Asisten :
Universitas Diponegoro
Semarang
2020
RUMPUT LAUT TOPIK 1 : MORFOLOGI RUMPUT LAUT
Rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak dapat dibedakan.
antara akar, batang dan daun yang secara keseluruhannya dikenal dengan thallus.
Bagian thalus ini tersusun dari holdfast yang menyerupai akar dan berfungsi sebagai
alat pelekat/menempel di substrat, caulid yang berbentuk seperti batang yang
berfungsi untuk menegakkan thallus dan filoid yang berbentuk seperti daun/lembaran
daun. Tumbuhan ini memiliki sistem morfologi dan reproduksi tersendiri yang
berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berbunga) yang umum tumbuh di
darat.
Rumput laut ini cara hidupnya menempel pada karang, substrat pasir dengan
menggunakan alat menempel yang dikenal dengan nama Holdfast. Setiap spesies
memiliki holdfast yang berbeda-beda sesuai dengan tempat yang menjadi tempat
hidupnya. Rumput laut terdiri dari 3 (tiga) divisi yang masing-masing divisi tersebut
terdiri 1 kelas saja yaitu Chlorophyceae, Paeophyceae dan Rhodophyceae. Pembagian
rumput laut kedalam masing-masing divisinya ini berdasarkan :
1. Pigmen aksesoris yang terdapat di rumput laut
Tujuan:
Kompetensi
A. Alat
3. Alat tulis
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 4 (empat) jenis
rumput laut hijau (Chlorophyta) yang diwakili oleh Caulerpa sp. Ulva sp, Halimeda sp
dan Bornetella sp.
C. Cara Kerja:
1. Spesimen segar dan lengkap dari specimen yang sudah dicuci bersih diletakkan di
nampan.
2. Amati bentuk holdfast, sifat substansi, bentuk percabangan dan ciri spesifik dari
specimen yang diamati.
Hasil pengamatan :
1. Dictyota Dichotoma
1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid
Klasifikasi
Divisi : Ochrophyta
Klas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Dictyota
2. Sargassum Natans
1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid
4. Air Bladder
Klasifikasi
Divisi : Ochrophyta
Klas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
a) Holdfast, merupakan bagian thallus yang serupa dengan akar. Pada beberapa jenis
makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade” melekat langsung pada “holdfast”,
Fungsi utamanya adalah untuk melekat pada benda lain (substrat). tipe holdfast pada
alga makro adalah sebagai berikut :
c) Filoid, Merupakan organ yang menyerupai daun pada tumbuhan thalus struktur
jaringan masih sederhana tidak seperti batang pada tumbuhan vaskuler. Juga bias
sebagai tempat foto sintesis atau produksi makanan dan sebagai tempat makanan bagi
beberapa tumbuhan.
a) Dictyota Dichotoma
Thallus lurus, datar, kadang-kadang berbentuk sebuah lempengan yang
longgar, tinggi sampai 20 cm; menempel pada substrat oleh alat perekat yang kecil;
bercabang dua yang sama dan teratur, lebar cabang kira-kira 3-5 mm, bagian ujung
seperti garpu dan bulat, seluruh pinggir daun. Warna coklat terang sampai coklat.
Dictyota dichotoma mempunyai talus berbentuk batang pipih dan seperti pita.
Ujung talusnya bercabang tumpul atau rata. Percabangan talus dikotom dengan ujung
meruncing (acuminatus) dan membentuk rumpun yang rimbun (Marianingsih, P. et
al., 2013).
Substrat dominan adalah pasir berbatu, batu yang ditemukan berukuran
sedang hingga besar. Namun semakin ke arah laut substrat yang dominan adalah pasir
berlumpur (Frijona F. Lokollo, 2013). Jenis makroalga Dictyota dichotoma memiliki
distribusi habitat melekat pada substrat berpasir yang diselingi oleh ekosistem lamun (
kalani, W. SA.et al., 2019).
Sebagian besar dari Dictyota ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada
ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium ber-ruang satu dan
mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang
berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun
secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan
mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit
bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang
bercabang-cabang menggarpu (Nurmiyati, 2013).
Berdasarkan kapasitas simpanan karbon masing-masing spesies dari ketiga
kelompok rumput laut, mengindikasikan bahwa Padina sp., Dictyotadichotoma,
Sargassum sp., Hydroclathrus clatratus, Gracilaria sp., dan G. salicornia merupakan
spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon biru (blue
carbon) di perairan Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa ( Erlania. et al., 2015 ).
Periode Induksi dan Faktor Protektif hasil uji aktivitas antioksidan terhadap
ekstrak rumput laut Jenis D.dichotoma Periode Induksi( 25,94), Faktor Protektif
( 2,85). Hasil pengukuran absorbansi pada uji antioksidan pada ekstrak rumput laut
didapatkian rata-rata absorbansi jenis D.dichotoma hari ke 2(0,025), hari ke 5
(0,045), hari ke 8 (0,055), hari ke 14 (0,169) (Agus Supriyono. 2007).
b) Sargassum Natans
Alginat merupakan salah satu jenis hidrokoloid, yaitu suatu sistem koloid oleh
polimer organik di dalam air (Hoefler, 2004). Alginat dapat diekstraksi dari rumput
laut coklat seperti Sargassum sp. dan Turbinaria sp. (Gambar 1) yang potensinya di
Indonesia cukup besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Alginat telah lama
dimanfaatkan, baik dalam bidang pangan maupun non pangan. Dalam bidang pangan,
alginat banyak digunakan sebagai penstabil emulsi pada es krim, pensuspensi pada
susu coklat, pengatur viskositas pada yoghurt, dan lain-lain. Dalam bidang non
pangan, alginat banyak digunakan sebagai pengental pada textile printing, pengatur
keseragaman dan kehalusan permukaan kertas, pengontrol penetrasi dan stabilitas lem
yang terbuat dari pati maupun latex, dan pengatur pelepasan lambat bahan kimia pada
pupuk dan obatobatan (Mc. Hugh, 2008) dalam penelitian ( Subaryono, 2010).
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat dilakukan dengan fragmentasi dan
pembentukan spora (aplanospora dan zoospora).
Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang tidak sama panjang dan
terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir). Sedangkan perkembangbiakan seksual
dilakukan dengan isogami, anisogami, atau oogami. Fucus vesiculosis adalah salah
satu contoh alga cokelat yang berkembang biak secara oogami. Ada cara reproduksi
generatif atau seksual ganggang cokelat yang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi,
yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk suatu badan yang
mengandung alat pembiak disebut reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat
konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
berupa spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan benang-
benang mandul yang disebut parafisis. Anteridium berupa sel-sel berbentuk corong
yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di
atas tangkai. Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur akan terbentuklah zigot.
Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin yang tebal. Kemudian melekat
pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya tumbuh menjadi individu baru yang
kromosom tubuhnya diploid.
A. Dictyota Dichotoma
1. Thallus lurus, datar, kadang-kadang berbentuk sebuah lempengan yang longgar,
tinggi sampai 20 cm; menempel pada substra.
2. Sebagian besar dari Dictyota ini terdapat di lautan daerah tropic.
3. Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium ber-ruang
satu dan mengeluarkan 4 tetraspora.
4. Substrat dominan adalah pasir berbatu, batu yang ditemukan berukuran sedang
hingga besar. Namun semakin ke arah laut substrat yang dominan adalah pasir
berlumpur.
5. Dictyota dichotoma melekat pada substrat berpasir
6. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan
oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok.
Tiap oogonium merupakan satu sel telur.
7. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu
cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan
beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu.
8. Merupakan spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon
biru.
B. Sargassum Natans
1. Dapat tumbuh hingga beberapa meter. Mereka umumnya berwarna coklat atau hijau
tua dan terdiri dari pegangan , tangkai , dan daun . Oogonia dan antheridiaterjadi
di konseptakel yang tertanam dalam wadah di cabang khusus.
2. Beberapa spesies memiliki kandung kemih berisi gas mirip buah beri yang membantu
pelepah mengapung untuk mendorongfotosintesis.
3. Karakteristik morfologi makroalga jenis Sargasum natans adalah: Warna thalus/daun
Coklat tua sampai dengan coklat muda Bentuk thalus/daun Berbentuk seperti daun
Warna holdfast Coklat tua sampai dengan kehitaman Bentuk holdfast Berupa akar
tunggal yang menenmpel.
4. Banyak yang memiliki tekstur kasar dan lengket yang, bersama dengan tubuh yang
kuat namun fleksibel, membantunya menahan arus air yang kuat.
5. Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat dilakukan dengan fragmentasi dan
pembentukan spora (aplanospora dan zoospora).
6. Rumput laut mempunyai peran penting dalam menyerap dan menyimpan karbon
dalam bentuk biomassa, baik rumput laut budidaya maupun rumput laut alam.
Kapasitas penyerapan dan penyimpanan karbon sangat bergantung dari jenis, lokasi,
dan kondisi lingkungan secara global.
7. Merupakan spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon
biru.
8. Alginat merupakan salah satu jenis hidrokoloid rumput laut coklat (phaeophyta).
SARAN:
Alginat adalah sejenis senyawa pengental atau pengemulsi yang dapat
digunakan untuk pembuatan bahan makanan dan obat obatn ini dapat dioptimalkan
dengan cara mendorong industry pengolahan makanan atau inovasi obat obatan dari
rumput lau ini. Selain itu karbon biru juga bias berpotensi dalam konteks karbon biru
yaitu: merupakan istilah untuk karbon yang diserap dan disimpan di eksosistem
pesisir dan laut, termasuk yang tersimpan dalam lahan basah pasang surut, seperti
hutan pasang surut, hutan mangrove, semak pasang surut, dan juga padang lamun
(seagrass, sejenis tumbuhan/rumput laut). Dengan ini kita dapat menjaga lingkingan
pesisir untuk ekosistem rumput laut dan dapat bermanfaat pada kehidupan dan
lingkungan sekitar pesisir untuk kebaikan bersama lingkungan dan manusia saling
berdampingan dan selaras dalam damai dan harmoni, untuk kehidupan yang lebih
baik lagi kedepannya.
Pustaka
Agus Supriyono. 2007. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA SPESIES RUMPUT
LAUT DARI PULAU SUMBA. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia., 9(1):34-38.
Erlania., I. Nyoman, R., Joni, H., dan O. Johan. 2015. KONDISI RUMPUT LAUT ALAM
DI PERAIRAN PANTAI UJUNG GENTENG, SUKABUMI DAN LABUHANBUA,
SUMBAWA: POTENSI KARBON BIRU DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA.
Jurnal Riset Akuakultur., 10(2):293-304.
Kalani, W. S., Emiyarti. dan Ira. 2019. POLA DISTRIBUSI MAKROALGA PADA
EKOSISTEM LAMUN DAN KARANG DI PERAIRAN DESA WAWATU
KECAMATAN MORAMO UTARA. Jurnal Sapa Laut., 4(1): 41-52.
Nilai pratikum :
Asisten Mahasiswa :
Tanda tangan :
Group :
Tanggal :
Acara 7. Identifikasi Rumput Laut Rhodophyta
Hasil pengamatan:
1. Glacilaria Verrucosa
1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid
Klasifikasi
Divisi : Rhodophyta
Klas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
2. Kappaphycus Alvarezii
1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid
Klasifikasi
Divisi : Rhodophyta
Klas : Florideophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Kappaphycus
a. Holdfast, merupakan bagian thallus yang serupa dengan akar. Pada beberapa
jenis makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade” melekat langsung pada
“holdfast”, Fungsi utamanya adalah untuk melekat pada benda lain (substrat).
tipe holdfast pada alga makro adalah sebagai berikut :
1.Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel pada substrat (encrusting)
2.Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus
3.Heterotrichy (lembaran /lampiran)
a) Gracilaria verrucosa
Thallus silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau.
Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-ulang
memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang menyerupai
rambut, ukuran panjang sekitar 250 mm dan diameter thallus sekitar 0,5-1,5
mm.
Glacilaria verrucosa, dapat mengahbis waktu penyinaran matahri
selama 16 jam dan 8 jam dalam kegelapan. Untuk melakukan fotosintesis
untuk menghasilkan senyawwa metabolit primer yaitu karaaginan yang biasa
dimanfaatkan untuk pembuatan agar agar dan pengelmusian dalm pembuatan
eskrim. Lama penyinaran sangat menentukan efek pertumbuhan yang
ditiumbulkan pada Glacilaria Verrucosa ( Alamsjah, M. A. et al. 2010).
Glacilaria Verrucosa sangat berperan penting pada industri
bioteknologi karena sebagaisumber agar dan agarose yang banyak digunakan
pada industri makanan, farmasetika, dan kosmetik. Gracilaria spp memiliki
metabolit bioaktif yang berfungsisebagai antibakteriseperti steroid, terpenoid,
dan derivat asam eicosanoid. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Maftuch et al (2016) dalam penelitian (Amaranggana, L. et al., 2017).
Gracilaria Verrucosa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin,
dan fenol. Selain sebagai antibakteri, G. Verrucosa juga memiliki
aktivitassebagai antioksidan. Senyawa fenol yang ada pada jenis alga ini
terbukti memiliki khasiatsebagai antibakteri, antiinflamasi, antivirus, dan
antikarsinogenik (Widowati et al., 2014).
G. verrucosa. C. racemossa hidup pada kedalaman diatas 1,5 meter
dimana kondisi perairannya cukup jernih sehingga intensitas cahaya matahari
dapat mauk hingga ke dasar dan dapat digunakan untuk yang digunakan untuk
fotosintesis, Menurut Aslan (1998), Pertumbuhan Gracilaria umumnya lebih
baik ditempat dangkal dari pada di tempat dalam. Substrat tempat melekatnya
dapat berupa batu, pasir, lumpur dan lain-lain, menyukai intensitas cahaya
yang lebih tinggi.
Gracilaria verrucosa yang mempunyai habitat yang berbeda,
menunjukkan variasi komposisi proksimat. G. verrucosa yang tumbuh pada
habitat pada substrat tanah yang keras mempunyai kandungan KH yang tinggi
dibandingkan dengan G. verrucosa yang ditanam di substrat berlumpur.
Sedangkan G. verrucosa yang ditanam di substrat yang berlumpur mempunyai
kandungan kadar air, protein, lemak, dan serat yang tinggi dibandingkan
G.verrucosa yang tumbuh pada substrat tanah yang keras. Menurut Winarno
(1990), komposisi kimia alga bervariasi salah satunya tergantung dari
habitatnya. Selain itu, perbedaan nutrisi juga dimungkinkan karena perbedaan
umur dan parameter lingkungan habitat G. verrucosa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan
nutrisi (proksimat dan komposisi asam amino), serat kasar dan makro mineral
rumput laut C. racemossa dan G. verrucosa bervariasi tergantung jenis dan
habitatnya. Dilihat dari kandungan nutrisi dan mineral yang terkandung pada
kedua jenis rumput laut tersebut, kedua jenis rumput laut tersebut dapat
dijadikan alternatif bahan pangan ( Ma’ruf, W. F. et al., 2013).
b) Kappaphycus Alvarezii
A. Glacilaria Verrucosa
1. Thallus silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau
2. Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-
ulang memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang
menyerupai rambut
3. Glacilaria verrucosa, dapat mengahbis waktu penyinaran matahri selama
16 jam dan 8 jam dalam kegelapan
4. berperan penting pada industri bioteknologi karena sebagaisumber agar
dan agarose yang banyak digunakan pada industri makanan, farmasetika,
dan kosmetik.
5. Gracilaria Verrucosa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan
fenol. Selain sebagai antibakteri,
6. Senyawa fenol yang ada pada jenis alga ini terbukti memiliki
khasiatsebagai antibakteri, antiinflamasi, antivirus, dan antikarsinogenik
B. Kapaphycus Alvarezi
1. Thallus silindris, permukaan licin, cartilagineus, warna hijau, hijau
kuning, abu-abu atau merah.
2. Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk sederhana sampai
kompleks. Duri-duri pada thallus terdapat juga sama seperti halnya
dengan E. spinosum tetapi tidak bersusun melingkari thallus.
3. Pada Kappaphycus Alvarezii terdapat koloni kapang yang telah diteliti
fusarium, sp dan penicilium, sp, yang banyak berperan pada kerusakan
mikrobiologis rumput laut yang merusak nilai ekonomi dan dapat
merusak pada tubuh manusia
4. konsentrasi tertinggi tersebar pada perairan yang memiliki aliran sungai
dan perairan yang dalam
5. konsentrasi lebih rendah ditemukan pada daerah sekitar muara sungai;
dan salinitas:
SARAN:
Pustaka
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. A Wiley – Interscience Publ. New York.
Ma’ruf, W. F., R. Ibrahim., E. N. Dewi., E. Susanto., U. Amalia. 2013. PROFIL RUMPUT
LAUT Caulerpa racemosa DAN Gracilaria verrucosa SEBAGAI EDIBLE FOOD. Jurnal
Saintek Perikanan., 9 (1): 68-74.
Teurupu, A., Timbowo, S. M., Palenewen, J. CV. 2013. IDENTIFIKASI KAPANG PADA
RUMPUT LAUT Eucheuma cottoni ( kappaphycus alvarezi) KERIMG DARI DESA RAP
RAP ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN.
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan., 1(1):13-16.
Nilai pratikum :
Asisten Mahasiswa :
Tanda tangan :
Group :
Tanggal :