Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI PROYEK

MATA KULIAH WAJIB KURIKULUM

“Sosialisasi Pencegahan Bullying Sejak Dini”

DISUSUN OLEH

Putri Patricia Sitinjak 220907096 Agama Katholik 1 dan Kewarganegaraan 21

DOSEN PEMBIMBING

Fajar Utama Ritonga , S.Sos,M.Kesos

MENTOR

Asri Kurniati Situmorang

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITK

PRODI ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bullying (perundungan) merupakan masalah yang cukup serius pada kalangan
siswa .Bullying itu sendiri ialah suatu tindakan yang dilakukan secara verbal
ataupun fisik yang membuat seseorang menjadi tidak nyaman dengan tindakan
tersebut (Olweus,1997). Tindakan bullying tersebut tidak hanya dapat dilakukan
oleh satu orang saja , tetapi tindakan bullying sering dilakukan oleh beberapa
orang (teman sekelompok) yang menggangap dirinya sebagai seseorang yang
memiliki kekuasaan lebih dari orang sekitarnya. Berdasarkan data KPAI pada
tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk dalam perundungan,
dan angka tersebut adalah angka yang cukup besar dan menjadi salah satu
perhatian oleh pihak pihak yang terkait dalam menanggani kasus tersebut.

Salah satu kasus yang cukup prihatin dari tindakan bullying ini, dirasakan oleh
salah satu siswa sekolah dasar Tasikmalaya. Kasus ini merupakan salah satu kasus
yang cukup parah , dikarenakan sang korban mengalami suspect depresim
thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak yang meregut nyawa si korban,
dan yang melatar belakangi penyakit tersebut ialah tindakan bullying yang ia
rasakan selama sekolah. Tindakan bullying tidak melihat umur seseorang ,
tindakan bullying itu bisa terjadi kapanpun dan dimanapun. Prihatinnya ialah,
anak sekolah dasar pun dapat melakukan tindakan bullying yang cukup parah, dan
dapat merenggut nyawa seseorang. Maka dalam hal tersebut dibutuhkan
penangganan secepat mungkin , untuk meminimalisir kasus bullying, khususnya
pada sekolah dasar.

Berdasarkan pasal pasal yang menjerat pelaku bullying Antara lain adalah
Pasal 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan, Pasal 170 KUHP tentang
pengeroyokan, dan pasal 311 KUHP tentang Perundungan yang Dilakukan di
Tempat Umum dan Mempermalukan Harkat Martabat Seseorang. Dalam beberapa
kasus bullying pada sekolah dasar, para pelaku banya terpapar konten pornografi,
salah satu yang dapat dilakukan menurut psikolog anak perlu dilakukan
pendampingan dan edukasi bagi mereka. Sementara itu, Kasat Reskrim Polre
Tasikmalaya AKP Dian Pornomo, menuturkan bahwa pihak mereka akan
menerapkan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan


Tujuan Umum. Untuk memberi pemaparan kepada para siswa tentang
bullying mulai dari pengertian, dampak, jenis, dan lainnya yang terkait dengan
bullying itu sendiri.

Tujuan Khusus. Tujuan khusus dari proyek ini adalah sebagai berikut :

a) Para siswa dapat mengetahui secara jelas tentang bullying, dan tidak ingin
untuk melakukannya
b) Untuk para siswa yang pernah sebelumnya merasakan bullying, dapat
menerima sebuah dorongan untuk berani menceritakan tindakan yang
pernah dia rasakan kepada orang dewasa / orang yang dapat dia percayai
agar dia juga dapat merasa aman dan berharga
c) Bagi para siswa yang sebelumnya pernah menyaksikan tindakan bullying,
dapat memberitahukan tindakan tersebut kepada sekolah seperti guru,
untuk menindak lanjuti hal tersebut
d) Mengetahui secara langsung alasan para pelaku dalam alasan mereka
melakukan tindakan bullying tersebut
e) Dan siswa dapat mengetahui bahwa mereka semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing masing , yang merupakan sebuah hadiah bagi diri
mereka, yang tidak boleh menjadi sebuah bahan ejekan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
HASIL REFLEKSI PROYEK
Setelah melaksanakan kegiatan proyek di salah satu Sekolah Dasar Negri
060882, kami dibagi menjadi dua tim, tim hari pertama yang berfokus kepada
pemaparan materi, dan tim kedua dimana focus dengan game game kebersamaan.
Saya ditugaskan pada hari pertama tepat pada tanggal .

Bullying ternyata salah satu yang akan sering kita temui, secara sadar
ataupun tidak., kadang kita pun bisa menjadi seorang pembully dibalik sebuat kata
“hanya bercanda”. Menurut kita itu hanya candaan biasa tetapi menurut mereka
yang sedang kita bercandain itu adalah sebuah hal yang tidak nyaman.

Tepat pada hari pelaksanaan , kami sampai ke sekolah tersebut tepat pada
jam istirahat siswa kelas 1dan kelas 2. Sebelum memulai pelaksanaan tersebut,
kami sempat berbincang bincang dengan siswa siswa yang sedang istirahat, disana
saya bisa merasakan mereka sangat berbaur dengan teman teman yang berbeda
dengan mereka baik suku maupun budaya, cara mereka menyapa kami dengan
sopan merupakan salah satu kehormatan kami menjadi salah satu mahasiswa yang
dapat dating kesana.

Sekitar jam 10.30 kami memasuki kelas yang akan menjadi tempat kami
dalam melaksanakan proyek. Dalam kelas tersebut merupakan gabungan dari
anak kelas 5 dan kelas 6.Mulai awal pelaksanaan, saya dapat melihat bahwa
beberapa dari mereka sudah membuat kelompok kelompok dan beberapa kali
menyudutkan satu orang. Disaat dilemparkan pertanyaan “Siapa disni pernah
dibully?” , banyak dari mereka angkat tangan dan anehnya mereka merasa bangga
dengan pertanyaan tersebut, dan tentu saja beberapa dari yang mengangkt tangan
adalah mereka yang membentuk kelompok kelompok. Adapun salah satu waktu
dimana kami memberikan waktu bagi mereka yang pernah dibully untuk
menceritakannya, tidak semua dari mereka tentu ingin bercerita, tetapi ada 3 siswa
yang berani untuk menceritakannya, setiap mereka memiliki cerita berbeda, tapi
ada penyebab yang sama ialah “kekurangan”. Kekurangan mereka digunakan para
pelaku untuk mengolok olok. Beberapa dari mereka menangis, saat
menceritakannya, dan salah satu dari mereka yang sebelumnya menggangkat
tangan sebagai pelaku, ternyata pernah merasakan perundungan. Adapaun suatu
saat saya mencoba untuk berbaur dengan mereka, dari beberapa yang pernah
melakukan bullying memiliki alasan mereka melakukan perundungan kepada
yang lainnya.

Dalam hari itu hal hal yang bisa saya ketahui ialah, ada hal yang salah bagi
mereka yang melakukan perundungan, karenan mereka merasa bangga jika
membully orang lain, mereka merasa bahwa mereka harus disegani. Mereka
merasakan hal tersebut karena sebelumnya mereka belum memahami tentang hal
yang mereka lakukan bukan lah hal yang pantas dibanggakan.

Mereka melakukan tindakan bullying tersebut memiliki latar belakang


yang berbeda – beda , ada beberapa dari mereka ternyata sebelumnya pernah
merasakan perundungan, sehingga disaat dia mendapatkan kelompok baru maka
dia ingin membalas hal yang sebelumnya mereka rasakan. Adapun yang menjadi
pelaku ternyata sebelmunya pernah mendapatkan hal yang kurang mengenakkan
dari si korban yang menurut dia itu adalah salah satu hal yang menjengkelkan,
sehingga kebetulan dia memiliki kelompok pertemanan, menghasut teman yang
lain untuk melakukan perundungan tersebut.

Bagi mereka yang menjadi korban, benar benar memiliki efek yang
dominan bagi psikis si korban. Ada dari mereka yang menjadi sosok diri penakut,
sehingga hanya diam saja, dan tidak mau berinteraksi kepada yang lain, ada dari
mereka juga merasakan rasa sedih atas perkataan para pelaku, yang sampai
beberapa hari terus memikirkan itu saja dan menggangu kegiatannya sehari hari.
SIMPULAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai