Anda di halaman 1dari 68

.

Memilih Media Tanam yang Sesuai Untuk


Tanaman
 Admin Distan |  12 November 2015 |  Dibaca 25601 kali
Mutu media tanam juga menentukan cepat lambatnya tanaman pot berbunga dan
berbuah. Media tanam untuk Tabulampot memiliki banyak jenis dan variasi. Media
yang biasa digunakan meliputi tanah, pupuk kandang, pasir, serbuk gergajian, dan
sekam. Sebagian orang menggunakan masingmasing media tersebut secara murni.
Artinya, tidak dicampur satu sama lain.
Media Tanam yang Sesuai Hal tersebut justru keliru karena akan menyebabkan hal-
hal sebagai berikut.
A. Hanya menggunakan sekam
Jika Anda membeli tanaman buah yang medianya hanya menggunakan sekam dan
campur humus bambu, tanaman itu tidak akan tumbuh sehat dan lama berbuah
karena miskin hara. Media tanam ini hanya cocok dipakai untuk mengirim bibit
tanaman dengan jarak jauh karena sifatnya ringan, mampu menyimpan air, dan
cukup porous. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mau berbuah, media
tanam ini perlu ditambah dengan tanah kebun dan pupuk NPK.
B. Hanya menggunakan tanah
Apabila media tanamnya hanya menggunakan tanah liat (sawah), tanaman tidak
akan tumbuh dengan baik dan sehat karena medianya cepat padat, walau
sebenarnya kandungan haranya cukup lengkap. Media tanam yang padat akan sulit
menyerap air sehingga air mudah tergenang di permukaan pot dan aerasi udaranya
jelek. Untuk memperbaiki kualitas media tanam tersebut, perlu tambahan pupuk
kandang dan pasir.
C. Hanya menggunakan pasir
Apabila media tanamnya banyak mengandung pasir, tanaman perlu dirawat secara
intensif, terlebih untuk pengairan dan pemupukannya, karena sifat medianya tidak
bisa menahan air. Keistimewaan media ini adalah aerasi udaranya sangat bagus.
Agar media ini cocok untuk tanaman buah, perlu tambahan media tanam berupa
pupuk kandang dan tanah kebun.
D. Hanya menggunakan pupuk kandang
Apabila media tanamnya terlalu banyak mengandung pupuk kandang atau kompos,
tanaman tidak akan kokoh pertumbuhannya karena akar tanaman tidak
mendapatkan tempat berpijak yang kuat. Keistimewaan media tanam ini adalah
aerasi udaranya cukup bagus, kandungan hara cukup lengkap, terutama unsur
mikronya. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, media ini perlu tambahan media
tanam berupa tanah kebun dan pasir.
Media tanam yang bagus untuk bertanam Tabulampot adalah menggunakan
campuran antara tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos. Penggunaan pasir
dapat diganti dengan serbuk kayu gergajian atau sekam, agar bobot media
tanamnya lebih ringan. Media tanam yang diisikan ke dalam pot terdiri atas
campuran tanah, pasir/ sekam/serbuk gergajian, dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1 : 1. Jika tanah kebun terlalu liat atau terlalu banyak mengandung
pasir, perbandingan tanah kebun, pasir/sekam/serbuk gergaji, dan pupuk kandang
menjadi 2 : 1 : 2.
Khusus untuk tanaman anggur dalam pot, dapat digunakan campuran tanah kebun,
pasir kali, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 2. Sebelum digunakan,
media itu sebaiknya diayak dulu agar diperoleh media tanam yang tampak seragam,
halus, menarik, dan bersih penampilannya.
Bahan tambahan yang perlu dicampurkan dalam media tanam sebagai pupuk dasar
adalah satu sendok pupuk NPK (15 : 15 : 15) dan 25 g dolomit untuk per 10 kg
media tanam. Bahan tambahan tersebut dicampur rata. Keasaman media tanam
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan jenis tanaman atau dibuat netral  dengan pH
tanah 6,5—7.
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/memilih-media-tanam-yang-sesuai-
untuk-tanaman-82
Mengenali Tanah sebagai Media Tanam Kompas.com - 02/10/2009, 08:45 WIB BAGIKAN:
Komentar Editor KOMPAS.com — Tidak semua tanah atau media tanam itu subur. Hanya tanah
dengan kandungan unsur tertentu yang boleh dikatakan subur. Apakah itu? Sebagai media
tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara,
air, dan udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua
faktor tersebut harus seimbang agar pertumbuhan tanaman baik dan berkelanjutan. Unsur hara
tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi
N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn,
B, Mo, Cu, Zn, dan Cl. Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung
air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur
tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air
tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musim apapun. Selain
itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan air berpengaruh terhadap
tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah basah adalah 5-7 dan kisaran untuk
daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk
daerah basah (ph 5-7) pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu.
Begitu juga halnya dengan ph yang lainnya. Hal yang juga penting adalah kandungan udara.
Keberadaan udara pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah.
Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari
baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu. Lainnya, terkait dengan faktor luar
seperti keberadaan struktur bangunan, keberadaan jenis gulma yang parah, keberadaan tanah
yang rawan longsor, serta faktor-faktor lainnya.  (iDEAonline/Mona Sintia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenali Tanah sebagai Media Tanam",
Klik untuk
baca: https://properti.kompas.com/read/2009/10/02/08454968/mengenali.tanah.sebagai.media.ta
nam.

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Kamis, 28 Nov 2019

Mamfaatkan Sekam Padi Sebagai Media Tanam

Sekam Padi adalah kulit padi setelah diambil bulir bulir berasnya. Sekam
adalah hasil sampingan dari penggilingan padi selain bekatul. Di negara
kita banyak sekali sekam padi sampai dibuang buang karena dianggap
limbah, terutama disentra sentra pertanian. Seandainya dijualpun harganya
murah. Biasanya, sekam diambil oleh industri batu bata untuk dijadikan
bahan bakar.

Sekarang sekam padi banyak dicari oleh para petani untuk dijadikan media
tanam, Sekam padi memiliki kelebihan sebagai media tanam, antara lain
karena bentuknya yang seperti perahu dan memiliki lambung, sehingga
mampu menahan nutrisi lebih lama. Disamping itu Sekam padi memiliki
manfaat, Diantaranya yaitu:

1. Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan porositas


Campurkan sekam padi bersama media tanam (terutama untuk
pot/polybag). Maka tanah akan memiliki sifat gembur dan poros.
Tanamanmu menyukai tanah seperti ini. Saya pernah membuka salah satu
polibag tanaman cabe saya. Dan wuuuss....akarnya sangat banyak dan
merambat keberbagai arah. Ini karena tanah memiliki banyak rongga untuk
perkembangan perakaran. Hal yang sama juga saya lihat pada tanaman
sirih dan pandan, ketika hendak saya pindahkan ke pot yang lebih besar.
Akar mereka banyak, berwarna putih halus.

2. Sebagai penangkal kucing.

Salah satu hewan yang sering mengganggu di kebun saya adalah kucing.
Mereka bermain disitu, dan buang air disitu. Saya selalu menemukan
tumpukan ee` mereka di sela sela tanaman yang tentu saja harus saya
buang karena itu bukan pupuk kandang. Akhirnya saya menemukan cara
yang simpel untuk membuat kucing kucing itu pergi. Saya taburkan sekam
padi agak tebal diatas kebun. Saya tutupi dengan merata sehingga tampak
seperti mulsa. Ternyata kucing tidak mau main disitu. Bentuk sekam yang
tajam tidak mereka sukai. Jangankan buang air, untuk menginjak
kebunpun mereka tidak mau.

3. Sebagai penangkal bekicot dan slug

Bekicot adalah musuh tanaman muda. Demikian juga slug. Slug adalah
masih jenis bekicot juga, tapi ia tidak memiliki rumah. Orang orang sering
mengiranya lintah, padahal bukan. Baik bekicot maupun slug, menyerang
dimalam hari dengan memakan tanaman tanaman muda. 

Untuk mengatasi serangan mereka berdua, taburkan sekam disekeliling


tanaman. Dijamin mereka tidak berani menjarah tanamanmu. Perut mereka
yang lunak tidak akan sanggup melewati sekam padi yang tajam. Tapi
jangan lupa, bekicot dan slug juga bisa memanjat. mereka bisa menyerang
dari arah atas bila ada jalannya. 

4. Sebagai mulsa, dan memperindah kebun

Mulsa, adalah lapisan pelindung tanah yang diletakkan disekeliling


tanaman. Pemberian mulsa bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah,
menghambat gulma dan disukai oleh makhluq makhluq renik yang ada
didalam tanah. Mulsa bisa berasal dari kertas koran, kompos, jerami, atau
bahkan plastik. Penggunaan sekam padi sebagai mulsa, akan memberikan
satu manfaat tambahan bagi anda. Yaitu, kebunmu, atau tanaman
tanaman potmu, akan kelihatan lebih bersih, lebih rapi, dan lebih indah
dipandang. 

5. Dibakar, untuk campuran media tanam lainnya

Penggunaan sekam padi, bisa juga dibakar lebih dahulu sampai gosong
setengahnya (50%) atau gosong penuh (100%), kemudian digunakan
sebagai campuran media tanam. Campurlah dengan tanah, dan kompos.
keuntungan pakai media tanaman sekam bakar adalah steril, poros,
banyak unsur hara, dan ringan sehingga pot tanaman mudah
mobilisasinya,

Beberapa fungsi sekam bakar yaitu: 

 Untuk pengikat unsur unsur hara dalam tanah, sehingga selalu


tersedia untuk tanaman.
 Untuk memperbaiki tingkat ke asaman tanah.
 Kandungan silikanya dapat memperkuat daun. Dalam ujicoba,
tanaman yang diberi sekam bakar, lebih tegak daun daunnya.
 Kandunga phospatnya dapat memperkuat tanaman dan mendorong
perkembangan sel sel tanaman.
 Tempat hidup yang bagus bagi jasad renik (mikroba bermanfaat)

Adapun Cara Membuat Sekam Bakar yaitu dengan meletakkan seng diatas


api, kemudian letakkan sekam diatas seng. Diaduk aduk sebentar, sampai
mulai kelihatan kehitaman. kemudian angkat sengnya (jauhkan dari api)
sambil tetap diaduk aduk. Lama kelamaan sekam itu akan menghitam
merata. 

Kita juga bisa membuat alat pembakaran portable dari kaleng biskuit.
Kaleng biskuit di beri pegangan. Kemudian sekam diletakkan didalamnya
dan dipanggang sebentar, sampai cukup menghitam. Sekam bakar siap
untuk dijadikan media tanam.
Oleh : Ramlah, SP, Penyuluh THL

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84198/Mamfaatkan-Sekam-Padi-Sebagai-Media-Tanam/
7 Manfaat Sekam Padi, Jadi Pupuk hingga
Pembangkit Listrik

Laudia Tysara

25 Mar 2020, 11:10 WIB


98

Perbesar

Ilustrasi Padi (Foto: yazidnasuha/pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Manfaat sekam padi ternyata ada banyak sekali. Tentu saja ini menjadi kabar
baik untuk para petani. Karena memang limbah sekam padi jika tidak dimanfaatkan justru akan
berdampak pada lingkungan. Berbeda halnya jika sekam padi ini dimanfaatkan, bahkan bisa
sampai meraup keuntungan. 

BACA JUGA
 8 Hama dan Penyakit Tanaman Padi Serta Cara Menanganinya
 8 Cara Menanam Padi yang Baik dan Menguntungkan, Mudah dan Praktis
 Gagas Energi Alternatif, Dosen ITS Kembangkan Biogas dari Limbah Organik

Pada tahun 2020 ini stok beras di Indonesia masih di angka yang cukup aman, mencapai 2.3 juta
ton. Hal ini tentu saja berdampak pada jumlah limbah sekam yang berlimpah. Maka perlu sekali
bagi para petani terutama, untuk mengetahui manfaat sekam padi dan berupaya untuk
memanfaatkannya.

Sebelum itu perlu diketahui bahwa sekam padi ini merupakan lapisan paling luar dari padi atau
sering disebut kulit padi. Menurut sebuah penelitian, sekitar 20% berat padi ini adalah sekam.

Jika dibandingkan dengan jumlah rata-rata produksi beras di Asia sebagai salah satu penghasil
beras terbesar di dunia, dalam satu tahun ada sekitar 770 juta ton limbah sekam padi.

Maka dari itu akan rugi sekali bagi para petani jika produktivitas produksi beras tidak dibarengi
dengan produksivitas produksi sekam padi. Berikut manfaat sekam padi yang sudah
Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/3/2020).

2 dari 4 halaman

Manfaat Sekam Padi untuk pupuk organik, mengusir bekicot, mengusir kucing

Perbesar

Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016,
pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

1. Pupuk Organik

Manfaat sekam padi ternyata bisa dijadikan pupuk organik. Pengolahannya biasanya dilakukan
dengan cara dibakar. Hal ini disebabkan sekam padi dapat menggemburkan tanah dan jenis unsur
kimia yang ada di dalamnya sangat baik untuk kesuburan tanah.
Metode pemberian pupuk ini bisa diterapkan pada penyemaian biji. Campurkan media tanam
dengan pupuk dari sekam padi yang sudah dibakar dan menjadi pupuk organik. Akan lebih baik
jika media tanam ini dicampur sedikit dengan pupuk kompos.

2. Mengusir Bekicot

Manfaat sekam padi ternyata bisa digunakan untuk mengusir bekicot. Bekicot ini akan banyak
sekali muncul ketika musim penghujan. Perlu diketahui juga bahwa Bekicot ini hama tanaman
yang aktif saat malam hari. Mereka menyerang tanaman yang masih muda terutama daunnya.

Penggunaannya bisa dengan hanya menyebar sekam padi di tepi tanah tanaman. Penyebarannya
harus rata di seluruh permukaan tanah ya. Karena Bekicot ini paling tidak bisa lewat di media
yang tajam seperti tekstur yang dimiliki sekam padi.

3. Mengusir Kucing

Manfaat sekam padi ternyata bisa digunakan untuk mengusir kucing. Bukan mengusir kucing
yang ada di dalam rumah, tetapi mengusir kucing yang hobi kencing dan pups di tanah tanaman.

Mengusir kucing ini perlu sekali dilakukan karena air kencing dan pups kucing bukanlah pupuk
organik. Maka jika kotoran kucing ini tetap dibiarkan, dampak kepada tanaman juga akan buruk.

Daripada harus membuang kotoran kucing setiap hari, akan lebih efektif jika mengusir dengan
memanfaatkan sekam padi. Karena kucing tidak suka dengan tekstur yang bukan tanah untuk
buang kotoran, maka kalian bisa mengusirnya dengan menaburkan sekam padi di seluruh
permukaan tanah dengan rata.

3 dari 4 halaman
Manfaat Sekam Padi untuk Industri: Membuat Silika Gel dan Membuat Sumpit

Perbesar

Kandungan dari butiran silika tidak hanya sebagai pengawet makanan tetapi ada beberapa manfaat lainnya yang perlu
diketahui

4. Membuat Silika Gel

Manfaat sekam padi ternyata bisa dijadikan sebagai Silika Gel karena menurut penelitian, sekam
padi mengandung 87-97% berat kering dari silika. Hal ini berarti sekam padi berpotensi
menghasilkan silika dalam jumlah yang besar.

Kelebihan dari penggunaan silika gel ini, mereka tetap kering ketika disentuh. Mereka bisa
dimanfaatkan untuk membantu menjaga kelembapan sepatu, tas, obat-obatan, makanan,
elektronik, dan lain sebagainya.

Proses pembuatannya biasanya dengan mereaksikan abu sekam padi menggunakan larutan NaOH
1N pada suhu 80°C selama 1 jam, kemudian diberi tambahan larutan asam dengan Ph 7. Jika
sudah menjadi gel kemudian didiamkan selama 18 jam. Dikeringkan pada suhu 80°C dengan
oven sampai beratnya konstan.
5. Membuat Sumpit

Manfaat sekam padi ini ternyata bisa dirasakan kembali di meja makan tetapi tidak untuk
dimakan. Kini sekam padi juga dimanfaatkan untuk membuat sumpit. Hal ini dilakukan
oleh Algan Technology di Barcelona Spanyol yang berspesialisasi mengolah kembali limbah,
untuk menjawab permasalahan lingkungan akibat limbah sumpit di China.

Dikutip dari laman chinadaily, Rabu (25/3/2020) bahwa ada 45 miliar pasang sumpit yang
digunakan dan dibuang setiap tahun. Jumlah ini setara dengan hampir 4 juta pohon dewasa.
Sampai pemerintah China memberlakukan “pajak sumpit” untuk mengekang produksi dan
penggunaannya.

Di sini kemudian ide memanfaatkan sekam padi untuk dijadikan sumpit dengan materi baru
seperti resin. Resin ini adalah produk yang aman, sehingga pada sumpit hasil manfaat dari sekam
padi selain dibuat dari 90% sekam padi, juga dibuat dengan 10% resin.

Sumpit ini disebut SOLIT RICEIT. Sumpit ini aman digunakan berulang-ulang dan tanpa
memotong satupun pohon dalam pembuatannya. Dan sumpit ini adalah produk hasil manfaat
sekam padi yang ramah lingkungan bahkan dapat didaur ulang lagi. Didaur ulang menjadi produk
seperti kotak, papan, palet, dan lain sebagainya.

4 dari 4 halaman
Manfaat Sekam Padi untuk Bahan Bakar

Perbesar

Ilustrasi Listrik Diterangi (Foto: 453169/pixabay.com)

6. Bahan Bakar Alternatif

Manfaat sekam padi ternyata bisa dijadikan bahan bakar alternatif. Dalam hal ini produk
turunannya briket arang sekam. Proses pembuatannya cukup mudah. Dengan menghaluskan
sekam padi, kemudian setelah dihaluskan bisa dicampur dengan tepung tapioka dan air
secukupnya.

Setelah bahan-bahan tersebut dicampurkan, pastikan komposisinya pas. Bisa dibentuk. Tidak
terlalu encer dan tidak terlalu keras. Kemudian briket bisa dicetak berbentuk persegi atau bulat,
tinggal sesuaikan saja dengan alat cetaknya.

Agar bisa menghasilkan daya bakar yang baik, usahakan sekam padi bisa maksimal saat proses
penghalusan. Proses terakhir tinggal jemur briket cetakan di bawah sinar matahari sampai benar-
benar kering.
7. Pembangkit Listrik

Manfaat sekam padi ternyata bisa dijadikan pembangkit listrik. India merupakan salah satu
negara yang sudah berhasil memanfaatkan sekam padi dengan maksimal. Pemerintah india
berhasil menjadikan sekam padi ini menjadi listrik atau mereka sebut dengan Cahaya Daur Ulang
India. Hal ini dilakukan atas kegelisahan pada limbah padi India yang terlalu banyak.

Dikutip dari laman researchgate yang ditulis oleh Alaric Francis Santiaguel, Rabu (25/3/2020)
bahwa salah satu pendiri dan CEO dari Husk Power Systems (HPS) adalah Pandey. Menurutnya
dalam pemberdayaan desa ini perusahaanlah yang mendesain, menginstal, dan mengoperasikan
pembangkit listrik mini menggunakan Biomass Gasification Technology.

Proses yang dilakukan untuk memanfaatkan sekam padi menjadi listrik ini dilakukan dengan cara
dibakar. Tetapi pembakaran ini tetap dikendalikan oksigen agar menghasilkan gas yang cukup
bertenaga.

Pembangkit listrik mini dari memanfaatkan sekam padi ini memang dikendalikan sendiri oleh
penduduk setempat. Tetapi sebelum diserahkan kepada penduduk setempat secara penuh, mereka
dilatih dulu oleh Husk Power Systems (HPS). Pembangkit listrik mini ini mampu menghasilkan
25Kw hingga 100Kw listrik untuk menyalakan 2 buah lampu dan 1 pengisian daya untuk ponsel
setiap harinya.

Pajak listrik dari memanfaatkan sekam padi ini hanya diminta membayar biaya bulanan tetap
mulai dari US$2 hingga US$3, setara dengan Rp 32 ribu hingga Rp 49 ribu. Pada tahun 2014
HPS merencanakan perluasan produksi ke lebih dari 6.500 daerah pedesaan. Dengan ini HPS
juga memperkirakan bahwa lebih dari 10 juta orang akan merasakan manfaat dari daur ulang
sekam padi ini.
JANUARI 23, 2020 BY ETS_ADMINISTRATOR IN BERITA

Manfaat Arang untuk Tanaman


Sumber : Google Image

Jurnal – Charcoal is a black residue containing impure carbon with no water content. Consists of 85%
-98% carbon and the rest are ash or other chemical objects. ¹ Research results in Japan prove that charcoal
containing carbon can be processed into various household products.
There are 6 ways to use charcoal.

Arang adalah residu hitam yang mengandung karbon tidak murni tanpa kandungan air. Terdiri dari 85%-
98% karbon dan sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya. Hasil penelitian di Jepang membuktikan
bahwa arang yang mengandung karbon dapat diolah menjadi berbagai produk rumah tangga.
Ada 6 cara menggunakan arang.

1.
1. Digunakan sebagai pupuk, kandungan karbon pada arang merupakan nutrisi penting pada
sejumlah tanaman dan juga dapat meningkatan kadar pH tanah.
2. Menghidarkan bau dari lemari es, sim-pan beberapa potong arang dalam kantong plastik
yang sudah dilubangi kemudian letakan di lemari es, tak hanya pada lemari es cara ini juga efektif untuk
menghindarkan bau pada sepatu, kamar mandi dan lainnya.
3. Campuran kompos, pengomposan dari limbah sayuran atau daun-daun gugur
dicampurkan dengan sedikit arang untuk meningkatkan kandungan karbon pada kompos.
4. Pengawet bunga potong, letakan sebongkah arang dibagian bawah vas bunga untuk
membuat bunga potong segar lebih lama.
5. Menjaga kelembapan tanah untuk mencegah tumbuhan gulma dengan memanfaatkan
arang sebagai musla.
6. Media tanam untuk tanaman anggrek guna meningkatkan alkalinitas.²

Manfaat arang sebagian besar di-peruntukuan untuk media tanam dan kesuburan tanaman. Hal tersebut
dikare-nakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak sehingga sangat cocok digunakan
didaerah yang memiliki kelembapan yang tinggi.
Media tanaman arang memiliki daya tariknya tersendiri karena sifatnya yang mampu menjadi penyangga,
dengan demikian apabila terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara maka arang mampu segera
menetralisir dan mengadaptasikannya kembali.³
Selain itu arang memiliki sifat yang tidak mudah lapuk sehingga aman dari gangguan jamur dan hewan
yang dapat merugikan tanaman. Namun pemanfaatan arang sebagai media tanam memiliki kelemahan
yaitu kandungan hara yang sedikit sehingga perlunya suplai unsur hara melalui proses pemupukan.
Referensi:
Novianti, C. 2019. 9 Manfaat Arang Untuk Tanaman Yang Belum Banyak Diketahui. www.99.co
Setyorini, T. 2019. 6 Cara Memanfaatkan Sisa Arang Yang Tak Terpakai. www.merdeka.com
Dwi, A. 2016. Budidaya Tanaman Dengan Menggunakan Media Tanam Dari Arang. kabartani.com
DAP/ETS/2020
https://www.itsmartenviro.co.id/id/2020/01/manfaat-arang-untuk-tanaman/

Manfaat Arang Bagi Tanaman


Arang kayu bersifat penyangga, artinya, jika ada kesalahan dalam pemberian unsur
hara dalam pupuk, arang akan cepat menetralisirnya sehingga tidak membahayakan
tanaman. Arang juga dapat menetralisir kadar air tanah, bahkan arang juga dapat
digunakan menjernihkan air. Caranya adalah dengan memasukkan arang dalam
kantung lalu merendamnya dalam sumber penyimpanan air di rumah Jakadara.

Arang juga dapat menjadi media tanam anggrek karena tidak bersifat mengikat air.
Yang mengejutkan, arang juga mampu menyerap gas atau zat beracun lho, jadi ga
heran kalau bunga anggrek yang ditanam menggunakan media arang jadi subur dan
sehat.
https://ptpnradio.com/open/2020/09/28/manfaat-arang-untuk-tanaman-dan-
manusia/

Serbuk gergaji dan serbuk kayu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media tanam
yang baik. Media tanam dari serbuk kayu dapat mengoptimalkan penyerapan air dan
unsur hara pada tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan air dan juga unsur hara
oleh tanaman, maka kondisi kesuburan dari tanaman tersebut akan menjadi lebih baik.

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pemanfaatan-serbuk-gergaji-kayu-sebagai-media-
tanam-jamur-tiram-di-sd-negeri-3-kaliakah/

Serbuk gergaji
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Serbuk gergaji yang dibuat dari gergaji tangan

Serbuk gergaji atau serbuk kayu merupakan limbah industri penggergajian kayu.


Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam
penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang
kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya
perlu dipikirkan.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk
yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya
mudah disosialisasikan kepada masyarakat.

Daftar isi

 1Pemanfaatan
o 1.1Dalam industri makanan
o 1.2Pertanian
o 1.3Hewan
 2Referensi

Pemanfaatan[sunting | sunting sumber]
Pemanfaatan utama dari serbuk gergaji adalah sebagai bahan camputan
pembuatan papan partikel di mana serbuk gergaji disatukan
dengan lem membentuk papan. Serbuk gergaji juga bisa diolah menjadi pulp yang
lalu diolah kertas. Dalam pertanian, serbuk gergaji dapat menjadi mulsa. Serbuk
gergaji juga bisa menjadi penyerap cairan sehingga cairan yang tumpah dapat lebih
mudah dibersihkan.[1]
Serbuk gergaji dapat diolah dengan dibentuk menjadi bahan bakar briket yang
kemudian diarangkan. Pemanfaatan ini pertama kali dilakukan secara komersial
oleh Henry Ford dari serbuk gergaji dan kayu bekas yang dihasilkan pabrik
mobilnya.[2]
Dalam industri makanan[sunting | sunting sumber]
Selulosa dapat diekstrak dari serbuk gergaji. Dalam industri makanan, selulosa
merupakan bahan pengisi pada berbagai jenis makanan sehingga volume makanan
terlihat lebih besar.[3] Makanan yang diisi selulosa dari serbuk gergaji diantaranya
adalah sosis[4] dan roti.[5] Selulosa dari serbuk gergaji juga telah dimanfaatkan untuk
menjadi casing sosis.[4] Di kamp konsentrasi Auschwitz zaman Nazi, penghuni
diberikan roti yang terbuat dari kastanya dan ditaburi serbuk gergaji.[6]
Pertanian[sunting | sunting sumber]
Pemanfaatan limbah Serbuk kayu dalam Dalam pertanian yakni; sebagai mulsa,
pembudidayaan berbagai macam komoditas jamur untuk konsumsi memanfaatkan
serbuk kayu sebagai media tanam utama yang mana lebih cepat didapat daripada
kayu lapuk, serbuk kayu merupakan salah satu media
tanam dalam budidaya tanaman dengan teknik bertani hidroponik.
Limbah industri kayu seperti serbuk gergaji dan kepingan kayu juga dapat diolah
menjadi pupuk organik.[7][8]
Hewan[sunting | sunting sumber]

Serbuk Kayu untuk sarang pada kandang Hamster betina jenis hamster "syrian" dengan 2 anaknya.

Artikel utama: Hamster

Serbuk kayu sebagai alas pada kandang hamster (ataupun hewan pengerat lainnya


seperti marmot) bermanfaat sebagai sarang dan media mengerat, namun tidak
semua serbuk kayu aman dan cocok untuk alas hamster ataupun hewan pengerat
lainnya, Mengerat dan memakan serbuk kayu yang terbuat dari pohon cedar, pinus,
ataupun yang lain yang dimungkinkan mengandung fenol yang bisa merusak sistem
respirasi, hati dan kulit hamster.
Daya serap serbuk kayu yang baik ini juga bermanfaat menyerap air seni agar
meminimalisir bau pada kandang hamster dan menjaga kandang tetap kering.
Sebaiknya serbuk kayu diganti berkala.[butuh rujukan].
https://id.wikipedia.org/wiki/Serbuk_gergaji
Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam
POSTED ON 13/02/2016  BY ADMIN

13
Feb
Pemanfaatan Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam. Kayu yang sudah rapuh karena
dimakan usia dan rayap banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang
selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak
negatif terhadap lingkungan. Tapi, bagi mereka yang kreatif kayu yang sudah tua dan
dimakan rayap bisa dihancurkan dan diambil serbuknya.

Media tanam ini  dipilih karena dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara
pada tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan air dan juga unsur hara oleh
tanaman, maka kondisi kesuburan dari tanaman tersebut akan menjadi lebih
baik.tanamanpun akan kudah berkembang dan tumbuh subur.

Pemanfaatan serbuk kayu seperti sangat berdampak positif untuk lingkungan, apalagi
pemanfaatan sebagai media tanam sangat membantu dalam kelangsungan
pertumbuhan tanaman karena memiliki unsur hara seperti tanah, namunya biasanya
tanaman yang ditanam dengan media tanam ini ukurannya tidak terlalu besar.
Table of Contents
 Kelebihan dan Kekurangan Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam
o Kelebihan
o Kekurangan
 Video Pembuatan
Kelebihan dan Kekurangan Serbuk Kayu Sebagai
Media Tanam
Kelebihan
Serbuk kayu sebagai media tanam biasanya digunakan jika menanam menggunakan
pot atau polybag. Serbuk ini juga dipilih karena teksturnya yang ringan, sehingga akar
akan lebih cepat tumbuh dan berkembang.

Kelebihan lainnya adalah memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi
namun masih bisa diatur kepadatanya. Sehingga anda bisa mendapatkan tingkat
porositas yang anda inginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan.

Baca juga Cara Membuat Briket Serbuk Kayu Dengan Mudah.


Kekurangan
Namun, disamping kelebihannya, ada juga beberapa kekurangannya, yaitu sangat
mudah diserang jamur. Jika dibiarkan terlalu lama dalam keadaan lembab maka
tanaman yang ditanam dengan media ini akan mati. Jadi pastikan tanaman itu
mendapatkan intensitas cahaya yang cukup.

Jika anda berniat menjadikan serbuk kayu sebagai media tanam, ada baiknya
mencampurnya dengan tanah atau memberinya pupuk dahulu untuk memberikan
tambahan unsur hara. Untuk manfaat lainnya yaitu digunakan sebagai mulsa yaitu
sebagai pelembab tanah.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar
Agronomi Acara II: Media Tanam
May 10, 2017 | by miftachurohman

ACARA II
MEDIA TANAM
TUJUAN

Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan kualitas


bibit.

TINJAUAN PUSTAKA

Suatu tanah tersususun dari unsur-unsur zat padat, zat cair dan gas. Untuk
pertumbuhan tanaman yang memuaskan, unsur-unsur ini harus ada dalam
perbandingan yang tepat. Bagian zat padat tersusun atas bahan anorganik dan bahan
organik. Bagian anorganik terdiri atas sisa bebatuan setelah mengalami pelapukan
karena iklim, yang dapat berupa proses kimiawi dan fisika. Komponen anorganik
bermacam-macam ukurannya, dari batuan kerikil sampai partikel koloid yang sangat
kecil dari tanah liat. Bagian organik tanah terdiri dari organisme hidup dan
organisme mati. Serangga, cacing, jamur, bakteri dan akar-akar tanaman merupakan
zat organik yang hidup, sedangkan sisa dari hewan dan tumbuhan dalam bermacam-
macam tingkat pembusukan merupakan zat organik yang mati. Sisa dari
pembusukan (humus) sebagian besar koloid, dan membantu dalam menyimpan air
dan gizi tanaman. Bagian cair dari tanah berisi air, berfungsi untuk melarutkan
mineral-mineral dalam berbagai kuantitas, seperti O2 dan CO2. unsure-unsur
mineral air dan barangkali CO2 masuk ke tanaman lewat larutan tanah (Hartman
dan Kester, 1976).

Gaya berkecambah merupakan tolak ukur viabilitas potensial yang merupakan


stimulasi dari kemampuan benih untuk tumbuh dan berproduksi normal dalam
kondisi optimum. Perbedaan hasil pengujian viabilitas benih yang dipengaruhi oleh
media tanamn terkait dengan kemampuan media dalam mensuplai kebutuhan benih
untuk pertumbuhanay. Pengujian viabilitas benih harus mengikuti standar
internasional, baik metdode maupun evaluasi pengujian supaya hasil yang diperoleh
dapat diakui dan diterapkan secara internasional(Linggar dkk., 2006)

Perkecambahan tanaman akan berlangsung apabila faktor luarseperti air, udara,


suhu dan kelembababn terpenuhi. Keberadaan udara dan air dalam tanah  tidak
terlepas dari sistem aerasi. Yang dimaksud dengan aerasi adalah ,emberi kotak udara
terhadap permukaan badan air. Aerasi bertujuan untuk proses oksigenasi(Hidayat,
2008).
Pemberian pupuk kandang yang berupa pupuk kotoran ayam diharapkan akan dapat
membantu menetralkan pH tanah, menetralkan racun akibat adanya logam berat
dalam tanah, memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur, membantu
penyerapan hara dari pupuk kimia yang ditambahkan, membantu mempertahankan
suhu tanah sehingga fluktuasi tidak tinggi, mendorong kehidupan jasad renik, dan
sebagai sumber unsur mikro yang dibutuhkan tanaman, sehingga keseimbangan
unsur hara di dalam tanah menjadi lebih baik. Semakin baiknya kondisi fisik tanah
dan semakin meningkat kandungan unsur hara di dalam tanah menyebabakan laju
pertumbuhan fotosintesis meningkat dan tersedia fotosintat yang cukup untuk
meningkatkan jumlah polong isi per tanaman (Nurjen et al., 2007).

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah juga harus memperbaiki sifat
fisika tanah. Bahan organik berperan dalam menciptakan struktur tanah yang ideal
bagi pertumbuhan tanaman, meningktakan kemampuan tanah menahan air,
meninkatkan infiltrasi, dan stabilitas agregat tanah. Pupuk kandang merupakan
slaah satu jenih bahan organik. Bentuk pupuk kandang yang diberikan ada dua jenis,
yaitu pupuk kandang segar dan pupuk kandang yang sudah mengalami proses
dekomposisi(Tisdale et al., 1985).

METODOLOGI

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi acara II yang berjudul Media Tanam dilaksanakan


pada hari Kamis,  25 April 2013 di Laboratorium Manajemen dan Produksi
Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain biji
kacang tanah (Acahis hipogaea), tanah, pupuk kandang, pasir. Alat-alat yang
digunakan antara lain polibag, cetok, oven,  penggaris dan alat tulis.

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah dilakuakan persiapan media
tanam. Tanah bagian atas diambil sampel ketebalan 25 cm dari eprmukaan tanah.
Setelah itu disiapkan pupuk kandang. Media tanam yang disiapkan ada 3 macam
yaitu tanah, campuran antara tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1
serta campuran antara tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbadingan 1 : 1 : 1.
Setelah itu campuran yang ada dimasukkan dalam polibag. Kemudian media tanam
tersebut dibasahi dengan air sampai kapasitas lapang, lalu dimasukkan 10 biji
kacang tanah ke dalam pot dan dipelihara. Proses perkecambahan tersebut diamati
selama 7 hari, pada awal minggu kedua dilakukan penjarangan dan disisakan tiga
tanaman. Jumlah daun dan tinggi tanaman diamati setiap tiga hari dan selama 28
hari. Kemudian tanaman dipanen dan dilakuakn penimbangan berat segar tajuk dan
akar untuk masing masing perlakuan. Kemudian tanaman dioven pada suhu 65-
70cC selama 48 jam. Setelah beratnya konstan, ditimbang berat kering tajuk dan
akarnya. Kemudian dihitung gaya berkecambah dan indeks vigor debgab rumus:

GB =jumlsh biji berkecambahtotal biji yang dikecambahkan x 100%

IV = Σ jumlsh biji berkecambah hari ke-nhari ke-n


Setelah itu dibuat grafik gaya berkecambah, indeks vigor, tinggi tanaman, dan
jumlah daun pada berbagai hari pengamatan serta histogram berat segar dan berat
kering tajuk dan akar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL PENGAMATAN
Gaya Berkecambah dan Indeks Vigor
Gaya Berkecambah

JUMLAH BIJI BERKECAMBAH


Perlakuan
Kel. 1 2 3 4 5 6

1 0 0 7 7 9 9

2 0 9 10 10 10 10

3 0 1 3 4 4 5

Perlakua A (TANAH) 4 6 7 7 7 7 7

5 5 5 6 6 7 7

6 0 2 4 5 8 8

Rerata 1,84 4 6,12 6,5 7,5 7,67

Perlakuan B (TANAH + PUPUK) 1 0 0 0 8 9 10

2 1 9 10 10 10 10

3 0 0 3 5 7 8

4 4 8 8 8 8 8
5 7 8 8 8 8 8

6 0 3 5 6 9 9

Rerata 2 4,67 5,67 7,5 8,5 8,83

1 0 6 8 9 9 10

2 0 1 6 6 8 8

3 0 0 4 6 7 9

Perlakuan C ( TANAH + PUPUK + PASIR ) 4 0 2 3 3 4 5

5 5 6 6 7 8 8

6 0 0 1 2 9 9

Rerata 0,84 2,5 4,67 5,5 7,5 8,17

Indeks Vigor

INDEKS VIGOR
Perlakuan

Kel. 1 2 3 4 5

Perlakua A (TANAH) 1 0,00 0,00 2,30 1,75 1,80

2 0,00 4,50 0,33 0,00 0,00

3 0,00 0.5 1,00 1,00 0,80

4 6,00 3,50 2,33 1,75 1,40

5 0,50 0,00 0,10 0,10 0,10

6 0,00 1,00 0,67 0,25 0,60


Rerata 1,08 1,80 1,12 0,81 0,78

1 0,00 0,00 0,00 2,00 1,80

2 1,00 4,00 0,33 0,00 0,00

3 0,00 0,00 1,00 1,25 1,40

Perlakuan B (TANAH + PUPUK) 4 4,00 4,00 2,67 2,00 1,60

5 0,70 0,10 0,00 0,00 0,00

6 0,00 1,50 0,67 0,25 0,60

Rerata 0,95 1,60 0,78 0,92 0,90

1 0,00 3,00 2,27 2,25 1,80

2 0,00 0,50 1,67 0,00 0,40

3 0,00 0,00 1,33 1,50 1,40

Perlakuan C ( TANAH + PUPUK + PASIR ) 4 0,00 1,00 1,00 0,75 0,80

5 0,50 0,10 0,00 0,10 0,10

6 0,00 0,00 0,33 0,25 1,40

Rerata 0,08 0,77 1,10 0,81 0,98

Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun


Tinggi Tanaman

Perlakuan TINGGI TANAMAN


Kelompok
  1 2 3 4 5

Perlakuan A ( TANAH ) 1 3,92 9,42 12,48 16 17,9

2 18,75 24,35 29,6 31,25 32,75


3 15,5 17,5 20 21,5 22,3

4 17,67 21,77 26,9 27,3 30,17

5 9,8 12,83 14,03 15,2 16,4

6 6,67 11 13 13,5 15,5

Rerata 12,05 16,14 19,35 20,79 22,5

1 5,9 6,62 7,78 8,72 9,58

2 19,05 24,75 28,75 29,85 33,2

3 8 12 14 14 14,4

Perlakuan B ( TANAH + PUPUK ) 4 10,8 12,9 14,47 15,5 16,57

5 9,16 17,1 18,9 21,367 21,67

6 4,34 8,5 9,34 10 13,5

Rerata 9,54 13,65 15,59 16,57 18,15

Perlakuan C ( TANAH + PUPUK + PASIR ) 1 2,025 3,2 4,45 6,3 7,6

2 10,15 16,45 18,55 19,55 20,9

3 11,5 15 17,5 19 19,2

4 10,75 12,87 15,67 16,84 17,5

5 12,26 12,3 14,5 16,23 17,67


6 7,67 14 16 16,5 18,5

Rerata 9,05 12,3 14,45 15,73 16,89

Jumlah Daun

JUMLAH DAUN
Perlakuan Kelompok
1 2 3 4 5

1 3 4 4 7 7

2 0 1 1 3 3

3 1 1 1 1 1

Perlakua A ( TANAH ) 4 0 0 2 2 2

5 1 1 2 2 2

6 1,00 1,00 1,67 2,00 2,67

Rerata 1,00 1,33 1,94 2,83 2,94

Perlakua B  ( TANAH + PUPUK ) 1 2 2 3 3 4

2 0 1 2 2 4

3 1 1 1 1 1

4 0,00 0,00 1,33 2,00 2,00

5 1,00 1,00 2,00 2,00 3,00


6 1,00 1,00 1,33 2,00 2,00

Rerata 0,83 1,00 1,78 2,00 2,67

1 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00

2 0,00 1,00 2,00 2,00 3,00

3 1,00 1,00 1,00 2,00 3,00

Perlakuan C ( TANAH + PUPUK + PASIR ) 4 0,00 0,00 1,67 1,67 1,67

5 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00

6 1,00 1,00 1,67 2,00 2,33

Rerata 0,83 1,00 1,89 2,11 2,67

Berat Kering dan Berat Basah Akar

TAJUK (gr)
Perlakuan Kelompok Berat Kering Akhir (gr) Berat Basah (gr)
before after

Perlakua A ( TANAH ) 1 0,7 3,7 3,4 0,6

2 0,69 1,27 1,143 0,64

3 0,38 1,3 1,2 0,3

4 0,35 1,07 0,97 0,27

5 0,18 2 1,89 0,16


6 0,38 1,067 0,97 0,3

Rerata 0,45 1,73 1,59 0,37

1 0,35 1,56 1,44 0,3

2 0,53 1,116 0,973 0,49

3 0,22 0,677 0,627 0,19

Perlakuan B ( TANAH + PUPUK ) 4 0,113 0,91 0,67 0,1

5 0,24 3,98 3,68 0,2

6 0,22 0,71 0,66 0,19

Rerata 0,27 1,5 1,34 0,24

1 0,23 1,71 1,62 0,2

2 0,65 1,1733 0,95 0,57

3 0,3 1,27 1,21 0,27

Perlakuan C  ( TANAH + PUPUK + PASIR ) 4 0,155 1,377 1,32 0,12

5 0,43 2,17 2,06 0,36

6 0,3 1,37 1,37 0,27

Rerata 0,37 1,58 1,48 0,29

 
PEMBAHASAN

Media tanam adalah media / bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnyatanaman, baik berupa tanah maupun non tanah. Media tanam
merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah
memiliki kelembaban dan kecepatan angin yang berbeda.

Agar pertumbuhan bibit dapat baik, media tanam diharapkan


mempunyai sifat-sifat sebagai:

1. Media hendaknya gembur agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan akar dapat
leluas menembus.
2. Kelembaban media harus cukup dan ini dapat diatasi dengan penyiraman, karena air
sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
3. Media hendaknya bersifat sarang sehingga oksigen dapat masuk untuk memenuhi
kebutuhan tanaman.
4. Media hendaknya bebas dari gulma, nematoda dan berbagai penyakit.
5. Sebaiknya kadar salinitas rendah.
6. Media hendaknya mengandung hara yang diperlukan bagi tanaman.

Fungsi media tanam, meliputi :

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman


2. Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik
3. Penyedia unsur hara bagi tanaman
4. Penyedia air bagi tanaman

Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas
lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu
sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat
membuat tanaman menjadi keracunan. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur
tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan
cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air
dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan,
pertumbuhan akar, dan kecambah biji.

Pasir sering digunakan sebagai campuran media tanam. Sifatnya yang cepat kering
akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup
umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat
akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam
pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi
serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis
pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori
berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat
kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses
pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media
tanam secara tunggal.

Pada kegiatan budidaya pertanian, media tanam merupakan komponen utama yang
perlu diperhatikan, terutama keberadaan unsur hara yang terdapat pada media
tanam tersebut. Keseimbangan unsur hara sangat berpengaruh pada hasil produksi
yang diperoleh. Salah satu penyebab adanya ketidak seimbangan unsur hara tanah
adalah adanya penggunaan secara intensif tanpa melakukan penambahan unsur
hara. Ketidakseimbangan unsur hara dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan
biologi tanah.

Selain kondisi suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya, setiap jenis tanaman
membutuhkan hara atau senyawa kimia yang berbeda. Hara dan senyawa kimia yang
berbeda dihasilkan dari jenis media yang berbeda pula. Sehingga untuk
mendapatkan hasil produksi yang optimal, selain harus dapat menentukan jenis
tanaman yang akan ditanam, juga dapat menentukan media tanam yang sesuai
dengan kharakter tanaman tersebut.

Salah satu strategi untuk mendapatkan media tanam yang cocok dengan tanaman
yang kita tanam yaitu dengan memasukkan bahan organik pada media tanam.
Meskipun memiliki unsur hara yang relatif lebih rendah dibandingkan pupuk
anorganik, pupuk organik memiliki unsur hara lengkap dan kaya akan mikro
organisme pengurai yang berfungsi menguraikan unsur hara menjadi senyawa-
senyawa organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.

Bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian
dari tanaman antara lain ; daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan
bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan
anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki sifat hidroskopis dan berrongga,
sehingga sirkulasi udara baik sehingga oksigen dapat masuk dalam tanah serta
memiliki daya serap air yang tinggi.

Sifat bahan organik lebih mudah diuraikan melalui proses pelapukan atau
dekomposisi oleh mikro organisme pengurai. Melalui proses tersebut, akan
dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan senyawa organik yang lain yang
dibutuhkan bagi tanam. Senyawa organik yang dihasilkan merupakan sumber unsur
hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan.

Pembuatan media tanam yang baik pada prinsipnya bisa menggunakan formulasi
berbagai bahan media tanam yang memiliki sifat-sfat sebagai berikut :
1. Mampu menopang tanaman secara kokoh, sehingga tanaman mampu berdiri tegak
dan tidak mudah roboh. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka kita harus
memilih media tanam yang tidak mudah lapuk dan bisa tahan lama.
2. Media tanam harus memiliki sifat porous, sehingga mampu mengalirkan kelebihan
air yang tidak dibutuhkan, sehingga tanaman terhindar dari rendaman air dan
kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman
menjadi busuk dan serangan jamur. Sehingga kita harus dapat membuat media
tanam yang tidak padat dan memiliki rongga atau pori pori, sehingga drainase dan
aerasi pada media berjalan baik.
3. Media harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik itu unsur hara
makro maupun mikro, sehingga kebutuhan tanaman akan nutrisi dapat terpenuhi.
Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka perlu menambahkan pupuk organik atau
pupuk kimia pada media tanam.
4. Tanaman membutuhkan media yang bersih sehat dan tidak terkontaminasi jamur,
virus atau tercemar bahan kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Sehingga untuk mendapatkan media tanam yang sehat bisa dilakukan dengan cara :
a) Mengukus media tanam atau memasukan media tanam pada oven dengan suhu 70
o C selama 6 jam.  b) Menjemur media tanam pada terik matahari selama kurang
lebih dua hari. c) Cara lain yang sering digunakan yaitu dengan mengaplikasikan
pestisida dan fungisida pada media tanam.

Prinsip pembuatan media tanam, terdapat komponen bahan penyimpan atau


pengikat air, bahan penyedia hara, dan unsur tanah. Bahan pengikat air bisa
menggunakan sekam bakar atau serbuk sabut kelapa (kokopit), bahan penyedia hara
bisa menambahkan pupuk organik, kompos, atau bahan organik lain serta tanah
sebagai media memperkokoh perakaran, dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

Agar diperoleh media yang bebas dari hama dan penyakit terutama jamur, bisa
dilakukan dengan menambahkan ke media tanam fungisida dan pestisida. Pupuk
organik yang digunakan diolah terlebih dahulu dengan melakukan decomposisi
menggunakan efektif micro organisme atau decompozer yang lain

Histogram 1.1. Gaya Berkecambah

Gaya berkecambah merupakan tolak ukur viabilitas potensial yang merupakan


stimulasi dari kemampuan benih untuk tumbuh dan berproduksi normal dalam
kondisi optimum. Pada histogram diatas dapat kita lihat bahwa pada setiap
perlakuan meunjukkan gaya berkecambah yang berbeda-beda. Pada perlakuan A
menunjukkan presentasi gaya berkecambah sebesar 85%. Gaya berkecambah
tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu perlakuan antara campuran media tanam
tanah dan pupuk. Pada perlakuan B menunjukkan persentase gaya berkecambah
sebanyak 92%. Sementara pada perlakuan C presentasi gaya berkecambah sebesar
82%. Hal ini menunjukkan bahwa media tanam terbaik bagi perkecambahan kacang
hijau (Vigna radiata) adalah campuran media tananam berupa tanah dan pupuk
dengan perbandingan 1:1.

Histogram 1.1. Gaya Berkecambah

Berat basah merupakan berat tanaman yang ditimbang setelah melakkan


pemanennan. Pada histogram di atas di ketahui bahwa berat basah tajuk dan akar
pada masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Berat
basah pada tajuk menunjukkan berat basah yang lebih tinggi dari pada berat basah
pada akar.

Berat basah pada tajuk dengan perlakuan A(Tanah) menunjukkan berat basah
tertinggi yaitu sebesar 1, 59 gr. Sementara pada perlakuan B(Tanah+pupuk)
menghasilkan berat basah sebesar 1,34 gr. Pada perlakuan B menghasilkan berat
kering terendah. Pada perlakuan C(Tanah+Pupuk+Pasir) menghasilkan berat basah
sebesar 1,42 gr.

Berat basah pada akar juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Berat
basah akar tertinggi terdapat pada perlkuan B yaitu sebedar 0,15 gr. Berat basah
antara tajuk dan akar berbanding terbalik. Seharusnya berat basah antara tajuk dan
akar menunjukkan berat basah yang berbanding lurus. Ketidaksesuaian ini terjadi
karena pada saat pemanenan, akar banyak yang terputus dan tertinggal bersama
media tanam. Hal ini yang menyebabkan akar pada setiap perlakuan menghasilkan
berat yang tidak sebanding dengan berat tajuk.
Gambar 1.3 Histogram Berat kering

Berat kering tajuk dan akar merupakan berat kering yang dihasilkan setelah tajuk
dan akar tanaman di oven dalam suhu 65-70◦C selama 48 jam. Pada histogram
diatas menunjukkan berat kering yang sebanding antara tajuk dan akar. Sementara
pada berat basah, berat basah antara tajuk dan akar menunjukkan berat basah yang
tidak sebanding. Hal ini dapat terjadi karena air yang dikandung pada setiap tajuk
dan akar mempunyai proporsi yang berbeda.  Pada saat dilakukan pengovenan, air
yang terkandung mengalami penguapan dan yang ada hanya berat kering biomassa
yang dihasilkan saja.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada berat kering, tajukyang menghasilkan
berat kering tertinggi yaitu pada perlakuan A(tanah) yaitu sebesar 0,37 gr.
Sementara pada akar, perlakuan A juga mengasilkan berat kering tertinggi yaitu
seberat 0,068 gr. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada perlakuan A
menghasilkan berat kering terbesar.
Gambar 1.4 Grafik Indeks Vigor

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa indeks vigor tertinggi berada pada
pengamatan hari ke dua pada perlakuan A(Tanah). Setelah itu indeks vigor
mengalami penururnan hingga pada pengamatan hari ke 6 dan ke 7 nilai indeks
vigornya mulai konstan. Pada pengamatan hari pertama, perlakuan A dan perlakuan
B cenderung sama hingga pada akhir pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada
perlakuan A dan perlakuan B mempunyai efek yang sama terhadap indeks vigor
perkecambahan kacang hijau. Sementara pada media tanam pada perlakuan
C(Tanah+Pupuk+pasir) cenderung menyebabkan perbedaan nilai indeks vigor pada
pada perkecambahan kacang hijau.

Grafik1.6 Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman pada setiap hari selalu bertambah dengan pertambahan tinggi yang
selalu konstan. Pertambahan tinggi tanaman ini berbanding lurus anta hari
pengamatan dan tinggi tanaman. grafik tingi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan A(Tanag) dengan perbedaan yang cukup signifikan antara tinggi tanaman
pada perlakuan B(Tanah+pupuk) dan perlakuan C(Tanah+Pupuk+Pasir). Pada
perlakuan A dan perlakuan B menunjukkan tinggi tanaman yang hampir sama
dengan tinggi tanaman terendah pada perlakuan C.

Gambar 1.5 Grafik  Jumlah Daun

Pada grafik jumlah daun dapat doiketahui bahwa jumlah daun tiap hari mengalami
peningkatan. Pada perlakuan A(Tanah) menunjukkan jumlah daun terbanyak,
diikuti oleh perlakuanC(Tanah+Pupuk+Pasir) dan perlakuan B (Tanah+Pupuk).

Struktur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat  dari
pengaruhnya terhadap perkembangan akar dan tajuk tanaman serta terhadap proses
– berat biomassa yang dihasilkan. Proses fisiologi akar tanaman yang dipengaruhi
oleh struktur tanah termasuk absorpsi hara, absorpsi air dan respirasi. Disamping
itu struktur tanah juga berpengaruh terhadap pergerakan hara, pergerakan air dan
sirkulasi O2 dan CO2 dalam tanah.

KESIMPULAN
1. Perlakuan media tanam memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau (Vigna radiata) secara umum. Gaya
berkecambah terbaik terdapat pada Perlakuan B. Berat basah dan berat kering
terbaik terdapat pada perlakuan A. Indeks vigor terbaik terdapat pada perlakuan A.
Sedangkan tinggi tanaman dan jumlah daun terbaik juga terdapat pada perlakuan A.
Secara umum, media tanam yang terbaik adalah campuran antara media tanah,
pupuk kandang dan pasir.
2. Komposisi media tanam mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan
memperhatikan faktor-faktor eksternal lainnya. Media tanam harus mempunyai
aerasi dan drainase yang baik, kapasitas menahan air yang baik, memiliki kandungan
bahan organik yang cukup dan pH netral.
3. Penambahan pupuk kandang akan memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah
dengan memberikan unsur-unsur atau zat
4. Penambahan pasir akan meningkatkan drainase dan aerasi tanah dalam menyimpan
dan menyediakan air dan udara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Hartman, H. T. and Date, F. K. 1976. Plant Propagation: Principles and


Practices. Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi.

Nurjen, M., Sudiarso, dan Agung N. 2007. Peran  pupuk kotoran ayam dan
pupuk nitrogen (urea) terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau
(Phoseolus radiatus) varietas sriti. Agrivita 24 (1): 1-2.

Tisdale, S.L., W.L. Nelson and J.D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers.
4th Ed. McMillan Publishing, New York.

Linggar, P., dan C. Faiza. 2006. Studi alternatif substrat kertas utnuk
pengujian viabilitas benih dengan metode uni diatas kertas. Buletin Agronomi 34:55-
61.

Hidayat, M. 2008. Perkembangan


Genetik. <http://www.memesa,blogspot.com/2008/01/perkembangan-  generatif.ht
ml>. Diakses tanggal 29 April 2013.

https://miftachurohman.web.ugm.ac.id/laporan-praktikum-dasar-dasar-agronomi-acara-ii-
media-tanam/
Laporan Praktikum
Perkecambahan Biji Kacang
Hijau     4.96/5 (24)
Laporan Praktikum Perkecambahan Biji Kacang Hijau – Laporan Berikut ini
merupakan laporan yang admin Laporanpraktikum.id susun dari berbagai
sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca
semuanya.

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua
rangkaian proses tersebut berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat
dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan
ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat
kembali kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel
(pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan
ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur), untuk
mengukur petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer.
Sedangkan perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur
dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan
ukuran, tetapi melalui perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula)


dari dalam biji hasil dari perkembangan dan pertumbuhan embrio.
Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor pendukung yang paling penting bagi proses
perkecambahan adalah air. Proses awal perkecambahan dimulai dari
penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi bisa
mengakibatkan biji memecah kulit pembungkusnya dan mengembang
serta memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji mengalami
pertumbuhan. Selain itu, proses perkecambahan juga membutuhkan
cahaya. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis pada
kecambah yang menimbulkan gejala etiolasi. Gejala ini dapat dilihat dari
batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang
tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat
dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, tampak lebih segar
dan batang kecambah lebih kokoh.

Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor


yang berpengaruh pada proses perkembangan dan pertumbuhan biji
kacang hijau. Maka dilakukanlah percobaan ini.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam Praktikum Perkecambahan Biji Kacang Hijau


ini adalah :

Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup


yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah “Pengaruh intensitas
cahaya terhadap proses perkecambahan biji kacang hijau”.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :

1. Bagaimanakah pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan


kacang hijau?
2. Bagaimana perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang
mendapatkan cahaya matahari langsung dan yang tidak
mendapatkan cahaya matahari?
D. Tujuan Praktikum

Tujuan  praktikum ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan


kacang hijau.
2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang
mendapatkan cahaya matahari langsung dan yang tidak
mendapatkan cahaya matahari.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai dengan
perkecambahan yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji).
Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma.
Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang
terlindungi di dalam biji pada saat berkecambah plumula (ujung embrio
atau calon kecambah) diselubungi oleh kotiledon, sedangkan calon akar
(radikula) diselubungi oleh koleoriza. Bagian batang pada kecambah di
atas kotiledon disebut epikotil dan bagian batang kecambah di bawah
kotiledon disebut hipokotil. Dalam proses perkecambahan melibatkan
proses fisiknya yaitu : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari
potensial air rendah pada biji yang kering. Proses kimianya yaitu dengan
masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah.

Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin


(GA) hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk mensistesis dan mengeluarkan enzim-enzim bekerja
enghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air
misalnya enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi
gula. Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman (Pujiyanto, 2008).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan


ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila
dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia
termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan
ekspor kacang (Purwono dan Hartono, 2005).

Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan


pada kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau
lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan
kecambah telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi
mikromolekul. Selain itu dengan proses perkecambahan terjadi
pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E) (Purwono dan Hartono,
2005).

Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam


bentuk tidak aktif (terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut
diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna bagi manusia. Peningkatan
zat-zat gizi pada kecambah mulai tampak sekitar 24-48 jam saat
perkecambahan (Astawan, 2005). Sedangkan peningkatan vitamin E
(atokoferol) terjadi setelah proses perkecambahan selama 48
jam (Anggrahini, 2009).

Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan


yang memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air
kacang hijau dan kelembaban udara sekeliling harus tinggi. Kadar air biji
kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini kelembaban terlalu rendah
untuk berlangsungnya metabolisme sehingga tahap perkecambahan
adalah kadar air biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan
perendaman atau ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap
air (Anggrahini, 2009).

Suwarsono (1989), menyatakan bahwa cahaya merupakan perangsang


utama dalam hidup tumbuhan. Beberapa respon tumbuhan terhadap
interaksi cahaya yang berbeda-beda adalah dilakukan oleh auksin dan
efeknya timbul karena berkurangnya efektivitas auksin pada keadaan
cahaya terik. Tumbuhan yang tumbuh delam gelap atau cahaya lemah
akan mempunyai batang yang panjang dengan ruas yang lebih panjang
dan lebih besar dari tumbuhan yang mendapatkan cahaya matahari
penuh dan daun lebih kecil daripada daun yang terlindung.

Menurut Hasan (1997), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor)


berasal dari matahari. Suhu meningkatkan perkembangan tanaman
sebagai batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman
menunjukkan hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai
maksimum hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada
suhu rendah kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun
muda, tunas, bungan dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan
tanaman akibat suhu rendah tergantung keadaan air.
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini kami lakukan pada :

Hari : Rabu / 28 Oktober 2020


Tempat : Laboratorium Biologi

B. Alat dan Bahan

Adapun Alat dan Bahan dalam Praktikum Perkecambahan Biji Kacang


Hijau adalah sebagai berikut:

Alat

 2 buah cawan petri


 kapas
 mistar
Bahan

 10 biji kacang hijau


 aquades
C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Adapun Prosedur dalam Praktikum ini adalah sebagai berikut:

Langkah Kerja

1. Letakkan kapas pada masing-masing cawan petri


2. Basahi setiap kapas dengan air (basahi, jangan direndam!)
3. Letakkan 5 biji kacang hijau diatas kapas
4. Tutup kembali dengan kapas basah
5. Beri label pada masing-masing cawan petri A dan B, letakkan cawan
petri A ditempat yang terkena sinar matahari, sedangkan cawan
petri B letakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
6. Amati dan ukur pertambahan kecambah setiap hari selama 7 hari
7. Catat pada tabel pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

Perkecambahan kacang
hijau ditempat yang terkena sinar matahari

Perkecambahan kacang
hijau ditempat yang tidak terkena sinar matahari

A. Pertumbuhan Kacang Hijau Ditempat yang Terkena Sinar Matahari

Pada keadaan ini, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang
sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena
sebagian besar hormon auksin terurai oleh sinar matahari. Dari data
diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 2,75 cm. Statistik ini paling
rendah dari semua data yang ada, yang berarti pertumbuhan kecambah
kacang hijau di tempat terang adalah yang paling lambat. Tiga objek tidak
tumbuh, hal ini mungkin disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin
juga hormon auksin yang tidak bekerja sama sekali akibat kelebihan
cahaya

Apabila tanaman ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari,


maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditempatkan
pada tempat yang tidak terkena sinar matahari. Peristiwa itu terjadi
karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang
sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna
hijau serta memiliki cukup klorofil.

B. Pertumbuhan Kacang Hijau Ditempat yang Tidak Terkena Sinar


Matahari

Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah
di tempat dengan intensitas cahaya rendah adalah 6,49 cm. Pada tempat
yang gelap,  kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama
sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi
sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu  menyebabkan
pertumbuhan kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang merata.
Sehingga batangnya lemah. Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap
paling cepat diantara tempat-tempat lain. Pertumbuhan kacang hijau
ditempat gelap cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat dan
warnanya hijau, karena mendapatkan cahaya yang cukup untuk
fotosintesis. 

Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel


dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena
cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang
gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu
pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika
ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang
kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak
sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga
daun berwarna kuning (etiolasi).
BAB V PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa :

Cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji


kacang hijau. Cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin
dalam pertumbuhan meninggi. Sehingga menyebabkan kacang hijau di
tempat gelap mengalami etiolasi. Selain cahaya, air juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

Daftar Pustaka
Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

 Anggrahini, S., 2009, Pengaruh Lama Pengecambahan terhadap


Kandungan α Tokoferol dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang
Hijau (Phaseolus
radiatus L.).
 Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food
Science and Technology. Faculty of Agricultural Technology and
Enginering, Bogor Agricultural University.
 Pujiyanto, S., (2008), Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XI SMA
dan MA,
Platinum, Jakarta.
 Purwono dan Hartono, R. (2005). Kacang hijau. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta.
 Suwar sono. H, 1989. Hormon Tumbuh an. Fakultas Per tanian.
Universitas Brawijaya. Penerbit CV. Raj awali, Jakarta. Hal. 3 1
https://academia.co.id/laporan-praktikum-perkecambahan-biji-kacang-hijau/
Laporan Praktikum Perkecambahan
Juli 06, 2017

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak
dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak
dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan.
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti
dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder (Slamet, 2009).

Secara umum telah diterima bahwa tumbuh merupakan ciri yang dimiliki oleh semua makhluk
hidup, dan merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan banyak faktor, baik faktor
dalam maupun faktor luar (lingkungan). Ke dalam proses pertumbuhan itu termasuk asimilasi,
pembentukan protoplasma baru, peningkatan dalam ukuran dan berat tumbuhan baik keseluruhan
tumbuhan maupun sebagian dari organ atau jaringan (Tjitrosomo, 1983).

Meskipun demikian, pertumbuhan suatu tumbuhan dari sel telur yang dihuahi sampai
menjadi organisme matang, tidak saja ditandai oleh peningkatan dalam ukuran tetapi lebih dari itu,
karena jika hanya melibatkan perubahan ukuran maka tubuh tumbuhan akan merupakan massa
yang tidak berbentuk. Pertumbuhan juga mencangkup diferensiasi  menurut pola yang turun
temurun dan peningkatan dalam ukuran biasanya disertai pula dengan peningkatannya
kekompleksan struktur (Tjitrosomo, 1983).

Jadi, yang melatar belakangi pembuatan praktikum ini untuk mengenal dan membedakan
organ vegetatif pada tumbuhan melalui pengamatan pada kecambah
tumbuhan monokotil dan dikotil.

B.       Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenal organ vegetatif pada kecambah yaitu untuk
mengenal dan membedakan organ-organ vegetatif tumbuhan melalui pengamatan pada kecambah
tumbuhan monokoti dan dikotil.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.      Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan ukuran baik dalam bentuk, volume,
bobot, maupun jumlah sel akibat penggandaan protoplasma. Tahap awal pertumbuhan tumbuhan
dimulai ketika biji berkecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan
sekitar biji sehingga menyebabkan kulit biji melunak dan ukuran biji membesar (Ardiyanto, 2014).

Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak kembali


pada keadaan semula), terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel akibat adanya pembelahan
sel secara mitosis dan pembesaran sel karena adanya penambahan substansi. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Contohnya proses pertumbuhan pada tumbuhan adalah
penambahan tinggi tanaman, penambahan diameter batang, penambahan jumlah daun, dan
penambahan luas akar (Slamet, 2009).

B.       Perkecambahan

Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin dan akan dilengkapi
dengan keluarnya radikula di luar biji. Perkecambahan dan pemantapan adalah saat-saat yang
pnting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan inilah selama siklus hidup
setiap spesies maka jumlah terbesar individunya mati (Tjitrosomo, 1983).

Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik yang sengaja ditanam, maupun secara
kebetulan tumbuh, merupakan faktor yang penting dalam perkecambahan. Biji yang terdapat
dipermukaan tidak memiliki ketersediaan air yang cukup untuk melengkapi perkecambahannya
(Tjitrosomo, 1983).

Beberapa segi dalam perkecambahan biji menimbulkan problema dalam bidang hortikultur,


ertanian, kehutanan, permulaan tanaman, pengendalian gulma dan erosi. Banyak sekali penyelidikan
telah dijalankan mengenai aktivitas, proses, dan keadaan yang berkaitan dengan perkembangbiakan
tumbuhan dengan biji (Tjitrosomo, 1983).

C.      Macam-macam Perkecambahan

Menurut Slamet (2009), dua macam jenis perkecambahan biji dapat dibedakan atas
perkecambahan hipogel dan epigeal:

1.    Perkecambahan Hipogeal

Kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah


disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas. Contohnya perkecambahan pada
kacang kapri (Pisum sativum) dan jagung (Zea mays).

       
Gambar 1. Perkecambahan Hipokotil

(Sumber: Slamet, 2009)

2.    Perkecambahan Epigeal

Kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang


memanjang ke atas. Contohnya perkecambahan pada kacang tanah dan kacang hijau (Vulga radiate)
                  
Gambar 2. Perkecambahan Epikotil

(Sumber: Slamet, 2009)

D.      Faktor-faktor Lingkungan dan Perkecambahan

Menurut Ardiyanto (2014), faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan  yaitu:

1.         Genetik (hereditas)

Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen
bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan
perkembangan.

2.         Enzim

Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam


tubuh makhluk hidup (Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak
dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.

3.         Hormon (fitohormon)

Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu
bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu:

1.         Unsur hara atau nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi
umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara.

2.         Air

Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah.

3.         Cahaya

Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh


terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan
membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang.

a.         Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi  yang ditandai dengan pertumbuhan
yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh.

b.        Pada keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembang sempurna dan
berwarna hijau.

Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan


yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat. Panjang
penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.

4.     Suhu

Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Suhu


yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis pada
tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga
30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan
suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C)
merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.

5.         Kelembapan

Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan


terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi lembap dapat
dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini
mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan
tumbuh bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang
kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan
helaian daun yang lebar.

Keadaan lingkungan yang perlu bagi perkecambahan biji ialah kelembaban, oksigen, dan suhu
yang sesuai. Selain itu cahaya berpengaruh baik terhadap perkecambahan bahan biji banyak spesies,
sedangkan pada yang lain peristiwa itu dihalangi oleh cahaya. Meskipun demikian, pengaruh tidak
adanya cahaya yang dimodifikasi oleh faktor lain, terutama temperatur (Tjitrosomo, 1983).

Biji-biji sebagaian besar tumbuhan, bila masak, hanya berisi sedikit air, maka perkecambahan
itu baru akan terjadi setelah kulit biji, dan kemudian juga jaringan lain, telah menyerap air. Biji
membengkak dan dapat timbul tekanan amat kuat jika biji tersimpan rapat-rapat (Tjitrosomo, 1983).

Biji-biji berbagai spesies, berbeda-beda keperluannya akan oksigen, tetapi oksigen biasanya


sangat perlu dalam perkecambahan. Konsentrasi oksigen dalam tanah dipengaruhi oleh banyaknya
air, dan biji dapat urung berkecambah dalam tanah basah atau yang berlumpur (Tjitrosomo, 1983).

Pengaruh suhu terhadap perkecambahan berbeda-beda bagi berbagai macam biji. Banyak biji
yang berkecambah dalam kisaran suhu yang luas. Batas suhu minimal ialah C, dan maksimal C,
tetapi prosentasi  perkecambahan biasanya amat sedikit jika suhu itu amat rendah atau amat tinggi.
Jagung dan kacang sebaiknya ditanam setelah pohon-pohon mengeluarkan daunnya pada musim
semi, sedangkan labu, mentimun, semangka hanya ditanam setehah tanah hangat dan pada waktu
tanaman tahunan berbunga (Tjitrosomo, 1983).

E.       Proses Perkecambahan

Jika keadaan menguntungkan, penyerapan air oleh biji diikuti oleh banyaknya
kegiatan. Protoplasma mengalami rehidrasi dan enzim-enzimnya mulai berfungsi. Zat pati diurai
menjadi gula, lemak dapat manjadi zat-zat yang dapat dilarutkan, dan protein menjadi asam amino.
Persediaan bahan-bahan ini memungkinkan pembesaran energi oleh respirasi, translokasi bahan
makanan ke janin, dan mulailah embrio bertumbuh (Tjitrosomo, 1983).

Respirasi pada biji dorman lagi kering berlangsung amat perlahan. Mungkin juga respirasi
berhenti pada biji-biji yang sama sekali kering, tetapi masih hidup. Membasahi biji-biji itu
memungkinkan respirasi itu meningkat dengan cepat dan pada saat perkecambahan berlangsung
dengan baik maka laju respirasi dapat menjadi ratusan kali (Tjitrosomo, 1983).
F.       Metode Perkecambahan

Pada semua biji struktur utama yang timbuh dari kulit biji ialah radikula, yaitu akar lembaga.
Akar lembaga tersebut keluar melalui mikropil  dan menghasilkan akar primer. Pada gilirannya akar
ini membentuk rambut akar dan sesudah akar-akar sekunder atau akar lateral. Pertumbuhan akar
kira-kira sejenak sebelum pertumbuhan bagian-bagian lain pada embrio  memungkinkan
pertumbuhan muda berjangkar ke dalam tanah dan menyerap air (Tjitrosomo, 1983).

G.      Perkecambahan Kacang dan Ercis (Dikot)

Biji-biji kacang ercis tidak mempunyai endosperma, maka suplai bahan makanan yang
diberikan kepada semaian terakumulasi di dalam kotiledon. Pada kacang sesudah
keluarnya radikula maka hipokotil memeanjang  dan menjadi lengkung. Apeks lengkung ini adalah
bagian pertama dari bibit tanama yang keluar ke atas permukaan tanah.
Sewaktu apeks bertumbuh, hipokotil menjadi lurus dan mengangkat daun lembaga ke atas dalam
tanah. Sementara itu, plamula, yang terdapat diantara kotiledon, maka bertumbuh dan membentuk
daun sejati dan bagian batang di atas kotiledon (Tjitrosomo, 1983).

Kotiledon dan plamula  pada kacang tidak ditekan dari tanah, tetapi ditarik keluar oleh
pertumbuhan hipokotil. Jadi, luka pada pucuk dapat dicegah. Cara pencegahan ini
ataupun mekanisme lain yang melindungi apeks batangnya merupakan hal yang biasa pada
perkecambahan biji (Tjitrosomo, 1983).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat

Praktikum rumus dan diagram bunga dilaksanakan pada Senin 28 Desember 2015, pukul 15.00
WIB. Dilaksanakan di Laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Fatah Palembang.

B.       Alat dan Bahan

1.      Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum mengenal organ vegetatif pada kecambah
yaitu buku catatan, buku gambar, anat tulis, silet, lup, pensil rawna, dan 4 gelas plastik.
2.      Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum mengenal organ vegetatif pada
kecambah yaitu adalah kapas, 4 biji jagung (Zea mays), 4 biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), 4
biji kacang kedelai (Glycine max), 4 biji kacang hijau (Vulga radiate), dan air.

C.      Cara Kerja

Adapun cara kerja yang digunakan dalam praktikum mengenal organ vegetatif  yaitu
dipersiapkan semua alat dan bahan. Lalu diambil satu per satu biji yang telah disiapkan,
membelahnya, dan mengamati kotiledon, plamula,  dan  radikula. Kemudian digambar hasil
pengamatan tersebut pada kertas gambar. Selanjutnya diberi keterangan pada bagian-bagiannya.
Lalu diambil biji yang baru untuk diletakkan di dalam gelas yang telah terisi oleh kapas dan telah
disiram dengan air. Berikutnya diletakkan biji tersebut di dalam gelas plastik. Diamati dari hari ke-1
sampai hati ke-5. Kemudian diberi keterangan dari hari ke hari. Lalu difoto dan digambar hasil
pengamatan yang telah dilakukan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil

Tabel 1. Morfologi Biji

No Gambar Keterangan Monokotil Dikotil


.

1. Biji Jagung (Zea mays) 1.       Pusar biji    

2.       Testa
2. Kedelai (Glycine max) 3.       Pusar biji    

4.       Testa

3. Kacang Merah (Phaseolus1.     Pusar biji    


vulgaris)
2.     Testa

3.     Tegma

4.     Kotiledon
4. Kacang Hijau (Vulga radiata) 1.     Pusar biji    

2.     Testa

3.     Tegma

4.     Kotiledon

Tabel 2. Anatomi Biji

No. Gambar Keterangan Monokotil Dikotil

1. Biji Jagung (Zea mays) 1.     Pusar biji    

2.     Hipokotil

3.     Radikula

4.     Tegma

5.     Testa

6.     Endosperma

7.     Plamula

8.     Epikotil

2. Kedelai (Glycine max) 1.      Pusar biji    

2.     Hipokotil

3.     Radikula

4.     Tegma

5.     Testa

6.     Kotiledon
7.     Plamula

8.     Epikotil

3. Kacang Merah (Phaseolus1.     Pusar biji    


vulgaris)
2.     Hipokotil

3.     Radikula

4.     Tegma

5.     Testa

6.     Kotiledon

7.     Plamula

8.     Epikotil

4. Kacang Hijau (Vulga radiata) 1.      Pusar biji    

2.     Hipokotil

3.     Radikula

4.     Tegma

5.     Testa

6.     Kotiledon

7.     Plamula

8.     Epikotil

Tabel 3. Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Vulga radiata)

Hari Hipokotil Epikotil Plumula Radikula

1 - - - 0,1
2 0,4 1 - 0,4

3 0,8 2,5 1 0,9

4 1,5 5 2 1,5

5 2 7 2,4 2

Tabel 4. Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays)

Hari Hipokotil Epikotil Plumula Radikula

1 - - 0,8 -

2 - 0,2 1,2 0,1

3 - 0,6 1,8 0,5

4 - 1 2,2 1

5 - 1,4 2,7 1,2

Tabel 5. Perkecambahan Biji kedelai (Glycine max)

Hari Hipokotil Epikotil Plumula Radikula

1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

4 0,2 0,3 0,2 0,3

5 0,5 0,6 0,6 0,7

B.       Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilaksanakan terdapat 4 pengamatan terhadap biji, yaitu biji jagung
(Zea mays), biji kedelai (Glycine max), biji kacang Merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kacang hijau
(Vulga radiata). Pengamatan organ vegetatif pada biji kecambah dilakukan 2 pokok pengamatan
yaitu pengamatan pada biji monokotil dan biji dikotil.
Pada tabel pertama diamati morfologi biji jagung (Zea mays), biji kedelai (Glycine max), biji
kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kacang hijau (Vulga radiata). Pada morfologi biji jagung
(Zea mays) terdiri dari pusar biji, testa, dan endosperma. Dimana pusar biji merupakan bagian yang
menghubungkan biji dengan tembuni, yang terletak di bawah yang berwarna putih dan testa
merupakan kulit yang melapisi kotiledon berkeping 1 atau monokotil yang
berwarna orange  dan endosperma merupakan cadangan makanan pada biji jagung.

Pada morfologi biji kacang kedelai (Glycine max) terdiri dari pusar biji, testa, tegma,
dan kotiledon. dimana pusar biji yang terletak di tengah-tengah berwarna hitam, testa yang
berwarna krem, tegma terletak pada lapisan setelah testa, dan kotiledon berkeping 2 atau dikotil
yang berwarna krem yang merupakan calon daun tembaga.

Pada morfologi biji kacang merah (Phaseolus vulgaris) terdiri dari pusar biji, tegma, testa,
dan kotiledon. Dimana pusar biji yang terletak di tengah-tengah berwarna hitam, testa yang
berwarna merah marun, tegma terletak pada lapisan setelah testa(, dan kotiledon berkeping 2
atau dikotil yang merupakan calon daun tembaga. Ukuran biji kacang merah lebih besar dan panjang
dibandingkan dengan kacang hijau dan kedelai.

Pada morfologi biji kacang hijau (Virga radiata) terdiri dari pusar biji, tegma, testa,
dan kotiledon. Dimana pusar biji yang terletak di tengah-tengah yang berwarna hitam, testa  yang
berwarna hijau, tegma terletak pada lapisan setelah testa, dan kotiledon berkeping 2 atau dikotil.

Pada tabel kedua yaitu anatomi biji jagung (Zea mays), biji kedelai (Glycine max), biji kacang
merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kacang hijau (Vulga radiata). Pada anatomi jagung (Zea mays)
terdiri dari pusar biji, hipokotil, radikula, tegma, testa, endosperma, plamula,  dan  epikotil. Pada
pusar biji terletak ditengah-tengah dan berwarna putih, pada hipokotil  merupakan calon batang
bagian bawah, tegma terletak pada lapisan setelah testa, testa merupakan lapisan kulit luar
berwarna orange, endosperma merupakan cadangan makanan pada biji dimana hampir seluruh isi
biji dipenuhi oleh cadangan makanan, plamula merupakan calon batang dan daun. Pada biji jagung
tergolong ke dalam biji berkeping 1 atau monokotil.

Pada anatomi biji kedelai (Glycine max) yang terdapat pusar biji, hipokotil, radikula, tegma,
testa, kotiledon, plamula,  dan  epikotil. Pada pusar biji terletak ditengah dan berwarna hitam,
pada hipokotil merupakan calon batang bagian bawah, tegma terletak pada lapisan setelah testa,
testa merupakan lapisan kulit luar berwarna krem, kotiledon merupakan calon daun
tembaga, plamula merupakan calon batang dan daun. Pada biji kedelai tergolong ke dalam biji
berkeping 2 atau dikotil.
Pada anatomi biji kacang merah (Phaseolus vulgaris) terdiri dari pusar biji, hipokotil, radikula,
tegma, testa, kotiledon, plamula,  dan  epikotil. Pada pusar biji terletak ditengah dan berwarna hitam,
pada hipokotil merupakan calon batang bagian bawah, tegma terletak pada lapisan setelah testa,
testa merupakan lapisan kulit luar berwarna merah, kotiledon  merupakan calon daun
tembaga, plamula  merupakan calon batang dan daun. Pada biji kacang merah tergolong ke dalam
biji berkeping 2 atau dikotil.

Pada anatomi kacang hijau (Vulga radiata) terdiri dari pusar biji, hipokotil, radikula, tegma,
testa, kotiledon, plamula,  dan  epikotil. Pada pusar biji terletak ditengah dan berwarna hitam,
pada hipokotil merupakan calon batang bagian bawah, tegma terletak pada lapisan setelah testa,
testa merupakan lapisan kulit luar berwarna hijau, kotiledon merupakan calon
daun tembaga, plamula merupakan calon batang dan daun. Pada biji kacang hijau tergolong ke
dalam biji berkeping 2 atau dikotil.

Pada biji dikotil atau biji berkeping 2, cadangan makannya tersimpan dalam kotiledon untuk
pertumbuhan embrio. Sesuai menurut Amien (1984), yang menyatakan bahwa kotiledon merupakan
cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga mencapai terbentuknya daun,
karena embrio  belum menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis.

Pada tabel ketiga yaitu perkecambahan biji jagung (Zea mays), biji kedelai (Glycine max), biji
kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kacang hijau (Vulga radiata).

Pada perkecambahan biji kacang hijau (Vulga radiata), pada hari pertama
tumbuh radikula  atau calon akar yang menembus testa atau kulit ari sepanjang 0,1 cm. pada hari
kedua, radikula atau calon akar menghasilkan akar primer dengan panjang 0,4 cm, selain itu
tumbuh hipokotil atau batang bawah sepanjang 0,4 cm dan epikotil atau batang bagian atas
sepanjang 1 cm. pada hari ketiga, radikula atau calon akar bertambah panjang menjadi 0,9
cm, hipokotil atau batang atas sepanjang 0,8 cm, epikotil atai batang atas tumbuh sepanjang 2,5 cm,
dan plumula atau calon daunnya mulai tumbuh sepanjang 1 cm. pada hari kelima, radikula atau
calon akar bertambah panjang menjadi 1,5 cm, hipokotil atau batang bawah menjadi 1,5
cm, epikotil atau batang atas sepanjang 5 cm, dan plumula atau calon daun bertambah panjang
menjadi 2 cm. pada hari kelima, radikula  atau calon akar bertambah panjang menjadi 2
cm, hipokotil atau batang bawah bertambah panjang menjadi 2 cm, epikotil atau batang atas
bertambah panjang menjadi 2,4 cm dan plumula atau calon daun menjadi 2,4 cm. perkecambahan
pada biji kacang hijau (Vulga radiate) termasuk ke dalam perkecambahan epigeal,
dimana hipokotil tumbuh memanjang ke atas, sehingga kotiledon terangkat ke atas. Sesuai menurut
Slamet (2009), yang menyatakan bahwa perkecambahan epigeal  yaitu kotiledon terangkat ke atas
tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil  yang memanjang ke atas.
Pada perkecambahan biji jagung (Zea mays), pada hari pertama bagian plumula atau calon
daun sudah mulai tumbuh sepanjang 0,8 cm, sedangkan bagian hipokotil epikotil dan radikula belum
tumbuh. Pada hari kedua, bagian epikotil atau batang atas mulai tumbuh sepanjang 0,2
cm, plumula atau calon daun sepanjang 1,2 cm, radikula atau calon akar tumbuh sepanjang 0,1 cm,
dan sedangkan hipokotil atau calon akarnya belum tumbuh. Pada hari ketiga, bagian epikotil atau
batang atas bertambah panjang menjadi 0,6 cm, bagian plumula atau calon daun bertambah
panjang menjadi 1,8 cm, dan bagian radikula atau calon akar bertambah panjang menjadi 0,5 cm.
pada hari keempat, hipokotil atau batang bawah tidak tumbuh, sedangkan bagian epikotil atau
batang atas bertambah panjang menjadi 1 cm, bagian plumula atau calon daun bertambah panjang
menjadi 2,2 cm, dan bagaian radikula atau calon akarnya bertambah panjang menjadi 1 cm. pada
hari kelima, bagian hipokotil tidak tumbuh, sedangkan pada bagian epikotil  atau batang atas
bertambah menjadi 1,4 cm, bagian plumula bertambah panjang menjadi 2,7 cm dan
bagian radikula atau calon akarnya bertambah panjang menjadi 1,2 cm. Perkecambahan pada biji
jagung (Zea mays) termasuk ke dalam perkecambahan hipogeal, dimana kotiledon tetap berada di
bawah tanah, sedangkan plumula menembus pusar biji dan tumbuh ke atas. Sesuai menurut Slamet
(2009), yang menyatakan bahwa pertumbuhan hipogeal yaitu kotiledon tetap berada di bawah
tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah yang disebabkan pertumbuhan epikotil yang
memanjang ke atas.

Pada perkecambahan biji kedelai (Glycine max) pada hari pertama hingga hari ketiga, biji
belum tumbuh, baik bagian hipokotil atau batang bawah, bagian epikotil atau batang bagian atas,
dan plumula atau calon daun, serta radikula atau calon akar. Hal tersebut dikarenakan biji kurang
kelembaban dan karena tekstur testa atau kulit ari pada biji kedelai cukup tebal sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama bagi radikula atau calon akar untuk menembus kulit ari
tersebut. pada hari keempat bagian radikula atau calon akarnya mulai tumbuh sepanjang 0,3 cm,
bagian hipokotil  atau batang bawah tumbuh sepanjang 0,2 cm, epikotil  atau batang atas tumbuh
sepanjang 0,3 cm, dan bagian plumula atau calon daun tumbuh sepanjang 0,2 cm. pada hari
kelima, hipokotil atau batang bawah bertambah panjang menjadi 0,5 cm, bagian epikotil atau batang
atas bertambah panjang menjdi 0,6 cm, bagian plumula atau calon daunnya bertambah panjang
menjadi 0,6 cam, dan bagian radikula atau calon akarnya bertambah panjang menjadi 0,7 cm.
Perkecambahan pada biji kedelai (Glycine max) termasuk ke dalam perkecambahan epigeal,
dimana hipokotil tumbuh memanjang ke atas, sehingga kotiledon terangkat ke atas. Sesuai menurut
Slamet (2009), yang menyatakan bahwa perkecambahan epigeal yaitu kotiledon  terangkat ke atas
tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.

Perkecambahan biji kacang merah (Phaseolus vulgaris) dari hari pertama hingga hari kelima
tidak tumbuh, karena terlalu banyak air yang terkandung dalam kapas untuk memperkecambahkan
biji tersebut, sehingga biji kacang merah tersebut membusuk dan mengakibatkan hipokotil  atau
batang bawah, epikotil  atau batang atas, plumula  atau calon daun, dan radikula atau calon akar juga
membusuk dan mati.

BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa biji, baik
biji monokotil dan biji dikotil memiliki organ tumbuh seperti hipokotil, radikula, epikotil,
dan plumula. Hanya saja yang membedakan terletak pada cadangan makanannya. Jika
biji monokotil makanannya berupa endosperma, sedangkan pada biji dikotil cadangan makanannya
berupa kotiledon. Perkecambahan biji ada 2 jenis, yaitu perkecambahan epigeal dan
perkecambahan hipogeal. Dimana pada perkecambahan epigeal yaitu kotiledon terangkat ke atas
tanah, termasuk kacang hijau (Vulga radiate), biji kedelai (Glycine max), dan biji kacang merah
(Vigna umbellata) sedangkan pada perkecambahan hipogeal  yaitu kotiledon tetap berada di bawah
tanah, termasuk biji jagung (Zea mays)
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Pratignjo, dkk. 1985.  Jakarta: Produksi Proyek Buku Terpadu

Ardiyanto, T., Agustrina, R., Rita R., dan Marpaung. 2014. Pertumbuhan Akar Kecambah Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.) di Bawah Pengaruh Medan Magnet.

Slamet. 2009. Biologi Umum. Surakarta: CV. HTS

Tjitrosomo, Siti S. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa

Tjitrosomo, Siti S. 19. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa


http://viararisti.blogspot.com/2017/07/bab-i-pendahuluan-a.html

Anda mungkin juga menyukai