(2 Juni 2023)
(…………..)
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDRAAN JAUH DASAR
Oleh :
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
B. TUJUAN
a. Alat
1. Laptop
2. Microsoft office
3. Handphone
b. Bahan
1. Cover praktikum
2. Kuota internet
D. DASAR TEORI
1. Definisi Citra
Citra atau gambar adalah representasi visual dari suatu objek atau scene
dalam bentuk dua dimensi. Citra dapat dihasilkan melalui berbagai teknologi,
seperti kamera digital, scanner, atau sensor dalam pengindraan jauh. Citra dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti dokumentasi, analisis, dan
komunikasi. Citra dalam pengindraan jauh biasanya mengandung informasi tentang
kondisi dan karakteristik permukaan bumi, seperti kepadatan, warna, tekstur,
bentuk, dan jenis tanah. Citra juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang sifat-sifat objek atau scene yang diambil, seperti tinggi bangunan,
kedalaman laut, dan suhu permukaan. Dalam pemrosesan citra, citra dapat diolah
dengan berbagai teknik, seperti pengolahan citra digital, analisis citra, dan
klasifikasi citra. Teknik-teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi
yang lebih rinci dan detail tentang objek atau scene yang diambil dalam citra, serta
untuk membuat interpretasi tentang kondisi permukaan bumi atau objek yang
diambil. Citra sangat penting dalam berbagai bidang, seperti pengindraan jauh,
pemetaan, pengamatan lingkungan, dan keamanan. Dalam pemrosesan citra dalam
pengindraan jauh, citra dapat diolah dengan berbagai teknik, seperti pengolahan
citra digital, analisis citra, dan klasifikasi citra, untuk memperoleh informasi yang
lebih rinci dan detail tentang objek atau scene yang diambil dalam citra.
Adapun definisi interpretasi citra menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Este dan Simonett (1975), Interpretasi citra dapat didefinisikan sebagai
perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan tujuan untuk mengidentifikasi
obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.
2. Umali 1983 berpendapat bahwa interpretasi citra adalah kegiatan permukaan
bumi yang melalui 3 tahapan yaitu Tahap analisis, citra Tahap interpretasi citra,
Tahap interpretasi disipliner terinci dan melihat dari warna serta ronanya.
3. Menurut Jensen (2005) interpretasi citra adalah proses mengubah data citra
menjadi informasi yang berguna dengan mengidentifikasi, menafsirkan, dan
mengklasifikasikan objek atau fenomena yang terlihat pada citra. Proses ini
melibatkan penggunaan perangkat lunak komputer untuk analisis citra.
Citra multispektral adalah jenis citra yang terdiri dari beberapa saluran
warna atau pita spektral. Setiap saluran atau pita spektral dalam citra multispektral
menangkap cahaya dalam rentang panjang gelombang yang berbeda. Misalnya,
sebuah citra multispektral dapat terdiri dari saluran merah, hijau, dan biru (RGB)
seperti pada citra warna umum, atau dapat mencakup saluran tambahan seperti
inframerah dekat (NIR) atau inframerah tengah (MIR). Citra multispektral
dirancang untuk menganalisis objek atau fenomena dengan memanfaatkan
karakteristik spektral mereka di berbagai saluran. Setiap saluran spektral dalam
citra multispektral dapat memberikan informasi yang berbeda tentang objek atau
area yang diamati. Misalnya, dalam aplikasi pertanian, citra multispektral dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan pola vegetasi, memonitor
kesehatan tanaman, mengukur kandungan air dalam tanaman, atau mendeteksi
keberadaan hama atau penyakit. Salah satu keunggulan citra multispektral adalah
kemampuannya untuk mengekstraksi informasi spektral yang kaya dari objek atau
area tertentu. Dengan menganalisis respons spektral pada setiap saluran, kita dapat
mempelajari karakteristik objek yang tidak terlihat dalam citra visual biasa. Citra
multispektral juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memisahkan objek
berdasarkan properti spektral mereka, seperti tanaman, air, tanah, atau bahan
bangunan. Penggunaan citra multispektral sangat luas dalam berbagai bidang,
termasuk pemetaan lahan, pemantauan lingkungan, ilmu bumi, penginderaan jarak
jauh, dan aplikasi pemrosesan citra lainnya. Dalam beberapa kasus, citra
multispektral dapat digabungkan dengan citra pankromatik (tingkat keabuan tinggi)
untuk menciptakan citra resolusi spasial-tinggi dan resolusi-spektral rendah yang
menggabungkan keunggulan keduanya
Citra pankromatik adalah jenis citra yang terdiri dari satu saluran warna
atau tingkat keabuan tunggal. Citra pankromatik menangkap seluruh spektrum
cahaya yang terlihat, tetapi tidak memisahkan cahaya menjadi berbagai saluran
warna seperti pada citra warna. Oleh karena itu, citra pankromatik umumnya
memiliki resolusi spasial yang lebih tinggi daripada citra multispektral. Dalam citra
pankromatik, informasi cahaya dipetakan menjadi tingkat keabuan tunggal. Ini
berarti bahwa setiap piksel dalam citra pankromatik memiliki nilai keabuan tunggal
yang mencerminkan tingkat kecerahan atau intensitas cahaya yang ditangkap oleh
sensor. Dalam aplikasi pemrosesan citra, citra pankromatik sering digunakan ketika
resolusi spasial yang tinggi diperlukan untuk mengekstraksi detail yang halus
dalam objek atau area yang diamati. Citra pankromatik sering digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk pemetaan, penginderaan jarak jauh, pemantauan
lingkungan, dan aplikasi pemrosesan citra lainnya. Keunggulan citra pankromatik
terletak pada resolusi spasial yang tinggi, yang memungkinkan pengamatan detail
yang lebih halus dalam objek dan area tertentu. Namun, citra pankromatik memiliki
kekurangan dalam hal kurangnya informasi spektral yang dapat diperoleh, karena
hanya satu saluran warna atau tingkat keabuan yang digunakan. Oleh karena itu,
untuk analisis yang memerlukan informasi spektral yang lebih kaya, citra
multispektral atau hiperspektral biasanya digunakan
1. Komposisi warna: Citra pankromatik terdiri dari satu saluran warna atau tingkat
keabuan tunggal, sementara citra multispektral terdiri dari beberapa saluran
warna atau pita spektral. Citra pankromatik mencatat intensitas cahaya tanpa
memisahkannya menjadi komponen warna yang berbeda, sedangkan citra
multispektral dapat merekam cahaya dalam berbagai rentang panjang
gelombang yang berbeda.
2. Resolusi spasial: Citra pankromatik umumnya memiliki resolusi spasial yang
lebih tinggi daripada citra multispektral. Hal ini karena citra pankromatik
mewakili detail objek dengan tingkat keabuan tunggal yang lebih tinggi,
sementara citra multispektral mengorbankan sebagian resolusi spasial untuk
menyediakan informasi spektral yang lebih banyak.
3. Informasi spektral: Citra pankromatik hanya memberikan informasi tentang
intensitas cahaya atau tingkat keabuan pada setiap piksel, sedangkan citra
multispektral memberikan informasi spektral yang kaya dalam berbagai saluran
atau pita spektral. Citra multispektral dapat membedakan objek berdasarkan
respons spektral mereka, sedangkan citra pankromatik tidak memiliki
kemampuan tersebut.
4. Penggunaan aplikasi: Citra pankromatik sering digunakan ketika resolusi
spasial yang tinggi diperlukan untuk mengamati detail objek, seperti dalam
pemetaan atau penginderaan jarak jauh. Di sisi lain, citra multispektral
digunakan untuk menganalisis objek atau fenomena berdasarkan karakteristik
spektral mereka, seperti dalam pemantauan lingkungan, pertanian, atau
pemrosesan citra ilmiah
4. Komposit Citra
Salah satu jenis komposit citra yang umum adalah komposit warna.
Dalam komposit warna, tiga atau lebih saluran warna dari citra asli digabungkan
untuk membentuk citra baru dengan warna yang tajam dan detail yang lebih baik.
Misalnya, dalam komposit warna RGB (merah, hijau, biru), saluran merah dari satu
citra digabungkan dengan saluran hijau dan biru dari citra lain untuk menghasilkan
citra warna yang lengkap. Selain komposit warna, ada juga komposit citra yang
menggunakan informasi spektral dari citra multispektral. Misalnya, dalam
pemetaan lahan atau pemantauan lingkungan, komposit citra dapat menggabungkan
saluran spektral yang berbeda, seperti inframerah dekat (NIR), inframerah tengah
(MIR), dan saluran merah, hijau, dan biru, untuk menghasilkan citra dengan
informasi spektral yang lebih kaya. Hal ini memungkinkan pengamatan dan analisis
yang lebih baik tentang objek dan fenomena tertentu. Selain itu, terdapat juga
teknik komposit citra lainnya, seperti komposit pankromatik dan multispektral,
yang menggabungkan citra pankromatik dengan citra multispektral untuk
menghasilkan citra dengan resolusi spasial yang tinggi dan informasi spektral yang
lebih kaya. Komposit citra dapat dilakukan menggunakan perangkat lunak
pemrosesan citra khusus atau alat yang mendukung fungsi komposit. Metode dan
teknik yang digunakan dalam komposit citra dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan dan tujuan spesifik dari pemrosesan citra yang dilakukan
E. LANGKAH KERJA
1. Hasil Pengamatan
Citra atau gambar adalah hasil visual dari suatu objek yang dihasilkan
melalui suatu proses pemotretan oleh pesawat udara seperti drone, balon udara, dan
lain-lain dalam bentuk dua dimensi. Citra dapat dihasilkan melalui berbagai
teknologi, seperti kamera digital, scanner, atau sensor dalam pengindraan jauh.
Interpretasi citra adalah sebuah proses menganalisis dan memahami sebuah citra
atau gambar yang diambil dari satelit atau pesawat udara yang melintas pada area
yang diamati sehingga mendapatkan informasi dari citra tersebut yang dapat
berguna dalam keberlangsungan pemetaan dan lain-lain
Brown, A. B., & Lee, C. H. (2020). Analisis dan Peningkatan Kualitas Citra Resolusi
Tinggi Menggunakan Algoritma Pemulihan. Jakarta: Penerbit ABC.
Derajat, R. M., Sopariah, Y., Aprilianti, S., Taruna, A. C., Tisna, H. A. R., Ridwana,
R., & Sugandi, D. (2020). Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra landsat 8
operational land imager (OLI) di Kecamatan Pangandaran. Jurnal Samudra
Geografi, 3(1), 1-10.
Pangestu, S. A., & Jatmiko, R. H. (2014). Analisa Citra Satelit Multitemporal Untuk
Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Menggunakan Metode
Postclassification Comparisson Di Sebagian DKI Jakarta. Jurnal Bumi
Indonesia, 5(1), 223080.
WARNA OBJEK TIAP SALURAN GAMBAR OBJEK TIAP SALURAN WARNA OBJEK
KOMPOSIT
Jalur Kereta Api Abu-abu cerah Abu-abu cerah Abu-abu cerah Abu-abu