Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS STRUKTUR KERUANGAN (SPATIAL STRUCTURE ANALYSIS)

Dosen pengampu : Dr. Nasruddin, M.Sc. & Muhammad Efendi, M.Pd.

Disusun oleh :
Mujdalifah
(2110416120002)
Kelas B

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
BANJARMASIN
ANALISIS STRUKTUR KERUANGAN

DESA BRUBUH, KECAMATAN JOGOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

Mujdalifah1) dan Dr.Nasruddin,M.Sc. Muhammad Efendi,M.Pd2)


1
Mahasiswa Program Studi Geografi,FISIP-ULM

2
Dosen Program Studi Geografi,FISIP-ULM
E-mail : 2110416120002@mhs.ulm.ac.id

ABSTRAK
Struktur spasial desa dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor sosial. Faktor alam(fisik) yang
mempengaruhi pola keruangan dan sistem perhubungan, antara lain abiotik,abiotik,topografi, Faktor
social(non fisik) meliputi ekonomi, mutu pendidikan dan adat istiadat serta kebudayaan. Dalam
masyarakat pedesaan mereka lebih cenderung mata pencaharian sebagai petani. Dan tentunya lahan
disana sangat luas .Penggunaan lahan oleh manusia dapat diartikan sebagai campur tangan manusia
terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik berupa kebutuhan material maupun
nonmaterial (spiritual). Penggunaan lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim,
relief, hidrologi , dan vegetasi dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya.
Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang.

Kata kunci : Struktur Spasial,Faktor Sosial,Faktor Alam,Ekonomi,Penggunaan Lahan


ABSTRACT
The spatial structure of the village is influenced by natural and social factors. Natural (physical) factors
that affect spatial patterns and communication systems, including abiotic, abiotic, topographical, social
(non-physical) factors include the economy, quality of education and customs and culture. In rural
communities they are more likely to work as farmers. And of course the land there is very wide. Land
use by humans can be interpreted as human intervention on land in order to meet the needs of their
lives, both in the form of material and non-material (spiritual) needs. Land use is a physical
environment that includes soil, climate, relief, hydrology, and vegetation where these factors affect the
potential use. This includes the consequences of human activities, both past and present.

Keywords : Spatial Structure, Social Factors, Natural Factors, Economy, Land Use
PENDAHULUAN
Lahan merupakan material dasar dari suatu lingkungan (situs) yang diartikan berkaitan dengan
sejumlah karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah, tofografi, hidrografi, hidrologi, dan
biologi. Penggunaan Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannyadengan lahan,
yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa
sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang benar-benar tepat di dalam
keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini mungkin, misalnya melihat penggunaan lahan dari
sudut pandang kemampuan lahan dengan jalan mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan
bermacam-macam karakteristik alami yang disebutkan diatas. Penggunaan lahan berkaitan dengan
kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya permukiman, perkotaan dan persawahan.

Pada wilayah perdesaan menunjukkan bagian suatu negeri yang memeperlihatkan penggunaan
lahan yang luas sebagai ciri penentu, baik pada waktu sekarang maupun beberapa waktu yang
lampau. Lahan di perdesaan umumnya digunakan untuk kehidupan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kehidupan sosial seperti berkeluarga, bersekolah, beribadat, berekreasi, berolah raga dan
sebagainya. Kegiatan itu biasanya dilakukan di dalam perkampungan.Lahan yang ada juga
dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi, misalnya kegiatan ekonomi bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, kehutanan, perindustrian dan perdagangan yang pada umumnya dilakukan di luar
kampung. Jadi dapat disimpulkan bahwa lahan di wilayah perdesaan adalah untuk permukiman
dalam rangka kehidupan sosial, dan untuk pertanian dalam rangka kegiatan ekonomi. Salah satu
nya yaitu Desa Brubuh di Kecamatan Jogorogo yang berada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
memiliki kekayaan alam yang melimpah. Beragam sumber daya alam yang meliputi sumber mata
air yang melimpah dan berbaku mutu lingkungan, puluhan jenis flora dan fauna asli hutan
pegunungan, dan bentang alam khas lereng utara Gunung Lawu. Oleh karena itu,sangat penting
menganalisis struktur spasial di Desa Brubuh. Untuk menganalisis fenomena fisik dan fenomena
non fisik.
METODE PENELITIAN
Metode pelaksanaan artikel ini disusun dengan menggunakan pendekatan deskripsi

HASIL DAN PEMBAHASAAN


1. Deskripsi Wilayah Penelitian
Desa Brubuh merupakan salah satu desa dari dua belas desa yang berada di Kecamatan Jogorogo,
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Bagian utara Desa Brubuh berbatasan langsung dengan Desa
Jogorogo, sebelah timur bersebelahan dengan Desa Talang dan Desa Macanan, sebelah selatan
bersebelahan dengan Desa Jaten, dan di sebelah barat Desa Brubuh adalah Desa Kletekan. Desa
Brubuh berjarak sekitar 3 km ke arah selatan dari Kantor Kecamatan Jogorogo, dan 27 km dari
Kantor Kabupaten Ngawi. Desa yang terletak di sebelah timur laut Gunung Lawu ini berada pada
ketinggian 630 mdpl. Desa Brubuh terdiri atas dua dusun, yakni Dusun Brubuh dan Dusun
Kayangan.

Gambar Peta Administrasi Desa Brubuh


2. Hasil Penelitian

a) Analisis secara stuktur keruangan terhadap peta penggunaan lahan Desa Brubuh

Gambar Peta Penggunaan Lahan Desa Brubuh

 Fenomena Fisik Desa Brubuh


- Kondisi Fisik

Pada peta penggunaan lahan Desa Brubuh tahun 2020 dapat dianalisa bahwa Desa Brubuh terletak
dibawah kaki gunung lawu yang berjarak ±11 Km dari puncaknya. Lahan di Desa sangat subur
hingga oleh warga dimanfaatkan untuk kegiatan bertani,sekitar 151 ha atau sekitar 71% lahan dari
Desa Brubuh merupakan lahan sawah. Sedangkan sisanya yaitu sekitar 29% atau 61.77 ha dari
Desa Brubuh berupa lahan bukan sawah, yang terdiri dari pemukiman, perkebunan/tegalan,
perkantoran pemerintah, lapangan olah raga, sekolah, pemakaman, dan hutan.

- Kondisi Abiotik

Desa brubuh juga sejuk dan iklimnya sangat mendukung untuk melakukan kegiatan pertanian.
Kesuburan tanah di Desa Brubuh dapat tercerminkan melalui banyaknya tanaman yang dapat
tumbuh di daerah tersebut, seperti tanaman apotek keluarga, tanaman pangan, tanaman buah-
buahan, dan lain-lainnya.
 Fenomena Non Fisik Desa Brubuh
- Kondisi sosial

Area seluas 2,43 km2 ini ditempati oleh 1831 jiwa penduduk yang terdiri dari 624 laki-laki dan
1207 perempuan. Dengan demikian, Desa Brubuh memiliki kepadatan penduduk sekitar 754
Jiwa/km2 pada tahun 2020.Masyarakat asli Desa Brubuh adalah masyarakat etnis Jawa, sementara
masyarakat pendatang yang jumlahnya sangat sedikit berasal dari etnis lain yang ada di Indonesia.
Sebagai komunitas yang tinggal di desa, umumnya masyarakat memiliki ikatan batin yang kuat
sesama warga desa. Hal ini disebabkan antara rumah satu dengan rumah tetangga yang berdekatan
kebanyakan masih ada hubungan kerabat. Dapat dilihat ketika masyarakat saling menjenguk dan
memberi bantuan saat ada tetangga yang sakit atau mengalami musibah.Beberapa persoalan-
persoalan yang ada di desa, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan diselesaikan melalui
rembug desa atau musyawarah yang berpusat di balai desa. Berbagai aktivitas sosial seperti hajatan
perkawinan, khitanan, kelahiran, kematian, pengajian hingga kebersihan lingkungan masih
dilaksanakan secara gotong royong atau kerja bakti bersama. Kondisi interaksi sosial seperti ini
dapat berfungsi sebagai pengendalian perilaku sosial budaya warga desa sehari-hari.

- Kondisi Ekonomi

Sikap hidup penduduk Desa Brubuh yang kebanyakan bekerja sebagai petani menunjukkan
kehidupan yang selaras dengan alam sekitar. Artinya, masyarakat menjalankan pekerjaannya
(petani) dan “nrimo” (menerima) keadaan alam dengan apa adanya. Pengolahan tanah pertanian
mereka dilakukan dengan cara yang dilakukan oleh nenek moyang mereka (warisan leluhur).
Meskipun pada beberapa metode pertanian sudah menggunakan teknologi seperti traktor, namun
secara keseluruhan metode pertanian yang dilakukan masih tradisional dicirikan dengan
penggunaan tenaga manusia yang banyak mulai dari menanam padi (matun) hingga memanennya
(derep).

- Kondisi Agama dan Budaya

Agama yang dianut masyarakat Desa Brubuh adalah islam. Di dalam kehidupan sehari-hari,
praktik keagamaan berbaur dengan tradisi budaya Jawa (kejawen). Tradisi slametan misalnya,
merupakan ritual sosio-religius yang diselenggarakan pada hari-hari yang dianggap suci atau
keramat seperti kelahiran, pernikahan sampai kematian. Salah satu komponen dalam slametan
yaitu kenduren. Penyajian makanan kenduren ini kemudian dibagikan kepada masyarakat yang
hadir dalam acara di mana sudah terlebih dahulu didoakan oleh tokoh agama desa setempat.
Dengan demikian, peran tokoh agama mempunyai kedudukan yang penting dalam sendi
kehidupan masyarakat.

KESIMPULAN
Struktur spasial desa dipengaruhi oleh fenomena fisik dan non fisik. Fenomena fisik : Pada peta
penggunaan lahan Desa Brubuh tahun 2020 dapat dianalisa bahwa Desa Brubuh terletak dibawah
kaki gunung lawu yang berjarak ±11 Km dari puncaknya. Lahan di Desa sangat subur hingga oleh
warga dimanfaatkan untuk kegiatan bertani,sekitar 151 ha atau sekitar 71% lahan dari Desa
Brubuh merupakan lahan sawah. Desa brubuh juga sejuk dan iklimnya sangat mendukung untuk
melakukan kegiatan pertanian. Kesuburan tanah di Desa Brubuh dapat tercerminkan melalui
banyaknya tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Fenomena non fisik : Area seluas 2,43
km2 ini ditempati oleh 1831 jiwa penduduk yang terdiri dari 624 laki-laki dan 1207 perempuan.
Dengan demikian, Desa Brubuh memiliki kepadatan penduduk sekitar 754 Jiwa/km2 pada tahun
2020. Sikap hidup penduduk Desa Brubuh yang kebanyakan bekerja sebagai petani menunjukkan
kehidupan yang selaras dengan alam sekitar. Sikap hidup penduduk Desa Brubuh yang
kebanyakan bekerja sebagai petani menunjukkan kehidupan yang selaras dengan alam sekitar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Studi Geografi Universitas Lambung
Mangkurat yang telah menerima tulisan dan semoga bermanfaat untuk pengembangan keilmuan
geografi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] “identifikasi-dan-klasifikasi-tutupan-lahan-melalui-pengolahan-citra-google-earth-dengan-
metode-singular-value-decomposition-dan-klasifikasi-k-nearest-neighbor.”

[2] Zenius, “Pola Keruangan Desa,” Zenius.Net, 2021, [Online]. Available:


https://www.zenius.net/prologmateri/geografi/a/1340/pola-keruangan-desa.

[3] “profil desa brubuh,” Diskominfo Ngawi. https://brubuh.ngawikab.id/profil/kondisi-


umum-desa/.

[4] “kkn ppm ugm go jogorogo,” 2020.

[5] Angga C, “sosial budaya desa brubuh,” brubuh.ngawikab.id, 2020.

Anda mungkin juga menyukai