1. Cahaya
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis, yaitu membentuk zat makana. Sumber
cahaya terbesar di bumi adalah cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan
faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis
merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme
yang lain di dalam tanaman. Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis
tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda
terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari
(Onrizal, 2009).
Cahaya termasuk salah satu faktor yang menjadi pembatas bagi
fotosintesis, selain suhu, CO2, dan air. Laju fotosintesis berbanding lurus dengan
intensitas cahaya matahari. Maka semakin besar intensitas cahaya matahari yang
yang dapat diterima tanaman, semakin cepat pula proses pembentukan umbi dan
wakttu pembuangan. Tetapi tidak semua panjang gelombang diserap oleh
tumbuhan, hanya panjang gelombang tertentu tanaman menyerap cahaya matahari
(Samadi, 2007).
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan generatif berhubungan
dengan tingkat fotosintesis yaitu sumber energi bagi proses pembuangan yang
juga melalui mekanisme hormon tanaman. Kekurangan cahaya matahari akan
meyebabkan proses fotosintesis terganggu, sehingga proses proses pembentukan
organ vegetativ dan generatif terganggu, akibatnya tanmana menunjukkan gejala
etiolasi
Etiolasi merupakan pertumbuhan dari tanaman yang begitu cepat ketika
tanaman tersebut diletakkan di tempat yang gelap atau tempat-tempat yang
kekurangan cahaya matahari.
Dinding sel yang terdapat pada batang dan juga daun tanaman menjadi
melemah.
Di antara ruas yang satu dengan lainnya pada tanaman yang mengalami
etiolasi memiliki jarak yang lebih panjang