NIM : 195040201111104
Kelas : I
TUGAS ESSAY
Pertambahan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat dan sebagian
besar masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani.Pertambahan penduduk di Indonesisa yang
semakin meningkat menuntut adanya peningkatan ketersediaan pangan di Indonesia meningkat
dan perlu dipertahankan.Petani di Indonesia dalam pembudidayaan tanaman tidak jarang
mendapatkan kendala seperti adanya serangan organisme penggangu tanaman (OPT), areal
pertanian semakin sempit dan kurang produktif akibat alih fungsi lahan pertanian subur dan
pembukaan areal pertanian baru pada lahan yang kurang subur. Untuk itu pembangunan
pertanian di Indonesia tidak hanya diarahkan untuk peningkatan produksi, tetapi juga untuk
menghasilkan produk berkualitas yang berdaya saing tinggi dengan sistem produksi yang
efisien.Pemanfaatan produk rekayasa dari hasi di Indonesia telah diatur dan harus memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat 7 peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang perdagangan produk rekayasa genetika yaitu (1) UU No. 7/1996 tentang
pangan, (2) UU No. 21/2004 tentang Cartagena Protocol on Biosafety to the Convention on
Biological Diversity (Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati atas Konvensi
Keanekaragaman Hayati), (3) PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan, (4) PP No.
28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, (5) PP No. 21/2005 tentang Keamanan
Hayati Produk Rekayasa Genetika, (6) SKB 4 Menteri Th. 1999, (7) Peraturan Kepala Badan
POM RI Nomor: HK. 00.05.23.3541 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan
Pangan Produk Rekayasa Genetik (Abbas, 1999).
1.Meng identifikasi gen-gen yang bermanfaat untuk perbaikan varietas tanaman pangan yaitu
dengan rekayasa genetik tetap dengan mempertimbangkan faktor risiko keamanan hayati dan
pangan.Rekayasa genetik dipilih apabila sumber gen tidak dijumpai pada koleksi plasma nutfah
tanaman tertentu, namun sumber tersebut tersedia pada dan hewan.Penerapan rekayasa genetik
dalam bidang pertanian memilii berbagai keuntungan yaitu meningkatkan produktivitas tanaman,
mengkonservasi biodiversitas melalui penggunaan tanaman transgenik sebagai land saving
technology, mengefisienkan input dan lingkungan menjadi lebih berkelanjutan, meningkatkan
kestabilan produksi tanaman, dan menguntungkan secara ekonomis dan sosial.
2.Teknik kultur jaringan dimanfaatkan untuk perbaikan tanaman, misalnya melalui seleksi in-
vitro yang dan fusi protoplas.Seleksi in-vitro merupakan salah satu metode kultur jaringan yang
dapat menghasilkan perubahan genetik ke arah yang diinginkan dengan cara menginduksi
terjadinya mutan-mutan yang mempunyai sHat ketahanan terhadap cekaman biotik maupun
abiotik.Seleksi in-vitro dapat dilakukan untuk memperluas keragaman genetik tanaman yang
tahan terhadap cekaman penyakit yang mengeluarkan fitotoksin, sedangkan fusi protoplas adalah
sistem seleksi yang telah digunakan untuk memecahkan masalah hambatan seksual pada
persilangan antar spesies,misalnya meningkatkan kandungan minyak atsiri nilam dan ketahanan
terung terhadap layu bakteri.
C.PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, N. (2009). Perkembangan Teknologi di Bidang Produksi Pangan Dan Obat – Obatan
Serta Hak – Hak Konsumen. Jurnal Hukum. Vol. 3 No. 16, 423-438.