Oleh :
YEYEN APRIANI
051 514 010
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2008
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAh SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat
merampungkan penyusunan laporan praktek lapang Mata Kuliah
Penginderaan Jauh Terapan yang dilaksanakan di Wilayah Malino Kab.
Gowa.
Dalam penyusunan Laporan ini kami mendapatkan hambatan dan
tantangan. Namun berkat bantuan berbagai pihak, hambatan dan tantangan
tersebut dapat diselesaikan. Olehnya itu, pada kesempatan yang berbahagia
ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih banyak pada semua pihak
yang membantu dalam penyusunan laporan ini terkhusus kepada Bapak
Drs. Sulaiman Zhiddiq, M.Si. dan Bapak Abd. Malik, S.T., M.Si. selaku
dosen mata kuliah Penginderaan Jauh Terapan, serta kepada seluruh pihak
yang turut berpartisipasi dalam penyusunan laporan penelittian ini yang
namanya tak dapat kami sebutkan satuu persatu. Semoga Allah membalas
dengan pahala yang setimpal.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Olehnya itu, saran kritikan dan saran yang membangun
sangat kami nantikan demi perbaikan penulisan di masa datang.
Akhirnya kami berharap agar laporan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian khususnya pada mahasiswa Geografi.
YEYEN APRIANI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan jumlah jam praktek 1 hari dengan pokok bahasan yang akan
ditetapkan yaitu :
a. citra,
b. interpretasi citra,
B. TUJUAN PRAKTIKUM
pada citra.
C. LOKASI PRAKTEK
D. WAKTU PELAKSANAAN
1. Alat :
a. Streoskop Cermin
b. Streoskop Saku
c. GPS
d. Megaphone
e. Mistar
2. Bahan :
b. Peta Topografi
c. Kertas Transparan
d. Spidol Transparan
e. Alkohol
f. Kertas Bergaris
g. Kertas HVS.
F. PESERTA
2. Pembimbing :
1. Pengertian citra
oleh sensor lainnya (Hornby, 1974) dalam bahasa inggris, citra adalah
image dan imagery dalam artian image adalah gambaran suatu obyek
2. Interpretasi Citra
terdapat obyek yang bukan air. Mencirikan obyek yang telah dideteksi
dengan obyek yang diindera karena sensor dipasang jauh dari obyek,
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek daerah atau gejala yang
dikaji.
obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. (Lillesend & Kiefer, 1979)
Tenaga matahari pada siang hari lebih banyak diterima dari pada
tempat itu. Selain itu jumlah tenaga matahari yang diterima juga
banyak penutupan oleh kabut, asap dan awan maka akan semakin
E = f (w.I.c)
F = fungsi
I = letak tempat
C = Kondisi cuaca
3. Atmosfer
merupakan citra yang paling tua dan paling berkembang, atau citra
adalah :
a. Spektrum infra merah dekat dan ultra violet dekat sebagai perluasan
Pada dasarnya citra dibedakan atas dua bagian, yaitu (1) citra foto
(photographic image) atau citra foto udara, dan (2) citra non foto (non
photographic image). Kedua jenis citra inilah yang akan di bahas, beda
Jenis citra
Citra foto udara Citra non foto
Variable pembeda
Citra foto udara adalah citra yang dibuat dari pesawat udara
violet dekat infra merah dekat). Citra foto udara dibedakan atas : (1)
spektrum elektromagnetik yang digunakan (2) sumbu kamera (sudut
pandang kamera) (4) jenis kamera (5) warna yang digunakan dan (6)
1,2.5. foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan
Citra non foto adalah citra yang sensornya bukn kamera dan
yang digunakan (2) sensor yang digunakan dan (3) wahana yang
digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam
1. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan
spektrum
mikro.
3. Citra infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum
inframerah Termal.
angkasa luar
(AS), satelt Viking (AS), satelit luna (rusia), dan satelit Venera (Rusia).
4. Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra seasat (SA) dan
5. Citra udara (airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana
pekerjaan ini penafsir menggunakan berbagai data yag bersal dari luar
data bantu (2) kunci interpretasi citra (3) pengguna data (4) pengamatan
tertentu.
2. Kunci interpretasi
4. Pengamatan Streoskopik
5. Metode Pengkajian
umum yang dilanjutkan kearah detail khusus atau yang dari diketahui
kuhusus.
Ada dua metode pengkajian secara umum, yaitu ; (1) “ Fihing
a. Fishing expedition
mengambil data yang lebih banyak dari yang diperlukan. Hal ini disebabkan
b. Logical search
1) Multispektral
(color enhancement).
2) Multitingkat
yang sama, dengan skala yang berbeda citra skla kecil meliputi
50.000.
yaitu; (1) alat pengamatan (2) alat pengukuran dan (3) alat pemindah
detail.
1. Alat Pengamatan
Alat pengamatan merupakan alat untuk mengamati citra
2. Alat pengukuran
jenis
b. Pantografh
c. Aerosketchmaster
d. Zoom transferscope
e. Map O graph
orang, yaitu (1) pentahapan interpretasi citra menurut A.P.A. Vink, dan
pengetahuan tertentu.
rata kurang lebih 1000 m di atas permukaan laut. Kemringan lereng yang
bahwa tingkat erosi yang terjadi cukup besar. Ada beberapa jenis
Malino terlihat memiliki tingkat kerapatan penduduk yang rendah. Hal ini
malino, maka tidak salah wilayah ini dijadikan sebagai kawasan wisata.
objek wisata, diantaranya yaitu kawasan hutan pinus dan Air terjun
ini memiliki ketinggian sekitar 820 meter dpl. Adapun letak astronomis
lokasi ini yaitu berada pada titik 50 16’ 2,4’’ LS dan 1190 49’ 47,2’’ BT.
jika diperhatikan pada foto udara terlihat cukup jelas dua gambar
pada bagian barat kawasan pabrik, yang mana dulunya masih bagian
dari hutan.
astronomisnya berada pada 50 5’ 15’’ LS dan 1190 50’ 45,5’’ BT. Jika
tinggi.
vegetasi tidak serapat dengan yang ada di foto udara. Hal ini berarti
3. Lapangan Prayudha
kegiatan praktek lapang ini. berada pada ketinggian 976 meter dpl.
Adapun letak astronomisnya yaitu berada pada titik 5 015’ 2’’ LS dan
119 051’ 4’’BT. Lapangan Prayudha ini terletak di pusat Kota Malino,
A. Kesimpulan
berikut :
km dari kota makassar dan 7 km dari kota Malino. Wilayah ini memiliki
ketinggian sekitar 820 meter dpl. Adapun letak astronomis lokasi ini
yaitu berada pada titik 50 16’ 2,4’’ LS dan 1190 49’ 47,2’’ BT. jika
diperhatikan pada foto udara terlihat cukup jelas dua gambar persegi
yang tidak lain adalah gambar bangunan pabrik jamur. Namun jika
2. Adapun lokasi kedua dari praktek lapang ini adalah hutan pinus yang
berada pada 50 5’ 15’’ LS dan 1190 50’ 45,5’’ BT. Jika dilihat dari foto
serapat dengan yang ada di foto udara. Hal ini berarti bahwa di lokasi
pohon yang dilakukan oleh manusia. Apabila hal ini terus dilakukan,
maka vegetasi yang ada dilokasi semakin berkurang, yang dapat
praktek lapang ini. berada pada ketinggian 976 meter dpl. Adapun
letak astronomisnya yaitu berada pada titik 5 015’ 2’’ LS dan 119 051’
4’’BT.
B. Saran
Makassar.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Foto Lokasi