Disusun Oleh:
Kelompok 8
Radhian Wikanarto W
26020114130069
Donna Oktavia
26020114140101
26020114140112
Tito Barudin
26020114190115
26020114140093
26020114140105
26020114140086
26020114130062
26020114190092
26020114140084
Rizky Ikhwan
26020114130067
Keterangan
1.
Pendahuluan
2.
Tinjauan Pustaka
4.
5.
Penutup
6.
Daftar Pustaka
7.
Lampiran
8.
Bonus
Nilai
Total
Semarang, 19 Mei 2015
Koordinator Asisten
Asisten
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai bukanlah barang
yang baru lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan seharihari, baik sebagai bahan obat tradisional dan bahan makanan. Dengan demikian
berarti rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk
kesehatannya. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka
pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas pada aspek kesehatan, sudah
menjalar kesegala bidang. Rumput laut banyak kegunaan dan khasiatnya sehingga
rumput laut banyak di teliti. Agar rumput laut yang diambil dari alam tidak rusak
maka dilakukan herbarium. Agar morfologi dari sampel rumput laut tidak rusak
sehingga bisa diidentifikasi.
Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk
keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi
tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya.
Dengan kata lain, herbarium merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya
dapat dijadikan perbandingan dengan tumbuhan yang akan diidentifikasi. Herbarium
memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah dan herbarium kering.
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah
diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya dengan larutan alkohol 70%.
Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeeringan,
namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Maka dari itu, menyadari akan pentingnya morfologi rumput laut untuk
identifikasi lanjut dalam mengklasifikasikan rumput laut, sehingga dilakukan
herbarium basah pada sampel rumput laut. Maka diadakannya praktikum identifikasi
dan teknik herbarium basah pada rumput laut agar praktikan mampu dan terampil
dalam
melakukan
pembuatan
herbarium
basah
rumput
laut
dan mampu
1.
2.
3.
4.
1.3 Manfaat
1.
2.
3.
4.
5.
II.
II.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Rumput Laut
Rumput laut merupakan spesies dari alga atau ganggang. Indonesia, rumput
laut mempunyai banyak nama ataupun istilah daerah, sebagai contoh : kades,
ganggang, atau rambut kasang; bulung; arien dan kahao. Rumput laut dapat hidup
dengan baik pada beberapa habitat, baik air tawar, air asin (laut), maupun air payau.
Rumput laut ini ada yang bersel tunggal (monoseluler). Ada yang tumbuh sendiri,
namun ada pula yang bersel banyak (multiseluler). Ada yang tumbuh sendiri, namun
ada pula yang hidup berkelompok membentuk koloni-koloni. Berdasarkan jenisnya,
rumput laut ada yang mengandung zat warna berupa klorofil (zat hijau daun) dan
karotenoid. Nama rumput laut digunakan untuk menyebut tumbuhan laut yang hidup
di dasar perairan (fitobentos), berukuran besar (makroalga), dan tergolong dalam
Thallophyta (Ariyadi, 2004).
Menurut Susanto (2002) dan Sunarto (2005) bahwa seluruh bagian
tumbuhan disebut Thallus, sehingga rumput laut tergolong tumbuhan tingkat rendah.
Bentuk Thallus rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti tabung, pipih,
gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang
tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Percabangan
Thallus ada yang Thallus dichotomus (dua-dua terus menerus), pinate (dua-dua
berlawanan sepanjang Thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi
Thallus utama) dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi Thallus
juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau
mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilagenous),
berserabut (spongeous) dan sebagainya dengan berbagai keanekaragaman warna.
2.2. Klasifikasi dan Jenis jenis Rumput Laut
Menurut Prasetyowati (2008), Rumput laut termasuk kelompok tumbuhan
alga yang berukuran besar atau disebut makro alga, dalam artian dapat terlihat dengan
mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik atau tumbuhan menamcap atau
menempel pada suatu substrat di perairan laut. Secara taksonomi, rumput laut
dikelompokkan ke dalam divisio Thallophyta. Berdasarkan kandungan pigmennya,
rumput laut dikelompokkan dalam tiga klasifikasi yaitu alga coklat (Phaeophyceae),
alga hijau (Chlorophyceae), dan alga merah (Rhodophyceae). Alga coklat terdiri dari
20 jenis, alga hijau terdiri dari 52 jenis, dan alga merah terdiri dari 50 jenis.
Dictyota mertensii
2.
Padina minor
3.
Hydroclathrus clathratus
4.
Dictyota dichotoma
5.
Dictyopteris jamaicensis
Udotea geppii
2.
Tydemania expeditionis
3.
Bornetella sphaerica
4.
Acetabularia major
5.
Bornetella oligospora
Gambar
Chlorophyceae
Contoh jenis rumput laut merah (Rhodophyceae), yaitu :
1.
Liagora farinosa
2.
Asparagopsis taxiformis
3.
Gracilaria salicornia
4.
Portieria hornemannii
5.
Cheilosporum cultratum
5.
Jenis-jenis
memiliki bagian talus yang khusus untuk menempel pada subsrat bagian yang
menyerupai akar, ini di sebut holdfast. Tipe holdfast pada rumput laut adalah sebagai
berikut :
a. Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel pada substrat
(encrusting)
b. Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus
c. Heterotrichy (lembaran /lampiran)
Cabang dimodifikasi membentuk dasar untuk lampiran, pertumbuhan
kembali cepat dari dasar jika sistem hilang
d. Diskoid
Pada jaringan (parenchymatous atau pseudoparenchymatous) membentuk
dasar makroalga yang lebih besar
e. Haptera
Cabang/batang membentuk seperti jari-jari.
Menurut Juneidi (2004), secara morfologis rumput laut merupakan tanaman
laut yang berklorofil dan memiliki Thallus (= batang). Rumput laut tidak memiliki
perbedaan yang jelas antara akar, batang dan daun. Pertumbuhan dan percabangan
Thallus rumput laut antara jenis yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Bentuk
Thallus rumput laut juga bervariasi, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng,
bulat seperti kantong, lembaran dan juga ada yang berbentuk seperti helai rambut.
Bentuk bentuk percabangan Thallus rumput laut ada 10 macam, yaitu : tidak
bercabang, dichotomous, pinnate alternate, pinnate, distichous, tetratichous,
ferticllate, polystichous, pectinate, monopodial dan sympodial. Bentuk holdfast dari
rumput laut antara lain : sederhana, rhizoid, uniseluler, kerucut, cakram dan stolon
merambat dengan pelekat.
Bentuk-bentuk percabangan Thallus rumput laut diantaranya adalah :
1. Tidak bercabang
Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki
percabangan.
2. Dichotomous (Bercabang dua)
Tiap tiap Thallus yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari
cabang ini akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya.
3. Pinnate alternate
Thallus tumbuh bercabang dua dua sepanjang Thallus utama secara
berselang-seling (berganti-ganti)
4. Pinnate distichous
Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang Thallus utama secara
beraturan
5. Tetratichous
Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan dua-dua sepanjang
Thallus utama
6. Ferticillate
Cabang-cabang Thallus tumbuh dengan melingkari Thallus sebagai
sumbu utama
7. Polystichous
Cabang cabang Thallus tumbuh pada Thallus utama secara tidak
beraturan (banyak cabang pada Thallus utama)
8. Pectinate
Cabang cabang Thallus tumbuh pada satu sisi Thallus
9. Monopodial
Cabang tumbuh satu-satu pada tiap Thallus
10.Sympodial
Percabangan pada Thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu
cabang pada masing-masing Thallus
2.4. Teknik Herbarium Rumput Laut
Menurut Widhy (2012), herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus,
artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium
adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem
klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain:
2. Herbarium kering
Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciriciri
morfologinya
sehingga
masih
bisa
diamati
dan
dijadikan
III.
MATERI METODE
3.1 Materi
3.1.1 Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal
: 26 April 2015
Waktu
: Pukul 07.00 12.00 WIB
Tempat
: Kampus teluk awur Jepara
Nama
Botol sampel
Gambar
Fungsi
Sebagai tempat
herbarium untuk
rumput laut
sampel
2.
Nampan plastik
Sebagai wadah
rumput laut saat
identifikasi
3.
HVS
Memperjelas
laminating
bentuk rumput
laut saat di iden
3.1.2.2 Bahan
Tabel 2. Tabel Bahan Praktikum
No
1.
Nama Bahan
Sampel rumput
laut
Gambar
Fungsi
Sebagai Sampel
2.
Alkohol
Sebagai pengawet
untuk sampel
3.
Air laut
3.2 Metode
3.2.1 Teknik sampling rumput laut
1. Siapkan perlengkapan
2. Menuju lokasi sampling
3. Ambil sampel rumput laut langsung dari lokasi
4. Masukkan dalam botol selai / botol sampel
5. Simpan
3.2.2 Teknik herbarium rumput laut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IV.
IV.1Hasil
Tabel 3. Tabel Hasil Indentifikasi Rumput Laut
No
1
Foto
Nama
Halimeda
laccunalis
Ciri-Ciri
- substrat karang
- warna hujau pucat
- percabangan
dickotomus
- tekstur filoid : tipis
dan pipih
- tepi Thallus
Caulerpa
serrulata
:bergelombang
- foloid bergerigi
- warna hijau
- substrat pasir /
karang
Caulerpa
racemosa
-warna hijau
-bentuk seperti buah
anggur
-substrat pasir
Halimeda
macroloba
Sargassum
crassifolium
Sargassum
ilicifolium
-warna hijau
-memiliki filoid tebal
-substrat pasir
-warna coklat
-holdfast stolon
-warna coklat
-tekstur kaku
-holdfast cakram kecil
-substrat karang
Dyctyota sp
-warna coklat
-substrat karang mati
-holdfast stolon
Euchema
-Thallus silindris
-ujung tumpul
-sisi bergerigi
spinosum
9.
Padina australis
hauck
IV.2Pembahasan
-warna coklat
-bentuk lembaran
-tipis
-Thalluis silindris
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Bryopsidophyceae
Order
: Bryopsidales
Famili
: Halimedaceae
Genus
: Halimeda
Spesies
: Halimeda laccunalis
: Plantae
Divisi
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Order
: Gigartinales
Famili
: Solieriaceae
Genus
: Eucheuma
Spesies
: Eucheuma spinosum
Bentuk dari tanaman ini tidak mempunyai perbedaan susunan kerangka antara
akar, batang, dan daun. Keseluruhan tanaman ini merupakan batang yang dikenal
sebagai Thallus. Thallus ada yang berbentuk bulat, silindris atau gepeng bercabangcabang. Rumpun terbentuk oleh berbagai sistem percabangan ada yang tampak
sederhana berupa filamen dan ada pula yang berupa percabangan kompleks. Jumlah
setiap percabangan ada yang runcing dan ada yang tumpul. Permukaan kulit luar
agak kasar, karena mempunyai gerigi dan bintik-bintik kasar. Eucheuma spinosum
memiliki permukaan licin, berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning, atau
merah ungu. Tingginya dapat mencapai 30 cm. Eucheuma spinosum tumbuh
melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan
kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun dengn ciri khusus mengarah ke
arah datangnya sinar matahari. Cabang-cabang tersebut ada yang memanjang atau
melengkung seperti tanduk.
Eucheuma spinosum tumbuh pada tempat-tempat yang sesuai dengan persyaratan
tumbuhnya, antara lain tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya
berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada karang yang mati.
Persyaratan hidup lainnya yaitu ada arus atau terkena gerakan air. Kadar garamnya
antara 28-36 %. Dari beberapa persyaratan, yang terpenting adalah Eucheuma
spinosum memerlukan sinar matahari untuk dapat melakukan fotosintesis
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Ulvophyceae
Order
: Bryopsidales
Famili
: Halimedaceae
Genus
: Halimeda
Spesies
: Halimeda macroloba
: Plantae
Divisi
: Phaeophyta
Kelas
: Phaeophyceae
Order
: Dictyotales
Famili
: Dictyotaceae
Genus
: Padina
Spesies
: Padina australis
Spesies ini menunjukkan ciri utama yaitu thali berukuran besar (sekitar 15 cm),
membentuk kipas dengan lebar 2 8 cm, dan terdapat segmen-segmen lembaran
tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial. Thallus Padina australis tersusun
dari epidermis dan sel parenkim. Ukuran lembaran thallus yaitu 5 10 cm dan
bersifat mudah robek. Warna utama adalah coklat muda kekuning-kuningan, tetapi
terkadang warnanya memutih karena adanya perkapuran di permukaan daun. Bagian
atas lobus agak melebar dengan pinggiran rata dan holdfast berbentuk cakram kecil
berserabut.
: Plantae
Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Ulvophyceae
Order
: Bryopsidales
Famili
: Caulerpaceae
Genus
: Caulerpa
Spesies
: Caulerpa serrulata
Memiliki bagian yang tegak seperti spiral dan teratur , serta terdapat helaianhelaian tipis yang menyerupai daun dengan tepi yang bergerigi dengan Thallus
utama yang menjalar dan ruas batang utama di tumbuhi akar yang menyerupai akar
serabut bentuk percabangan daun pukis
Habitat dari rumput laut Caulerpa serrulata banyak di jumpai pada daerah
pantai yang mempunyai rataan terumbu karang. Tumbuh pada subtract karang mati,
pecahan karang mati, pasir-lumpur dan lumpur. Jenis rumput laut ini tidak tahan
dengan kekeringan . tumbuh pada kedalaman perairan yang pada saat pasang surut
terendah dan masih tergenang oleh air
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Ulvophyceae
Order
: Bryopsidales
Famili
: Halimedaceae
Genus
: Halimeda
Spesies
: Halimeda micronesica
: Plantae
Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Ulvophyceae
Order
: Bryopsidales
Famili
: Caulerpaceae
Genus
: Caulerpa
Spesies
: Caulerpa racemosa
Caulerpa racemosa adalah satu dari berbagai spesies rumput laut yang
tumbuh secara alami di perairan Indonesia. Caulerpa racemosa ditemukan tumbuh
pada substrat koral atau pada pasir dan pecahan karang.
Caulerpa racemosa bersifat edible atau dapat dikonsumsi manusia. Di
Indonesia Caulerpa racemosa telah dimanfaatkan sebagai sayuran segar atau lalap,
namun konsumennya masih terbatas pada keluarga nelayan atau masyarakat pesisir.
Seperti tanaman lainnya, Caulerpa racemosa memproduksi metabolit primer dan
sekunder. Metabolit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh tanaman sebagai
respon terhadap rangsangan dari luar. Salah satu jenis metabolit sekunder adalah
antioksidan. Tingkat produksi antioksidan sebagai metabolit sekunder merupakan
fungsi genetik, lingkungan, dan kesehatan tanaman. Kehadiran senyawa antioksidan
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, dan saat ini para ahli pangan banyak
melakukan penelitian untuk mencari antioksidan alami.
Dictyotha sp.
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Heterokontophyta
Kelas
: Phaeophyceae
Order
: Dictyotales,
Famili
: Dictyotaceae
Genus
: Dictyota
Spesies
: Dictyota sp.
Thallus pipih seperti pita mencapai panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm, pinggir
rata. Percabangan dichotomus dengan ujung meruncing membentuk rumpun yang
rimbun sehingga sering merupakan gumpalan. Warna Thallus coklat tua. Melekat
pada suatu substrat (biasanya pada pasir) dengan perantaraan alat pelekat yang
berbentuk seperti cakram
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Botani Laut dengan judul Rumput Laut yang telah
dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Setiap rumput laut memiliki bentuk luar yang berbeda dan memiliki ciri
khusus masing masing, yang termasuk ke dalam morfologi rumput laut yaitu
filoid, thalus dan holdfast.
2. Menggambarkan rumput laut dengan benar bentuk luar rumput laut membuat
memudahkan dalam mengidentifikasi rumput laut.
3. Teknik herbarium basah yaitu dengan cara, pertama rumput laut dimasukkan
ke dalam botol sampel, kemudian alkohol dengan konsentrai 70% sebanyak
dimasukkan sebanyak botol dan aquades ditambahkan sebanyak botol.
4. Pentingnya morfologi rumput laut yaitu dalam mengidentifikasikan rumput
laut yang dibandingkan dengan rumput laut lain adalah morfologinya. Karena
dengan ciri khusus yang terdapat pada morfologi sehingga rumput laut dapet
di klasifikasikan.
5.2 Saran
Berdasarkan
praktikum
Botani
Laut
yang
telah
dilakukan,
praktikan
menyarankan :
1. Saat sampling rumput laut lebih baik diambil yang holdfastnya masih
menempel dengan substrat sehingga mengetahui habitat rumput laut tersebut.
2. Setelah rumput laut di herbarium basah diusahakan sampel tidak terkena sinar
matahari langsung agar sampel tidak rusak.
3. Setelah mengidentifikasi morfologi rumput laut dibandingkan dengan buku
identifikasi rumput laut agar mengetahui spesies dari rumput laut. Dan
identifikasi dilakukan dengan teliti agar tidak salah.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah,
Robiyatul.
2013.
Skripsi
Jenis-Jenis
Tumbuhan
Berkayu
Dan
DOKUMENTASI
Gambar 1. Proses
pengambilan sampel
Gambar 2. Proses
pengambilan sampel
Gambar 3. Proses
pengambilan sampel
Gambar 4. Proses
pengambilan sampel
Gambar 5. Proses
pengambilan sampel
Gambar 6. Proses
pengambilan sampel