Anda di halaman 1dari 3

4.

Penyiapan Peta Kerja

Dalam menyiapkan peta kerja maka hal yang harus dilakukan yaitu menentukan lokasi titik
observasi pada lapangan yang menyesuaikan dengan :

1.Pendekatan/metode survei yang digunakan baik itu sintetik ataupun analitik

2. Tujuan Pemetaan

3. Ketersediaan peta/foto udara/citra satelit

4. Pengalaman Survei

5. Skala pemetaan yang dihasilkan

1.Pendekatan Survei

Dalam melakukan survei tanah terdapat beberapa metode dalam melakukan survei
tanah.Menurut Rayes (2007), ada tiga metode dalam melakukan survey tanah yaitu metode
fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara (menggunakan prinsip analitik), metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), dan metode grid bebas yang merupakan penerapan
gabungan dari kedua metode survey.

a.Pendekatan Sintetis

Dalam pendekatan sintetik, pengamatan dilakukan terlebih dahulu, kemudian dikelompokkan


berdasarkan sifat-sifat tertentu seperti jenis tanah, tipe batuan,dll berdasarkan hasil pengamatan
pada titik-titik pengamatan sehingga dihasilkan suatu peta sebanyak keragaman yang ada.
Pendekatan sintetik dapat digunakan apabila pada daerah tersebut tidak tersedia peta/foto udara.

b. Dalam pendekatan analitik, lansekap dideleniasi berdasarkan karakteristik eksternal seperti


bentuk lahan,batuan,relief,dan lereng, landform, vegetasi dan tanah permukaan kemudian
menentukan karakteristik tanah pada masing-masing satuan tersebut melalui pengamatan dan
pengambilan contoh tanah di lapangan.Pada pendekatan analitik memerlukan peta/foto udara
karena fungsi foto udara sendiri yaitu untuk membatasi lahan yang mempunyai karakteristik
fisik yang sama seperti bentuk lahan yang akan memudahkan pemantauan dalam melaksanakan
survei tanah (Basri dan Tience,2018).

2.Tujuan Pemetaan

Menurut Basri dan Tience (2018),tujuan dilakukanya pemetaan survei tanah yaitu untuk
memberikan informasi mengenai tanah kepada pemakai tanah yang akan membantu pemakai
tanah adalam mengambil keputusan dalam penggunaan lahan dan pengembangan wilayah yang
disurvei.Pemetaan dibuat untuk tujuan khusus dan umum.Menurut Sukarman dan Ritung
(2012),pemetaan dengan tujuan khusus meliputi sektor pertanian yang tujuan untuk keperluan
tertentu seperti evaluasi lahan yang berisi permasalahan sumberdaya tanah dengan tujuan untuk
peningkatan produktivitas dan atau perluasan areal pertanian.Sedangkan untuk tujuan umum
meliputi non-pertanian seperti pembangunan ataupun pengembangan non-pertanian

3.Pengalaman Tim Survei Tanah

Pada penyiapan peta kerja juga diperlukan pengalaman dalam tim survei tanah terutama
pada saat melakukan survey tanah dengan metode analitik menggunakan foto udara.Pengalaman
dalam Tim survei sanggat diperlukan karena dalam menginterprestasi foto udara harus memiliki
keahlian sehingga dapat mengerti hasil foto udara yang didapatkan.Hal ini sesuai dengan
pendapat yang menyatakan bahwa dalam menginterpretasi foto udara harus dilakukan seseorang
yang ahli dalam bidang penafsiran citra dari foto udara sehingga kekeliruan dalam mengenali
objek dari foto udara dapat dihindari.

4. Skala pemetaan yang dihasilkan

Peta dibuat sesuai dengan tujuan tertentu dengan skala yang berbeda-beda.Menurut
Wahyunto et al. (2016) semakin detail skala peta, maka data dan informasi yang disajikan
semakin rinci sehingga penyebaran dari masing-masing satuan peta tanah yang digambarkan
juga semakin terperinci. Sukardi et al. (1989) telah membagi jenis peta tanah di Indonesia
kedalam tujuh jenis peta yaitu :

Skala peta juga berhubungan dengan banyaknya titik pengamatan pada wilayah yang
memiliki luasan yang sama karena banyak jumlah titik pada satu lahan akan bergantung pada
skala surveinya.Menurut Basri dan Tience (2018) semakin besar skala maka titik observasinya
semakin banyak.Hubungan skala denga titik pengamatan menurut Basri dan Tience (2018) yaitu
:
5.Pra-Survei

Kegiatan pra-survei dilakukan sebelum melakukan survei utama.Kegiatan pra-survei


dimaksudkan untuk perencanaan pelaksanaan yang dilakukan pada survei utama. Menurut Basri
dan Tience (2018), kegiatan yang dilakukan dalam pra-survei yaitu melakukan izin survei,
mengumpulkan data mengenai peta desa,data sosial ekonomi,data terkait dengan lahan
lainya,konsultasi dengan instansi terkait,penentuan letak basecamp,tenaga pendamping,sarana
transportasi dan sebagainya.

DAPUS :

Arsy, R. F. (2013). Metode Survei Deskriptif Untuk Mengkaji Kemampuan Interpretasi Citra
Pada Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Universitas Tadulako. Kreatif, 16(3).

Basri, A. H. H., Tience.E.P.(2018). Persiapan Lahan Perkebunan.Jakarta Selatan: Badan


Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

Hikmatullah, S., Tafakresnanto, C., Sukarman, S., & Nugroho, K. (2014). Petunjuk Teknis
Survei dan Pemetaan Tanah Tingkat Semi Detail Skala 1: 50,000. Jakarta: BPPP Kementerian
Pertanian.

Sukarman, S., & Ritung, S. (2013). Perkembangan dan Strategi Percepatan Pemetaan
Sumberdaya Tanah di Indonesia.

Wahyunto, H., Suryani, E., Tafakresnanto, C., Ritung, S., Mulyani, A., Nugroho, S. K., ... &
Nursyamsi, D. (2016). Petunjuk teknis pedoman survei dan pemetaan tanah tingkat semi detail
skala 1: 50.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai