Anda di halaman 1dari 22

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (13April 2023)

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH DASAR

ACARA :
SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

Oleh :

Nama : Raihan Rahmat Darmawan


NIM : 3211422026
Nama Dosen : 1. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto M.Si.
2. Vina Nurul Husna S.Si., M.Si
Nama Asisten : 1. Wirdha Alifah
2. Mohammad Bilal Suryadi

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa unsur interpretasi melalui simulasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari penginderaan jauh
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur interpretasi citra
4. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari interpretasi citra
5. Mahasiswa mampu menganalisis interpretasi citra

C. ALAT DAN BAHAN


• ALAT :
a. Laptop/PC
b. Microsoft Word
c. Handphone
d. Meja
e. Charger
• BAHAN :
a. Baterai
b. Kuota
D. DASAR TEORI
1. Definisi Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau
gejala di permukaan bumi (atau dekat permukaan bumi) tanpa melalui kontak
langsung. Karena tanpa kontak langsung diperlukan media supaya obyek atau gejala
tersebut dapat diamati dan didekati oleh si penafsir. Media ini berupa citra, citra dapat
diperoleh melalui perekaman fotografis, yaitu pemotretan dengan kamera, dan dapat
pula diperoleh melalui perekaman non-fotografis misalnya dengan scanner.
Perekaman fotografis menghasilkan foto udara, sedangkan perekaman lain
menghasilkan citra non foto. Citra foto udara selalu berupa hard copy (gambar
tercetak) yang diproduksi dan direproduksi dari master rekaman yang berupa film.
Citra non-foto biasanya terekam secara digital dalam format asli dan memerlukan
perangkat komputer dalam presentasinya. Citra non foto juga dapat dan perlu dicetak
menjadi hard copy untuk keperluan interpretasi secara visual.
Pengertian lain yaitu, Pengindraan jauh adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mendapatkan informasi tentang objek atau lingkungan tanpa harus berada di
dekat objek tersebut. Teknologi ini melibatkan penggunaan sensor yang dapat
menerima dan merekam sinyal elektromagnetik dari objek atau lingkungan yang
diamati, dan kemudian mengubah sinyal tersebut menjadi data yang dapat
diinterpretasikan oleh manusia. Data yang diperoleh melalui pengindraan jauh dapat
berupa gambar, suara, atau informasi lainnya yang berguna untuk keperluan analisis
dan pemantauan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi,
keamanan, dan lingkungan.
Menurut Kadir (2014), pengindraan jauh adalah suatu teknologi yang
memanfaatkan sensor untuk merekam dan menganalisis sinyal elektromagnetik yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek atau fenomena di permukaan bumi.
Teknologi ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pemetaan, pemantauan
lingkungan, dan pemantauan sumber daya alam.
Menurut Purnama dan Pambudi (2019) berpendapat bahwa pengindraan jauh
adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara merekam sinyal
elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek atau fenomena di
permukaan bumi. Metode ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti
pemetaan, pemantauan lingkungan, dan pemantauan bencana alam.
Menurut Prasetyo (2017), penginderaan jauh adalah suatu teknologi yang
memanfaatkan sensor untuk merekam dan menganalisis sinyal elektromagnetik yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek atau fenomena di permukaan bumi.
Teknologi ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pemetaan.
2. Definisi Interpretasi Citra
Interpretasi citra secara umum adalah proses analisis dan pemahaman suatu citra
yang dihasilkan dari pengindraan jauh. Proses ini melibatkan pengamatan dan
identifikasi objek atau fenomena di dalam citra, serta penentuan makna atau
informasi yang terkandung di dalamnya. Interpretasi citra juga mencakup pengolahan
dan analisis citra untuk menghasilkan informasi yang lebih detail dan akurat. Dalam
konteks pengindraan jauh, interpretasi citra merupakan tahap penting dalam
memperoleh informasi yang berguna dan aplikatif dari data citra yang telah diperoleh.
Interpretasi citra dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemetaan,
pemantauan lingkungan, pengawasan keamanan, dan penelitian ilmiah.
Menurut Jensen (2005), interpretasi citra adalah proses mengubah data citra
menjadi informasi yang berguna dengan mengidentifikasi, menafsirkan, dan
mengklasifikasikan objek atau fenomena yang terlihat pada citra. Proses ini
melibatkan penggunaan perangkat lunak komputer untuk analisis citra.
Menurut Setiawan (2015) menerangkan bahwa interpretasi citra adalah proses
pengamatan, analisis, dan penafsiran citra pengindraan jauh untuk menghasilkan
informasi yang berguna dan aplikatif. Proses ini melibatkan identifikasi objek atau
fenomena pada citra, klasifikasi citra, serta analisis spasial dan temporal.
Menurut Sabins (1997), interpretasi citra adalah proses mengenali objek atau
fenomena pada citra pengindraan jauh dan memberikan arti atau interpretasi pada
objek atau fenomena tersebut. Proses ini melibatkan pengamatan visual, pengolahan
citra, dan analisis spasial.

3. Macam-Macam Unsur Interpretasi


• Warna/Rona
Warna adalah unsur penting dalam interpretasi citra ,Dalam interpretasi
citra, warna dapat digunakan untuk membedakan satu objek dari objek yang lain.
Sebagai contoh, dalam citra manusia, warna kulit yang berbeda dapat membantu
membedakan antara orang Asia, Afrika, atau Eropa. Selain itu, warna juga dapat
memberikan kontras yang kuat antara objek atau elemen dalam citra, sehingga
memudahkan dalam mengidentifikasi dan memahami citra.Warna juga dapat
memberikan kesan dan suasana tertentu dalam citra. Sebagai contoh, warna merah
sering diartikan sebagai warna yang berani, kuat, dan bersemangat, sementara
biru sering diartikan sebagai warna yang tenang, santai, dan stabil. Warna juga
dapat menciptakan suasana atau perasaan tertentu, misalnya warna hijau dapat
memberikan kesan alam, warna biru dapat memberikan kesan air atau laut, dan
warna merah dapat memberikan kesan api atau bahaya.Pemilihan warna yang
tepat dapat membantu meningkatkan pemahaman dan interpretasi citra. Sebagai
contoh, dalam citra medis, warna dapat digunakan untuk menunjukkan bagian
tubuh yang terkena penyakit atau kondisi medis tertentu, sehingga memudahkan
dalam diagnosis dan pengobatan. Dalam citra arsitektur atau desain interior,
warna dapat digunakan untuk memberikan kesan yang diinginkan pada ruangan
atau bangunan.Warna dapat memberikan informasi tentang objek, suasana hati,
atau pesan yang ingin disampaikan dalam citra.
• Bentuk
Bentuk merupakan bentuk fisik dari objek dalam citra. Bentuk dapat
membantu mengidentifikasi objek dan memahami bagaimana objek tersebut
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam interpretasi citra, bentuk mengacu
pada tampilan visual objek yang dilihat. Bentuk dapat didefinisikan sebagai
representasi visual dari benda atau objek dalam citra. Bentuk dapat memiliki
berbagai macam jenis, seperti bentuk geometris (lingkaran, persegi, segitiga),
bentuk organik (bentuk alami yang tidak beraturan), dan bentuk abstrak (bentuk
yang diciptakan oleh manusia). Bentuk dalam citra dapat memberikan informasi
penting mengenai jenis dan sifat objek yang digambarkan. Misalnya, bentuk bulat
pada citra mungkin menunjukkan bahwa objek yang digambarkan adalah bola,
sedangkan bentuk kotak dapat menunjukkan bahwa objek yang digambarkan
adalah kotak atau benda berbentuk kotak. Selain itu, bentuk juga dapat
memberikan kesan atau nuansa tertentu pada citra. Misalnya, bentuk organik yang
tidak beraturan dapat memberikan kesan alami dan bebas, sedangkan bentuk
geometris yang teratur dan simetris dapat memberikan kesan rapi dan teratur.
• Ukuran
Ukuran adalah salah satu unsur penting dalam interpretasi citra atau
gambar. Ukuran mengacu pada dimensi suatu objek dalam gambar atau citra, dan
dapat memberikan informasi tentang skala dan proporsi objek yang
digambarkan.Ukuran dapat membantu dalam mengidentifikasi jenis objek,
misalnya apakah objek itu kecil atau besar, panjang atau pendek, lebar atau
sempit. Ukuran juga dapat memberikan informasi tentang jarak antara objek atau
tentang relatif ukuran dari objek satu dengan yang lainnya. Dalam interpretasi
citra, ukuran dapat diukur dengan menggunakan skala atau perbandingan dengan
objek lain yang sudah diketahui ukurannya. Skala sering digunakan pada citra
satelit atau peta untuk menunjukkan ukuran suatu daerah atau objek di
dalamnya.Pengamatan yang akurat terhadap ukuran dalam interpretasi citra sangat
penting dalam berbagai bidang, seperti penginderaan jauh, ilmu forensik,
arkeologi, dan desain produk. Dengan memperhatikan ukuran dengan cermat,
maka interpretasi citra dapat dilakukan dengan lebih baik dan akurat, sehingga
dapat menghasilkan informasi yang lebih berguna dan bermanfaat.
• Bayangan
Bayangan dapat memberikan informasi tentang kedalaman dan dimensi
dalam citra. Bayangan dapat menunjukkan arah cahaya, lokasi objek, dan
memberikan keaslian pada citra.Bayangan dalam interpretasi citra adalah
gambaran gelap atau bayangan yang muncul pada permukaan atau area tertentu
dalam citra. Bayangan biasanya terbentuk ketika objek atau benda menutupi
sumber cahaya atau ada perbedaan tingkat kecerahan antara objek dan latar
belakang. Bayangan dapat memberikan informasi penting dalam interpretasi citra,
seperti ukuran, bentuk, jarak, dan orientasi objek atau bentuk.
• Tekstur
Tekstur dalam interpretasi citra merujuk pada tampilan fisik atau visual
permukaan objek. Tekstur adalah salah satu unsur penting dalam interpretasi citra,
karena dapat membantu mengidentifikasi jenis dan sifat permukaan suatu
objek.Tekstur dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tekstur kasar dan tekstur
halus. Tekstur kasar mengacu pada permukaan objek yang kasar atau bergerigi,
seperti batu atau kayu yang kasar. Sedangkan tekstur halus mengacu pada
permukaan yang halus atau licin, seperti permukaan kaca atau kulit yang halus.
Dalam interpretasi citra, tekstur juga dapat memberikan informasi tambahan
mengenai objek yang digambarkan. Misalnya, tekstur kasar pada permukaan
objek dapat mengindikasikan bahwa objek tersebut terbuat dari bahan yang kuat
atau tahan lama, sementara tekstur halus pada permukaan objek dapat
mengindikasikan bahwa objek tersebut terbuat dari bahan yang lembut atau rapuh.
Penggunaan tekstur dalam interpretasi citra dapat membantu membedakan objek
satu sama lain, menggambarkan permukaan objek, serta memberikan kesan
realistis pada gambar. Oleh karena itu, pemahaman tentang tekstur sangat penting
dalam interpretasi citra.
• Pola
Pola dalam interpretasi citra merujuk pada keberadaan struktur atau
pengulangan unsur visual tertentu dalam gambar. Pola dapat memberikan
informasi tentang bentuk, tekstur, dan hubungan spasial antar objek dalam
gambar. Ada beberapa jenis pola yang umum ditemukan dalam interpretasi citra,
di antaranya: a. Pola Simetri: Pola simetri terjadi ketika objek atau bentuk
memiliki struktur yang sama di kedua sisi simetris. Pola simetri dapat
memberikan kesan harmoni dan keseimbangan pada gambar. b. Pola Geometris:
Pola geometris terjadi ketika bentuk atau garis diatur secara teratur dalam susunan
geometris tertentu, seperti lingkaran, persegi, atau segitiga. Pola geometris dapat
memberikan kesan kesederhanaan dan keteraturan pada gambar. c. Pola Berulang:
Pola berulang terjadi ketika unsur visual tertentu diulang dalam susunan tertentu,
seperti garis atau titik yang diulang secara teratur. Pola berulang dapat
memberikan kesan ritmis dan dinamis pada gambar. d. Pola Asimetris: Pola
asimetris terjadi ketika objek atau bentuk tidak memiliki struktur yang sama di
kedua sisi simetris. Pola asimetris dapat memberikan kesan dinamis dan tidak
terduga pada gambar. e. Pola Kacau: Pola kacau terjadi ketika bentuk atau garis
diatur secara acak atau tanpa pola yang jelas. Pola kacau dapat memberikan kesan
kekacauan dan kegembiraan pada gambar. Pola dapat memberikan informasi
tambahan tentang gambar dan membantu dalam interpretasi citra dengan lebih
baik. Pola juga dapat memberikan kesan dan suasana tertentu pada gambar,
sehingga penting untuk memperhatikan pola dalam proses interpretasi citra.
• Situs
Situs (atau posisi) juga merupakan unsur penting dalam interpretasi citra.
Situs mengacu pada lokasi atau tempat di mana objek atau elemen visual dalam
citra terletak. Dalam interpretasi citra, situs dapat memberikan informasi tentang
hubungan antara objek atau elemen visual dalam citra.Misalnya, situs dapat
memberikan informasi tentang ukuran dan jarak antara objek atau elemen visual
dalam citra. Situs juga dapat memberikan konteks spasial yang membantu dalam
memahami posisi objek atau elemen visual dalam citra.Selain itu, situs juga dapat
memberikan informasi tentang konteks sosial dan budaya di mana citra diambil.
Misalnya, situs dapat membantu dalam memahami apakah citra diambil di
lingkungan perkotaan atau pedesaan, atau dalam lingkungan sosial dan budaya
tertentu.Dalam beberapa kasus, situs dapat menjadi elemen kunci dalam
interpretasi citra. Misalnya, dalam interpretasi citra arkeologi, situs dapat
memberikan informasi penting tentang konteks sejarah dan budaya di mana
artefak atau bangunan itu ditemukan. Dengan memperhatikan situs dalam
interpretasi citra, maka kita dapat memahami hubungan dan konteks antara objek
atau elemen visual dalam citra, serta memahami konteks sosial dan budaya di
mana citra diambil.
• Asosiasi
Asosiasi mengacu pada hubungan antara elemen dalam citra dengan
sesuatu yang dikenal atau sudah ada dalam pikiran orang yang melihat. Asosiasi
dapat mempengaruhi cara citra dilihat dan dimengerti serta memberikan
interpretasi yang berbeda terhadap citra yang sama.Asosiasi dalam interpretasi
citra merujuk pada hubungan antara citra dan makna yang terkait dengan
pengalaman, pengetahuan, atau konsep yang telah terbentuk sebelumnya dalam
pikiran individu. Asosiasi ini dapat berbeda-beda pada setiap individu tergantung
dari pengalaman dan latar belakangnya.Asosiasi dapat terjadi dalam berbagai
unsur citra seperti warna, bentuk, tekstur, dan komposisi. Misalnya, warna merah
dapat diasosiasikan dengan kemarahan atau bahaya, sementara warna biru sering
dihubungkan dengan ketenangan dan kedamaian. Bentuk bulat sering dianggap
sebagai simbol kesatuan dan kebulatan, sementara bentuk segitiga sering
dihubungkan dengan kekuatan atau keagresifan.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan.
2. Mahasiswa diberikan sejumlah gambar simulasi. Gambar tersebut terdiri dari single
pictures dan complex pictures.
3. Mahasiswa melakukan identifikasi pada gambar berupa rona, warna, tekstur dan pola.
4. Mahasiswa mengisi tabel identifikasi gambar.
5. Mahasiswa diberikan sejumlah citra penginderaan jauh.
6. Mahasiswa melakukan identifikasi pada citra berupa rona, warna, tekstur dan pola.
7. Mahasiswa mengisi tabel identifikasi citra yang telah diidentifikasi.
8. Mahasiswa menyimak sistematika format laporan praktikum dengan cermat.
9. Mahasiswa mencari sumber referensi lain untuk menyusun laporan praktikum
pengindraan jauh.
10. Mahasiswa menyusun laporan praktikum sesuai format praktikum pengindraan jauh
secara sistematis.
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum dengan tepat
waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Tabel 1. Gradasi warna (Terlampir)
b. Tabel 2. Pendefinisian Tekstur (Terlampir)
c. Tabel 3. Pendefinisian Pola (Terlampir)
d. Tabel 4. Pendefinisian Rona, Warna, Tekstur dan Pola dalam Gambar (Terlampir)
e. Tabel 5. Pendefinisian Rona, Warna, Tekstur dan Pola dalam Citra (Terlampir)

2. Analisis
Penginderaan jauh adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang objek atau lingkungan tanpa harus berada di dekat
objek tersebut. Teknologi ini melibatkan penggunaan sensor yang dapat
menerima dan merekam sinyal elektromagnetik dari objek atau lingkungan yang
diamati, dan kemudian mengubah sinyal tersebut menjadi data yang dapat
diinterpretasikan oleh manusia. Data yang diperoleh melalui pengindraan jauh
dapat berupa gambar, suara, atau informasi lainnya yang berguna untuk keperluan
analisis dan pemantauan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
teknologi, keamanan, dan lingkungan. Pada praktikum kali ini, praktikan diminta
untuk menganalisis beberapa table dengan beberapa tema yang berbeda. Tabel
pertama membahas tentang gradasi warna yang terjadi pada suatu objek, gambar,
atau latar belakang. Gradasi warna dapat berupa perubahan intensitas atau warna
yang halus atau mencolok tergantung pada jumlah langkah warna yang digunakan
dalam transisi tersebut. Lampiran tabel tersebut berisi beberapa sampel warna
yang menggambarkan gradasi warna pada setiap warna. Pada sampel pertama,
gradasi warna terjadi pada warna merah dengan presentase kecerahan sebesar
73%, hijau 2%, dan biru 23%. Ini menunjukkan perubahan intensitas warna pada
skala warna RGB (Red, Green, Blue) yang digunakan dalam tampilan warna
digital. Warna merah pada sampel tersebut memiliki tingkat kecerahan sebesar
73, hijau 2, dan biru 23. Sampel kedua menunjukkan gradasi warna pada warna
merah 86%, hijau 14%, dan biru tidak ada. Sedangkan pada sampel ketiga gradasi
warna antara merah dan hijau dengan presentase merah sebesar 58%, hijau 0%,
dan biru 42%. Sampel keempat menunjukkan gradasi warna dengan proporsi 58%
merah, 0% hijau, dan 63% biru, menghasilkan warna dengan nuansa merah
keunguan yang kuat. Sedangkan pada sampel kelima, gradasi warna
menggunakan kombinasi warna RGB dengan lebih banyak warna biru, diikuti
oleh warna merah dan hijau menghasilkan warna dengan nuansa biru keunguan
yang kuat. Pada sampel keenam, warna dominan adalah biru dengan presentase
60%, sedangkan merah dan biru memiliki kecerahan yang lebih rendah. Sampel
ketujuh menunjukkan warna biru sebagai warna dominan dengan kecerahan 65%,
sedangkan merah dan hijau memiliki kecerahan yang lebih rendah. Sedangkan
pada sampel kedelapan warna biru juga menjadi warna dominan dengan
kecerahan 79%, sedangkan merah memiliki kecerahan 0% dan biru hanya 21%.
Pada sampel kesembilan, gradasi warna terjadi pada warna merah 0%, hijau 33%,
dan 67%, dan terakhir terdapat warna biru dominan dengan persentase 71% yang
diikuti dengan merah 0% dan hijau hanya 29%.
Tabel kedua menjelaskan mengenai Pendefinisian tekstur, yakni susunan,
pola, atau bentuk permukaan yang terdiri dari elemen kecil seperti butiran, serat,
atau celah-celah. Tekstur dapat diterangkan melalui sifat-sifatnya seperti kasar,
halus, lembut, keras, licin, atau berpori. Dalam lampiran tabel kedua, terdapat
beberapa pengertian tekstur, yaitu pada gambar pertama bertekstur sedang yang
mengacu pada tekstur yang moderat atau sedang. Pada gambar kedua bertekstur
halus merujuk pada permukaan yang halus ketika diraba. Pada gambar ketiga
bertekstur sedang yang dicirikan dengan permukaannya yang kasar namun masih
cenderung halus. Pada gambar keempat bertekstur sedang yang memiliki
perpaduan antara kasar dan halus. Pada gambar kelima bertekstur kasar yang
terasa berbutir butir besar ketika disentuh dan permukaan yang tidak rata. Pada
gambar keenam juga bertekstur kasar yang apabila disentuh terasa kasar dan
permukaan tidak rata. Pada gambar ketujuh bertekstur halus yang terasa lembut
ketika disentuh dan memiliki struktur yang rata. Pada gambar kedelapan juga
bertekstur halus. Pada gambar kesembilan bertekstur kasar yang umumnya
memiliki butiran atau serat kasar dan terasa kesat. Terakhir, pada gambar
kesepuluh bertekstur halus yang terdiri dari butiran kecil yang sangat halus atau
kecil.
Tabel ketiga menganalisis tentang pengertian pola. Pola merujuk pada
susunan atau urutan yang teratur dan berulang dari elemen tertentu, seperti garis,
warna, bentuk, atau benda, yang membentuk sebuah kesatuan atau gambar utuh.
Pola dapat terbentuk dari elemen yang sama atau berbeda dan dapat berupa pola
geometris, organik, atau campuran keduanya. Pada lampiran tabel ketiga, terdapat
beberapa definisi pola yang dibahas sebagai berikut. Pada gambar pertama,
terdapat pola kubus kecil yang beraturan. Pada gambar kedua, terdapat pola V
yang terstruktur rapi. Pada gambar ketiga, terdapat pola puzzle yang beragam dan
terstruktur rapi. Pada gambar keempat, terdapat pola gelombang berwarna biru
muda yang rapi. Pola ini seperti gelombang air. Pada gambar kelima, terdapat
pola segitiga yang menyerupai intan dengan degradasi warna yang beragam. Pada
gambar keenam, terdapat pola bentukan bulatan polkadot yang beragam warna
dan ukuran. Pada gambar ketujuh yaitu pola yang tak teratur dengan bentukan
pola sembarang berwarna hitam. Pada gambar kedelapan terdapat pola tidak
teratur berbentuk menyerupai ilusi optik. Pada gambar kesembilan, terdapat pola
teratur dan bentukannya menyerupai tumpukan batuan. Dan terakhir terdapat pola
yang tidak teratur dengan gradasi warna bervariasi menyerupai pola sembarang.
Tabel keempat berisi analisis mengenai pendefinisian rona, warna, tekstur,
dan pola dalam gambar. Sementara itu, pada lampiran tabel ketiga, terdapat
beberapa pendefinisi rona, warna, tekstur, dan pola dalam gambar yang terdapat
pada beberapa gambar. Pada gambar pertama, terdapat rona/citraan dan warna.
Rona tersebut adalah "Cerah berbayang", yang mungkin mengindikasikan bahwa
warnanya terlihat cerah namun sedikit gelap karena tertutup oleh objek lain.
Warna pada gambar tersebut adalah "biru kehitaman dan dominan abu abuan".
Sementara itu, teksturnya dijelaskan sebagai kasar dan polanya adalah acak dan
tidak teratur. Pada gambar kedua, terdapat rona gelap dan warna yang dominan
berwarna hijau tua dan coklat muda. Rona tersebut terlihat bertekstur kasar,
sedangkan polanya bergelombang tidak teratur. Pada gambar ketiga, terdapat rona
yang cerah warna pada gambar tersebut adalah dominan hijau dan krem putih
susu. Teksturnya dijelaskan sedang, dan polanya seperti kubus tak sempurna dan
tak teratur. Pada gambar keempat, rona tersebut mengindikasikan warna yang
cenderung cerah dengan warna hija dan biru. Teksturnya sedang, sementara
polanya adalah persegi Panjang tidak teratur. Dan yang terakhir ialah rona yang
cerah berwarna krem, hijau, dan putih, teksturnya halus dan memiliki pola
bergaris gelombang tidak teratur.
Tabel kelima membahas tentang definisi dan analisis mengenai Rona,
Warna, Tekstur, dan Pola dalam Citra. Lampiran Tabel ketiga mencakup beberapa
definisi mengenai Rona, Warna, Tekstur, dan Pola dalam Citra, dengan dua citra
yang dijelaskan. Citra pertama adalah True Color yang merupakan sebuah, yang
menampilkan sungai karena terlihat sebuah aliran air yang memanjang. Citra
kedua menampilkan permukiman dan menggunakan unsur interpretasi seperti
Bentuk, Pola, dan Ukuran Bangunan, Kepadatan Pemukiman, Warna Bangunan,
Konteks Lingkungan, Struktur Jalan dan Jalur Transportasi, serta Faktor
Topografi. Interpretasi citra objek pemukiman membantu mengidentifikasi,
menggambarkan, dan mengklasifikasikan objek-objek yang terdapat pada citra
atau foto udara tersebut, Aliran Sungai, dan Pemukiman dengan unsur interpretasi
yang digunakan yaitu Pola, Tekstur, Warna, Konteks, dan Ukuran. Pola tata letak
pohon dan sungai, serta tekstur permukaan hutan dan aliran sungai, memberikan
petunjuk tentang jenis vegetasi dan perubahan elevasi. Warna dapat memberikan
petunjuk tentang jenis vegetasi dan kualitas air di sungai, sementara konteks
lingkungan sekitar dapat memberikan petunjuk tentang jenis hutan dan
keberadaan aliran sungai. Ukuran pohon dan aliran sungai dapat memberikan
petunjuk tentang kepadatan vegetasi dan kecepatan arus di sungai. Citra ketiga
menampilkan Persawahan dan Jalan dengan unsur interpretasi yang digunakan
yaitu Bentuk dan Ukuran, Pola, Warna, Konteks, dan Tekstur. Bentuk dan ukuran
tanaman serta lebar jalan memberikan petunjuk tentang jenis, fungsi, dan kualitas
lahan pertanian dan jalan tersebut. Pola pertanaman dan jalan memberikan
petunjuk tentang kepadatan, keberhasilan panen, dan aksesibilitas wilayah yang
dilalui. Warna tanaman dan jalan dapat memberikan petunjuk tentang kondisi
pertumbuhan tanaman, kondisi permukaan jalan, dan lingkungan sekitar yang
mempengaruhi warna jalan tersebut. Dalam sebuah foto udara, terdapat empat
objek yang dapat dikenali, salah satunya adalah stadion sepakbola. Untuk
melakukan interpretasi pada stadion sepakbola, dapat diperhatikan unsur-unsur
seperti pola, tekstur, warna, konteks, dan ukuran bangunan pada foto udara.
Bentuk yang khas dan teratur pada stadion sepakbola menunjukkan bahwa tempat
tersebut digunakan untuk keperluan pertandingan sepakbola. Konteks foto udara
dapat memberikan informasi tentang lokasi geografis dan akses transportasi dari
stadion dan jalan umum, sementara ukuran bangunan dapat memberikan
gambaran tentang skala luas area dari kompleks stadion tersebut. Selanjutnya
terdapat false color yang di mana false color ini memiliki warna kemerahan
apabila mengambil gambar yang terdapat vegetasinya yang berasal dari
gelombang inframerah. Pada tabel terlihat gambar kenampakan seperti hutan
perkebunan, sawah dan hutan mangrove yang sejatinya merupakan vegetasi,
kemudian terlihat jelas lahan terbangun dan lahan kosong. False color ini sangat
mudah untuk membedakan mana vegetasi dan mana objek yang bukan vegetasi.
G. KESIMPULAN
Penginderaan jauh adalah suatu teknologi yang memakai sensor untuk merekam
dan menganalisis sinyal elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda
atau kejadian di permukaan bumi. Penginterpretasian citra secara umum merujuk pada
proses analisis dan pemahaman citra yang dihasilkan dari pengindraan jauh. Tabel
pertama menjelaskan bahwa sampel warna yang diberikan mengandung kombinasi warna
pada skala RGB dengan proporsi yang berbeda-beda. Warna merah dan hijau adalah
warna yang paling umum muncul dalam sampel warna tersebut, sedangkan warna biru
hanya hadir dalam beberapa sampel warna. Perbedaan proporsi dari warna merah, hijau,
dan biru menghasilkan variasi warna, seperti warna merah keunguan yang kuat pada
sampel warna keempat, dan warna biru keunguan pada sampel warna kelima. Selain itu,
kehadiran warna merah pada kombinasi warna hijau pada sampel warna kesembilan juga
menghasilkan nuansa warna yang sedikit berbeda dari sampel warna lainnya. Tabel
kedua membahas tentang definisi tekstur, yang dapat ditentukan berdasarkan sifat sifat
seperti kasar, halus, lembut, keras, licin, atau berpori. Tabel ini juga menjelaskan bahwa
tekstur dapat terdiri dari elemen-elemen kecil seperti butiran, serat, atau celah-celah.
Beberapa contoh pendefinisian tekstur berdasarkan gambar disajikan dalam tabel ini,
seperti tekstur halus, kasar, dan sedang. Tabel ketiga membahas definisi pola, yang
mengacu pada susunan atau urutan yang teratur dan berulang dari elemen-elemen tertentu
seperti garis, warna, bentuk, atau benda yang membentuk sebuah kesatuan atau gambar
utuh. Tabel ini menampilkan beberapa jenis pola, seperti pola kotak-kotak kecil yang
teratur, pola bergelombang tidak teratur, pola garis miring teratur, pola titik-titik teratur,
pola bergelombang teratur, dan pola persegi teratur. Tabel keempat menjelaskan tentang
rona dalam citra, dengan gambar yang menunjukkan rona dan sifat-sifatnya seperti
warna, tekstur, dan pola. Pada tabel kelima, dijelaskan dan dibahas tentang definisi rona,
warna, tekstur, dan pola dalam citra, dengan menampilkan dua citra, yaitu True Color dan
false color, serta unsur-unsur interpretasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan mengklasifikasikan objek-objek yang terdapat pada citra atau foto
udara tersebut, seperti bentuk, pola, ukuran bangunan, kepadatan pemukiman, dan warna
bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017). "Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Sebagai Informasi Permukaan Bumi,
Ilmu Geologi, dan Mitigasi Bencana Alam". Teknik Geologi UGM, 7.

Basuki. (2007). Pengantar Pengolahan Citra. Surabaya: PENS-ITS.

Dwira, A. (2005). "Permukiman yang Berwawasan Lingkungan Tinjauan". Jurnal Sistem Teknik
Industri, VOL 6 NO 4.

Gischa, S. (2022). "Penginderaan Jauh: Pengertian Ahli, Prinsip, Jenis-jenis


Citranya".https://www.kompas.com/skola/read/2022/12/16/190000069/penginderaan-
jauh--pengertian-ahli-prinsip-jenis-jenis-citranya- (Diakses pada tanggal 13 April 2023
Pukul 5.30 WIB)

Irawan. (2020). "Pengolahan Citra Digital Penginderaan Jauh". Banjarmasin: Poliban Press.

M Tufaila, J. K. (2012). "PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM


INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN BENTUKLAHAN DI DAS
MORAMO". JURNAL AGROTEKNOS, 9-20 No 1 Vol 2.

Pratama, C. D. (2020). "Jenis-Jenis Citra Penginderaan Jauh".


https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/10/163916469/jenis-jenis-citra-
penginderaan-jauh?page=1 (Diakses pada tanggal 13 April 2023 pukul 6.10 WIB)

Purwadhi. (2001). Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Gramedia.

Rumada. (2015). "Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan
Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali". E-Jurnal Aroekoteknologi Tropika,
234-243 Vol 4 No 3.

Setiawan, K. T. (2021). :"PEMANFAATAN METODE SEMI-ANALITIK UNTUK


PENENTUAN BATIMETRI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI
TINGGI". Jurnal Penginderaan Jauh Dan Pengolahan Data Citra Digital, 1 Vol 18.

Suharini, E. (2007). "Menemukenali agihan permukiman kumuh di perkotaan" . Jurnal Geografi,


Vol 4 No 2.

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tika, P. (1997). Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wirastuti Widyatmanti, S. H. (2020). Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi


Geografis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN
PAKET SOAL 5
Tabel 1. Gradasi Warna
No Sampel warna %Red %Green %Blue
1

75% 2% 23%

86% 14% 0%

58% 0% 42%

58% 0% 63%

38% 0% 63%

30% 10% 60%

12% 24% 65%

0% 21% 79%
9

0% 33% 67%

10

0% 29% 71%

Tabel 2. Pendefinisian tekstur


No Gambar Tekstur
1

Kasar

Halus

Sedang

Sedang
5

Kasar

6 Kasar

Halus

Halus

Kasar

10
Halus

Tabel 3. Pendefinisian Pola


No Gambar Pola
1.

Kubus kecil beraturan

2.

Seperti berbentuk V yang terstruktur rapi

3.

Bentukan puzzle dengan warna yang


beragam dan berstruktur yang rapi

4.

Gelombang gelombang berwarna biru muda


yang teratur

5.

Berbentuk segitiga menyerupai intan


dengan jumlah dan gradasi warna yang
beragam
6.

Bentukan bulatan yang berbeda ukuran dan


warnanya

7.

Tidak teratur dan berbentuk ola sembarang


warna hitam

8.

Polanya tidak teratur dan menyerupai ilusi


optik

9.

Teratur dan berbentuk menyerupai


tumpukan batuan persegi berwarna putih

10.

Tidak teratur dengan gradasi warna yang


beragam dan menyerupai pola sembarang

Tabel 4. Pendefisian Rona, Warna, Tekstur, dan Pola dalam Gambar


No Gambar Rona/Warna Tekstur Pola
1. Rona : cerah
dengan
bayangan
Warna : biru Kasar Tidak teratur
kehitaman dan
dominan abu
abu
2.
Rona : Gelap
Bergelombang
Warna : hijau Kasar
tidak teratur
tua dan cokelat

3. Rona : Cerah Membentuk


Warna : Putih kubus tak
Sedang
dan hijau sempurna dan
teratur
4.
Rona : Cerah
Persegi Panjang
Warna : hijau Sedang
teratur
dan biru

5.
Rona : Cerah Bergaris
Warna : krem, Halus gelombang tak
hijau, dan biru teratur

Table 5. Pendefinisian rona, warna, tekstur, dan pola dalam citra

No Citra Objek Unsur Interpretasi Yang Digunakan Gambar

1. True Sungai Rona : cerah


Color Warna : hijau tua
Tekstur : sedang
Pola : tidak teratur

Permukiman Rona : cerah


Warna : hijau kecokelatan
Tekstur : kasar
Pola : teratur, memanjang, mengikuti
jalan

Sawah Rona : cerah


Warna : hijau tua
Tekstur : sedang
Pola : teratur
Stadion Rona : cerah
Warna : abu-abu kecokelatan
Tekstur : sedang
Pola : oval

Hutan Rona : gelap


perkebunan Warna : hijau tua
Tekstur : kasar
Pola : mengelompok

2. False Hutan rimba Rona : cerah


Color Warna : merah
Tekstur : kasar
Pola : mengelompok tak teratur

Lahan Rona : cerah


Terbangun Warna : cokelat kemerahan
Tekstur : sangat kasar
Pola : tidak teratur dan terstruktur

Sawah Rona : cerah


Warna : merah
Tekstur : kasar
Pola : kota terstruktur

Lahan kosong Rona : cerah


Warna : hijau muda
Tekstur : sedang
Pola : persegi panjang

Mangrove Rona : gelap


Warna : merah
Tekstur : sedang
Pola : petak area terstruktur

Anda mungkin juga menyukai