Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIKUM BOTANI LAUT

Nama : Ahmad Furqan


NIM : 26040120140127
Program Studi /Kelas : Ilmu Kelautan/C

Asisten :

Annisa Rahma S. 26040117130085

Ihwan Bahari 26040117120052

Rahmayani Kurnia Ain 26040117140068

La Nina Gunaswara S. 26040117140081

Toga Michael Parulian 26040118120041

Sari Poncowati 26040118130172

Sanhedrina Lilian W. A. 26040118130182

Muhamad Syahrul R. 26040118140064

Khoirunnisah Riswanti 26040118140133

Departemen Ilmu Kelautan Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro

Semarang

2020
RUMPUT LAUT TOPIK 1 : MORFOLOGI RUMPUT LAUT

Nama: Ahmad Furqan NIM: 26040120140127 Ttd:

Teori Pengantar Praktikum

Rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak dapat dibedakan.
antara akar, batang dan daun yang secara keseluruhannya dikenal dengan thallus.
Bagian thalus ini tersusun dari holdfast yang menyerupai akar dan berfungsi sebagai
alat pelekat/menempel di substrat, caulid yang berbentuk seperti batang yang
berfungsi untuk menegakkan thallus dan filoid yang berbentuk seperti daun/lembaran
daun. Tumbuhan ini memiliki sistem morfologi dan reproduksi tersendiri yang
berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berbunga) yang umum tumbuh di
darat.

Secara morfologi tanaman ini mempunyai bentuk kerangka tubuh


bermacammacam antara lain ada yang berupa batang bulat, silindris, pipih atau
bentuk lembaran seperti daun, bulat telur dan berbentuk filamen seperti rambut. Sifat
substansi ada yang bersifat calcareus yaitu keras karena mengandung zat kapur,
cartilaginous lunak seperti tulang rawan, spongious lunak seperti spong dan
gelatinous yaitu lunak seperti jelly.

Rumput laut ini cara hidupnya menempel pada karang, substrat pasir dengan
menggunakan alat menempel yang dikenal dengan nama Holdfast. Setiap spesies
memiliki holdfast yang berbeda-beda sesuai dengan tempat yang menjadi tempat
hidupnya. Rumput laut terdiri dari 3 (tiga) divisi yang masing-masing divisi tersebut
terdiri 1 kelas saja yaitu Chlorophyceae, Paeophyceae dan Rhodophyceae. Pembagian
rumput laut kedalam masing-masing divisinya ini berdasarkan :
1. Pigmen aksesoris yang terdapat di rumput laut

2. Jenis cadangan makanan penyusunnya

3. Susunan dinding selnya

4. Dan salah satu fase didalam daur hidupnya.

Selain pengelompokkan tersebut diatas, ada juga pengelompokkan yang


berdasar dari kandungan kimianya yaitu agarofit adalah kelompok rumput laut
penghasil agar, karaginofit adalah rumput laut penghasil karagen dan alginofit
merupakan rumput laut penghasil algin. Pengelompokkan lain adalah berdasar tempat

tumbuhnya misal : rumput epilitik menempel di batu, epipelik menempel di


pasir, epifitik menempel pada tumbuhan dan epizoik menempel pada binatang.
Penamaan jenis rumput laut juga berbeda di daerah satu dengan daerah lainnya, jadi
satu jenis rumput laut mempunyai beberapa nama daerah.

Tujuan:

1. Mengetahui bentuk luar / morfologi rumput laut

2. Menggambar dengan benar bentuk luar /morfologi rumput laut

Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan praktikum acara ini mahasiswa diharapkan :

1. Mampu menjelaskan morfologi rumput laut

2. Trampil menggambar dengan benar bentuk luar /morfologi rumput laut

3. Mampu mengklasifikasikan specimen rumput laut


LEMBAR KERJA

Acara 6 dan 7: Identifikasi Rumput Laut (Phaeophyta dan Rodhophyta)

A. Alat

Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan praktikum sebagai berikut :

1. Nampan (1 nampan 2 praktikan)

2. Scalpel (1 scalpel 2 praktikan)

3. Alat tulis

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 4 (empat) jenis
rumput laut hijau (Chlorophyta) yang diwakili oleh Caulerpa sp. Ulva sp, Halimeda sp
dan Bornetella sp.

C. Cara Kerja:

1. Spesimen segar dan lengkap dari specimen yang sudah dicuci bersih diletakkan di
nampan.

2. Amati bentuk holdfast, sifat substansi, bentuk percabangan dan ciri spesifik dari
specimen yang diamati.

3. Gambarkan specimen tersebut, beri keterangan bagian-bagiannya dan susunlah


klasifikasinya secara berurutan dari divisi, kelas, ordo, genus dan spesies dari pecimen
yang saudara amati.
Acara 6. Identifikasi Rumput Laut phaeophyta

Hasil pengamatan :

1. Dictyota Dichotoma

Gambar 1. Bagian thallus


Keterangan bagian-bagian thallus

1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid

Klasifikasi

Divisi : Ochrophyta

Klas : Phaeophyceae

Ordo : Dictyotales

Famili : Dictyotaceae

Genus : Dictyota

Spesies : Dictyota Dichotoma


Hasil pengamatan:

2. Sargassum Natans

Gambar 2. Bagian thallus


Keterangan bagian-bagian thallus

1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid
4. Air Bladder

Klasifikasi

Divisi : Ochrophyta

Klas : Phaeophyceae

Ordo : Fucales

Famili : Sargassaceae

Genus : Sargassum

Spesies : Sargassum Natans


Pembahasan

1. Jelaskan fungsi masing-masing holdfast, caulid dan filoid rumput laut

a) Holdfast, merupakan bagian thallus yang serupa dengan akar. Pada beberapa jenis
makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade” melekat langsung pada “holdfast”,
Fungsi utamanya adalah untuk melekat pada benda lain (substrat). tipe holdfast pada
alga makro adalah sebagai berikut :

1.Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel pada substrat (encrusting)

2.Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus

3.Heterotrichy (lembaran /lampiran)

b) Caulid, Merupakan organyang menyerupai batang pada thalus, struktur jaringan


masih sederhana tidak seperti batang pada tumbuhan vaskuler, berperan dalam
pengendalian arah pembelahan selanjutnya, hingga membentuk caulid yang
dikelilingi phyllid (filoid).

c) Filoid, Merupakan organ yang menyerupai daun pada tumbuhan thalus struktur
jaringan masih sederhana tidak seperti batang pada tumbuhan vaskuler. Juga bias
sebagai tempat foto sintesis atau produksi makanan dan sebagai tempat makanan bagi
beberapa tumbuhan.

2. Jelaskan ciri spesifik dari specimen yang anda amati

a) Dictyota Dichotoma
Thallus lurus, datar, kadang-kadang berbentuk sebuah lempengan yang
longgar, tinggi sampai 20 cm; menempel pada substrat oleh alat perekat yang kecil;
bercabang dua yang sama dan teratur, lebar cabang kira-kira 3-5 mm, bagian ujung
seperti garpu dan bulat, seluruh pinggir daun. Warna coklat terang sampai coklat.
Dictyota dichotoma mempunyai talus berbentuk batang pipih dan seperti pita.
Ujung talusnya bercabang tumpul atau rata. Percabangan talus dikotom dengan ujung
meruncing (acuminatus) dan membentuk rumpun yang rimbun (Marianingsih, P. et
al., 2013).
Substrat dominan adalah pasir berbatu, batu yang ditemukan berukuran
sedang hingga besar. Namun semakin ke arah laut substrat yang dominan adalah pasir
berlumpur (Frijona F. Lokollo, 2013). Jenis makroalga Dictyota dichotoma memiliki
distribusi habitat melekat pada substrat berpasir yang diselingi oleh ekosistem lamun (
kalani, W. SA.et al., 2019).

Sebagian besar dari Dictyota ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada
ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium ber-ruang satu dan
mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang
berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun
secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan
mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit
bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang
bercabang-cabang menggarpu (Nurmiyati, 2013).
Berdasarkan kapasitas simpanan karbon masing-masing spesies dari ketiga
kelompok rumput laut, mengindikasikan bahwa Padina sp., Dictyotadichotoma,
Sargassum sp., Hydroclathrus clatratus, Gracilaria sp., dan G. salicornia merupakan
spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon biru (blue
carbon) di perairan Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa ( Erlania. et al., 2015 ).
Periode Induksi dan Faktor Protektif hasil uji aktivitas antioksidan terhadap
ekstrak rumput laut Jenis D.dichotoma Periode Induksi( 25,94), Faktor Protektif
( 2,85). Hasil pengukuran absorbansi pada uji antioksidan pada ekstrak rumput laut
didapatkian rata-rata absorbansi jenis D.dichotoma hari ke 2(0,025), hari ke 5
(0,045), hari ke 8 (0,055), hari ke 14 (0,169) (Agus Supriyono. 2007).

b) Sargassum Natans

Yakni daunnya berbentuk lembaran, di antara batang dan tangkainya terdapat


gelembung udara. Dapat tumbuh hingga beberapa meter. Mereka umumnya berwarna
coklat atau hijau tua dan terdiri dari pegangan , tangkai ,
dan daun . Oogonia dan antheridiaterjadi di konseptakel yang tertanam dalam wadah di
cabang khusus. Beberapa spesies memiliki kandung kemih berisi gas mirip buah beri
yang membantu pelepah mengapung untuk mendorongfotosintesis . Banyak yang
memiliki tekstur kasar dan lengket yang, bersama dengan tubuh yang kuat namun
fleksibel, membantunya menahan arus air yang kuat.
Karakteristik morfologi makroalga jenis Sargasum natans adalah: Warna
thalus/daun Coklat tua sampai dengan coklat muda Bentuk thalus/daun Berbentuk seperti
daun Warna holdfast Coklat tua sampai dengan kehitaman Bentuk holdfast Berupa akar
tunggal yang menenmpel.

Berdasarkan kapasitas simpanan karbon masing-masing spesies dari ketiga


kelompok rumput laut, mengindikasikan bahwa Padina sp., Dictyotadichotoma,
Sargassum sp., Hydroclathrus clatratus, Gracilaria sp., dan G. salicornia merupakan
spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon biru (blue
carbon) di perairan Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa.
Rumput laut mempunyai peran penting dalam menyerap dan menyimpan
karbon dalam bentuk biomassa, baik rumput laut budidaya maupun rumput laut alam.
Kapasitas penyerapan dan penyimpanan karbon sangat bergantung dari jenis, lokasi,
dan kondisi lingkungan secara global. Kajian yang dilakukan pada dua lokasi berbeda
yaitu Ujung Genteng dan Labuhanbua menunjukkan bahwa sumberdaya rumput laut
alam yang ada sangat bervariasi, yaitu 36 spesies di kawasan pantai Ujung Genteng
dan 28 spesies di Labuhanbua. Berdasarkan kapasitas penyimpanan karbon maka
jenis-jenis seperti: Sargassum sp., Padina sp., Dictyota dichotoma, Hydroclathrus
clatratus, Gracilaria sp., G. foliifera, G. salicornia, Gelidium sp., dan Turbinaria sp.,
merupakan jenis-jenis yang memi302 Jurnal Riset Akuakultur Volume 10 Nomor 2,
2015 liki tingkat serapan karbon yang tinggi, dan sangat potensial untuk
dikembangkan melalui kegiatan budidaya ( Erlania. et al., 2015 ).

Alginat merupakan salah satu jenis hidrokoloid, yaitu suatu sistem koloid oleh
polimer organik di dalam air (Hoefler, 2004). Alginat dapat diekstraksi dari rumput
laut coklat seperti Sargassum sp. dan Turbinaria sp. (Gambar 1) yang potensinya di
Indonesia cukup besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Alginat telah lama
dimanfaatkan, baik dalam bidang pangan maupun non pangan. Dalam bidang pangan,
alginat banyak digunakan sebagai penstabil emulsi pada es krim, pensuspensi pada
susu coklat, pengatur viskositas pada yoghurt, dan lain-lain. Dalam bidang non
pangan, alginat banyak digunakan sebagai pengental pada textile printing, pengatur
keseragaman dan kehalusan permukaan kertas, pengontrol penetrasi dan stabilitas lem
yang terbuat dari pati maupun latex, dan pengatur pelepasan lambat bahan kimia pada
pupuk dan obatobatan (Mc. Hugh, 2008) dalam penelitian ( Subaryono, 2010).
 Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat dilakukan dengan fragmentasi dan
pembentukan spora (aplanospora dan zoospora).

Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang tidak sama panjang dan
terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir). Sedangkan perkembangbiakan seksual
dilakukan dengan isogami, anisogami, atau oogami. Fucus vesiculosis adalah salah
satu contoh alga cokelat yang berkembang biak secara oogami. Ada cara reproduksi
generatif atau seksual ganggang cokelat yang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi,
yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk suatu badan yang
mengandung alat pembiak disebut reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat
konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
berupa spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan benang-
benang mandul yang disebut parafisis. Anteridium berupa sel-sel berbentuk corong
yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di
atas tangkai. Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur akan terbentuklah zigot.
Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin yang tebal. Kemudian melekat
pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya tumbuh menjadi individu baru yang
kromosom tubuhnya diploid.

Simpulan dan Saran

A. Dictyota Dichotoma
1. Thallus lurus, datar, kadang-kadang berbentuk sebuah lempengan yang longgar,
tinggi sampai 20 cm; menempel pada substra.
2. Sebagian besar dari Dictyota ini terdapat di lautan daerah tropic.
3. Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium ber-ruang
satu dan mengeluarkan 4 tetraspora.
4. Substrat dominan adalah pasir berbatu, batu yang ditemukan berukuran sedang
hingga besar. Namun semakin ke arah laut substrat yang dominan adalah pasir
berlumpur.
5. Dictyota dichotoma melekat pada substrat berpasir
6. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan
oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok.
Tiap oogonium merupakan satu sel telur.
7. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu
cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan
beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu.
8. Merupakan spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon
biru.
B. Sargassum Natans
1. Dapat tumbuh hingga beberapa meter. Mereka umumnya berwarna coklat atau hijau
tua dan terdiri dari pegangan , tangkai , dan daun . Oogonia dan antheridiaterjadi
di konseptakel yang tertanam dalam wadah di cabang khusus.
2. Beberapa spesies memiliki kandung kemih berisi gas mirip buah beri yang membantu
pelepah mengapung untuk mendorongfotosintesis.
3. Karakteristik morfologi makroalga jenis Sargasum natans adalah: Warna thalus/daun
Coklat tua sampai dengan coklat muda Bentuk thalus/daun Berbentuk seperti daun
Warna holdfast Coklat tua sampai dengan kehitaman Bentuk holdfast Berupa akar
tunggal yang menenmpel.
4. Banyak yang memiliki tekstur kasar dan lengket yang, bersama dengan tubuh yang
kuat namun fleksibel, membantunya menahan arus air yang kuat.
5. Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat dilakukan dengan fragmentasi dan
pembentukan spora (aplanospora dan zoospora).
6. Rumput laut mempunyai peran penting dalam menyerap dan menyimpan karbon
dalam bentuk biomassa, baik rumput laut budidaya maupun rumput laut alam.
Kapasitas penyerapan dan penyimpanan karbon sangat bergantung dari jenis, lokasi,
dan kondisi lingkungan secara global.
7. Merupakan spesies rumput laut alam yang sangat potensial dalam konteks karbon
biru.
8. Alginat merupakan salah satu jenis hidrokoloid rumput laut coklat (phaeophyta).
SARAN:
Alginat adalah sejenis senyawa pengental atau pengemulsi yang dapat
digunakan untuk pembuatan bahan makanan dan obat obatn ini dapat dioptimalkan
dengan cara mendorong industry pengolahan makanan atau inovasi obat obatan dari
rumput lau ini. Selain itu karbon biru juga bias berpotensi dalam konteks karbon biru
yaitu: merupakan istilah untuk karbon yang diserap dan disimpan di eksosistem
pesisir dan laut, termasuk yang tersimpan dalam lahan basah pasang surut, seperti
hutan pasang surut, hutan mangrove, semak pasang surut, dan juga padang lamun
(seagrass, sejenis tumbuhan/rumput laut). Dengan ini kita dapat menjaga lingkingan
pesisir untuk ekosistem rumput laut dan dapat bermanfaat pada kehidupan dan
lingkungan sekitar pesisir untuk kebaikan bersama lingkungan dan manusia saling
berdampingan dan selaras dalam damai dan harmoni, untuk kehidupan yang lebih
baik lagi kedepannya.

Pustaka
Agus Supriyono. 2007. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA SPESIES RUMPUT
LAUT DARI PULAU SUMBA. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia., 9(1):34-38.

Atmadja W; Kadi A; Sulistijo; Satari R. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut


Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta
Bold H C; Wynne M J. Introduction To The Algae. 2 ed. Prentice-Hall, Inc.,
Englewoods, N.J. 07632
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. A Wiley – Interscience Publ. New York.
Diansyah, S., I. Kusumawati., F. Hardinata. 2018. INVENTARISASI JENIS-JENIS
MAKROALGA DI PANTAI LHOK BUBON KECAMATAN SAMATIGA
KABUPATEN ACEH BARAT INVENTORY TYPES OF MACROALGAE AT LHOK
BUBON BEACH KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT. Jurnal
Perikanan Tropis., 5(1):93-103.

Frijona F. Lokollo. 2013. KOMUNITAS MAKRO ALGA DI PERAIRAN PANTAI POKA


DAN TAWIRI TELUK AMBON. Jurnal TRITON., 9(2):115–119.

Erlania., I. Nyoman, R., Joni, H., dan O. Johan. 2015. KONDISI RUMPUT LAUT ALAM
DI PERAIRAN PANTAI UJUNG GENTENG, SUKABUMI DAN LABUHANBUA,
SUMBAWA: POTENSI KARBON BIRU DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA.
Jurnal Riset Akuakultur., 10(2):293-304.
Kalani, W. S., Emiyarti. dan Ira. 2019. POLA DISTRIBUSI MAKROALGA PADA
EKOSISTEM LAMUN DAN KARANG DI PERAIRAN DESA WAWATU
KECAMATAN MORAMO UTARA. Jurnal Sapa Laut., 4(1): 41-52.

Nurmiyati. 2013. KERAGAMAN, DISTRIBUSI DAN NILAI PENTING MAKRO ALGA


DI PANTAI SEPANJANG GUNUNG KIDUL. Bioedukasi., 6(1): 12-21.
Subaryono. 2010, MODIFIKASI ALGINAT DAN PEMANFAATAN PRODUKNYA.
Squalen., 5(1):1-7.
Marianingsih, P., E. Amelia., T. Suroto. 2013. Inventarisasi dan Identifikasi makroalga di
Perairan Pulau Untung Jawa. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung., 219-225.

Nilai pratikum :

Asisten Mahasiswa :

Tanda tangan :

Group :

Tanggal :
Acara 7. Identifikasi Rumput Laut Rhodophyta

Hasil pengamatan:

1. Glacilaria Verrucosa

Gambar 1. Bagian thallus


Keterangan bagian-bagian thallus

1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid

Klasifikasi

Divisi : Rhodophyta

Klas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Spesies : Gracilaria verrucosa


Hasil pengamatan:

2. Kappaphycus Alvarezii

Gambar 2. Bagian thallus


Keterangan bagian-bagian thallus

1. Holdfast
2. Caulid
3. Filoid

Klasifikasi

Divisi : Rhodophyta

Klas : Florideophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Solieriaceae

Genus : Kappaphycus

Spesies : Kappaphycus Alvarezii


Pembahasan

1. Jelaskan fungsi masing-masing holdfast, caulid dan filoid rumput laut

a. Holdfast, merupakan bagian thallus yang serupa dengan akar. Pada beberapa
jenis makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade” melekat langsung pada
“holdfast”, Fungsi utamanya adalah untuk melekat pada benda lain (substrat).
tipe holdfast pada alga makro adalah sebagai berikut :
1.Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel pada substrat (encrusting)
2.Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus
3.Heterotrichy (lembaran /lampiran)

b. Caulid, Merupakan organyang menyerupai batang pada thalus, struktur


jaringan masih sederhana tidak seperti batang pada tumbuhan vaskuler,
berperan dalam pengendalian arah pembelahan selanjutnya, hingga
membentuk caulid yang dikelilingi phyllid (filoid).

c. Filoid, Merupakan organ yang menyerupai daun pada tumbuhan thalus


struktur jaringan masih sederhana tidak seperti batang pada tumbuhan
vaskuler. Juga bias sebagai tempat foto sintesis atau produksi makanan dan
sebagai tempat makanan bagi beberapa tumbuhan.

3. Jelaskan ciri spesifik dari specimen yang anda amati

a) Gracilaria verrucosa
Thallus silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau.
Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-ulang
memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang menyerupai
rambut, ukuran panjang sekitar 250 mm dan diameter thallus sekitar 0,5-1,5
mm.
Glacilaria verrucosa, dapat mengahbis waktu penyinaran matahri
selama 16 jam dan 8 jam dalam kegelapan. Untuk melakukan fotosintesis
untuk menghasilkan senyawwa metabolit primer yaitu karaaginan yang biasa
dimanfaatkan untuk pembuatan agar agar dan pengelmusian dalm pembuatan
eskrim. Lama penyinaran sangat menentukan efek pertumbuhan yang
ditiumbulkan pada Glacilaria Verrucosa ( Alamsjah, M. A. et al. 2010).
Glacilaria Verrucosa sangat berperan penting pada industri
bioteknologi karena sebagaisumber agar dan agarose yang banyak digunakan
pada industri makanan, farmasetika, dan kosmetik. Gracilaria spp memiliki
metabolit bioaktif yang berfungsisebagai antibakteriseperti steroid, terpenoid,
dan derivat asam eicosanoid. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Maftuch et al (2016) dalam penelitian (Amaranggana, L. et al., 2017).
Gracilaria Verrucosa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin,
dan fenol. Selain sebagai antibakteri, G. Verrucosa juga memiliki
aktivitassebagai antioksidan. Senyawa fenol yang ada pada jenis alga ini
terbukti memiliki khasiatsebagai antibakteri, antiinflamasi, antivirus, dan
antikarsinogenik (Widowati et al., 2014).
G. verrucosa. C. racemossa hidup pada kedalaman diatas 1,5 meter
dimana kondisi perairannya cukup jernih sehingga intensitas cahaya matahari
dapat mauk hingga ke dasar dan dapat digunakan untuk yang digunakan untuk
fotosintesis, Menurut Aslan (1998), Pertumbuhan Gracilaria umumnya lebih
baik ditempat dangkal dari pada di tempat dalam. Substrat tempat melekatnya
dapat berupa batu, pasir, lumpur dan lain-lain, menyukai intensitas cahaya
yang lebih tinggi.
Gracilaria verrucosa yang mempunyai habitat yang berbeda,
menunjukkan variasi komposisi proksimat. G. verrucosa yang tumbuh pada
habitat pada substrat tanah yang keras mempunyai kandungan KH yang tinggi
dibandingkan dengan G. verrucosa yang ditanam di substrat berlumpur.
Sedangkan G. verrucosa yang ditanam di substrat yang berlumpur mempunyai
kandungan kadar air, protein, lemak, dan serat yang tinggi dibandingkan
G.verrucosa yang tumbuh pada substrat tanah yang keras. Menurut Winarno
(1990), komposisi kimia alga bervariasi salah satunya tergantung dari
habitatnya. Selain itu, perbedaan nutrisi juga dimungkinkan karena perbedaan
umur dan parameter lingkungan habitat G. verrucosa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan
nutrisi (proksimat dan komposisi asam amino), serat kasar dan makro mineral
rumput laut C. racemossa dan G. verrucosa bervariasi tergantung jenis dan
habitatnya. Dilihat dari kandungan nutrisi dan mineral yang terkandung pada
kedua jenis rumput laut tersebut, kedua jenis rumput laut tersebut dapat
dijadikan alternatif bahan pangan ( Ma’ruf, W. F. et al., 2013).

b) Kappaphycus Alvarezii

Thallus silindris, permukaan licin, cartilagineus, warna hijau, hijau


kuning, abu-abu atau merah. Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk
sederhana sampai kompleks. Duri-duri pada thallus terdapat juga sama seperti
halnya dengan E. spinosum tetapi tidak bersusun melingkari thallus.
Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling
berdekatan di daerah basal (pangkal). Tumbuh melekat ke substrat dengan alat
pelekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan ke dua tumbuh
membentuk rumpun yang rimbun. dengan ciri khusus mengarah ke arah
datangnya sinar matahari. Cabang-cabang tersebut tampak ada yang
memanjang atau melengkung seperti tanduk.

Pada Kappaphycus Alvarezii terdapat koloni kapang yang telah diteliti


fusarium, sp dan penicilium, sp, yang banyak berperan pada kerusakan
mikrobiologis rumput laut yang merusak nilai ekonomi dan dapat merusak
pada tubuh manusia ( Teurupu, A, et al., 2013).

kegiatan budidaya rumput laut Eucheuma cottonii. Disarankan, lokasi


utama yang potensial untuk dilaksanakan kegiatan pembudidayaan berada
pada perairan Kecamatan Tinanggea dan Kecamatan Palangga Selatan.
Sebaran oseanografi kimia pada perairan Selat Tiworo utara klaster tinanggea
yakni fosfat : 0,0069-0,3296 mg/L konsentrasi tertinggi tersebar pada daerah
pesisir aliran sungai (Kecamatan Tinanggea dan Palangga Selatan) ; nitrat
:0,0084-3,5892mg/L konsentrasi tertinggi tersebar pada perairan yang
memiliki aliran sungai dan perairan yang dalam (Kecamatan Palangga
Selatan); oksigen terlarut :4,18-6,34mg/L tersebar merata pada perairan,
namun tertinggi di temukan pada Kecamatan Tinanggea; pH :6,99-8,70
konsentrasi lebih rendah ditemukan pada daerah sekitar muara sungai; dan
salinitas: 30,7-32,9 ppt, salinitas rendah ditemukan pada daerah sekitar muara
sungai dan 1 indikator kimia yang cukup sesuai yakni ammonium : 0,1024-
1,0219mg/L konsentrasi tertinggi ditemukan pada daerah muara sungai
(Kecamatan Palangga Selatan dan diikuti Kecamatan Tinanggea). Sebaran
oseanografi kimia memberikan pengaruh bagi hasil produksi rumput laut E.
cottonii, sebaran yang ditemukan sangat bervariasi, hal ini disebabkan kondisi
alam yang dinamis ( Pariakan, A. et al., 2019).
Rata-rata aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut E. cottonii lebih
rendah bila dibandingkan dengan ekstrak rumput laut H. harveyana. Secara
umum ekstrak yang diperoleh menunjukkan aktivitas antioksidan yang rendah.
Aktivitas yang paling tinggi terhadap radikal bebas DPPH ditunjukkan pada
fraksi metanol dari sampel H. harveyana segar dengan nilai LC50 sebesar
176,50 ug/mL. Ini berarti pada konsentrasi 176,50 ug/mL baru dapat
menghambat 50% aktifitas radikal DPPH. Aktivitas antioksidan fraksi metanol
dari H. harveyana bersifat lebih poten dibandingkan dengan fraksi metanol
dari E. cottonii. Hal ini dapat dijelaskan, secara visual saja terlihat bahwa H.
harveyana mengandung pigmen karoten yang tinggi dan klorofil yang rendah,
yang berwarna merah maroon. Sedangkan pada E. cottonii warnanya kuning
pucat atau sedikit agak hijau yang berarti kandungan karoten rendah dan
klorofil agak tinggi. Senyawa karoten dan klorofil termasuk golongan senyawa
antioksidan poten yang berperan sebagai fotoreseptor pada tanaman.
Kandungan karoten itulah yang menjadikan H. harveyana bersifat sebagai
antioksidan yang lebih poten dibandingkan dengan E. cottonii
Rumput laut segar mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rumput laut kering. Fraksinasi baik dengan metanol
maupun nheksan menyebabkan turunnya aktivitas antioksidan yang
dihasilkan, kecuali pada fraksi metanol H. harveyana segar. Fraksi ini
memiliki aktivitas antioksidan yang paling poten dibandingkan dengan ekstrak
lainnya. Kedua jenis rumput laut yang diteliti menunjukkan aktivitas
antioksidan yang rendah dengan LC50>150 ug/mL. Uji toksisitas
menunjukkan bahwa ekstrak rumput laut kering mempunyai sifat yang sangat
toksik terhadap Artemia salina dengan LC50 berkisar antara 1,63–27, 94
ug/mL (< 30 ug/mL). Ekstrak H. harveyana segar fraksi metanol mengandung
berbagai senyawa antioksidan ester dan hidrokarbon aromatis, dan
mengandung senyawa 6- tert-butyl-2,4 dimethyl phenol yang mirip BHT.
Ekstrak E. cottonii banyak mengandung senyawa antioksidan yang didominasi
oleh derivat senyawa benzene (Suryaningrum, T. D. et al., 2006).
Simpulan dan Saran

A. Glacilaria Verrucosa
1. Thallus silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau
2. Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-
ulang memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang
menyerupai rambut
3. Glacilaria verrucosa, dapat mengahbis waktu penyinaran matahri selama
16 jam dan 8 jam dalam kegelapan
4. berperan penting pada industri bioteknologi karena sebagaisumber agar
dan agarose yang banyak digunakan pada industri makanan, farmasetika,
dan kosmetik.
5. Gracilaria Verrucosa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan
fenol. Selain sebagai antibakteri,
6. Senyawa fenol yang ada pada jenis alga ini terbukti memiliki
khasiatsebagai antibakteri, antiinflamasi, antivirus, dan antikarsinogenik

B. Kapaphycus Alvarezi
1. Thallus silindris, permukaan licin, cartilagineus, warna hijau, hijau
kuning, abu-abu atau merah.
2. Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk sederhana sampai
kompleks. Duri-duri pada thallus terdapat juga sama seperti halnya
dengan E. spinosum tetapi tidak bersusun melingkari thallus.
3. Pada Kappaphycus Alvarezii terdapat koloni kapang yang telah diteliti
fusarium, sp dan penicilium, sp, yang banyak berperan pada kerusakan
mikrobiologis rumput laut yang merusak nilai ekonomi dan dapat
merusak pada tubuh manusia
4. konsentrasi tertinggi tersebar pada perairan yang memiliki aliran sungai
dan perairan yang dalam
5. konsentrasi lebih rendah ditemukan pada daerah sekitar muara sungai;
dan salinitas:
SARAN:

Untuk Rodhophyta yang diwakilkan oleh G.verrucosa danm K.alvarezi , yang


mengandung karagin yang dapat dimanfaat kan untuk industry Karagenan digunakan
sebagai matriks tablet, ektruksi dalam pembuatan pelet, agen pembentuk gel, peningkat
viskositas, peningkat permiabilitas dan digunakan pula dalam pembuatan mikrokapsul,
beads serta nanopartikel, bahkan bisa dibuat sebagai bahan baku kosmetik dan obat
obatan. Dengan ini kita lebih bisa memasarkan barang produk dalam negri kita ke pasar
global , dari yang pernah saya abaca bahwasanya sebanyak 70% rumput laut indonesia
diexpor dalam keadaan mentah atau kering yang akan diolah diluar dan dipasarkan
kembali di Indonesia kembali, ini kan sangat miris mungkin didalam segala aspek
untuk hari ini di Indonesia semua SDA seperti ini, diexpor mentah dan dibeli lagi dari
luar cobalah kita untuk mengolah terlebih dahulu didalam negri. Di Indonesia kan
banyak ahli sarjana bahkan professor yang berfikir maju untuk bangsa ini, tapi mungkin
pemerintah yang kurang peka untuk urusan ini.

Pustaka

Alamsjah, M. A., N. O. Ayuningtiaz dan S. Subekti. 2010. PENGARUH LAMA


PENYINARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KLOROFIL a Gracilaria
verrucosa PADA SISTEM BUDIDAYA INDOOR. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan., 2(1):21-29.

Amaranggana, L. NasrulWathoni. 2017. Manfaat Alga Merah(Rhodopyta) sebagai Sumber


Obat dari Bahan Alam. Majalah Farmasetika., 2(1):16-19.

Atmadja W; Kadi A; Sulistijo; Satari R. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut

Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta

Bold H C; Wynne M J. Introduction To The Algae. 2 ed. Prentice-Hall, Inc.,

Englewoods, N.J. 07632

Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. A Wiley – Interscience Publ. New York.
Ma’ruf, W. F., R. Ibrahim., E. N. Dewi., E. Susanto., U. Amalia. 2013. PROFIL RUMPUT
LAUT Caulerpa racemosa DAN Gracilaria verrucosa SEBAGAI EDIBLE FOOD. Jurnal
Saintek Perikanan., 9 (1): 68-74.

Pariakan, A., Mustafa, A., Indrayani. KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI KIMIA SELAT


TIWORO UTARA SEBAGAI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM
PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii. Journal of
Fisheries and Marine Research., 3(3):390-399.

Suryaningrum, T. D., T. Wikanta. dan H. Kristiana. 2006. UJI AKTIVITAS


SENYAWAANTIOKSIDAN DARI RUMPUT LAUT Halymenia harveyana DAN
Eucheuma cottonii. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan., 1(1):51-
64.

Teurupu, A., Timbowo, S. M., Palenewen, J. CV. 2013. IDENTIFIKASI KAPANG PADA
RUMPUT LAUT Eucheuma cottoni ( kappaphycus alvarezi) KERIMG DARI DESA RAP
RAP ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN.
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan., 1(1):13-16.

Widiowati, I., D. Lubac., M. Puspita. dan N. Bourgougnon. 2014. Antibacterial and


Antioxidant Properties of The Red Alga Gracilaria verrucosa from The North Coast of
Java, Semarang, Indonesia. International Journal of Latest Research in Science and
Technology., 3(3):179-185.

Nilai pratikum :

Asisten Mahasiswa :

Tanda tangan :

Group :

Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai