Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BOTANI LAUT


RUMPUT LAUT

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Radhian Wikanarto W

26020114130069

Donna Oktavia

26020114140101

Diah Tri Oktaviyanti

26020114140112

Tito Barudin

26020114190115

Jenni Dumasari Pakpahan

26020114140093

Vicky Dimas Pradhika

26020114140105

Alan Yudhistio Valent

26020114140086

Vita Fitriana Mayasari

26020114130062

Amelia Cahya Anggelina

26020114190092

Novian Prahandhy Kusuma

26020114140084

Rizky Ikhwan

26020114130067

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN


No.

Keterangan

1.

Pendahuluan

2.

Tinjauan Pustaka

Materi dan Metode

4.

Hasil dan Pembahasan

5.

Penutup

6.

Daftar Pustaka

7.

Lampiran

8.

Bonus

Nilai

Total
Semarang, 19 Mei 2015
Koordinator Asisten

Asisten

Muhamad Rahadian Akbar


26020112140020

Laeli Rizki Basuki


26020113130028

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai bukanlah barang
yang baru lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan seharihari, baik sebagai bahan obat tradisional dan bahan makanan. Dengan demikian
berarti rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk
kesehatannya. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka
pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas pada aspek kesehatan, sudah
menjalar kesegala bidang. Rumput laut banyak kegunaan dan khasiatnya sehingga
rumput laut banyak di teliti. Agar rumput laut yang diambil dari alam tidak rusak
maka dilakukan herbarium. Agar morfologi dari sampel rumput laut tidak rusak
sehingga bisa diidentifikasi.
Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk
keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi
tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya.
Dengan kata lain, herbarium merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya
dapat dijadikan perbandingan dengan tumbuhan yang akan diidentifikasi. Herbarium
memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah dan herbarium kering.
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah
diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya dengan larutan alkohol 70%.
Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeeringan,
namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Maka dari itu, menyadari akan pentingnya morfologi rumput laut untuk
identifikasi lanjut dalam mengklasifikasikan rumput laut, sehingga dilakukan
herbarium basah pada sampel rumput laut. Maka diadakannya praktikum identifikasi
dan teknik herbarium basah pada rumput laut agar praktikan mampu dan terampil
dalam

melakukan

pembuatan

herbarium

basah

rumput

laut

dan mampu

mengklasifikasikan spesimen rumput laut.


1.2 Tujuan
Praktikum Botani Laut dengan judul Rumput Laut dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Mengetahui bentuk luar / morfologi rumput laut.


Menggambar dengan benar bentuk luar / morfologi rumput laut.
Mengetahui teknik pembuatan herbarium basah rumput laut.
Mengetahui pentingnya mempertahankan morfologi rumput laut.

1.3 Manfaat
1.
2.
3.
4.
5.

Praktikan dapat menjelaskan teknik sampling rumput laut.


Dapat menjelaskan teknik pembuatan herbalium basah rumput laut.
Dapat menjelaskan teknik mengidentifikasi morfologi rumput laut.
Mampu menggambar bentuk morfologi dari rumput laut.
Dapat mengklasifikasikan specimen rumput laut.

II.
II.1.

TINJAUAN PUSTAKA

Rumput Laut
Rumput laut merupakan spesies dari alga atau ganggang. Indonesia, rumput

laut mempunyai banyak nama ataupun istilah daerah, sebagai contoh : kades,

ganggang, atau rambut kasang; bulung; arien dan kahao. Rumput laut dapat hidup
dengan baik pada beberapa habitat, baik air tawar, air asin (laut), maupun air payau.
Rumput laut ini ada yang bersel tunggal (monoseluler). Ada yang tumbuh sendiri,
namun ada pula yang bersel banyak (multiseluler). Ada yang tumbuh sendiri, namun
ada pula yang hidup berkelompok membentuk koloni-koloni. Berdasarkan jenisnya,
rumput laut ada yang mengandung zat warna berupa klorofil (zat hijau daun) dan
karotenoid. Nama rumput laut digunakan untuk menyebut tumbuhan laut yang hidup
di dasar perairan (fitobentos), berukuran besar (makroalga), dan tergolong dalam
Thallophyta (Ariyadi, 2004).
Menurut Susanto (2002) dan Sunarto (2005) bahwa seluruh bagian
tumbuhan disebut Thallus, sehingga rumput laut tergolong tumbuhan tingkat rendah.
Bentuk Thallus rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti tabung, pipih,
gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang
tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Percabangan
Thallus ada yang Thallus dichotomus (dua-dua terus menerus), pinate (dua-dua
berlawanan sepanjang Thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi
Thallus utama) dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi Thallus
juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau
mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilagenous),
berserabut (spongeous) dan sebagainya dengan berbagai keanekaragaman warna.
2.2. Klasifikasi dan Jenis jenis Rumput Laut
Menurut Prasetyowati (2008), Rumput laut termasuk kelompok tumbuhan
alga yang berukuran besar atau disebut makro alga, dalam artian dapat terlihat dengan
mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik atau tumbuhan menamcap atau
menempel pada suatu substrat di perairan laut. Secara taksonomi, rumput laut
dikelompokkan ke dalam divisio Thallophyta. Berdasarkan kandungan pigmennya,
rumput laut dikelompokkan dalam tiga klasifikasi yaitu alga coklat (Phaeophyceae),
alga hijau (Chlorophyceae), dan alga merah (Rhodophyceae). Alga coklat terdiri dari
20 jenis, alga hijau terdiri dari 52 jenis, dan alga merah terdiri dari 50 jenis.

Contoh jenis rumput laut coklat (Phaeophyceae), yaitu :


1.

Dictyota mertensii

2.

Padina minor

3.

Hydroclathrus clathratus

4.

Dictyota dichotoma

5.

Dictyopteris jamaicensis

Gambar 1. Jenis-jenis Phaeophyceae.


Contoh jenis rumput laut hijau (Chlorophyceae), yaitu :
1.

Udotea geppii

2.

Tydemania expeditionis

3.

Bornetella sphaerica

4.

Acetabularia major

5.

Bornetella oligospora

Gambar 2. Jenis-jenis Chlorophyceae

Gambar 3. Jenis-jenis Chlorophyceae

Gambar 4. Jenis-jenis Chlorophyceae

Gambar

Chlorophyceae
Contoh jenis rumput laut merah (Rhodophyceae), yaitu :
1.

Liagora farinosa

2.

Asparagopsis taxiformis

3.

Gracilaria salicornia

4.

Portieria hornemannii

5.

Cheilosporum cultratum

5.

Jenis-jenis

Gambar 6. Jenis-jenis Rhodophyceae


2.3. Morfologi Rumput Laut
Menurut Davidson (1980) dalam Sucinta (2012) bahwa rumput laut
tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat
tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai
batang yang disebut Thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya
di karang, lumpur pasir, batu, dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput laut
pun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik.
Menurut Soegiarto et al (1978) dalam Suparmi (2009) bahwa bentuk Thallus
rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat
seperti kantong, rambut, dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang tersusun hanya
oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Percabangan Thallus ada
yang Thallus dichotomus (dua-dua terus menerus), pinate (dua-dua berlawanan
sepanjang Thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi Thallus utama)
dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi Thallus juga beraneka
ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat
kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilagenous), berserabut
(spongeous) dan sebagainya dengan berbagai keanekaragaman warna.
Menurut Sze (1986) bahwa ciri-ciri rumput laut adalah tidak mempunyai
akar, batang maupun daun sejati tetapi hanya menyerupai batang yang disebut
Thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang,
lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput laut pun
dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik. Rumpt laut umumnya epifit

memiliki bagian talus yang khusus untuk menempel pada subsrat bagian yang
menyerupai akar, ini di sebut holdfast. Tipe holdfast pada rumput laut adalah sebagai
berikut :
a. Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel pada substrat
(encrusting)
b. Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus
c. Heterotrichy (lembaran /lampiran)
Cabang dimodifikasi membentuk dasar untuk lampiran, pertumbuhan
kembali cepat dari dasar jika sistem hilang
d. Diskoid
Pada jaringan (parenchymatous atau pseudoparenchymatous) membentuk
dasar makroalga yang lebih besar
e. Haptera
Cabang/batang membentuk seperti jari-jari.
Menurut Juneidi (2004), secara morfologis rumput laut merupakan tanaman
laut yang berklorofil dan memiliki Thallus (= batang). Rumput laut tidak memiliki
perbedaan yang jelas antara akar, batang dan daun. Pertumbuhan dan percabangan
Thallus rumput laut antara jenis yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Bentuk
Thallus rumput laut juga bervariasi, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng,
bulat seperti kantong, lembaran dan juga ada yang berbentuk seperti helai rambut.
Bentuk bentuk percabangan Thallus rumput laut ada 10 macam, yaitu : tidak
bercabang, dichotomous, pinnate alternate, pinnate, distichous, tetratichous,
ferticllate, polystichous, pectinate, monopodial dan sympodial. Bentuk holdfast dari
rumput laut antara lain : sederhana, rhizoid, uniseluler, kerucut, cakram dan stolon
merambat dengan pelekat.
Bentuk-bentuk percabangan Thallus rumput laut diantaranya adalah :
1. Tidak bercabang
Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki
percabangan.
2. Dichotomous (Bercabang dua)

Tiap tiap Thallus yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari
cabang ini akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya.
3. Pinnate alternate
Thallus tumbuh bercabang dua dua sepanjang Thallus utama secara
berselang-seling (berganti-ganti)
4. Pinnate distichous
Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang Thallus utama secara
beraturan
5. Tetratichous
Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan dua-dua sepanjang
Thallus utama
6. Ferticillate
Cabang-cabang Thallus tumbuh dengan melingkari Thallus sebagai
sumbu utama
7. Polystichous
Cabang cabang Thallus tumbuh pada Thallus utama secara tidak
beraturan (banyak cabang pada Thallus utama)
8. Pectinate
Cabang cabang Thallus tumbuh pada satu sisi Thallus
9. Monopodial
Cabang tumbuh satu-satu pada tiap Thallus
10.Sympodial
Percabangan pada Thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu
cabang pada masing-masing Thallus
2.4. Teknik Herbarium Rumput Laut
Menurut Widhy (2012), herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus,
artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium
adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem
klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain:

- Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi


tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis
tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam
konservasi alam.
- Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai
sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang
mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
- Sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk
mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan
ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
Menurut Widhy (2012), terdapat 2 jenis herbarium, yaitu :
1. Herbarium basah
Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan
yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbedabeda. Contoh: pengawetan pada spesimen buah atau bunga yang memiliki
bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan dilakukan dengan
pengawetan dengan cara koleksi kering. Larutan umum yang dipakai
dalam koleksi basah :
Alkohol 95% sebanyak 3500 ml (70 %) dan aquades 1500 ml (30%)
sehingga total larutan keseluruhan adalah 5000 ml. Atau larutan
terdiri dari alkohol 95% sebanyak 3100 ml (62%) , aquades 1050 ml
(33%)), dan gliserin 250 ml (5%).

2. Herbarium kering
Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciriciri

morfologinya

sehingga

masih

bisa

perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.

diamati

dan

dijadikan

Sedangkan menurut Adawiyah (2013) bahwa alkohol 70% dapat digunakan


mengawetkan spesimen tumbuhan.

III.

MATERI METODE

3.1 Materi
3.1.1 Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal
: 26 April 2015
Waktu
: Pukul 07.00 12.00 WIB
Tempat
: Kampus teluk awur Jepara

3.1.2 Alat dan bahan


3.1.2.1 Alat
Tabel 1. Tabel Alat Praktikum
No.
1.

Nama
Botol sampel

Gambar

Fungsi
Sebagai tempat
herbarium untuk
rumput laut
sampel

2.

Nampan plastik

Sebagai wadah
rumput laut saat
identifikasi

3.

HVS

Memperjelas

laminating

bentuk rumput
laut saat di iden

3.1.2.2 Bahan
Tabel 2. Tabel Bahan Praktikum
No
1.

Nama Bahan
Sampel rumput
laut

Gambar

Fungsi
Sebagai Sampel

2.

Alkohol

Sebagai pengawet
untuk sampel

3.

Air laut

Sebagai media untuk


herbarium sampel

3.2 Metode
3.2.1 Teknik sampling rumput laut
1. Siapkan perlengkapan
2. Menuju lokasi sampling
3. Ambil sampel rumput laut langsung dari lokasi
4. Masukkan dalam botol selai / botol sampel
5. Simpan
3.2.2 Teknik herbarium rumput laut
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Siapkan alat dan bahan


Masukkan air laut dalam botol selai sebanyak 30% dari botol
Masukkan sampel dalam botol
Tambahkan alkohol sampai memenuhi botol selai
Tutup botol selai
Bungkus botol selai dengan koran atau simpan pada tempat yang
terhindar dari cahaya matahari

3.2.3 Teknik identifikasi rumput laut


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Siapkan alat dan bahan


Buka bungkus koran yang menutupi botol sampel
Keluarkan rumput laut sampel dan kumpulkan pada nampan
Letakkan rumput laut pada kertas hvs
Posisikan rumput laut sampai semua bagian terlihat
Amati bagian bagian rumput laut
Cocokkan pada buku iden
Catat hasilnya

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1Hasil
Tabel 3. Tabel Hasil Indentifikasi Rumput Laut
No
1

Foto

Nama
Halimeda
laccunalis

Ciri-Ciri
- substrat karang
- warna hujau pucat
- percabangan
dickotomus
- tekstur filoid : tipis
dan pipih
- tepi Thallus

Caulerpa
serrulata

:bergelombang
- foloid bergerigi
- warna hijau
- substrat pasir /
karang

Caulerpa
racemosa

-warna hijau
-bentuk seperti buah
anggur
-substrat pasir

Halimeda
macroloba

Sargassum
crassifolium

Sargassum
ilicifolium

-warna hijau
-memiliki filoid tebal
-substrat pasir

-warna coklat
-holdfast stolon

-warna coklat
-tekstur kaku
-holdfast cakram kecil
-substrat karang

Dyctyota sp

-warna coklat
-substrat karang mati
-holdfast stolon

Euchema

-Thallus silindris
-ujung tumpul
-sisi bergerigi

spinosum

9.

Padina australis
hauck

IV.2Pembahasan

-warna coklat
-bentuk lembaran
-tipis
-Thalluis silindris

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Chlorophyta

Kelas

: Bryopsidophyceae

Order

: Bryopsidales

Famili

: Halimedaceae

Genus

: Halimeda

Spesies

: Halimeda laccunalis

Pertumbuhan thalli tegak tinggi mencapai 18 cm warna hijau, kandungan


karbonat tipis. Percabangan dichotomus kadang-kadang tumbuh empat segment
baru dalam satu percabangan utama. Bentuk fiolid pipih dan membulat tiap 1 fiolid
warna. Warna thalus agak kehijauan dan memiliki sedikit keputihan di lapirsan
luarnya ini karena ada kandungan karbonat tipis yang menyelimutinya dan warna
hijau karena rumput laut jenis ini termasuk ke dalam divisi Chlorophyta yang
memiliki klorofil a dan b. Thallus memiliki tepi yang bergelombang sebelum di
herbarium rumput laut ini mempunyai warna hijau gelap dan setelah di herbarium
warna nya hijau pucat.
Habitat tumbuh di daerah tubir menempel pada karang bukan pasir dengan
kedalaman yang dangkal kurang lebih 1 1,5 m , batu karang dan gravel terutama
di areal air jernih. Keberadaan di berbagai daerah tubir di kawasan laut berkarang di
seluruh Indonesia.
Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Rhodophyta

Kelas

: Rhodophyceae

Order

: Gigartinales

Famili

: Solieriaceae

Genus

: Eucheuma

Spesies

: Eucheuma spinosum

Bentuk dari tanaman ini tidak mempunyai perbedaan susunan kerangka antara
akar, batang, dan daun. Keseluruhan tanaman ini merupakan batang yang dikenal
sebagai Thallus. Thallus ada yang berbentuk bulat, silindris atau gepeng bercabangcabang. Rumpun terbentuk oleh berbagai sistem percabangan ada yang tampak
sederhana berupa filamen dan ada pula yang berupa percabangan kompleks. Jumlah
setiap percabangan ada yang runcing dan ada yang tumpul. Permukaan kulit luar
agak kasar, karena mempunyai gerigi dan bintik-bintik kasar. Eucheuma spinosum
memiliki permukaan licin, berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning, atau
merah ungu. Tingginya dapat mencapai 30 cm. Eucheuma spinosum tumbuh
melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan
kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun dengn ciri khusus mengarah ke
arah datangnya sinar matahari. Cabang-cabang tersebut ada yang memanjang atau
melengkung seperti tanduk.
Eucheuma spinosum tumbuh pada tempat-tempat yang sesuai dengan persyaratan
tumbuhnya, antara lain tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya
berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada karang yang mati.
Persyaratan hidup lainnya yaitu ada arus atau terkena gerakan air. Kadar garamnya
antara 28-36 %. Dari beberapa persyaratan, yang terpenting adalah Eucheuma
spinosum memerlukan sinar matahari untuk dapat melakukan fotosintesis
Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Chlorophyta

Kelas

: Ulvophyceae

Order

: Bryopsidales

Famili

: Halimedaceae

Genus

: Halimeda

Spesies

: Halimeda macroloba

Halimeda macroloba bewarna hijau keputih-putihan karena mengandung


klorofil a dan b. Oleh karena itu, Halimeda macroloba ini dimasukkan ke dalam

Divisi Clhorophyta. Bagian-bagian yang dimiliki oleh Halimeda mcroloba adalah


holdfast, stipe dan blade. Holdafast pada Halimeda macroloba berkapur dan fungsi
dari holdfast adalah untuk menempel pada substratnya dari keseluruhan Thallusnya
seperti tumbuhan kaktus. alga ini mempunyai ciri-ciri antara lain Thalus ( daun )
tipis dan agak kasar berwarna hijau keputih putihan, thalusnya mempunyai
percabangan, holdfast berkapur dan menempel kuat pada substratnya, mempunyai
interval bervariasi, memiliki ruas-ruas thalus. Yang tiap ruasnya membentuk fiolid
membulat dengan tepi yang bergelombang. Thallus lebih tebal dari pada laccunalis
dan sebelum di herbarium memiliki warna hijau tua setelah di herbarium bewarna
hijau kekuningan.
Habitat dari Halimeda macroloba ini adalah menempel pada substrat yang
terdapat di daerah perairan yang dangkal. Substrat yang ditempeli ini adalah berupa
pasir. Halimeda ini merupakan tumbuhan rendah yang berjenis alga hijau yang
habitatnya di laut yang berkedalaman kurang lebih 0,5 m sampai 1 m.
Padina australis
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Phaeophyta

Kelas

: Phaeophyceae

Order

: Dictyotales

Famili

: Dictyotaceae

Genus

: Padina

Spesies

: Padina australis

Spesies ini menunjukkan ciri utama yaitu thali berukuran besar (sekitar 15 cm),
membentuk kipas dengan lebar 2 8 cm, dan terdapat segmen-segmen lembaran
tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial. Thallus Padina australis tersusun
dari epidermis dan sel parenkim. Ukuran lembaran thallus yaitu 5 10 cm dan
bersifat mudah robek. Warna utama adalah coklat muda kekuning-kuningan, tetapi
terkadang warnanya memutih karena adanya perkapuran di permukaan daun. Bagian
atas lobus agak melebar dengan pinggiran rata dan holdfast berbentuk cakram kecil
berserabut.

Padina australis ditemukan hidup di bebatuan pada rataan terumbu karang di


pinggiran pantai, baik di tempat-tempat yang terkena hempasan ombak maupun yang
terlindungi. Kualitas lingkungan yang mendukung pertumbuhan Padina australis
yaitu suhu perairan 27 30OC, salinitas berkisar 28 32 ppt, pH 7,5 8, kecepatan
arus 35 80 cm/s, kecerahan 2 m, kandungan nitrat berkisar antara 0,57 1,13 mg/L
dan kandungan fosfat 0,44 1,09 mg/L. Padina australis di alam dapat pula
dijumpai tumbuh pada substrat pasir dengan kedalaman air laut 10 30 cm, suhu
27,25 29,75OC dan salinitas 32 25 ppt. Penyebaran Padina australis meluas
hingga di Perairan Pasifik Selatan dan Perairan Samudera Hindia.
Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Chlorophyta

Kelas

: Ulvophyceae

Order

: Bryopsidales

Famili

: Caulerpaceae

Genus

: Caulerpa

Spesies

: Caulerpa serrulata

Memiliki bagian yang tegak seperti spiral dan teratur , serta terdapat helaianhelaian tipis yang menyerupai daun dengan tepi yang bergerigi dengan Thallus
utama yang menjalar dan ruas batang utama di tumbuhi akar yang menyerupai akar
serabut bentuk percabangan daun pukis
Habitat dari rumput laut Caulerpa serrulata banyak di jumpai pada daerah
pantai yang mempunyai rataan terumbu karang. Tumbuh pada subtract karang mati,
pecahan karang mati, pasir-lumpur dan lumpur. Jenis rumput laut ini tidak tahan
dengan kekeringan . tumbuh pada kedalaman perairan yang pada saat pasang surut
terendah dan masih tergenang oleh air

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Chlorophyta

Kelas

: Ulvophyceae

Order

: Bryopsidales

Famili

: Halimedaceae

Genus

: Halimeda

Spesies

: Halimeda micronesica

Pertumbuhan thali kompak Menjalar tinggi mencapai 10 cm Percabangan


utama trochotomous Segmen lebar 7 mm, panjang 5 mm Berbentuk ginjal, kadangkandang silindris Serabut berbentuk kecil Warna daun coklat tua. Halimeda memiliki
thalus pipih dengan permukaan yang kasar dengan warna hijau keputihan, substansi
berkapur, melekat pada substratnya.Terdapat percabangan pada thalusnya. Habitatnya
adalah di bawah air surut rata-rata pada pasut bulan setengah, pada pantai berbatu dan
paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai
setelah terjadi badai.Daun berbentuk ginjal, kadang-kadang silinder. Percabangan
dicotomus atau tricotomus. Jenis ganggang yang mengandung zat kapur.
Halimeda micronesica biasa ditemukannya terletak di pantai bagian pasang
surut yang masih bisa dijangkau oleh cahaya matahari. Hal itu terjadi karena alga
atau ganggang mempunyai klorofil yang digunakan untuk membuat makanan
melalui proses fotosintesis, sedangkan proses tersebut memerlukan cahaya matahari.
Halimeda Micronesica hidup di air laut yaitu ditemukan tumbuh di paparan terumbu
karang, serta menempel pada substrat.
Caulerpa racemosa
Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Chlorophyta

Kelas

: Ulvophyceae

Order

: Bryopsidales

Famili

: Caulerpaceae

Genus

: Caulerpa

Spesies

: Caulerpa racemosa

Caulerpa racemosa adalah satu dari berbagai spesies rumput laut yang
tumbuh secara alami di perairan Indonesia. Caulerpa racemosa ditemukan tumbuh
pada substrat koral atau pada pasir dan pecahan karang.
Caulerpa racemosa bersifat edible atau dapat dikonsumsi manusia. Di
Indonesia Caulerpa racemosa telah dimanfaatkan sebagai sayuran segar atau lalap,
namun konsumennya masih terbatas pada keluarga nelayan atau masyarakat pesisir.
Seperti tanaman lainnya, Caulerpa racemosa memproduksi metabolit primer dan
sekunder. Metabolit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh tanaman sebagai
respon terhadap rangsangan dari luar. Salah satu jenis metabolit sekunder adalah
antioksidan. Tingkat produksi antioksidan sebagai metabolit sekunder merupakan
fungsi genetik, lingkungan, dan kesehatan tanaman. Kehadiran senyawa antioksidan
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, dan saat ini para ahli pangan banyak
melakukan penelitian untuk mencari antioksidan alami.
Dictyotha sp.
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Heterokontophyta

Kelas

: Phaeophyceae

Order

: Dictyotales,

Famili

: Dictyotaceae

Genus

: Dictyota

Spesies

: Dictyota sp.

Thallus pipih seperti pita mencapai panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm, pinggir
rata. Percabangan dichotomus dengan ujung meruncing membentuk rumpun yang
rimbun sehingga sering merupakan gumpalan. Warna Thallus coklat tua. Melekat
pada suatu substrat (biasanya pada pasir) dengan perantaraan alat pelekat yang
berbentuk seperti cakram

Dimanfaatkan sebagai industri

makanan atau farmasi, algin atau asam

alginate dari Dictyota digunakan dalam pembentukan es krim, pembentukan pil,


salep, pembersih gigi, dan lotion. Tumbuh pada substrat pasir dengan kedalaman air
laut 10-30 cm, salinitas 32-35 o/oo dan suhu antara 27,25 0C-29,75 0C. Memiliki
iklim yang sedang sampai dingin.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Botani Laut dengan judul Rumput Laut yang telah
dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Setiap rumput laut memiliki bentuk luar yang berbeda dan memiliki ciri
khusus masing masing, yang termasuk ke dalam morfologi rumput laut yaitu
filoid, thalus dan holdfast.
2. Menggambarkan rumput laut dengan benar bentuk luar rumput laut membuat
memudahkan dalam mengidentifikasi rumput laut.
3. Teknik herbarium basah yaitu dengan cara, pertama rumput laut dimasukkan
ke dalam botol sampel, kemudian alkohol dengan konsentrai 70% sebanyak
dimasukkan sebanyak botol dan aquades ditambahkan sebanyak botol.
4. Pentingnya morfologi rumput laut yaitu dalam mengidentifikasikan rumput
laut yang dibandingkan dengan rumput laut lain adalah morfologinya. Karena
dengan ciri khusus yang terdapat pada morfologi sehingga rumput laut dapet
di klasifikasikan.

5.2 Saran
Berdasarkan

praktikum

Botani

Laut

yang

telah

dilakukan,

praktikan

menyarankan :
1. Saat sampling rumput laut lebih baik diambil yang holdfastnya masih
menempel dengan substrat sehingga mengetahui habitat rumput laut tersebut.
2. Setelah rumput laut di herbarium basah diusahakan sampel tidak terkena sinar
matahari langsung agar sampel tidak rusak.
3. Setelah mengidentifikasi morfologi rumput laut dibandingkan dengan buku
identifikasi rumput laut agar mengetahui spesies dari rumput laut. Dan
identifikasi dilakukan dengan teliti agar tidak salah.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah,

Robiyatul.

2013.

Skripsi

Jenis-Jenis

Tumbuhan

Berkayu

Dan

Pemanfaatannya Oleh Suku Madura Di Pulau Gili Ketapang Probolinggo.


Unversitas Jember.
Ariyadi, Sugeng. 2004. Pembuatan Dodol Rumput Laut. Yogyakarta : Kanisius.
Sunarto, Toto, Lucianan Djaja dan Hersanti. 2005. Laporan Penelitian Pengujian
Sodium Hypochlorite (NaOCl) Terhadap Perkembangan Nematoda Sista
Kentang (Globodera rostochiensis) Pada Tanaman Kentang. Skripsi. Bandung
: UNPAD.
Suparmi dan Achmad Sahri. 2009. Mengenal Potensi Rumput Laut : Kajian
Pemanfaatan Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan.
Sultan Agung Vol XLIV (118) : 95-116.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses
pengambilan sampel

Gambar 2. Proses
pengambilan sampel

Gambar 3. Proses
pengambilan sampel

Gambar 4. Proses
pengambilan sampel

Gambar 5. Proses
pengambilan sampel

Gambar 6. Proses
pengambilan sampel

Gambar 7. Proses pencucian


rumput laut

Gambar 9. Proses herbarium

Gambar 11.Proses identifikasi


rumput laut

Gambar 8. Proses pencucian


rumput laut

Gambar 10. Proses herbarium

Gambar 12. Proses identifikasi


rumput laut

Gambar 13. Proses identifikasi


rumput laut

Anda mungkin juga menyukai