Menjaga Kesuburannya
Dipublikasi pada 24 April 2013 oleh Ida Bagus Ari Sudewa
3. Mengusahakan agar permukaan tanah selalu tertutup oleh tanaman untuk mengurangi
kerusakan tanah akibat sinar matahari, longsor, dan banjir.
4. Penghijauan pada tanah-tanah yang tidak diolah agar tanah tidak menjadi gersang.
5. Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat mencemari tanah,
air, dan udara. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang harus didaur ulang. Klik di
sini untuk melihat contoh daur ulang sampah menjadi barang bernilai jual.
6. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat, bahanbahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun).
Selain cara-cara di atas, dikenal pula metode pengawetan tanah untuk mempertahankan
kesuburan tanah. Pengawetan tanah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
dengan metode vegetatif dan metode mekanik. Untuk setiap daerah berbeda dalam
menerapkan kedua metode tersebut. Kadang kedua metode diterapkan secara berimbang di
suatu daerah. Tetapi, di daerah lain mungkin salah satu metode lebih diutamakan. Metode
vegetatif sangat efektif dalam pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh, padang rumput
alami dan vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan erosi tanah pada tingkat normal.
Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping).
2. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping). Cara
penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan
menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
3. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering).
4. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin(wind
breaks).
Beberapa metode mekanik yang umum dilakukan sebagai berikut.
1. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan dengan cara
ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk
igirigir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
Abstract
The land important component in an plant life animal feed. Feed plant pennisetum
purpurieum fodder plant with high production and quick harvest , so it good to be developed
to meet the needs of livestock feed in Indonesian. The methods used in the cultivation by
using three types of soils that clay, sand and soil crusts. The way of cultivation occurring i.e
use cuttings. The third was a barometer on the texture where the plant pennisetum
purpurieum can grow and develop quickly.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah mempunyai peranan yang penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan pakan ternak Rumput Gajah (pennisetum purpurieum). Kandungan
unsur mineral yang terkandung pada macam-macam tanah sangat bervariasi dan berbedabeda. Kandungan yang terdapat pada tanah tergantung pada tekstur tahan tersebut, macammacam tanah aitu, tanah liat, tanah remah, dan tanah pasir. Berbagai jenis tanah tersebut
dapat membantu seberapa besar kemampuan tumbuhan pakan ternak atau hijauan tersebut
dapat tumbuh.
Hijauan merupakan sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat
bertahan hidup, berproduksi serta berkembangbiak. Produksi ternak yang tinggi perlu
didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Sumber utama hijauan pakan
adalah berasal dari rumput. Salah satu rumput yang sangat potensial dan sering diberikan
pada ternak ruminansia adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Tumbuhan pakan dapat dikembangkan dengan menggunakan tanah yang sesuai
sehinggga dapat mengahasilkan hasil yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan
peternakan dalam negri.
Tujuan
Pengamatan pengaruh tekstur tanah terhadap tumbuhan makanan ternak pennisetum
purpurieum mempunyai tujuan agar mampu mengetahiu perbedaan beberapa tekstur tanah
yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan produktivitas hijauan
pakan.
Tinjauan Pustaka
Tanah
Tanah berasal dari bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum. Tanah adalah bagian
kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat berperan bagi semua
kehidupan di bumi karena mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan
air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi
tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah menjadi habitat hidup
berbagai mikroorganisme. Sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan
menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda
pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah (Tan,
1995).
Tanah Liat
Tanah liat merupakan tanah yang tergolongkan koloid dengan diameter kurang dari
0,002 mm. Luas permukaan dan muatan listriknya tiap satuan massa begitu besar sehingga
tanah liat yang menjadi pemeran utama pada proses yang berlangsung dalam tanah. Koloid
tanahlah yang menahan air dan unsur hara yang kemudian akan diserahkan kepada tanaman.
Tanah liat memegang terlalu banyak air sehingga udara tanahnya tidak kebagian ruang pori
lagi dan akibatnya tanaman malah mengalami defisiensi air (Kusharsoyo, 2001).
Menurut Kartasapoetra (1989.), tanah liat adalah tanah yang berbutir halus yang
bersifat seperti lempung yang memiliki kapasitas, tidak memperlihatkan sifat dilatasi dan
tidak mengandung sejumlah butir kasar yang berarti mekanika tanah. Tanah lempung
berbentuk lempeng berkenaan daya stukturnya yang berlapis-lapis-lapis kecuali mengandung
oksida dan hidroksida besi. Lempung berwarna kelabu, putih, dan merahjika mterselaputi
oleh besi. Tanah berstuktur halus sering bersifat berat diolah karena sangat liat dan lekat
sewaktu basah dan keras sewaktu kering. Tanah yang dirajai fraksi lempeng juga disebut
berstuktur berat (prawirohartono, 1989).
Tanah Remah
Tanah remah adalah tanah yang mudah pecah, tanah ini dapat dipertahankan
kesuburannya dengan cara diberi pupuk. Pupuk organik merupakan pupuk yang biasa
digunakan dalam mempertahankan kesuburan tanah tersebut. Tanah yang berstruktur remah
pada umumnya mempunyai perbandingan yang relatif seimbang antara bahan padat dan
ruang pori-pori pada tanahnya. Keseimbangan ini sangat berpengaruh pada pencukupan
kebutuhan tanaman akan air dan udara bagi kelangsungan pertumbuhannya yang baik, sedang
bahan padatnya dapat menjadi pegangan akar sehingga pertumbuhannya kuat dan resistensi
terhadap berbagai pengaruh yang akan merobohkannya (kusharsoyo, 2001).
Tanah Pasir
Tanah pasir merupakan media tanam yang kemampuan mengikat airnya sangat
rendah. Tanah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman.Tanaman
memerlukan kondisi tanah tertentu untuk menunjang pertumbuhannya yang optimum. Tanah
pasir tidak pernah menyediakan air dan unsur hara yang tinggi jumlahnya. Tanah pasir ini
memiliki diameter antara 2,00-0,02 mm. Zarah pasir biasanya berbentuk gumpal membulat,
gumpal menyudut atau kubik. Zarah tersebut adalah hasil pelapukan berupa mineral primer
yang terlepas dari embanan dan sibir batuan. Tanah pasir tidak penah menyediakan air dan
unsur hara yang tinggi jumlahnya (prawirohartono,1998).
Air
Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Air yang dapat diserap tanaman adalah air yang
berada dalam pori-pori tanah di lapisan perakaran. Penyerapan air oleh tanaman dikendalikan
oleh beberapa hal sebagai
berikut : kebutuhan untuk transpirasi, kerapatan serta total panjang akar dan kandungan air
tanah di lapisan jelajah akar tanaman. Sebagian besar air yang diabsorbsi oleh tanaman
dikeluarkan lagi ke atmosfer lewat proses transpirasi. Dalam budidaya tanaman di lapangan,
kehilangan air dari tanah disamping terjadi lewat proses transpirasi, juga lewat permukaan
tanah yang disebut evaporasi. Proses transpirasi dan evaporasi terjadi secara bersamaan dan
sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lain. Evaporasi dipengaruhi oleh kondisi iklim,
terutama temperatur, radiasi dan kecepatan angin, serta kandungan air tanah. Dengan
terjadinya evaporasi, maka kandungan air tanah turun, dengan demikian maka kecepatan
evaporasi juga akan turun (Islami dan Utomo, 1995).
Rumput Gajah
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman pakan ternak yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan hijauan pakan bagi ternak ruminansia. Rumput tersebut
termasuk tanaman berumur panjang, dapat beradaptasi pada semua jenis tanah dan palatabel
(disukai ternak) palatabel (purbajanti, et al 2005)
Rumput Gajah (Pennisetum purpurieum) adalah hijauan makanan ternak tropik yaag
mudah dikembangkan dan dipotong secara berulang kali. Rumput gajah tumbuh dengan
rimbun, produksinya tinggi dan dapat digunakan sebagai makanan temak ruminansia (Little
et al 1959)
Rumput Gajah yang juga dinamai rumput Napier atau rumput Uganda termasuk jenis
rumput unggul. Rumput ini berasal dari daerah Afrika tropis. Terdapat tiga varietas yang
terkenal yaitu varietas Capricorn, varietas Hawaii dan varietas Afrik. Rumput Gajah
mempunyai nilai gizi yang tinggi. Hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa bahan
keringnya mengandung 6,4% protein kasar, 34,5% serat kasar, 3,0% emak, 8,6% abu dan
47,5% bahan Ekstraksi tanpa N. Rumput Gajah diberikan kepada ternak sebagai rumput
potongan, artinya dipotong di kebun kemudian diberikan kepada ternak (soegiri, 1990)
MATERI DAN METODE
MATERI
Bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi polybag kapasitas 5 kg, bahan
tanam stek pennisetum purpurieum, tanah pasir, tanah liat dan tanah remah, serta label 3 buat.
METODE
Metode yang dipakai pada pengamatan pengaruh tekstur tanah terhadap prtumbuhan
tumbuhan tanam pennisetum purpurieum adalah dengan cara menanam tanaman tersebut
pada media tanam yaitu tanah liat, pasir, dan tanah remah. Penanaman pada media tanam
menggunakan system stek yaitu penanaman tanaman dengan memotong bagian batang yang
memiliki mode. Kemudian tanaman tersebut diberi pupuk ketika masa tanamnya berumur dua
minggu. Penambilan data pada pertumbuhannya diambil pada setiap minggu selama delapan
minggu. Praktikum ini dilakukan di laboratorium agrostology, fakultas peternakan , institute
Pertanian Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil