LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH DASAR
ACARA :
SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI
Oleh :
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa unsur interpretasi melalui simulasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari penginderaan jauh
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur interpretasi citra
4. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari interpretasi citra
5. Mahasiswa mampu menganalisis interpretasi citra
2. Analisis
Penginderaan jauh adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang objek atau lingkungan tanpa harus berada di dekat
objek tersebut. Teknologi ini melibatkan penggunaan sensor yang dapat
menerima dan merekam sinyal elektromagnetik dari objek atau lingkungan yang
diamati, dan kemudian mengubah sinyal tersebut menjadi data yang dapat
diinterpretasikan oleh manusia. Data yang diperoleh melalui pengindraan jauh
dapat berupa gambar, suara, atau informasi lainnya yang berguna untuk keperluan
analisis dan pemantauan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
teknologi, keamanan, dan lingkungan. Pada praktikum kali ini, praktikan diminta
untuk menganalisis beberapa table dengan beberapa tema yang berbeda. Tabel
pertama membahas tentang gradasi warna yang terjadi pada suatu objek, gambar,
atau latar belakang. Gradasi warna dapat berupa perubahan intensitas atau warna
yang halus atau mencolok tergantung pada jumlah langkah warna yang digunakan
dalam transisi tersebut. Lampiran tabel tersebut berisi beberapa sampel warna
yang menggambarkan gradasi warna pada setiap warna. Pada sampel pertama,
gradasi warna terjadi pada warna merah dengan presentase kecerahan sebesar
73%, hijau 2%, dan biru 23%. Ini menunjukkan perubahan intensitas warna pada
skala warna RGB (Red, Green, Blue) yang digunakan dalam tampilan warna
digital. Warna merah pada sampel tersebut memiliki tingkat kecerahan sebesar
73, hijau 2, dan biru 23. Sampel kedua menunjukkan gradasi warna pada warna
merah 86%, hijau 14%, dan biru tidak ada. Sedangkan pada sampel ketiga gradasi
warna antara merah dan hijau dengan presentase merah sebesar 58%, hijau 0%,
dan biru 42%. Sampel keempat menunjukkan gradasi warna dengan proporsi 58%
merah, 0% hijau, dan 63% biru, menghasilkan warna dengan nuansa merah
keunguan yang kuat. Sedangkan pada sampel kelima, gradasi warna
menggunakan kombinasi warna RGB dengan lebih banyak warna biru, diikuti
oleh warna merah dan hijau menghasilkan warna dengan nuansa biru keunguan
yang kuat. Pada sampel keenam, warna dominan adalah biru dengan presentase
60%, sedangkan merah dan biru memiliki kecerahan yang lebih rendah. Sampel
ketujuh menunjukkan warna biru sebagai warna dominan dengan kecerahan 65%,
sedangkan merah dan hijau memiliki kecerahan yang lebih rendah. Sedangkan
pada sampel kedelapan warna biru juga menjadi warna dominan dengan
kecerahan 79%, sedangkan merah memiliki kecerahan 0% dan biru hanya 21%.
Pada sampel kesembilan, gradasi warna terjadi pada warna merah 0%, hijau 33%,
dan 67%, dan terakhir terdapat warna biru dominan dengan persentase 71% yang
diikuti dengan merah 0% dan hijau hanya 29%.
Tabel kedua menjelaskan mengenai Pendefinisian tekstur, yakni susunan,
pola, atau bentuk permukaan yang terdiri dari elemen kecil seperti butiran, serat,
atau celah-celah. Tekstur dapat diterangkan melalui sifat-sifatnya seperti kasar,
halus, lembut, keras, licin, atau berpori. Dalam lampiran tabel kedua, terdapat
beberapa pengertian tekstur, yaitu pada gambar pertama bertekstur sedang yang
mengacu pada tekstur yang moderat atau sedang. Pada gambar kedua bertekstur
halus merujuk pada permukaan yang halus ketika diraba. Pada gambar ketiga
bertekstur sedang yang dicirikan dengan permukaannya yang kasar namun masih
cenderung halus. Pada gambar keempat bertekstur sedang yang memiliki
perpaduan antara kasar dan halus. Pada gambar kelima bertekstur kasar yang
terasa berbutir butir besar ketika disentuh dan permukaan yang tidak rata. Pada
gambar keenam juga bertekstur kasar yang apabila disentuh terasa kasar dan
permukaan tidak rata. Pada gambar ketujuh bertekstur halus yang terasa lembut
ketika disentuh dan memiliki struktur yang rata. Pada gambar kedelapan juga
bertekstur halus. Pada gambar kesembilan bertekstur kasar yang umumnya
memiliki butiran atau serat kasar dan terasa kesat. Terakhir, pada gambar
kesepuluh bertekstur halus yang terdiri dari butiran kecil yang sangat halus atau
kecil.
Tabel ketiga menganalisis tentang pengertian pola. Pola merujuk pada
susunan atau urutan yang teratur dan berulang dari elemen tertentu, seperti garis,
warna, bentuk, atau benda, yang membentuk sebuah kesatuan atau gambar utuh.
Pola dapat terbentuk dari elemen yang sama atau berbeda dan dapat berupa pola
geometris, organik, atau campuran keduanya. Pada lampiran tabel ketiga, terdapat
beberapa definisi pola yang dibahas sebagai berikut. Pada gambar pertama,
terdapat pola kubus kecil yang beraturan. Pada gambar kedua, terdapat pola V
yang terstruktur rapi. Pada gambar ketiga, terdapat pola puzzle yang beragam dan
terstruktur rapi. Pada gambar keempat, terdapat pola gelombang berwarna biru
muda yang rapi. Pola ini seperti gelombang air. Pada gambar kelima, terdapat
pola segitiga yang menyerupai intan dengan degradasi warna yang beragam. Pada
gambar keenam, terdapat pola bentukan bulatan polkadot yang beragam warna
dan ukuran. Pada gambar ketujuh yaitu pola yang tak teratur dengan bentukan
pola sembarang berwarna hitam. Pada gambar kedelapan terdapat pola tidak
teratur berbentuk menyerupai ilusi optik. Pada gambar kesembilan, terdapat pola
teratur dan bentukannya menyerupai tumpukan batuan. Dan terakhir terdapat pola
yang tidak teratur dengan gradasi warna bervariasi menyerupai pola sembarang.
Tabel keempat berisi analisis mengenai pendefinisian rona, warna, tekstur,
dan pola dalam gambar. Sementara itu, pada lampiran tabel ketiga, terdapat
beberapa pendefinisi rona, warna, tekstur, dan pola dalam gambar yang terdapat
pada beberapa gambar. Pada gambar pertama, terdapat rona/citraan dan warna.
Rona tersebut adalah "Cerah berbayang", yang mungkin mengindikasikan bahwa
warnanya terlihat cerah namun sedikit gelap karena tertutup oleh objek lain.
Warna pada gambar tersebut adalah "biru kehitaman dan dominan abu abuan".
Sementara itu, teksturnya dijelaskan sebagai kasar dan polanya adalah acak dan
tidak teratur. Pada gambar kedua, terdapat rona gelap dan warna yang dominan
berwarna hijau tua dan coklat muda. Rona tersebut terlihat bertekstur kasar,
sedangkan polanya bergelombang tidak teratur. Pada gambar ketiga, terdapat rona
yang cerah warna pada gambar tersebut adalah dominan hijau dan krem putih
susu. Teksturnya dijelaskan sedang, dan polanya seperti kubus tak sempurna dan
tak teratur. Pada gambar keempat, rona tersebut mengindikasikan warna yang
cenderung cerah dengan warna hija dan biru. Teksturnya sedang, sementara
polanya adalah persegi Panjang tidak teratur. Dan yang terakhir ialah rona yang
cerah berwarna krem, hijau, dan putih, teksturnya halus dan memiliki pola
bergaris gelombang tidak teratur.
Tabel kelima membahas tentang definisi dan analisis mengenai Rona,
Warna, Tekstur, dan Pola dalam Citra. Lampiran Tabel ketiga mencakup beberapa
definisi mengenai Rona, Warna, Tekstur, dan Pola dalam Citra, dengan dua citra
yang dijelaskan. Citra pertama adalah True Color yang merupakan sebuah, yang
menampilkan sungai karena terlihat sebuah aliran air yang memanjang. Citra
kedua menampilkan permukiman dan menggunakan unsur interpretasi seperti
Bentuk, Pola, dan Ukuran Bangunan, Kepadatan Pemukiman, Warna Bangunan,
Konteks Lingkungan, Struktur Jalan dan Jalur Transportasi, serta Faktor
Topografi. Interpretasi citra objek pemukiman membantu mengidentifikasi,
menggambarkan, dan mengklasifikasikan objek-objek yang terdapat pada citra
atau foto udara tersebut, Aliran Sungai, dan Pemukiman dengan unsur interpretasi
yang digunakan yaitu Pola, Tekstur, Warna, Konteks, dan Ukuran. Pola tata letak
pohon dan sungai, serta tekstur permukaan hutan dan aliran sungai, memberikan
petunjuk tentang jenis vegetasi dan perubahan elevasi. Warna dapat memberikan
petunjuk tentang jenis vegetasi dan kualitas air di sungai, sementara konteks
lingkungan sekitar dapat memberikan petunjuk tentang jenis hutan dan
keberadaan aliran sungai. Ukuran pohon dan aliran sungai dapat memberikan
petunjuk tentang kepadatan vegetasi dan kecepatan arus di sungai. Citra ketiga
menampilkan Persawahan dan Jalan dengan unsur interpretasi yang digunakan
yaitu Bentuk dan Ukuran, Pola, Warna, Konteks, dan Tekstur. Bentuk dan ukuran
tanaman serta lebar jalan memberikan petunjuk tentang jenis, fungsi, dan kualitas
lahan pertanian dan jalan tersebut. Pola pertanaman dan jalan memberikan
petunjuk tentang kepadatan, keberhasilan panen, dan aksesibilitas wilayah yang
dilalui. Warna tanaman dan jalan dapat memberikan petunjuk tentang kondisi
pertumbuhan tanaman, kondisi permukaan jalan, dan lingkungan sekitar yang
mempengaruhi warna jalan tersebut. Dalam sebuah foto udara, terdapat empat
objek yang dapat dikenali, salah satunya adalah stadion sepakbola. Untuk
melakukan interpretasi pada stadion sepakbola, dapat diperhatikan unsur-unsur
seperti pola, tekstur, warna, konteks, dan ukuran bangunan pada foto udara.
Bentuk yang khas dan teratur pada stadion sepakbola menunjukkan bahwa tempat
tersebut digunakan untuk keperluan pertandingan sepakbola. Konteks foto udara
dapat memberikan informasi tentang lokasi geografis dan akses transportasi dari
stadion dan jalan umum, sementara ukuran bangunan dapat memberikan
gambaran tentang skala luas area dari kompleks stadion tersebut. Selanjutnya
terdapat false color yang di mana false color ini memiliki warna kemerahan
apabila mengambil gambar yang terdapat vegetasinya yang berasal dari
gelombang inframerah. Pada tabel terlihat gambar kenampakan seperti hutan
perkebunan, sawah dan hutan mangrove yang sejatinya merupakan vegetasi,
kemudian terlihat jelas lahan terbangun dan lahan kosong. False color ini sangat
mudah untuk membedakan mana vegetasi dan mana objek yang bukan vegetasi.
G. KESIMPULAN
Penginderaan jauh adalah suatu teknologi yang memakai sensor untuk merekam
dan menganalisis sinyal elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda
atau kejadian di permukaan bumi. Penginterpretasian citra secara umum merujuk pada
proses analisis dan pemahaman citra yang dihasilkan dari pengindraan jauh. Tabel
pertama menjelaskan bahwa sampel warna yang diberikan mengandung kombinasi warna
pada skala RGB dengan proporsi yang berbeda-beda. Warna merah dan hijau adalah
warna yang paling umum muncul dalam sampel warna tersebut, sedangkan warna biru
hanya hadir dalam beberapa sampel warna. Perbedaan proporsi dari warna merah, hijau,
dan biru menghasilkan variasi warna, seperti warna merah keunguan yang kuat pada
sampel warna keempat, dan warna biru keunguan pada sampel warna kelima. Selain itu,
kehadiran warna merah pada kombinasi warna hijau pada sampel warna kesembilan juga
menghasilkan nuansa warna yang sedikit berbeda dari sampel warna lainnya. Tabel
kedua membahas tentang definisi tekstur, yang dapat ditentukan berdasarkan sifat sifat
seperti kasar, halus, lembut, keras, licin, atau berpori. Tabel ini juga menjelaskan bahwa
tekstur dapat terdiri dari elemen-elemen kecil seperti butiran, serat, atau celah-celah.
Beberapa contoh pendefinisian tekstur berdasarkan gambar disajikan dalam tabel ini,
seperti tekstur halus, kasar, dan sedang. Tabel ketiga membahas definisi pola, yang
mengacu pada susunan atau urutan yang teratur dan berulang dari elemen-elemen tertentu
seperti garis, warna, bentuk, atau benda yang membentuk sebuah kesatuan atau gambar
utuh. Tabel ini menampilkan beberapa jenis pola, seperti pola kotak-kotak kecil yang
teratur, pola bergelombang tidak teratur, pola garis miring teratur, pola titik-titik teratur,
pola bergelombang teratur, dan pola persegi teratur. Tabel keempat menjelaskan tentang
rona dalam citra, dengan gambar yang menunjukkan rona dan sifat-sifatnya seperti
warna, tekstur, dan pola. Pada tabel kelima, dijelaskan dan dibahas tentang definisi rona,
warna, tekstur, dan pola dalam citra, dengan menampilkan dua citra, yaitu True Color dan
false color, serta unsur-unsur interpretasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan mengklasifikasikan objek-objek yang terdapat pada citra atau foto
udara tersebut, seperti bentuk, pola, ukuran bangunan, kepadatan pemukiman, dan warna
bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2017). "Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Sebagai Informasi Permukaan Bumi,
Ilmu Geologi, dan Mitigasi Bencana Alam". Teknik Geologi UGM, 7.
Dwira, A. (2005). "Permukiman yang Berwawasan Lingkungan Tinjauan". Jurnal Sistem Teknik
Industri, VOL 6 NO 4.
Irawan. (2020). "Pengolahan Citra Digital Penginderaan Jauh". Banjarmasin: Poliban Press.
Rumada. (2015). "Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan
Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali". E-Jurnal Aroekoteknologi Tropika,
234-243 Vol 4 No 3.
Tika, P. (1997). Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
75% 2% 23%
86% 14% 0%
58% 0% 42%
58% 0% 63%
38% 0% 63%
0% 21% 79%
9
0% 33% 67%
10
0% 29% 71%
Kasar
Halus
Sedang
Sedang
5
Kasar
6 Kasar
Halus
Halus
Kasar
10
Halus
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.
5.
Rona : Cerah Bergaris
Warna : krem, Halus gelombang tak
hijau, dan biru teratur