
menghambat pertumbuhan.

Dalam kedua kasus, kondisi media tanam mempengaruhi ketersediaan air,


aerasi, dan nutrisi untuk tanaman, yang pada akhirnya mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan kapas berada di posisi
terakhir, yang mana ia tidak dapat berkembang sama sekali. Hal itu
dikarenakan umumnya kapas hanya berfungsi sebagai penyangga atau substrat
untuk menopang kecambah, tetapi tidak mengandung nutrisi esensial yang
diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik. Berbeda dengan ketika di
tempat gelap, walaupun pertumbuhannya paling pesat dibandingkan dengan
tanah berpasir dan tanah humus Ketika di tempat gelap, daun yang dihasilkan
oleh media tanam kapas, tanah berpasir, dan humus cenderung berwarna
kuning atau pucat karena daun kecambah kacang hijau yang berwarna
kekuningan disebabkan oleh kurangnya produksi klorofil, pigmen hijau yang
penting untuk proses fotosintesis. Hormon auksin memiliki peran penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi biasanya tidak secara
langsung mempengaruhi produksi klorofil.

Kekuningan pada daun biasanya terkait dengan gangguan dalam proses


biosintesis klorofil, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kekurangan nutrisi, cahaya yang tidak mencukupi, atau masalah genetik. Jika
kecambah kacang hijau tidak mendapatkan cahaya yang cukup, produksi
klorofil dapat terganggu karena fotosintesis terhambat.

Hormon auksin umumnya berperan dalam pengaturan pertumbuhan tanaman,


termasuk elongasi sel dan pembentukan akar. Meskipun pengaruh hormon
auksin terhadap klorofil mungkin tidak langsung menyebabkan daun
kekuningan, hormon ini tetap berkontribusi pada keseimbangan pertumbuhan
Page 18 of 40

dan perkembangan tanaman secara keseluruhan. Jadi, jika daun kecambah


kacang hijau berwarna kekuningan, kemungkinan besar itu disebabkan oleh
faktor-faktor seperti cahaya yang tidak mencukupi atau kekurangan nutrisi
yang mengganggu produksi klorofil, dan bukan disebabkan langsung
oleh hormon auksin.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan mengenai proses pertumbuhan dan


perkembangan kacang hijau menggunakan media tanam tanah berpasir, tanah humus,
dan kapas di tempat terang dan gelap, dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Media Tanam dan Pertumbuhan:

a. Kacang hijau tumbuh lebih baik di media tanah berpasir di tempat


terang, karena tanah berpasir memiliki drainase yang baik dan
mendukung pertumbuhan akar yang sehat.
b. Media tanah humus cenderung memperlambat pertumbuhan kacang
hijau karena sifat padatnya yang dapat menghambat aerasi dan
menyebabkan kelebihan kelembaban.
c. Kacang hijau yang menggunakan media tanam kapas cenderung
tumbuh lebih baik di tempat gelap karena kapas tidak menyediakan
nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan di tempat terang.

2. Pertumbuhan di Tempat Gelap:

a. Kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap cenderung mengalami


etiolasi, di mana pertumbuhan batang lebih cepat dengan sedikit atau
tanpa daun. Ini adalah respons untuk mencari cahaya yang lebih terang.

3. Pertumbuhan di Tempat Terang:

a. Cahaya adalah sumber energi yang penting untuk fotosintesis dan


pertumbuhan tanaman.
Page 19 of 40

b. Tanaman yang ditanam di tempat terang cenderung melakukan


fotosintesis dan pertumbuhan normal, dengan perkembangan daun dan
batang yang seimbang.

4. Pengaruh Hormon Auksin:

a. Hormon auksin dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


tanaman, termasuk pembentukan klorofil.
b. Kekuningan pada daun kacang hijau dapat terjadi karena pengaruh
hormon auksin yang menghambat pembentukan klorofil.

Penting untuk diingat bahwa hasil pengamatan ini mungkin dapat bervariasi
tergantung pada kondisi lingkungan yang berbeda dan faktor-faktor lainnya. Selain itu,
ketepatan analisis dapat ditingkatkan dengan melakukan lebih banyak
pengamatan dan eksperimen.

B. Saran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan penulis menyimpulkan :

Untuk menanam kacang hijau sebaiknya memilih media tanah yang dapat
memberikan suplai air yang cukup tinggi dan sinar yang tercukupi untuk
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau..
Page 20 of 40

DAFTAR PUSTAKA

Atman. 2007. Budidaya, kacang hijau dan kacang panjang. Penerbit Absolut.
Yogyakarta. Hal : 93,94,100.

Purwono, 2012. Karakteristik Tanaman Kacang Hijau. Jurnal bahan kajian


teori tanaman kacang hijau. Vol. 3, hal. 4. Diakses pada tanggal 15
agustus 2023, dari http://eprints.unram.ac.id/4083/1/JURNAL
%20HARMAENI--23Jul15.pdf

Purwono dan Hartono, 2008. Botani Tanaman Kacang Hijau. Dikutip pada
jurnal Botani Vol 3, hal. 3. Diakses pada tanggal 15 agustus 2023, dari
https://journal.trunojoyo.ac.id/agrovigor/article/view/8414

Rukmana, 2004. Botani Tanaman Kacang Hijau. Dikutip pada jurnal Botani
Tanaman. Vol 2, No 2. Diakses pada tanggal 18 agustus 2023, dari
https://ejournal.poltekkessmg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/
1908

Tjitrosoepomo. 2007. Klasifikasi tanaman kacang hijau. Jurnal bahan kajian


teori pertumbuhan tanaman kacang hijau. Vol 3, hal 3-4. Diakses pada
tanggal 19 agustus 2023, dari
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/semirata2015/article/viewFile/
13693/12280

Saysyai.wordpress. (2015). Pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan


dan perkecambahan kacang hijau. Diakses pada 23 agustus 2023,
https://saysyai.wordpress.com/2015/01/24/pengaruh-jenis-media-tanam-
terhadap-pertumbuhan-dan-perkecambahan-kacang-hijau/
Page 21 of 40

LAMPIRAN

HARI KE-1

TEMPAT TERANG
Page 22 of 40

TEMPAT GELAP
Page 23 of 40

HARI KE-2

TEMPAT TERANG
Page 24 of 40

TEMPAT GELAP
Page 25 of 40

HARI KE-3

TEMPAT TERANG
Page 26 of 40

TEMPAT GELAP
Page 27 of 40
Page 28 of 40

HARI KE-4

TEMPAT TERANG
Page 29 of 40

TEMPAT GELAP
Page 30 of 40
Page 31 of 40

HARI KE-5

TEMPAT TERANG
Page 32 of 40

TEMPAT GELAP
Page 33 of 40
Page 34 of 40
Page 35 of 40

HARI KE-6

TEMPAT TERANG
Page 36 of 40

TEMPAT GELAP
Page 37 of 40
Page 38 of 40

HARI KE-7

TEMPAT TERANG
Page 39 of 40

TEMPAT GELAP
Page 40 of 40

Anda mungkin juga menyukai