Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpahan rahmat serta
karunianya sehingga Tugas makalah Pendidikan Lingkungan Hidup ini dapat terselesaikan.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas yang di berikan kepada kelompok kami,yaitu tentang
bencana tanah longsor,makalah ini berisikan tentang definisi tanah longsor ,proses terjadinya
tanah longsor,penyebab terjadinya tanah longsor dan cara mengatasi / penanggulangan tanah
longsor.
Makalh ini di susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang kelompok kami terima,maka
untuk menyelesaikan tugas ini,kelompok kami harus benar-benar dalam mengerjakan nya.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna.oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini, untuk itu secara
khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima kasih,semoga makalah ini bermanfaat
bagi kitta semua.amin.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Metode Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
Bencana tanah longsor kerap terjadi di negeri ini, akhir-akhir ini banyak media melaporkan
tentang kejadian tanah longsor yang bukan hanya merusak fisik dan bangunan, namun sampai
merengutnya masyarakat. Kenapa hal itu bisa terjadi berulang-ulang, yah bukan saja merupakan
sebuah musibah namun tak kurang warga yang bermukim di tempat-tempat rawan longsor.
Pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada akan terjadinya bencana
alam, baik itu longsor, banjir, gunung meletus, dan gempa bumi bahkan pemerintah pun
mengintruksikan kepada pihak ¨C pihak yang terkait seperti Satuan Koordinasi Pelaksana
Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi
terhadap bencana tanah longsor, serta peran penting masyarakat yang tanggap dengan bencana
longsor pada titik-titik rawa longsor.
2. Rumusan Masalah
Dilihat dari materi diatas maka makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Longsor?
2. Apa Penyebab terjadinya Longsor?
3. Bagai Mana Tanda-tanda akan terjadinya Longsor?
4. Bagaimana Akibat dari bencana longsor?
5. Bagaimana cara menaggulangi bencana Longsor?
6. Bagaimana Cara untuk mencegah terjadinya korban longsor?
3. Tujuan Penelitian?
1. untuk mengetahui pengertian dari longsor
2. untuk mengetahui apa penyebab terjadinya longsor?
3. untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda akan terjadinya longsor
4. untuk mengetahui cara menanggulangi dann mencegah longsor
5. untuk sekedar berbagi pengetahuan tentang bencana longsor
4.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini di harapkan :
1. Masyarakat lebih memahami dan mengerti akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan
hidup .
2. Masyarakat akan mengetahui tentang dampak/akibat yang di timbulkan apabila tidak menjag
lingkungan hidup dengan baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng?atau sering disebut
gerakan tanah adalah suatu peristiwa?geologi?yang terjadi karena pergerakan masabatuan?atau?
tanah?dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara
umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan
faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun
penyebab utama kejadian ini adalah gravitasiyang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun
ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
sungai-sungai atau gelombanglaut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curamLereng
dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebatGempa bumi
menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa
batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut Gunung berapi
menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debuGetaran dari mesin,
lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petirBerat yang terlalu berlebihan,
misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
1. Longsor Translasi
Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
rata atau menggelombang landai.
2. Longsor Rotasi
Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk
rata. Longsor jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan
cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung,
terutama di daerah pantai.
5. Rayapan Tanah
Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini
hampir tidak dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang-tiang
telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya
penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta
berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah
penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada
lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alam dan manusia:
1. Faktor alam
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.
d. Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan
dan tekanan hidrostatika.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
2.Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan
Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
Jangan menebang pohon di lereng (gb. kiri)
Jangan membangun rumah di bawah tebing
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana
transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya
supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah
longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena
kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
BAB III
METODOLOGI
Bencana alam tanah longsor biasanya terjadi ketika musim penghujan. Kapan terjadinya
bencana alam tanah longsor ini hampir bisa dipastikan kapan dan tempatnya di kawasan
perbukitan terjal dengan ketebalan lapisan tanah yang tebal. Kawasan-kawasan perbukitan terjal
yang sudah gundul karena penebangan pohon merupakan salah indikasi kawasan yang rawan
bencana alam tanah longsor. Dalam upaya pengurangan resiko bencana alam tanah longsor, berikut
ini ada beberapa metode dan hal yang harus dilakukan sebelum, ketika, dan sesudah bencana alam
tanah longsor terjadi.
1. Hindari membangun rumah, perkantoran, pabrik, dll di kawasan yang memiliki kemiringan
lereng terjal.
2.rencanakan sarana komunikasi dengan sesame anggota keluarga baik itu menyediaan hp, wt, ht,
dan sarana komunikasi lainnya.
3. Tentukan tempat yang aman untuk berkumpul apabila bencana alam tanah longsor terjadi.
4. Siapkan perlengkapan darurat dalam?Tas Siaga Bencana.
5. Melakukan Town Watchingatau berkeliling tempat anda tinggal dan mengamati kawasan-
kawasan yang berbahaya dan kawasan-kawasan yang aman apabilan bencana alam tanah longsor
terjadi.
6. Perkuat tebing di kawasan anda tinggal dengan retaining wall atau metode penguatan tebing
lainnya.
7. Kenali tanda-tanda akan terjadinya tanah longsor.
Apabila anda sudah melakukan beberapa tips di atas dan bencana alam tanah longsor tidak dapat
dihindari, maka ketika terjadi bencana alam tanah longsor, lakukan hal-hal berikut ini;
1.Ketika musim penghujan tiba, tetaplah terjaga karena banyak korban tanah longsor yang terjadi
pada malam hari karena mereka tertidur. Usahakan membuat jadwal piket selama musim
penghujan.
2. Dengarkan informasi terkini dari radio, jadi bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan
longsor harus memiliki radio baterai.
3. Segera menuju ke tempat evakuasi yang telah anda rencanakan sebelumnya
Kita bisa menggunakan Ilmu mapping untuk mengatasi masalah ini, kita akan menggunakan
bantuan citra satelit untuk melakukan proses evakuasi. Tahapanya dijelaskan sebagai berikut :
1. Dapatkan infromasi tentang jam bencana tanah longsor ini terjadi. Jika terjadinya pada waktu
malam hari maka metode ini akan sangat membantu. Jika terjadi bencana pada waktu malam hari
kemungkinan besar semua penduduk sedang berada di dalam rumah sehingga akan lebih mudah
diprediksi
2. Melakukan survey cepat dengan datang ke lokasi bencana dengan membawa GPS. Ambil
koordinat titik titik tertentu sebagai bahan analisis, misalnya titik bagian pinggir pinggir lokasi dan
titik tengah lokasi jika memungkinkan.
3. Kemudian kita input koordinat yang telah diambil dan kita lakukan analisis dengan
menggunakan citra satelit. Perhatikan gambar berikut !
Titik bulat berwarna kuning adalah koordinat yang kita dapatkan di lapangan, hanya berfungsi
untuk mencari tahu lokasi bencana di citra satelit. Kemudian mulai dilakukan analisis singkat
persebaran korban. Kita tidak akan mencari korban di titik A dan titik B karena lokasi tersebut
adalah tanah kosong. Kita akan mencari korban di sekitar titik D, titik C dan titik E karena lokasi
tersebut adalah perumahan padat yang memungkinkan terdapat banyak orang disana. Dengan
pergerakan longsoran tanah yang sangat cepat kemungkinan besar korban tidak bergerak dari
rumah terlalu jauh.
4. Kita lacak koordinat titik lokasi yang akan kita gali menggunakan software, kemudian kita input
ke dalam GPS. Tidak lupa kita cetak citra satelit tersebut untuk mempermudah pencarian.
Selanjutnya adalah melakukan pencarian menggunakan GPS dan peta Citra tersebut. Dengan
ketelitian GPS navigasi yang mencapai 5-10 meter saya rasa sudah cukup untuk digunakan dalam
situasi mendesak seperti ini.
Asalkan ada sebuah laptop dengan sambungan internet yang bagus. Analisis ini bisa diselesaikan
tidak lebih dari 1 jam, sudah termasuk input data GPS, menentukan lokasi pencarian hingga input
data koordinat pada GPS. Kita bisa memanfaatkan Citra satelit yang disediakan di secara gratis di
Internet. Dengan cara seperti ini kita bisa mencari korban dengan lebih efisien. Jika pada lokasi
yang kita perkirakan korban tidak ditemukan baru dilakukan pencarian di lokasi yang lain.
Pengembangan :
Bisa juga kita lakukan metode pelacakan "per rumah". Kita cari satu persatu Koordinat rumahnya
kemudian kita gali lokasi perkiraan tersebut. Hal ini dilakukan jika bencana terjadi di pemukiman
jarang penduduk yang mungkin jarak antar satu rumah dengan rumah lain berjauhan
Catatan : Metode ini hanya berlaku jika lokasi tersebut tertimbun oleh tanah yang longsor dari
tempat lain, seperti bukit, gunung dan tebing di sekitarnya dan tidak berlaku jika lokasi tersebut
menjadi objek longsoran sehingga lokasi tersebut hanyut dan berpindah menuju tempat lain.
BAB IV
Istilah "Tanah Longsor" atau "Landslide", seperti yang didefinisikan oleh Cruden (1991)
adalah gerakan massa batuan, puing-puing atau tanah yang menuruni sebuah lereng. Varnes (1978)
mendefinisikan tanah longsor sebagai gerakan material ke bawah dan ke luar dari sebuah lereng di
bawah pengaruh gravitasi. Brunsden (1984) lebih memilih istilah gerakan massa dan Dikau dkk
(1996) mendefinisikan sebagai perpindahan massa pada suatu proses yang tidak memerlukan
media transportasi seperti air, udara atau es. Fenomena tanah longsor tidak hanya sebatas "tanah"
dan "longsor". Penggunaan kata "tanah longsor" memiliki makna yang jauh lebih luas.
Berbagai jenis tanah longsor dapat dibedakan dari jenis material longsoran. Sistem klasifikasi
lainnya menggabungkan variabel tambahan, seperti tingkat gerakan dan air, udara, atau konten es.
Meskipun longsor pada umumnya terjadi di daerah pegunungan, longsor dapat juga terjadi di
daerah-daerah berelief rendah. Di daerah ini, longsor terjadi karena faktor cut and fill, sebagai
contoh; penggalian jalan dan bangunan, tebing sungai, runtuhnya tumpukan galian tambang
(terutama tambang batubara), dan berbagai kegagalan lereng lainnya terkait dengan pertambangan
khususnya tambang terbuka.
1. SLIDE: terdiri dariRotational Slide,Translational Slide dan Block Slide.
Rotational Slideadalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
cekung ke atas, dan pergerakan longsornya secara umum berputar pada satu sumbu yang sejajar
dengan permukaan tanah.Translational Slideadalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada
bidang gelincir berbentuk rata dengan sedikit rotasi atau miring ke belakang.Block Slide?adalah
pergerakan batuan yang hampir sama dengan Translational Slide, tetapi massa yang bergerak
terdiri dari blok-blok yang koheren.
2. FALL: adalah gerakan secara tiba-tiba dari bongkahan batu yang jatuh dari lereng yang curam
atau tebing. Pemisahan terjadi di sepanjang kekar dan perlapisan batuan. Gerakan ini dicirikan
dengan terjun bebas, mental dan menggelinding. Sangat dipengaruhi oleh gravitasi, pelapukan
mekanik, dan keberadaan air pada batuan.
3. TOPPLES: gerakan ini dicirikan dengan robohnya unit batuan dengan cara berputar kedepan
pada satu titik sumbu (bagian dari unit batuan yang lebih rendah) yang disebabkan oleh gravitasi
dan kandungan air pada rekahan batuan.
5. LATERAL SPREADS: umumnya terjadi pada lereng yang landai atau medan datar. Gerakan
utamanya adalah ekstensi lateral yang disertai dengan kekar geser atau kekar tarik. Ini disebabkan
oleh likuifaksi, suatu proses dimana tanah menjadi jenuh terhadap air, loose, kohesi sedimen
(biasanya pasir dan lanau) perubahan dari padat ke keadaan cair.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya
tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air
tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah
menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan
lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka
terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung
api, dan sebaran sumber gempa bumi.
SARAN
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat
hunian, antara lain :
1.Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
2.Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)
3.Vegetasi kembali lereng-lereng.
4.Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :
1.Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
2.Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
3.Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui
retakan.
4.Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
Dan sebagainya