Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PENAMPILAN

TANAMAN BUDIDAYA
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

Oleh :
Muhammad Iqbal Zamanul Khaq
522018020
Kelompok 15

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019
I. LANDASAN TEORI
Keterbatasan media tanam yang berupa tanah dapat diantisipasi dengan memanfaatkan
bahan organik dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Alternatif pemecahan masalah
yaitu dengan mencari bahan-bahan selain tanah dan tanpa membutuhkan lahan yang luas untuk
bercocok tanam. Berbagai bahan media tanam yang digunakan harus tetap mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga produktivitasnya dapat menjadi lebih baik.
media tanam berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, juga sebagai penyedia hara bagi
tanaman. Campuran beberapa bahan untuk media tanam harus menghasilkan struktur yang sesuai
karena setiap jenis media mempunyai pengaruh yang berbeda bagi tanaman (Agoes, 1994).
Media tanam dapat diperbaiki dengan pemberian bahan organik seperti kompos, pupuk kandang
atau bahan organik lain (Suteja dan Kartasapoetra, 1992).
Tanah yang berstruktur remah sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, karena di dalamnya mengandung bahan organik yang merupakan sumber ketersediaan
hara bagi tanaman (Dwidjoseputro, 1998). Kadar humus dapat ditingkatkan dengan
menambahkan bahan organik yang berasal dari pupuk kandang untuk mendorong populasi
mikrobia di dalam tanah menjadi jauh lebih banyak dibandingkan jika yang diberikan pupuk
kimia buatan (Lingga, 1998). Sementara itu pupuk kandang mengandung hara yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pupuk kimia buatan, akan tetapi memiliki kelebihan dapat mempertinggi
humus, memperbaiki struktur tanah dan mendorong populasi mikroba di dalam tanah. Selain
media tanam yang baik, pemupukan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kesediaan hara
bagi tanaman.
Berbagai komposisi media tanam masing-masing memiliki kandungan yang berbeda-
beda. Jenis-jenis media tanam antara lain pasir, tanah, pupuk kandang, sekam padi, serbuk
gergaji, dan sabut kelapa. Bahan – bahan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
sehingga perlu dipahami agar media tanam tersebut sesuai dengan jenis tanaman. Untuk
mengatasi kelemahan tanah sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan pasir dan
pupuk kandang atau pasir dan sekam padi dengan perbandingan 1:1 (Nurhalisyah, 2007). Media
tanam yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai tempat berpijak tanaman,
memiliki kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mampu
mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang
baik, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar tanaman dan tidak mudah lapuk atau
rapuh (Prayugo, 2007).
II. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai jenis media tanam yang bisa digunakan untuk membudidayakan
tanaman.
2. Mengetahui pengaruh jenis media tanam terhadap penampilan tanaman budidaya
(pertumbuhan vegetatif dan generatif).

III. METODE PELAKSANAAN


3.1. Waktu dan Tempat pelaksanaan
Waktu : Persiapan percobaan dilakukan pada hari Sabtu tgl 26 januari 2019 dan tgl 02 februari
2019. Pemeliharaan dan Pengamatan dilakukan hingga 16 Maret 2019.
Tempat : Kebun percobaan FPB UKSW SALARAN

3.2. Alat dan Bahan :


Alat :
1. Botol plastik bekas
2. Gunting
3. Solder.

Bahan :
1. Bibit/ benih tanaman 6. Tanah kebun
2. Arang sekam 7. Campuran media tanam
3. Sekam 8. Sumbu kain flanel
4. Pecahan batu bata 9. Pupuk Hydroponik
5. Pasir

3.3 Cara Kerja


1. Disiiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan sumbu kain flanel dan media tanam dalam wadah botol bekas yang sudah
disiapkan.
3. Ditanam benih ke dalam media tanam.
4. Dimasukkan larutan hara ABMix dalam botol tandon air.
5. Dipasang botol tandon menempel di pagar.
6. Dipasang botol wadah media tanam dan tanamannya.
7. Diamati pertumbuhan dan perkembangan tanamannya.
8. Dipelihara tanaman dengan cara menambah tandon larutan hara jika mulai menipis
persediaannya.
9. Lindungi tanaman dari serangan hama, lakukan secara manual. Jika ada organ yang
terserang penyakit segera dipotong. Jika seluruh tanaman terserang penyakit segera
diganti.

IV. HASIL PENGAMATAN


Dokumentasi
Media tanam Minggu pertama Minggu terakhir
Pasir

Batu bata

Arang sekam
Tanah

Tinggi tanam
Media 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
tanam
Tanah 7 cm 6 cm 7,5 cm 7,8 cm 8,3 cm 9 cm 9,5 cm 9,9 cm
Sekam 8 cm 7 cm - - - - - -
Arang 7 cm 6 cm 6,5 cm 7 cm 7,8 cm 8,3 cm 8,7 cm 9,2 cm
sekam
Pasir 7 cm 7,9 cm 8,1 cm 8,3 cm 8,5 cm 8,8 cm 9,1 cm 9,5 cm
Batu bata 8 cm 7,7 cm 8,1 cm 8,3 cm 8,7 cm 9 cm 9,5 cm 9,8 cm

Jumlah daun
Media 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
tanam
Tanah 6 4 6 7 10 10 11 11
Sekam 3 1 - - - - - -
Arang 4 5 6 7 8 9 8 8
sekam
Pasir 5 5 6 6 11 11 10 10
Batu bata 6 8 8 7 7 7 7 7

V. PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengamatan kita dapat mengetahui ada beberapa tanaman yang hidup
dan ada juga yang mati di beberapa media tanam. Di beberapa media tanam ada tanaman yang
mati itu bisa terjadi dikarenakan media tanam yang digunakan tidak dapat mencukupi nutrisi
yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga tanaman tidak dapat tumbuh, berkembang, dan
bereproduksi, hingga akhirnya mati. Jadi, untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ia
tidak dapat mensuplai asupan nutrisi di sekitarnya secara langsung, maka tanaman harus
menyerap nutrisi dalam tanah dengan menyerap air melalui salah satu organnya yaitu akar dan
menyerap nutrisi dari udara dengan menyerap karbondioksida melalui daun, pada hakikatnya
tanaman sangat membutuhkan nutrisi tersebut, akibatnya jika terjadi kekurangan maka bisa
mengalami malnutrisi atau bahkan kematian. Perbedaan penampilan pada setiap media tanam
dapat terjadi dikarenakan setiap media tanam memiliki karakteristik yang berbeda, berikut adalah
karakteristik beberapa media tanam :
1. Tanah
Tanah memiliki kelebihan jika dijadikan sebagai media tanam yaitu dapat
menyediakan unsur hara, dapat mengatur ketersediaan air, filter dari kontaminan,
tempat hidup biota yang menghasilkan unsur yang berguna bagi tanaman contohnya
seperti cacing. Sedangkan kelemahannya yaitu penggunaan pupuk kurang efisien
dibanding dengan media lain, tempat hidup biota yang bisa merugikan tanaman.
2. Sekam padi
Arang sekam atau sekam bakar memiliki karakteristik yang ringan (Berat Jenis 0,2
kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kemampuan menahan air tinggi, berwarna
hitam sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan baik. pH arang sekam cukup
tinggi, yaitu antara 8,5 sampai 9.0 sehingga sangat baik digunakan untuk menigkatkan
pH pada tanah asam. Sekam bakar atau arang sekam sekam juga memiliki sifat
porositas yang baik dan kemampuan menyerap air rendah.
3. Batu bata
Batu bata merupakan media tanam yang miskin unsur hara atau hanya memiliki sedikit
kandungan unsur hara. Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak
mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media
tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik.

4. Pasir
Pasir memiliki karakteristk yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan
bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan
dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Media tanam yang tepat untuk ditanami cabe (Capsicum annum L.) yaitu tanah. Karena pada
media tanah memiliki unsur hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman cabe
(Capsicum annum L.) sehingga tanaman dapat tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Sebelum
melakukan penanaman pastikan sudah mengetahui media apa yang cocok untuk ditanami.

VI. KESIMPULAN
1. Media tanam yang dapat digunakan petani ada beberapa jenis. Jenis-jenis media tanam
antara lain pasir, tanah, pupuk kandang, sekam padi, serbuk gergaji, dan sabut kelapa.
Bahan – bahan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu
dipahami agar media tanam tersebut sesuai dengan jenis tanaman.
2. Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Salah satu syarat media tanam yang baik adalah porositas yaitu kemampuan media dalam
menyerap air dan steril.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Agoes, D. 1994. Berbagai Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Dwidjoseputro. (1998). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan. Halaman 38,77.
Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya: Jakarta.
Nurhalisyah. 2007. Pembungaan tanaman krisan (Chrysanthenum sp.) pada berbagai komposisi
media tanam. Jurnal Agrisistem 3: 101-102.
Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutejo, M.M. dan A. G. Kartasapoetra. 1992. Pupuk dan cara Pemupukan. Bina Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai