Dalam menyiapkan peta kerja maka hal yang harus dilakukan yaitu menentukan lokasi titik
observasi pada lapangan yang menyesuaikan dengan :
2. Tujuan Pemetaan
4. Pengalaman Survei
1.Pendekatan Survei
Dalam melakukan survei tanah terdapat beberapa metode dalam melakukan survei
tanah.Menurut Rayes (2007), ada tiga metode dalam melakukan survey tanah yaitu metode
fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara (menggunakan prinsip analitik), metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), dan metode grid bebas yang merupakan penerapan
gabungan dari kedua metode survey.
a.Pendekatan Sintetis
2.Tujuan Pemetaan
Menurut Basri dan Tience (2018),tujuan dilakukanya pemetaan survei tanah yaitu untuk
memberikan informasi mengenai tanah kepada pemakai tanah yang akan membantu pemakai
tanah adalam mengambil keputusan dalam penggunaan lahan dan pengembangan wilayah yang
disurvei.Pemetaan dibuat untuk tujuan khusus dan umum.Menurut Sukarman dan Ritung
(2012),pemetaan dengan tujuan khusus meliputi sektor pertanian yang tujuan untuk keperluan
tertentu seperti evaluasi lahan yang berisi permasalahan sumberdaya tanah dengan tujuan untuk
peningkatan produktivitas dan atau perluasan areal pertanian.Sedangkan untuk tujuan umum
meliputi non-pertanian seperti pembangunan ataupun pengembangan non-pertanian
Pada penyiapan peta kerja juga diperlukan pengalaman dalam tim survei tanah terutama
pada saat melakukan survey tanah dengan metode analitik menggunakan foto udara.Pengalaman
dalam Tim survei sanggat diperlukan karena dalam menginterprestasi foto udara harus memiliki
keahlian sehingga dapat mengerti hasil foto udara yang didapatkan.Hal ini sesuai dengan
pendapat yang menyatakan bahwa dalam menginterpretasi foto udara harus dilakukan seseorang
yang ahli dalam bidang penafsiran citra dari foto udara sehingga kekeliruan dalam mengenali
objek dari foto udara dapat dihindari.
Peta dibuat sesuai dengan tujuan tertentu dengan skala yang berbeda-beda.Menurut
Wahyunto et al. (2016) semakin detail skala peta, maka data dan informasi yang disajikan
semakin rinci sehingga penyebaran dari masing-masing satuan peta tanah yang digambarkan
juga semakin terperinci. Sukardi et al. (1989) telah membagi jenis peta tanah di Indonesia
kedalam tujuh jenis peta yaitu :
Skala peta juga berhubungan dengan banyaknya titik pengamatan pada wilayah yang
memiliki luasan yang sama karena banyak jumlah titik pada satu lahan akan bergantung pada
skala surveinya.Menurut Basri dan Tience (2018) semakin besar skala maka titik observasinya
semakin banyak.Hubungan skala denga titik pengamatan menurut Basri dan Tience (2018) yaitu
:
5.Pra-Survei
DAPUS :
Arsy, R. F. (2013). Metode Survei Deskriptif Untuk Mengkaji Kemampuan Interpretasi Citra
Pada Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Universitas Tadulako. Kreatif, 16(3).
Hikmatullah, S., Tafakresnanto, C., Sukarman, S., & Nugroho, K. (2014). Petunjuk Teknis
Survei dan Pemetaan Tanah Tingkat Semi Detail Skala 1: 50,000. Jakarta: BPPP Kementerian
Pertanian.
Sukarman, S., & Ritung, S. (2013). Perkembangan dan Strategi Percepatan Pemetaan
Sumberdaya Tanah di Indonesia.
Wahyunto, H., Suryani, E., Tafakresnanto, C., Ritung, S., Mulyani, A., Nugroho, S. K., ... &
Nursyamsi, D. (2016). Petunjuk teknis pedoman survei dan pemetaan tanah tingkat semi detail
skala 1: 50.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.