Anda di halaman 1dari 8

BAB II

DASAR TEORI

Teori Mengenai Media Tanam


Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian
maupun perkebunan. Sifat fisik tanah dan terkandung dalam tanah yang menyebabkan tanah
sering dipakai sebagai media tanam:

Tanah
Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu, sebagian besar
kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada tanah. Mahluk-
mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan
menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar tumbuhan. Jarang sekali kegiatan
pertanian memakai media kapas, terkecuali para siswa yang akan melakukan penelitian
biologi.

Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian
maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan apa saja
yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media
tanam:

Profil tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung vertikalnya dapat dilihat gradasi
warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah
hutan yang dusah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C.

Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah
dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan
organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
Horison B disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon ini
memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang
tercuci daripada horizon A.
Horizon C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan
induk.
Warna tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan
tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna semakin
tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan
organik rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi
(Fe). Didaerah yang mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu
karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+

Tekstur tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu
berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu :

Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm


Debu, berukuran 2-50 mikron
Liat, berukuran dibawah 2 mikron
Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan
rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang
relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat
kering.

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan
lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah
bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena
unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan
juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan
segera hilang terbawa air atau menguap.

Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah.
Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.
Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang
cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam
pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering
digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah
basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan demikian,
media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut
yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.

Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan
anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis
tanaman. Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi
merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati
pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam
dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar
dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian
jaringan (nekrosis).

Kapas
Kandungan dominan kapas terdiri atas serat – serat tumbuhan (selulosa). Sedangkan zat – zat
hara lainnnya sangat sedikit. Alasan utama pemakaian kapas sebagai media tanam adalah
karena kapas dapat menjaga kelembapan yang lebih lama dan lebih baik daripada media
tanah, sehingga kacang hijau yang ditanam di media kapas dapat tumbuh lebih cepat daripada
di tanah. Selain itu terkstur kapas yang lembut sangat cocok untuk akar tanaman kacang hijau
yang masih muda dan lemah sehingga akar muda tersebut dapat berkembang lebih baik untuk
jangka waktu tertentu.

Kekurangannya adalah kapas tidak mengandung unsur – unsur hara yang dapat mendukung
kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, jika tanaman
kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka tanaman tersebut harus segera
dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lain
halnya jika media kapas tersebut diberi unsur – unsur hara yang dapat menunjang kehidupan
tanaman kacang hijau tersebut maka tanaman kapas dapat tumbuh lebih lama tanpa harus
dilakukan pemindahan media tanam.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


             Dalam laporan ini kami melaporkan suatu eksperimen yang berjenis “METODE 
PENELITIAN”

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat            : Di Sekolah
Waktu             : Dari tanggal 4-10 September 2018

3.3 Variabel
Variabel Bebas            : intensitas cahaya
Variabel Kontrol      : biji, media, wadah,
Variabel Terikat          : hasil dari pertumbuhan kacang hijau

3.4 Alat dan Bahan


1.     Cangkir plastik 3 buah                                                        
2.     Kacang hijau 6 biji                       
3.     Kapas kering
4.     Tanah Hitam
5.     Pasir
6. Pulpen
7. Kertas
8. Penggaris

3.5   Cara Kerja


1.      Siapkan 3 Buah cangkir plastik.
2.      Isi tiap cangkir dengan media tanam yang berbeda
3.      Meletakkan 2 biji kacang hijau pada masing-masing cangkir plastik yang telah diisi
4.      Mengamati setiap hasil perubahan yang terjadi selama 7 hari! mencatat hasil pengamatan

3.6 Cara Pengambilan Data


Cara pengambilan data dalam metode penelitian yang kami lakukan dengan cara
mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari dan mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada pertumbuhan kacang hijau atau peningkatan pertumbuhan kacang hijau di setiap
harinya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil pengamatan

No Jenis Media Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Jumlah
Tanam ke ke ke ke ke ke ke daun
1. Kapas 0 cm 1 cm 2 cm 4,8 cm 6,8 cm 9 cm 10 cm 2 helai
2. Tanah 0 cm 1,5 cm 2,5 cm 7 cm 11 cm 13 cm 17 cm 2 helai
3. Pasir 0 cm 0,8 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm 1,5 cm 2 cm 2 helai

 Pembahasan dan Analisis Data

Tanaman Kacang hijau pada media tanam tanah Mengalami pertumbuhan yang cepat,
jumlah daunnya bertambah lebih cepat,berwarna hijau lebar dan tebal dan batang
kecambahnya kokoh. Sedangkan tanaman pada media tanam kapas mengalami
pertumbuhan tidak jauh beda dengan media tanam tanah.Berbeda pada media tanam
pasir memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mengahasilkan invidu baru dari
tanaman kacang hijau yang maksimal.
BAB V

PENUTUP

 Kesimpulan

            Dari hasil analisa yang diperoleh dari data yang terdapat pada tabel pengamatan serta
grafik pertumbuhan kecambah tersebut, dapat kita lihat bahwa pertumbuhan kecambah pada
media tanam tanah dan media kapas memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan kecambah yang terdapat pada media pasir.

Dengan hasil pengamatan tersebut, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa media tanam
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dalam hal ini yaitu pertumbuhan tanaman
kacang hijau. Pertumbuhan kecambah yang lebih cepat adalah pada media tanam tanah yang
memiliki yang memiliki unsur organik di dalam kandungannya.

 Saran
1. Jika melakukan pengamatan hendaknya melakukan dengan teliti.
2. Dalam pengamatan harus tepat dalam memberikan hasil nanti sesuai dengan yang
diamati.
3. Dan dalam penelitian pun harus disertai dengan hasil pengamatan seperti dokumen foto
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Huda Syaiful.Diakses tanggal 10 September 2018


https://saysyai.wordpress.com/2015/01/24/pengaruh-jenis-media-tanam-terhadap-
pertumbuhan-dan-perkecambahan-kacang-hijau/.

Anda mungkin juga menyukai