1. Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) 2016 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
di Perairan Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 4-26 Agustus 2016 akan
menggali data terkait potensi hayati, oseanografi, potensi pencemaran, dan sejarah
geologi. ekspedisi ini ditetapkan 26 titik sampling. Ekspedisi menggunakan kapal
Baruna Jaya VIII milik LIPI. riset potensi hayati meliputi terumbu karang, padang
lamun, ikan, dan teripang. Terumbu karang merupakan rumah ikan, keberadaan terumbu
karang juga bisa melihat sejauh mana potensi ikan, teripang bisa dijadikan makanan dan
obat-obatan (suplemen). Sementara itu, fokus berikutnya adalah oseanografi yang akan
mengambil data arus dan suhu kemudian dihubungkan dengan kandungan zar hara. Hal
ini juga dapat memprediksi potensi ikan. Untuk potensi pencemaran, lanjutnya, bisa
diketahui sebaran mikroplastik atau logam berat dan tumpahan minyak. Selain itu,
ekspedisi ini juga untuk mengungkap sejarah geologi dengan mengambil data mikrofosil
yang usianya bisa mencapai 10.000 tahun lalu. Sedimen laut akan diambil datanya untuk
mengidentifikasi misteri yang belum diketahui di Flores, termasuk kaldera-kaldera di
wilayah tersebut. Sampel diambil di kedalaman 500-3000 meter.
2. Ekspedisi Snellius
Adalah ekspedisi oseanologi yang diselenggarakan Belanda dengan titik berat pada
bidang geologi dan oseanigrafi di perairan Indonesia bagian timur. Ekpedisi ini terkenal
di dunia dan merupakan ekspedisi oseanologi terbesar yang pernah dilakukan di perairan
tersebut. Ekspedisi ini dilaksanakan dengan kapal milik Angkatan Laut Belanda HMS
Willerbrord Snellius, sesuai dengan nama seorang ahli matematika Belanda,
Prof. Willerbrord Snellius yang banyak berjasa dalam bidang pelayaran. Ekspedisi ini
dipimpin oleh Dr. P.M. van Riel dan pelayarannya dipimpin oleh Letnan Laut F. Pinke
Penelitian ini berlangsung mulai 27 Juli 1929 hingga 25 November 1930. Daerah yang
diteliti mencakup 3 juta kilometer persegi dan selama pelayaran ekspedisi tersebut,
mereka melakukan pengukuran ke dalam laut, mengukur salinitas dan suhu air,
kadar oksigen, alkalinitas, dan berbagai pengukuran zat-zat lainnya. Hasil ekspedisi ini
diterbikan dalam bentuk buku yakni Wetenschappelijke Uitskomsten der Snellium-
Expeditiel, yang disusun oleh E.J. Breill-Leiden, terdiri dari 6 jilid dan 12 bab. Ekspedisi
Snellius merupakan eskpedisi yang termasuk dalam periode ketiga penelitian kelautan
Indonesia. Selain mencari gambaran geologis laut tersebut, ekspedisi ini juga meneliti
lautan secara fisika dan kimiawi. Beberapa dekade setelah tahun 1930, pada akhir tahun
1960-an, Indonesia dan Belanda mengadakan kerjasama untuk melanjutan ekspedisi
Snellius yang dikenal sebaa=ga Ekspedisi Snellius 2.
3. Ekspedisi laut Utsmaniyah ke Samudra Hindia (Turki modern: Hint
seferleri atau Hint Deniz seferleri, secara harfiah "kampanye Samudra Hindia") adalah
serangkaian operasi amfibi yang dilancarkan oleh Kesultanan Utsmaniyah di Samudra
Hindia pada abad ke-16. Terdapat empat ekspedisi yang berlangsung antara tahun 1538
dan 1554 di bawah kekuasaanSuleiman I:
Ekspedisi oleh Hadim Suleiman Pasha, 1538
Ekspedisi oleh Piri Reis, 1548-1552