Anda di halaman 1dari 21

NILAI TANGGAL PENGUMPULAN

(2 Juni 2023)
(…………..)

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDRAAN JAUH DASAR

ACARA : INTERPRETASI PENUTUP LAHAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


MENGGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI

Oleh :

Nama : Ashkia Janar Raihana


NIM : 3211422036
Nama Dosen : 1. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto M.Si.
2. Vina Nurul Husna S.Si.,M.Si
Nama Asisten : 1. Mohammad Bilal Suryadi (3211420039)
2. Wirdha Alifah (3211421064)

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL

INTERPRETASI CITRA PENUTUP DAN PENGGUNAAN LAHAN


MENGGUNAKAN CITRA MULTISPEKTRAL

B. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui interpretasi citra

2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan perbedaan citra multispectral dan


pankromatik

3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi Arcgis dalam membuat deliniasi

4. Mahasiswa dapat mengerti dan mencoba Teknik digitasi

C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Laptop

2. Microsoft office

3. Handphone

b. Bahan

1. Cover praktikum

2. Kuota internet
D. DASAR TEORI

1. Definisi Citra

Citra atau gambar adalah representasi visual dari suatu objek atau scene
dalam bentuk dua dimensi. Citra dapat dihasilkan melalui berbagai teknologi,
seperti kamera digital, scanner, atau sensor dalam pengindraan jauh. Citra dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti dokumentasi, analisis, dan
komunikasi. Citra dalam pengindraan jauh biasanya mengandung informasi tentang
kondisi dan karakteristik permukaan bumi, seperti kepadatan, warna, tekstur,
bentuk, dan jenis tanah. Citra juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang sifat-sifat objek atau scene yang diambil, seperti tinggi bangunan,
kedalaman laut, dan suhu permukaan. Dalam pemrosesan citra, citra dapat diolah
dengan berbagai teknik, seperti pengolahan citra digital, analisis citra, dan
klasifikasi citra. Teknik-teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi
yang lebih rinci dan detail tentang objek atau scene yang diambil dalam citra, serta
untuk membuat interpretasi tentang kondisi permukaan bumi atau objek yang
diambil. Citra sangat penting dalam berbagai bidang, seperti pengindraan jauh,
pemetaan, pengamatan lingkungan, dan keamanan. Dalam pemrosesan citra dalam
pengindraan jauh, citra dapat diolah dengan berbagai teknik, seperti pengolahan
citra digital, analisis citra, dan klasifikasi citra, untuk memperoleh informasi yang
lebih rinci dan detail tentang objek atau scene yang diambil dalam citra.

2. Definisi Interpretasi Citra

Interpretasi citra adalah proses menganalisis dan menafsirkan informasi


yang terdapat dalam citra penginderaan jauh dengan tujuan untuk mengidentifikasi
objek, fenomena, atau kondisi yang ada di permukaan bumi. Interpretasi citra
dilakukan dengan mengamati dan membandingkan pola-pola, warna, tekstur,
bentuk, dan ukuran obyek atau fenomena yang terlihat pada citra dengan
menggunakan pengetahuan tentang lingkungan, geologi, hidrologi, vegetasi, dan
faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi permukaan bumi. Interpretasi citra
digunakan dalam berbagai bidang seperti pemetaan, pengelolaan sumber daya
alam, pemantauan lingkungan, dan penelitian ilmiah.

Adapun definisi interpretasi citra menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Este dan Simonett (1975), Interpretasi citra dapat didefinisikan sebagai
perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan tujuan untuk mengidentifikasi
obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.
2. Umali 1983 berpendapat bahwa interpretasi citra adalah kegiatan permukaan
bumi yang melalui 3 tahapan yaitu Tahap analisis, citra Tahap interpretasi citra,
Tahap interpretasi disipliner terinci dan melihat dari warna serta ronanya.

3. Menurut Jensen (2005) interpretasi citra adalah proses mengubah data citra
menjadi informasi yang berguna dengan mengidentifikasi, menafsirkan, dan
mengklasifikasikan objek atau fenomena yang terlihat pada citra. Proses ini
melibatkan penggunaan perangkat lunak komputer untuk analisis citra.

4. Menurut Lu and Weng (2007) interpretasi citra adalah proses mengidentifikasi,


mengklasifikasikan, dan memperoleh informasi dari citra pengindraan jauh. Proses
ini melibatkan pengamatan visual dan analisis citra, serta penggunaan teknologi
seperti sistem informasi geografis (GIS) dan analisis spasial untuk memperoleh
informasi yang lebih detail dan akurat

Sehingga dapat disimpulkan bahwa interpretasi citra adalah sebuah


proses menganalisis dan memahami sebuah citra atau gambar yang diambil dari
satelit atau pesawat udara yang melintas pada area yang diamati sehingga
mendapatkan informasi dari citra tersebut yang dapat berguna dalam
keberlangsungan pemetaan dan lain-lain

3. Citra Multispektral dan Pankromatik (Pengertian, Perbedaan, dan Persamaan)

Citra multispektral adalah jenis citra yang terdiri dari beberapa saluran
warna atau pita spektral. Setiap saluran atau pita spektral dalam citra multispektral
menangkap cahaya dalam rentang panjang gelombang yang berbeda. Misalnya,
sebuah citra multispektral dapat terdiri dari saluran merah, hijau, dan biru (RGB)
seperti pada citra warna umum, atau dapat mencakup saluran tambahan seperti
inframerah dekat (NIR) atau inframerah tengah (MIR). Citra multispektral
dirancang untuk menganalisis objek atau fenomena dengan memanfaatkan
karakteristik spektral mereka di berbagai saluran. Setiap saluran spektral dalam
citra multispektral dapat memberikan informasi yang berbeda tentang objek atau
area yang diamati. Misalnya, dalam aplikasi pertanian, citra multispektral dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan pola vegetasi, memonitor
kesehatan tanaman, mengukur kandungan air dalam tanaman, atau mendeteksi
keberadaan hama atau penyakit. Salah satu keunggulan citra multispektral adalah
kemampuannya untuk mengekstraksi informasi spektral yang kaya dari objek atau
area tertentu. Dengan menganalisis respons spektral pada setiap saluran, kita dapat
mempelajari karakteristik objek yang tidak terlihat dalam citra visual biasa. Citra
multispektral juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memisahkan objek
berdasarkan properti spektral mereka, seperti tanaman, air, tanah, atau bahan
bangunan. Penggunaan citra multispektral sangat luas dalam berbagai bidang,
termasuk pemetaan lahan, pemantauan lingkungan, ilmu bumi, penginderaan jarak
jauh, dan aplikasi pemrosesan citra lainnya. Dalam beberapa kasus, citra
multispektral dapat digabungkan dengan citra pankromatik (tingkat keabuan tinggi)
untuk menciptakan citra resolusi spasial-tinggi dan resolusi-spektral rendah yang
menggabungkan keunggulan keduanya

Citra pankromatik adalah jenis citra yang terdiri dari satu saluran warna
atau tingkat keabuan tunggal. Citra pankromatik menangkap seluruh spektrum
cahaya yang terlihat, tetapi tidak memisahkan cahaya menjadi berbagai saluran
warna seperti pada citra warna. Oleh karena itu, citra pankromatik umumnya
memiliki resolusi spasial yang lebih tinggi daripada citra multispektral. Dalam citra
pankromatik, informasi cahaya dipetakan menjadi tingkat keabuan tunggal. Ini
berarti bahwa setiap piksel dalam citra pankromatik memiliki nilai keabuan tunggal
yang mencerminkan tingkat kecerahan atau intensitas cahaya yang ditangkap oleh
sensor. Dalam aplikasi pemrosesan citra, citra pankromatik sering digunakan ketika
resolusi spasial yang tinggi diperlukan untuk mengekstraksi detail yang halus
dalam objek atau area yang diamati. Citra pankromatik sering digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk pemetaan, penginderaan jarak jauh, pemantauan
lingkungan, dan aplikasi pemrosesan citra lainnya. Keunggulan citra pankromatik
terletak pada resolusi spasial yang tinggi, yang memungkinkan pengamatan detail
yang lebih halus dalam objek dan area tertentu. Namun, citra pankromatik memiliki
kekurangan dalam hal kurangnya informasi spektral yang dapat diperoleh, karena
hanya satu saluran warna atau tingkat keabuan yang digunakan. Oleh karena itu,
untuk analisis yang memerlukan informasi spektral yang lebih kaya, citra
multispektral atau hiperspektral biasanya digunakan

Persamaan antara citra multispektral dan citra pankromatik adalah


keduanya adalah jenis citra yang digunakan dalam pemrosesan citra digital.
Keduanya dapat direkam dan dianalisis menggunakan teknik pemrosesan citra
untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Beberapa perbedaan utama antara
citra multispektral dan citra pankromatik, yaitu:

1. Komposisi warna: Citra pankromatik terdiri dari satu saluran warna atau tingkat
keabuan tunggal, sementara citra multispektral terdiri dari beberapa saluran
warna atau pita spektral. Citra pankromatik mencatat intensitas cahaya tanpa
memisahkannya menjadi komponen warna yang berbeda, sedangkan citra
multispektral dapat merekam cahaya dalam berbagai rentang panjang
gelombang yang berbeda.
2. Resolusi spasial: Citra pankromatik umumnya memiliki resolusi spasial yang
lebih tinggi daripada citra multispektral. Hal ini karena citra pankromatik
mewakili detail objek dengan tingkat keabuan tunggal yang lebih tinggi,
sementara citra multispektral mengorbankan sebagian resolusi spasial untuk
menyediakan informasi spektral yang lebih banyak.
3. Informasi spektral: Citra pankromatik hanya memberikan informasi tentang
intensitas cahaya atau tingkat keabuan pada setiap piksel, sedangkan citra
multispektral memberikan informasi spektral yang kaya dalam berbagai saluran
atau pita spektral. Citra multispektral dapat membedakan objek berdasarkan
respons spektral mereka, sedangkan citra pankromatik tidak memiliki
kemampuan tersebut.
4. Penggunaan aplikasi: Citra pankromatik sering digunakan ketika resolusi
spasial yang tinggi diperlukan untuk mengamati detail objek, seperti dalam
pemetaan atau penginderaan jarak jauh. Di sisi lain, citra multispektral
digunakan untuk menganalisis objek atau fenomena berdasarkan karakteristik
spektral mereka, seperti dalam pemantauan lingkungan, pertanian, atau
pemrosesan citra ilmiah

4. Komposit Citra

Komposit citra penggabungan antara single band yang nantinya


menghasilkan warna yang berbeda dan menghasilkan fungsi yang berbeda-beda.
Tujuannya adalah untuk menggabungkan informasi yang berbeda dari citra asli
untuk menghasilkan citra yang lebih kaya atau memiliki fitur yang lebih menonjol.
Komposit citra dapat dilakukan dengan berbagai metode dan dapat digunakan
dalam berbagai aplikasi.

Salah satu jenis komposit citra yang umum adalah komposit warna.
Dalam komposit warna, tiga atau lebih saluran warna dari citra asli digabungkan
untuk membentuk citra baru dengan warna yang tajam dan detail yang lebih baik.
Misalnya, dalam komposit warna RGB (merah, hijau, biru), saluran merah dari satu
citra digabungkan dengan saluran hijau dan biru dari citra lain untuk menghasilkan
citra warna yang lengkap. Selain komposit warna, ada juga komposit citra yang
menggunakan informasi spektral dari citra multispektral. Misalnya, dalam
pemetaan lahan atau pemantauan lingkungan, komposit citra dapat menggabungkan
saluran spektral yang berbeda, seperti inframerah dekat (NIR), inframerah tengah
(MIR), dan saluran merah, hijau, dan biru, untuk menghasilkan citra dengan
informasi spektral yang lebih kaya. Hal ini memungkinkan pengamatan dan analisis
yang lebih baik tentang objek dan fenomena tertentu. Selain itu, terdapat juga
teknik komposit citra lainnya, seperti komposit pankromatik dan multispektral,
yang menggabungkan citra pankromatik dengan citra multispektral untuk
menghasilkan citra dengan resolusi spasial yang tinggi dan informasi spektral yang
lebih kaya. Komposit citra dapat dilakukan menggunakan perangkat lunak
pemrosesan citra khusus atau alat yang mendukung fungsi komposit. Metode dan
teknik yang digunakan dalam komposit citra dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan dan tujuan spesifik dari pemrosesan citra yang dilakukan
E. LANGKAH KERJA

1. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum

2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum

3. Mahasiswa menanyakan kepada asisten paktikum apa yang tidak dimengerti

4. Mahasiswa melakukan pengamatan pada citra multispektral.


5. Mahasiswa membuka aplikasi Arcgis
6. Mahasiswa mencari minimal 10 objek yang akan di deliniasi

7. Mahasiswa membuat shapfile

8. Mahasiswa melakukan deliniasi terhadap objek yang telah di tentukan

9. Mahasiswa mengisi table objek di tiap saluran yang telah di tentukan

10. Mahasiswa menulis analisis hasil dari praktikum ke 5

11. Mahasiswa mencari referensi melalui jurnal, buku atau web

12. Mahasiswa menyusun laporan praktikum secara sistematis

13. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu


F. PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

a. Peta Hasil Delineasi True Color pada Citra Landsat 8 (terlampir)

b. Peta Hasil Delineasi Saluran 2 pada Citra Landsat 8 (terlampir)

c. Peta Hasil Delineasi Saluran 3 pada Citra Landsat 8 (terlampir)

d. Peta Hasil Delineasi Saluran 4 pada Citra Landsat 8 (terlampir)

e. Tabel Identifikasi Objek pada Citra Landsat 8 (terlampir)


2. Analisis

Citra atau gambar adalah hasil visual dari suatu objek yang dihasilkan
melalui suatu proses pemotretan oleh pesawat udara seperti drone, balon udara, dan
lain-lain dalam bentuk dua dimensi. Citra dapat dihasilkan melalui berbagai
teknologi, seperti kamera digital, scanner, atau sensor dalam pengindraan jauh.
Interpretasi citra adalah sebuah proses menganalisis dan memahami sebuah citra
atau gambar yang diambil dari satelit atau pesawat udara yang melintas pada area
yang diamati sehingga mendapatkan informasi dari citra tersebut yang dapat
berguna dalam keberlangsungan pemetaan dan lain-lain

Pada praktikum ke lima ini kita melakukan pengamatan terhadap hasil


potret Citra Landsat 8 yang kemudian akan dianalisis objek apa sajakah yang
terdapat pada citra tersebut. Objek yang pertama yaitu terdapat objek berupa
jalanan yang pada band 2 tampak berwarna abu-abu gelap, lalu pada band 3
berwarna abu-abu cerah dan pada band 4 berwarna abu-abu. Objek jalanan pada
hasil deliniasi menggunakan polyline berwarna hitam. Dalam citra komposit
jalanan berwarna hitam dikarenakan pada umumnya saluran band 2, band 3, dan
band 4 merupakan citra yang direkam pada Panjang gelombang merah dalam
spektrum elektromagnetik. Lalu jalanan yang pada umumnya terbuat dari aspal atau
beton memiliki sifat penyerap cahaya yang tinggi pada gelombang merah. Panjang
gelombang merah memiliki energi yang lebih rendah dibandingkan dengan Panjang
gelombang biru atau hijau. Oleh karena itu, jalanan yang mampu menyerap lebih
banyak cahaya merah akan terlihat lebih gelap atau hitam dalam citra yang diambil
pada Panjang gelombang merah. Lalu objek yang kedua adalah permukiman yang
tiap saluran memiliki warna yang sama yaitu pada band 2, band 3, ataupun band 4
memiliki warna objek abu-abu cerah. Objek permukiman tersebut dalam citra
komposit berwarna abu abu cerah dikarenakan permukiman terdiri dari berbagai
jenis bangunan dan permukaan yang memiliki kemampuan relative baik dalam
memantulkan cahaya merah, ketika cahaya merah dipantulkan dari permukaan
bangunan, cahaya tersebut dapat di deteksi oleh sensor kamera yang merekam
citrapada Panjang gelombang merah sehingga hasilnya abu abu cerah. Lalu objek
yang ketiga adalah gosong sungai yang merupakan kumpulan sedimen pasir atau
kerikil yang di endapkan oleh aliran sungai pada tubuh sungai. Gosong sungai pada
citra komposit tersebut berwarna abu-abu pada band 2 dan 3, berwarna abu-abu
cerah pada band 4. Warna abu-abu pada citra komposit ini dapat terjadi karena
ketika sedimen sungai bercampur dengan air, terutama dalam kondisi sungai yang
mengalir dengan kecepatan tinggi, maka partikel sedimen dapat tersebar dan
mengaduk air, sehingga membuat warna sedimen tampak lebih abu-abu dalam citra
komposit. Proses ini dapat mengurangi refleksi cahaya dan partikel sedimen
individual dan menyebabkan campuran sedimen air memiliki warna yang lebih
seragam dan mendekati abu-abu. Lalu objek yang ke empat yaitu terdapat jalur
keretaapi yang pada citra komposit memiliki warna abu-abu cerah pada ketiga
band. Hal ini dikarenakan jalur kereta api sering kali berdekatan dengan tanah,
rumput, atau bahan lainnya. Citra komposit akan mencerminkan refleksi dari semua
material yang terlibat. Jika jalur kereta api dikelilingi oleh material dengan refleksi
berbeda, warna jalur kereta api dalam citra komposit dapat dipengaruhi oleh
perbedaan tersebut, sehingga warna abu-abu seringkali mewakili kombinasi refleksi
dari material tersebut. Lalu objek yang kelima yaitu vegetasi tinggi yang memiliki
warna tiap saluran yaitu pada saluran 2 berwarna abu-abu gelap, saluran 3 yaitu
abu-abu, dan saluran 4 yaitu abu-abu gelap, tetapi warna asli pada true colour
vegetasi berwarna hijau. Hal itu dikarenakan oleh refleksi tinggi dari daun tanaman
pada saluran spektral hijau. Daun tanaman biasanya memiliki klorofil, pigmen
hijau yang berperan dalam fotosintesis, yang cenderung memantulkan cahaya hijau
dengan baik. Oleh karena itu, pada citra komposit yang menggunakan saluran
spektral hijau atau saluran yang peka terhadap refleksi hijau, vegetasi akan tampak
berwarna hijau yang beragam. Lalu objek yang ke enam adalah objek berupa laut
yang memiliki warna tiap band yaitu band 2 berwarna abu-abu, band 3 berwarna
abu-abu gelap, dan band 4 berwarna abu abu lebih gelap. Hal ini dikarenakan pada
band 2, band 3, dan band 4 air laut memiliki sifat lebih banyak menyerap warna
biru, sehingga tampak pada band 2 atau blue air laut terlihat seperti abu abu biasa
sedangkan pada badn green dan red air laut semakin gelap berwarna hitam. Lalu
objek yang ke tujuh adalah vegetasi rendah, sama halnya dengan vegetasi lainnya
yang ada pada citra komposit tersebut namun vegetasi kali ini dapat dikatakan
vegetasi rendah dikarenakan tingkat kerapatan tiap vegetasi satu dengan vegetasi
lainnya sehingga dapat dibedakan antara vegetasi rendah, vegetasi sedang dengan
vegetasi tinggi. Pada citra komposit tersebut vegetasi rendah memiliki warna tiap
band sama yaitu abu-abu, hal ini dikarenakan dalam kurva spectral vegetasi tidak
memiliki perbedaan yang besar antara band red, green, blue sehingga tidak terlihat
perbedaan antara vegetasi pada band2, band 3, maupun band 4. Lalu objek yang ke
delapan yaitu sungai, pada sungai tersebut dapat dilihat perbedaan warna yaitu
band 2 abu-abu, band 3 dan 4 abu- abu cerah. Beda halnya dengan air laut yang
pada citra komposit memiliki warna lebih gelap, air pada sungai memiliki warna
yang semakin cerah pada band red dikarenakan terdapat percampuran vegetasi
yang ada di sungai seperti alga dan lain lainnya yang menurut kurva spectral
semakin kea rah band red maka kurva akan naik atau semakin cerah warnanya dan
menjadikan air sungai tampak lebih cerah. Lalu objek yang ke Sembilan adalah
objek berupa sawah yang memiliki warna di tiap band yaitu band 2 abu-abu, band 3
dan 4 abu-abu cerah. Sama halnya dengan vegetasi diatas karena sawah juga
merupakan vegetasi, vegetasi memancarkan refleksi yang kuat terhadap cahaya
hijau yang dominan dalam spektrum elektromagnetik dan juga terdapat campuran
dengan objek tanah. Lalu objek yang terakhir yaitu berupa lahan kosong yang
memiliki warna tiap band yaitu band 2 abu-abu, band 3 dan band 4 abu-abu cerah.
Hal ini dikarenakan lahan kosong tersebut tidak dilihat adanya vegetasi di
sekitarnya sehinggar pantulan warna tanah langsung terdeteksi oleh sensor yang
semakin ke band near infrared maka warna tanah akan semakin dipantulkan
sehingga berwarna cerah.
G. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum interpretasi citra penutup dan penggunaan


lahan menggunakan citra multispectral yaitu, citra atau gambar adalah hasil visual dari
suatu objek yang dihasilkan melalui suatu proses pemotretan oleh pesawat udara
seperti drone, balon udara, dan lain-lain dalam bentuk dua dimensi. Citra multispektral
adalah jenis citra yang terdiri dari beberapa saluran warna atau pita spektral. Citra
pankromatik adalah jenis citra yang terdiri dari satu saluran warna atau tingkat keabuan
tunggal. Komposit citra penggabungan antara single band yang nantinya menghasilkan
warna yang berbeda dan menghasilkan fungsi yang berbeda-beda.

Jalanan pada citra komposit ditampilkan dengan warna abu-abu, abu-abu


cerah, dan abu abu gelap pada masing masing band 2, 3, dan 4 hal ini dikarenakan
aspal jalanan yang terbuat dari beton dapat menyerap cahaya yang tinggi pada
gelombang merah. Panjang gelombang merah memiliki energi yang lebih rendah
dibandingkan dengan Panjang gelombang biru atau hijau sehingga jalanan tampak
seperti abu-abu cerah dan gelap. Lalu pada permukiman memilikir warna yang sama
tiap band dikarenakan permukiman terdiri dari berbagai jenis bangunan dan permukaan
yang memiliki kemampuan relative baik dalam memantulkan cahaya merah. Lalu pada
gosong sungai memiliki warna yang sedemikian rupa dikarenakan sedimen yang sudah
tercampur sehingga membuat warna asli gosong sungai tampak seperti abu-abu. Lalu
pada jalur kereta api dikarenakan jalur kereta api sering kali berdekatan dengan tanah,
rumput, atau bahan lainnya yang dapat membuat berwarna abu-abu cerah. Lalu pada
objek vegetasi baik vegetasi tinggi, sedang atau rendah atau sawah memiliki warna
yang tidak berbeda beda pada tiap saluran dikarenakan dalam kurva spectral vegetasi
tidak memiliki perbedaan yang besar antara band red, green, blue dalam merefleksikan
warna. Lalu warna pada air laut dapat berbeda dengan air sungai karena pada laut tidak
ada vegetasi air sama sekali sedangkan pada air sungai masih terdapat percampuran
vegetasi sungai sehingga masih terdapat warna vegetasi pada band red. Lalu yang
terakhir lahan kosong berwarna abu-abu, abu-abu cerah maupun gelap dikarenakan
lahan kosong tersebut tidak dilihat adanya vegetasi di sekitarnya sehinggar pantulan
warna tanah langsung terdeteksi oleh sensor yang semakin ke band near infrared maka
warna tanah akan semakin dipantulkan sehingga berwarna cerah.
DAFTAR PUSTAKA

Anna. (2020), “Citra satelite adalah”.


https://mapvisionindo.com/citra-satelitadalah/#Citra_Satelit_dari_Satelit_Observ
asi_Bumi_dengan_Sensor_Pasif. (Diakses 25 Mei 2023, pukul 19.20 WIB.)

Brown, A. B., & Lee, C. H. (2020). Analisis dan Peningkatan Kualitas Citra Resolusi
Tinggi Menggunakan Algoritma Pemulihan. Jakarta: Penerbit ABC.

Derajat, R. M., Sopariah, Y., Aprilianti, S., Taruna, A. C., Tisna, H. A. R., Ridwana,
R., & Sugandi, D. (2020). Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra landsat 8
operational land imager (OLI) di Kecamatan Pangandaran. Jurnal Samudra
Geografi, 3(1), 1-10.

Pangestu, S. A., & Jatmiko, R. H. (2014). Analisa Citra Satelit Multitemporal Untuk
Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Menggunakan Metode
Postclassification Comparisson Di Sebagian DKI Jakarta. Jurnal Bumi
Indonesia, 5(1), 223080.

Rahmadya Trias Handayanto (2006). “Pengolahan Citra Satelit”.


https://rahmadya.com/2016/10/06/pengolahan-citra-satelit/. (Diakses 22 Mei
2023, pukul 18.40 WIB)

Wirastuti Widyatmanti.2020. Aplikasi penginderaan jauh dan sistem


informasi.Yogyakarta:Gajah Mada university pres
LAMPIRAN

a. Peta Hasil Delineasi True Color pada Citra Landsat 8


b. Peta Hasil Delineasi Saluran 2 pada Citra Landsat 8
c. Peta Hasil Delineasi Saluran 3 pada Citra Landsat 8
d. Peta Hasil Delineasi Saluran 4 pada Citra Landsat 8
e. Tabel Identifikasi Objek Pada Citra Landsat 8

WARNA OBJEK TIAP SALURAN GAMBAR OBJEK TIAP SALURAN WARNA OBJEK

OBJEK PADA CITRA


B2 B3 B4 B2 B3 B4

KOMPOSIT

Jalanan Abu-abu gelap Abu-abu cerah Abu-abu Hitam

Permukiman Abu-abu cerah Abu-abu cerah Abu-abu cerah Putih keabu-abuan

Gosong Sungai Abu-abu Abu-abu Abu-abu cerah Biru cerah

Jalur Kereta Api Abu-abu cerah Abu-abu cerah Abu-abu cerah Abu-abu

Vegetasi Tinggi Abu-abu gelap Abu-abu Abu-abu gelap Hijau Tua

Laut Abu-abu Abu-abu gelap Abu-abu gelap Biru Tua


Vegetasi Rendah Abu-abu Abu-abu Abu-abu Hijau Muda

Sungai Abu-abu Abu-abu cerah Abu-abu cerah Biru Muda

Sawah Abu-abu gelap Abu-abu Abu-abu Hjau Tua

Lahan Kosong Abu-abu Abu-abu cerah Abu-abu gelap Coklat

Anda mungkin juga menyukai