(5 Juni 2023)
(…………..)
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDRAAN JAUH DASAR
Oleh :
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
B. TUJUAN
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk lahan yang ada pada citra google earth
a. Alat
1. Laptop
2. Microsoft office
4. Penggaris
5. Hardboard
b. Bahan
1. Cover
2. Mika bening
3. Kertas HVS
D. DASAR TEORI
Foto udara adalah gambar atau foto yang diambil dari udara
menggunakan pesawat terbang atau drone. Foto udara digunakan dalam pemetaan,
penginderaan jarak jauh, pemantauan lingkungan, pemantauan konstruksi, survei
lahan, dan berbagai aplikasi lainnya. Foto udara dapat menampilkan tampilan luas
dari suatu area atau wilayah, dengan sudut pandang yang berbeda dari yang dapat
dilihat dari permukaan tanah. Dalam pemetaan dan penginderaan jarak jauh, foto
udara digunakan untuk mendapatkan data topografi dan informasi spasial yang
akurat tentang objek, lahan, atau fenomena tertentu.
Adapun definisi interpretasi citra menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
3. Menurut Jensen (2005) interpretasi citra adalah proses mengubah data citra
menjadi informasi yang berguna dengan mengidentifikasi, menafsirkan, dan
mengklasifikasikan objek atau fenomena yang terlihat pada citra. Proses ini
melibatkan penggunaan perangkat lunak komputer untuk analisis citra.
3. Pengertian Fotogrametri
Satuan fisiografi adalah satu bagian permukaan bumi yang memiliki ciri-
ciri topografi, struktur, karakteristik fisik, dan sejarah geologi dan geomorfik yang
berbeda dengan satuan lainnya. Bentukan-bentukan landform yang relatif sama
atau mirip proses pembentukan dan dinamikanya disebut satuan (unit) fisiografis.
Satuan fisiografis mengintegrasikan berbagai unsur seperti jenis batuan, jenis
tanah, iklim. Dengan demikian satu satuan fisiografis memiliki kesesuaian
penggunaan lahan yang sama atau memiliki tipe vegetasi yang spesifik. Pembagian
fisiografi atas beragam sistem seperti: pegunungan, perbukitan, vulkanik, karst,
aluvial, dataran sampai marin. Satu satuan fisiografi merupakan satu sistem yang
menjadi kerangka dalam mengintegrasikan data fisik dan biotik dimana unsur lain
seperti jenis tanah, litologi, dan vegetasi menjadi subsistem dalam sistem ini.
5. Pengertian Fusi Citra dan metode fusi citra
Fusi citra adalah proses menggabungkan dua atau lebih citra ke dalam
satu citra, dengan mempertahankan fitur penting dari masing-masing gambar. Fusi
citra menurut Vrabel (1996) dalam Sitanggang (2004) merupakan proses
penggabungan citra yang memiliki resolusi spektral tinggi (multispektral dan
hyperspektral) dengan citra resolusi spasial tinggi (pankromatik) dengan cara
resampling atau mengubah pixel citra ke citra dengan resolusi spasial yang tinggi.
Fusi citra adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah gambar
yang tidak fokus hasil dari penggunaan kamera non-profesional. Fusi citra juga
dapat digunakan dalam penginderaan jauh, pengamatan, dan aplikasi medis. Dalam
penelitian ini, diusulkan teknik fusi citra baru dengan menggunakan SIFT (Scale
Invariant Feature Transform) sebagai registrasi citra. Prosedur fusi dilakukan
dengan mencocokkan fitur gambar SIFT menggunakan RANSAC dan kemudian
menggabungkan dua citra dengan aturan rata-rata piksel. Langkah terakhir
membandingkan hasil fusi citra menggunakan QABF, intensitas rata-rata piksel
dan standard deviasi. Hasil eksperimental menunjukkan bahwa metode yang
diusulkan mengungguli teknik fusi konvensional, terutama untuk citra yang
mengalami translasi atau rotasi.
6. Stereoskop
3. Mahasiswa menanyakan kepada asisten praktikum jika ada yang kurang mengerti
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum dengan tepat waktu pada asisten
praktikum
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ke-6 kita diberikan foto udara yang bersumber dari
google earth yang berupa bentuk lahan fluvial, lalu setelah itu dilakukan deliniasi
terhadap bentuk lahan apa saja yang ada pada bentuk lahan fluvial tersebut.
Bentuk lahan fluvial yang terdapat pada citra google earth tersebut antara
lain yang pertama yaitu meander. Meander atau sungai yang berkelok, secara
umum artinya tikungan pada peredaran air atau sungai berliku-liku. Sebuah
Meander terbentuk ketika air beranjak di sungai mengikis tepi luar dan
memperlebar lembah nya. Sebuah sirkulasi air pada volume berapapun bisa
mengakibatkan jalur air menjadi berkelok-kelok, berkali kali mengikis endapan
atau sedimen dari luar tikungan dan mengendapkannya mereka pada dasar sungai.
Hasilnya ialah pola meliuk seperti ular menerus sepanjang watershed atau wilayah
aliran sungai. Meandering ditimbulkan terjadinya ekses muatan sedimen waktu
banjir, ketika terjadi ekses peredaran turbulen. Pada bentuk lahan tersebut meander
di gambarkan dengan tekstur halus dan rona cerah berwarna putih kebiruan.
Lalu bentuk lahan yang kedua yaitu terdapat sawah tadah hujan yang
memiliki pola mengelompok berbentuk persegi dengan rona cerah berwarna hijau.
Sawah tadah hujan merupakan jenis sawah sistim perairannya sangat bergantung
pada hujan, tanpa bangunan-banguna irigasi permanen. Penanaman padi akan
dimulai ketika memasuki musim penghujan. Lahan tadah hujan merupakan
lumbung padi kedua setelah lahan sawah irigasi. Namun ada beberapa
permasalahan yang menonjol pada lahan tersebut yakni produktivitas masih rendah
disebebkan pasokan air hujan yang sulit dipridiksi. Selain itu kesuburan dan pH
tanah rendah, sifat fisik tanah kompak, permasalahn tersebut menjadi hambatan
dalam produksi padi sawah tadah hujan. Ekosistem sawah tadah hujan cukup
berbeda dengan ekosistem sawah irigasi, dimana pada awal musim hujan padi
ditanam, menjelang kemarau masih ada air, dapat ditanam palawija atau sayuran
karena penanamannya bergantung pada musim hujan.
Lalu bentuk lahan yang ketiga yaitu gosong sungai yang terdapat pada
tengah sungai berbentuk oval seperti pulau kecil yang berwarna coklat dikarenakan
terdapat edapan sedimen sungai. Gosong sungai adalah kumpulan-kumpulan
sedimen (pasir atau kerikil) yang telah diendapkan oleh aliran sungai pada tubuh
sungai. Gosong sungai umumnya ditemukan pada bagian sungai yang memiliki
aliran air yang tenang dan lambat dan pada bagian yang terdangkal, gosong sungai
umumnya terletak saling sejajar terhadap tepian sungai dan menempati area terjauh
dari meander sungai.
Lalu bentuk lahan yang ke empat yaitu bentuk lahan sungai rectangular
yang memiliki bentuk memanjang seperti patahan dan bercabang lalu memiliki
rona cerah berwarna putih kebiruan yang tampak jelas berdekatan dengan beberapa
vegetasi. Secara umum, sungai yang mempunyai pola aliran rektangular tersebut
alirannya akan dikontrol oleh struktur geologi, seperti halnya struktur rekahan dan
juga struktur patahan. Sungai yang mempunyai pola aliran rektangular umumnya
terjadi pada struktur batuan yang beku. Sungai dengan jenis pola aliran ini biasanya
memiliki bentuk yang lurus mengikuti arah patahan. Adapun ciri-ciri dari sungai
dengan pola aliran ini yaitu bentuk sungainya tegak lurus dan merupakan hasil dari
saluran-saluran air yang mengikuti pola yang berasal dari struktur geologi. Pola
aliran sungai rektangular pada umumnya berkembang di batuan yang tahan
terhadap erosi dan tipenya mendekati seragam tapi dikontrol oleh rekahan yang
berasal dari dua arah dan mempunyai sudut yang saling tegak lurus. Cabang-cabang
dari pola aliran sungai ini biasanya akan membentuk sudut tumpul dengan sungai
utamanya.
Lalu yang kelima yaitu terdapat bentuk lahan berupa point bar,
Bentuklahan ini banyak dijumpai pada sungai yang sedang mengalami meandering,
yaitu terbentuk oleh pengendapan material di dalam alur sungai dan berlangsung
pada saat yang bersamaan dengan erosi ke arah samping pada sisi yang berlawanan.
Di dalam point bar terdapat igir-igir (scroll) yang diantaranya diselingi aleh alur-
alur (swales) dengan kedudukan hampir sejajar satu sama lain. Secara umum
tekstur material point bar tergantung pada keadaan sedimen yang terangkut oleh
aliran sungai pada saat banjir, namun demikian swales cenderung terisi material
halus. Menurut Arbogast dalam Heru Pramono dan Arif Ashari (2013:131)
menjelaskan deposisi sedimen dalam proses pembentukan point bar terjadi pada
bagian dalam meander karena aliran sungai pada bagian tersebut relatif lemah.
Sebaliknya dijumpai pada bagian yang berlawanan, dimana terjadi pemotongan
lereng oleh erosi sungai pada sisi luar meander karena tingginya kecepatan aliran
pada bagian tersebut.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah, Foto udara adalah foto yang diambil
dari udara menggunakan pesawat terbang atau drone. Biasanya, kamera ditempatkan di
pesawat atau drone, dan foto-foto diambil dari ketinggian yang bervariasi. Teknik ini
memungkinkan fotografer atau peneliti untuk mendokumentasikan atau memetakan
area luas dengan sudut pandang yang luas. Interpretasi citra adalah proses menganalisis
dan mendeskripsikan fenomena yang ada pada citra penginderaan jauh agar nantinya
dapat diidentifikasi objek, kenampakan dan penutup lahan yang ada pada permukaan
bumi. Fotogrametri adalah suatu teknik yang digunakan dalam pengukuran atau
pemetaan suatu objek yang ada di permukaan bumi melalui sebuah foto yang diambil
dari satelit.
Bentuk lahan fluvial adalah bentuk-bentuk geografis yang terbentuk akibat
proses erosi, transportasi, dan deposisi oleh sungai dan sistem sungai. Pada citra google
earth yang sudah di deliniasi ditemukan bentuk lahan berupa meander yaitu lengkungan
yang terbentuk oleh perubahan alur sungai yang meliuk-liuk dengan tekstur halos, rona
cerah berwarna putih kebiruan. Lalu terdapat sawah tadah hujan yaitu sistem pertanian
di mana pertanian padi dilakukan dengan memanfaatkan air hujan sebagai sumber air
utama untuk irigasi tanaman, sawah tadah hujan tersebut memiliki tekstur halus dengan
rona agak gelap berwarna hijau. Lalu terdapat gosong sungai yaitu daerah yang
terbentuk di sepanjang aliran sungai di mana endapan sedimen atau kerikil terkumpul.
Gosong sungai biasanya terbentuk di bagian sungai yang memiliki aliran air yang lebih
lambat, seperti di tikungan sungai atau di bagian belakang bendungan. Lalu terdapat
sungai rectangular yaitu bentuk alur sungai yang memiliki karakteristik geometris yang
relatif lurus dan berbentuk persegi atau rectangular yang memiliki rona cerah berwarna
putih kebiruan yang berasosiasi dengan sawah. Dan yang terakhir point bar yaitu fitur
geologis yang terbentuk di sepanjang bagian dalam tikungan (inner bend) sungai yang
berkelok. Point bar terbentuk melalui proses pengendapan sedimen oleh aliran sungai
di bagian dalam tikungan yang memiliki kecepatan aliran lebih rendah. Proses
terbentuknya point bar melibatkan pengangkutan dan pengendapan sedimen oleh
sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. 2015. Pengolahan Citra Penginderaan Jarak Jauh Menggunakan ENVI 5.1 dan
ENVI LiDAR (Teori dan Praktek). Jakarta: PT. LABSIG INDERAJA ISLIM.
Hussein, Saddam. 2022. “Interpretasi Citra Penginderaan Jauh: Pengertian dan Unsur-
Unsurnya (Contoh+Gambar)”. https://geospasialis.com/interpretasi-citra/. (diakses
pada 4 Juni 2023 pukul 14.24 WIB)
River, T., & Das, S. S. (2016). Vertical sequences of lithofacies in point bar and natural levee
deposits ,. International Journal of Environmental Sciences, 6(5), 746–757.
Suwargana, N. 2013. Resolusi spasial Temporal dan Spektral pada Satelit Landsat, Spot dan
Ikonos. Jurnal Ilmiah Widya. 1(2): 167-174.
Wijayanti, D. A., & Gunawan, T. (2017). Pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk ekstraksi
parameter laju erosi-sedimentasi di daerah aliran sungai. Universitas Gadjah Mada.
LAMPIRAN