Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH DASAR (GKP 0201)

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM IV : MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK BEBERAPA JENIS PENUTUP/ PENGGUNAAN LAHAN PADA FOTO UDARA INFRAMERAH HITAM PUTIH

Disusun oleh : Nama NIM : Bagus Andi Isdyantoko : 13/353044/GE/07683

Program Studi : Kartografi dan Penginderaan Jauh Hari, tanggal Waktu Asisten : Rabu, 26 Maret 2014 : 09.00 11.00 WIB : 1. Rendra Ady Wijaya 2. Saddam Husein

Laboratorium Penginderaan Jauh Dasar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2014

ACARA 4 MEMBANGUN KUNCI INTERPERTASI UNTUK BEBERAPA JENIS PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN PADA FOTO UDARA INFRAMERAH HITAM PUTIH I. TUJUAN Melatih mahasiswa untuk dapat membangun kunci interpretasi berdasarkan observasi lapangan dan kenampakan pada foto udara sekaligus DASAR TEORI Interpretasi citra merupakan pekerjaan pengkajian foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.didalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya objek yang tergambar pada citra, dengan kata lain maka penafsir citra berupaya untuk mengenali objek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi, dan displin ilmu lainnya. Di dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra ada tiga rangkaian yang diperlukan yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi adalah pengamatan atas adanya suatu objek, misalnya pada gambaran sungai terdapat objek yang bukan merupakan sungai. Identifikasi adalah upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.sehubungan dengan contoh tersebut dengan berdasarkan bentuk, ukuran dam letaknya, objek yang tampak pada sungai dapat disimpulkan sebagai perahu dayung. Pada tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih lanjut, misalnya mengamati jumlah penumpangnya sedhingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut berupa perahu dayung yang berisi tiga orang (lintz Jr. Dan simonnet, 1976) Lo (1976) yang menyimpulkan pendapat Vink mengemukakan bahwa pada dasarnya interpretasi citra terdiri atas dua tingkat yaitu tingkat pertama berupa pengenalan objek melalui proses deteksi dan identifikasi kemudian pada tingkat kedua berupa penilaian atas pentingnya objek yang telah dikenali tersebut atau kata lainnya tiap objek atau kaitan antar objek itu. Tingkat pertama berarti perolehan data sedangkan tingkat yaitu interpretasi atau analisis data. Didalam upaya otomasi, hanya tingkat pertama yang dapat dikomputerkan tingkat kedua harus dilakukanoleh orang yang berbekal ilmu pengetahuan cukup memadai pada disiplin tertentu. Karakteristik objek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi citra. Unsur interpretasi citra terdiri dari delapan butir yaitu rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi.delapan unsur tersebut penjelasannya yaitu : a) Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra.rona pada foto inframerah merupakan atribut dari objek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang disebut juga sebagai sinar putih. Sehingga rona yaitu adalah tingkatan dari gelap ke putih ataupun sebaliknya. Sedangkan dengan warna yaitu adalah wujud tampak oleh mata dengan spektrum sempit yang lebih sempit dari spektrum tampak. Perbedaan rona dengan warna yaitu, rona hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam hitam putih sedangkan warna yaitu menunjukan tingkat kegelapan yang beraneka ragam.

II.

b) Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek (Lo, 1976). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja. c) Ukuran adalah atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. Karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala. Sehingga di dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra harus di ingat skalanya d) Teksur yaitu frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individu (Estes dan Simonett, 1975) e) Pola yaitu ciri yang menandai banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. f) Bayangan merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru lebih tampak dari bayangannya. g) Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain disekitarnya (Estes dan Simonett, 1975). Situs bukan merupakan ciri objek secara langsung melainkan ada kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. h) Asosiasi adalah keterkaitan antara objek satu dengan objek yang lainnya.dengan adanya keterkaintan ini maka terlihat suatu objek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya objek lain. Teknik Interpretasi Citra adalah cara-cara khusus untuk melaksanakan metode penginderaan jauh secara ilmiah. Teknik ini terdiri atas cara-cara interpretasi dengan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan interpretasi, akurasi hasil interpretasi atau jumlah informasi yang diperoleh.Interpretasi peta dilakukan secara alamiah dan itu tidak diragukan lagi . interpretasi citra dilakukan dengan tekhnik atau metode tertentu dengan berlandaskan teori tertentu juga. di dalam tekhnik interpretasi citra , agar hasil interpretasinya lebih akurat atau lebih banyak informasinya yaitu dengan cara 1. Data acuan 2. Kunci interpretasi citra 3. Penanganan data 4. Pengamatan stereokrospik 5.metode pengkajian dan 6.penerapan konsep multi (Sutanto, 1986) III. ALAT DAN BAHAN 1. Foto udara inframerah hitam putih sekitar kampus UGM skala + 1 : 6.000 2. Lembar transparansi 3. Spidol OHP 4 warna IV. LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengamati objek dalam foto udara inframerah 3. Mendeliniasi 15 jenis obyek yang dianggap penting dari foto udara ke lembar transparansi 4. Menyalin dan mewarnai hasil deliniasi dari lembar transparansi ke kertas HVS 5. Membuat tabel unsur interpretasi dan tabel kunci interpretasi berdasarkan kenampakan objek pada foto udara inframerah V. HASIL 1. Hasil deliniasi foto udara pada lembar transparansi (terlampir) 2. Hasil deliniasi foto udara pada HVS (terlampir) 3. Tabel unsur interpretasi (terlampir) 4. Tabel kunci interpretasi (terlampir)

VIII. DAFTAR PUSTAKA Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh jilid 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Lileseand and Kiefer. (1979).Remote sensing and image interpretation.New York: john wiley and Son

Anda mungkin juga menyukai