Anda di halaman 1dari 15

MATERI GEOGRAFI (PENGINDERAAN JAUH)

15 FEBRUARI 2021

A. Hakikat Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh atau disingkat inderaja, berasal dari bahasa inggris yaitu remote sensing.
Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh data di permukaa bumi. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan iptek,
ternyata inderaja seringkli berfungsi sebagai suatu ilmu. Everett dan simonerr
mengemukakan bahwa hakikat penginderaan jauh sebagai suatu ilmu, karena terdapat suatu
sistematika tertentu untuk dapat menganalisis informasi tentang permukaan bumi. Ilmu ini
harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan
dan sebagainya.

Adapun ahli lainnya, yaitu Lillesand and kiefer (1990), berpendapat bahwa penginderaan
jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung
dnegan objek daerah, atau fenomena yang dikaji.

Maksud dari alat yang tidak kontak langsung ialah alat yang digunakan pada perekaman
objek tidak terdapat di permukaan bumi. Alat tersebut berada di angkasa maupun luar
angkasa. Alat tersebut dinamakan sensor. Untuk membantu sensor berada di angkasa pada
saat perekaman objek dinamakan wahana. Wahana yang digunakan seperti satelit, pesawat
udara, balon udara, gantole dan sebagainya. Sensor menghasilkan data yang dinamakan citra.
Hasil perekaman objek pada citra ialah berupa foto udara dan foto serta citra satelit.

Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang diamati, hasil
liputan dan atau rekaman suatu alat pemantau. Misalnya, memotret bunga di taman. Foto
bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.

Menurut Hornby, citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain.
Adapun menurut simonett, dan kawan-kawan, citra adalah gambar rekaman suatu objek
(biasanya berupa gambaran dan foto) yang diperoleh dengan cara optic, elektroptik, optik-
mekanik, atau elektromekanik.

Di dalam bahasa inggris terdapat dua istilah, yaitu “image’ dan “imagery”, yang berarti citra
dalam bahasa Indonesia. Data citra masih merupakan data mentah. Agar dapat dimanfaatkan,
maka citra harus diinterprestasikan atau diterjemahkan atau ditafsirkan terlebih dahulu.

Penggunaan jasa penginderaan jauh meningkat dengan pesat pada lima dasawarsa terakhir.
Hal tersebut didasarkan pada beberapa alasa, antara lain sebagai berikut :
1. Hasil penginderaan jauh dapat mengambarkan objek permukaan bumi yang relatif
menyerupai, lengkap dan dapat meliputi daerah yang luas
2. Dapat diinterprestasi secara tiga dimensi dengan bantuan alat stereoskop
3. Objek yang tampak dapat diwujudkan dalam bentuk hasil penginderaan jauh, terutama
dengan bantuan gelombang inframerah ternal yang digunakan pada saat perekaman.
4. Data yang dihasilkan relative cepat dan menjangkau daerah-daerah yang sulit dijelajahi
melalui jalur datar.
5. Dapat menginterprestasi daerah bencana dan kandungan sumber daya alam suatu daerah.
6. Hasil penginderaan jauh dapat dibuat ulang dalam waktu singkat.
Mengapa penginderaan jauh dipelajari dalam geografi? Penginderaan jauh merupakan suatu
kegiatan yang menghasilkan data permukaan bumi. Data tentang permukaan bumi merupakan
objek kajian ilmu geografi. Dengan demikian, penginderaan jauh sangat diperlukan dalam
ilmu geografi.

B. Alasan Penggunaan Penginderaan Jauh Berikut ini merupakan alasan mengapa digunakan
penginderaan jauh dalam berbagai pekerjaan survei:

1. Pekerjaan Menjadi Lebih Cepat

a. Untuk studi kekotaan, misalnya sebaran permukimannya, sebaran fasilitas kota, kualitas
permukiman, dan sebagainya, bila disurvei secara terestrial (pengukuran langsung di
lapangan akan mengalami kesulitan karena lalu lintas yang ramai, permukiman yang padat)
tentu akan membutuhkan waktu yang lama, dan tenaga yang banyak.
b. Untuk memantau daerah perkebunan yang luas akan sulit dilakukan, misalnya bagian mana
perkebunan yang terserang penyakit. Dengan citra inframerah misalnya, maka melalui
perubahan rona/warna daun dapat diketahui secara cepat.

2. Biaya yang Dikeluarkan Lebih Murah

Biaya pemetaan dengan teknik penginderaan jauh di Amerika Serikat berkisar antara 3 persen
sampai 10 persen biaya pemetaan dengan cara konvensional/terestrial. Kisaran biaya
pemetaan bergantung pada jenis peta dan luas daerah yang dipetakan. Semakin luas daerah
yang dipetakan, maka biaya per satuan luas lebih murah. Menurut Hagget sebagaimana
dikutip Sutanto (1996), untuk pemetaan hutan dengan skala 1 : 20.000 misalnya, biaya per
satuan luas berbanding 100 : 37 : 10 bagi daerah seluas 25 km2 : 100 km2 : 500 km2 .
Berdasarkan data tersebut berarti biaya survei yang selama ini begitu tinggi dapat dihemat
begitu banyak.

3. Hemat tenaga

Tenaga yang harus dikeluarkan untuk surveyor lapangan yang cukup banyak dapat dihemat,
karena cukup dikerjakan di laboratorium. Hanya untuk keperluan uji ketelitian dan
penambahan data baru yang mungkin tidak dapat diakses pada citra surveyor dapat
melakukan cek lapangan. Hematnya tenaga yang dikeluarkan ini berkorelasi positif dengan
hemat biaya yang harus dikeluarkan.

Penginderaan Jauh dalam perkembangannya mempunyai nilai terapan yang sangat tinggi. Hal
ini terjadi karena penginderaan jauh dapat dan mudah diadopsi oleh hampir setiap disiplin
ilmu yang mempunyai objek studi permukaan bumi (Yunus, 1980). Di antara cabang disiplin
ilmu yang banyak memanfaatkan penginderaan jauh adalah Geografi, Geodesi, Geologi,
Geomorfologi, Pedologi, Biogeografi, Geografi kekotaan Planologi, Ekologi, Ilmu Pertanian,
Ilmu Kehutanan, dan lain-lain.

Keberhasilan terapan teknik penginderaan jauh didasarkan pada gabungan berbagai sumber
data yang saling berkaitan dan prosedur analisisnya (Hadi, 2002). Penerapan penginderaan
jauh mencapai keberhasilan secara lebih berarti dengan menggunakan multipandang.
Pendekatan multipandang meliputi penginderaan multitingkat, multispektral (band), dan
multiwaktu (multitemporal). Penginderaan multitingkat memungkinkan data citra dalam
berbagai ukuran skala dengan tingkat kerincian yang berbedabeda, data kajian suatu daerah
dikumpulkan dari berbagai tinggi terbang.
Penginderaan multispektral adalah cara perekaman yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa saluran secara bersamasama. Data citra yang diperoleh berasal dari beberapa
saluran spektral, sehingga satu area dapat dilihat dari berbagai citra yang direkam dari
berbagai panjang gelombang. Dengan penginderaan tersebut memungkinkan suatu objek
yang terekam tidak jelas pada satu saluran dapat terlihat pada citra lain yang perekamannya
menggunakan spektrum yang berbeda. Teknik penginderaan dengan pendekatan
multitemporal memungkinkan suatu area direkam oleh sensor dari waktu yang berbeda-beda,
sehingga dari citra multitemporal ini dapat diketahui perubahan yang terjadi di area tersebut.

Dari beberapa definisi yang paling populer adalah definisi menurut Lillasand, Kiefer, dan
Chipman (2006). Definisi tersebut memuat beberapa kata kunci, yakni informasi objek, alat,
tanpa kontak, analisis data. Berikut penjelasannya.

a. Informasi

Istilah informasi seringkali dipertukarkan dengan istilah data, padahal keduanya berbeda.
Data merupakan bahasa matematis dan atau simbol-simbol pengganti lain, kata-
kata/pernyataan yang telah disepakati umum untuk menggambarkan suatu objek, manusia,
peristiwa, aktivitas, konsep atau objek-objek penting lainnya apa adanya. Informasi adalah
data yang telah diolah atau ditempatkan pada konteks yang makna tertentu oleh penerimanya.
Data tidaklah memberikan manfaat apapun jika tidak dilakukan pengolahan (analisis). Data
dalam penginderaan jauh berupa citra yang dapat berwujud citra yang telah dicetak
(hardcopy) dan citra digital (softcopy) yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan
komputer dengan perangkat lunak tertentu. Selembar data citra penginderaan jauh atau
seberkas softfile tidak akan bermakna apa-apa jika tidak diolah oleh penafsir atau interpreter.
Interpretasi citra oleh seorang penafsir akan menghasilkan informasi tertentu sesuai tujuan
yang hendak dicapai. Tujuan menginterpretasi objek pada satu set data citra dapat berbeda-
beda, sehingga satu set data citra belum memiliki informasi yang memadai sebelum
diinterpretasi. Selembar citra yang menggambarkan suatu wilayah tertentu menyajikan data
wilayah secara relatif lengkap, jika tidak diklasifikasi, maka kebermaknaannya sebagaimana
mata melihat suatu wilayah tertentu tanpa melakukan pengkajian. Kegiatan deteksi,
identifikasi, dan analisis objek pada citra mirip dengan kita melakukan mengobservasi,
pencatatan atau menginventarisasi, dan menganalisis data di lapangan.
b. Tanpa Kontak

Tanpa kontak maksudnya adalah bahwa untuk melakukan studi terhadap objek-objek tertentu
pada geosfir maupun di ruang angkasa, seseorang tidak perlu memegang, menyentuh,
mendatangi secara langsung objek-objek tersebut. Mengapa tidak perlu kontak, karena
seseorang cukup mempelajari objek-objek yang dimaksud pada hasil rekaman sensor atau
mempelajari gambaran pantulan/ pancaran tenaga elektromagnetik pada citra. Sifat tanpa
kontak ini memberi banyak keuntungan, di antaranya adalah daerah-daerah yang sulit
dijangkau secara terestrial menjadi terjangkau, menghemat tenaga dan waktu karena peneliti
tidak perlu mendatangi wilayah yang dikaji, dan menghemat biaya karena peneliti tidak
memerlukan biaya ke lapangan.

c. Alat

Alat yang dimaksud dalam definisi tersebut ialah pengindera atau sensor. Sensor yang biasa
digunakan dalam penginderaan jauh berupa kamera, scanner, radiometer, spektrometer,
sensor termal, radar, dan lain-lain. Jenis-jenis sensor, baik yang digunakan dalam
penginderaan jauh maupun bukan penginderaan jauh. Penamaan sensor biasanya digunakan
untuk memberi nama citra yang dihasilkan oleh hasil perekaman dengan menggunakan
sensor tersebut. Misalnya sensor Multi-Spectral Scanner (MSS), sensor Thematic Mapper,
Thermal Infra Red Sensor (TIRS) pada satelite Landsat dipakai untuk penamaan citra Landsat
TM, citra Landsat MSS, citra Landsat TIRS. Sensor dipasang pada wahana (platform) yang
berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik (space shuttle), dan wahana lainnya
(balon, burung, dan drone). Kecenderungan saat ini, dalam perekaman digunakan wahana
berupa drone atau Unmanned Aeral Vehicle (UAV).

d. Data

Data dalam penginderaan jauh berwujud citra (image/imagery), Citra dapat berbentuk
hardcopy (data visual) maupun softcopy (data numerik). Citra hardcopy maksudnya adalah
citra yang telah dicetak, sementara citra softcopy berupa file digital yang hanya dapat dibaca
dengan komputer. Citra digital dibentuk oleh pixel (picture element), contoh ilustrasi pixel
dapat dilihat pada gambar 2.2. Citra digital tak selalu merupakan data rekaman langsung dari
sistem 35 PENGINDERAAN JAUH penginderaan jauh, tetapi dapat berupa hasil konversi,
yakni konversi dari data hardcopy yang diubah menjadi softcopy, misalnya melalui proses
scanning atau pemotretan. Informasi dalam pixel bersifat diskrit. Diskrit yang dimaksud
adalah nilai keabuan dan titik-titik koordinat yang dapat dinyatakan dengan presisi angka
terhingga. Tiap citra digital mempunyai sifat khas datanya. Berdasarkan data ini, penafsir
dapat mengekstraksi data menjadi informasi yang berarti untuk berbagai keperluan.
Perbedaan bentuk data antara visual dan numerik berimplikasi pada perbedaan cara
interpretasi terhadap data. Data visual diinterpretasi secara manual (dengan bantuan loupe,
stereoskop, ZTS, dan alat optik lainnya), dan data numerik diinterpretasi secara digital.
Kedua cara interpretasi memiliki keunggulan dan kelemahan. Aplikasi komputer digunakan
untuk membantu interpretasi secara digital, dalam hal ini peran penafsir digantikan oleh
perangkat lunak. Interpretasi secara manual memiliki kelebihan ini terjadi karena manusia se-
bagai penafsir mempunyai persepsi visual dan berpikir spasial. Kehadiran teknologi
pemrosesan citra tidak begitu saja mengeliminasi peran manusia sebagai penafsir (Hadi,
2017).

SISTEM PENGINDRAAN JAUH

KOMPONEN-KOMPONEN PENGINDRAAN JAUH

1. Sumber Tenaga
Sumber tenaga adalah tenaga yang digunakan untuk menyinari objek. Sumber tenaga yang
digunakan dalam penginderaan jauh dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Sumber tenaga buatan (sinar buatan). Penginderaan jauh dengan sinar buatan disebut
sistem aktif, dilakukan pada waktu malam hari dengan sumber tenaga pulsa yang
dilengkapi dengan alat penerima dan pemancar gelombang elektromagnetik.
b. Sumber tenaga alamiah yaitu sinar matahari dan sinar bulan (namun yang biasa di pakai
adalah sinar matahari). Oleh karena itu penginderaan jauh dengan sinar matahari
dinamakan sistem pasif , dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelombang
elektromagnetik.

2. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Pengaruh atmosfer dalam
pengindraan jauh ini terjadi dalam hal : penyerapan, pemantulan, penghamburan dan
melewatkan radiasi elektromagnetik.
Hamburan atmosfer dapat kita bedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Hamburan Mie.
Hamburan mie terjadi apabila garis tengah partikel atmosfer sama dengan panjang
gelombang tenaga yang diindra.Terjadi pada ketinggian < 4500 meter.
b. Hamburan Rayleigh,
Hamburan ini biasanya terjadi jika radiasi tenaga matahari berinteraksi dengan
molekul-molekul dan partikel-partikel kecil atmosfer lainnya.Terjadi pada ketinggian
4500 – 9000 meter.
c. Hamburan non selektif
Hamburan nonselektif, terjadi jika garis tengah partikel yang menyebabkan hamburan
jauh lebih panjang daripada panjang gelombang yang diindra.

3. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang sasaran pengamatan, berupa fenomena litosfer,
atmosfer, hidrosfer, biosfer. Antroposfer tidak merupakan objek penginderaan jauh.

4. Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam objek-objek di permukaan bumi.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi dua.
a. Sensor fotografik, adalah sensor berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak
mata dan menghasilkan foto atau citra.
b. Sensor elektromagnetik, adalah sensor bertenaga elektrik berbentuk sinyal elektrik yang
beroperasi pada spectrum yang luas.

Kemampuan sensor untuk merekam suatu objek disebut resolusi. Ada 4 jenis resolusi :
a. Resolusi spasial menunjukan tingkat kerincian ukuran objek terkecil yang dapat
disajikan. Semakin kecil objek yang direkam, semakin baik kualitas sensor.
b. Resolusi spectral menunjukan kerincian spektrum elektromagnetik yang digunakan.
Semakain luas spektrum elektromagnetik yang digunakan, semakain baik data suatu
objek yang dihasilkan.
c. Resolusi radiometrik menunjukan kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil
kekuatan sinyal / gelombang elektromagnetik.
d. Resolusi temporal menunjukan frekuensi perekaman ulang bagi daerah yang sama.

Untuk mendapatkan data yang akurat dikembangkan penginderaan jauh sistem jamak yang
meliputi :

a. Multi tingkat dilakukan dari ketinggian yang berbeda atas objek yang sama
b. Multi temporal,dilakukan pada waktu yang berbeda atas objek yang sama.
c. Multi spektral dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu spektrum
elektromagnetik atas objek yang sama.
d. Multi arah dilakukan dengan arah yang berbeda-beda.
e. Multi penajaman dilakukan dengan lebih satu penajaman.
f. Multi polarisasi, objek dipandang dari segala arah.

5. Wahana
Wahana adalah sarana atau alat transpor yang digunakan untuk menempatkan sensor.
Wahana berdasarkan ketinggian peredaran ada 3 macam yaitu :
a. Pesawat terbang rendah sampai menengah , ketinggian peredaran 900 – 1000 m diatas
permukaan bumi.
b. Pesawat terbang tinggi, ketinggian peredaran > 18 000 m.
c. Satelit , ketinggian peredaran 400 – 900 km.

6. Pengguna Data
Pengguna data (orang, institusi, atau pemerintah) merupakan komponen paling penting
dalam pengindraan jauh karena para penggunalah yang dapat menentukan diterima atau
tidaknya hasil pengindraan jauh. Tingkatan keberhasilan terapan sistem penginderaan jauh
juga ditentukan oleh pengguna data.
7. Citra
Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak
langsung pada hasil cetakan. Benda yang bergambar pada citra dapat dikenal dari ciri-ciri
yang terekam pada sensor, yaitu
a. Ciri spasial adalah ciri berkaitan dengan ruang, yang meliputi: bentuk, ukuran,
bayangan, pola, tekstur situs dan asosiasi.
b. Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan waktu / umur objek saat perekaman.
c. Ciri spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda
yang dinyatakan dengan rona dan warna.

MEDIA CITRA DALAM PENGINDERAAN JAUH

Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau foto udara dan citra non foto
(non-photograpyc image).

1. Citra foto

Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto
dapat dibedakan atas beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.

1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan

 Foto ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya, tidak banyak informasi
yang dapat disadap. Kelebihannya, untuk beberapa objek dari foto ini mudah
pengenalannya karena memiliki kekontrasan yang besar. Foto ini sangat baik untuk
mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat,
jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.

 Foto ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak,
dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Cirinya, banyak
objek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka
terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
Foto ini juga sangat baik untuk survey vegetasi karena daun hijau tergambar dengan
kontras.
 Foto pankromatik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak, mulai
dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata
manusia. Cirinya, pada warna objek sama dengan kesamaan mata manusia. Foto ini
sangat baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan akibat banjir, serta
penyebaran air tanah dan air permukaan.

 Foto inframerah asli (true infrared photo) adalah foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2
mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya, dapat mencapai bagian dalam daun,
sehingga rona pada foto inframerah tidak ditentukan oleh warna daun tetapi oleh sifat
jaringannya. Foto ini baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk
tanaman, yang sehat atau yang sakit.

 Foto inframerah modifikasi adalah foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan
sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Dalam foto
ini, objek tidak segelap apabila kita menggunakan film infra merah sebenarnya,
sehingga dapat dibedakan dengan air.

2) Berdasarkan sumbu kamera atau arah sumbu kamera ke permukaan bumi.

a) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph) adalah foto yang dibuat dengan sumbu
kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

b) Foto condong atau foto miring (oblique photograph) adalah foto yang dibuat dengan
sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya
sebesar 10 derajat atau lebih besar.Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1 – 4
derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih
dibedakan lagi menjadi:

 Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak
tergambar pada foto.

 Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak
cakrawalanya.
3) Berdasarkan sudut liputan kamera.

Paine (1981) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) atas 4
jenis.

Tabel 3.4 Jenis foto berdasarkan sudut liputan kamera

Jenis Kamera Panjang Sudut Jenis Foto

Fokus Liputan

Sudut kecil 304,8 <600 Sudut kecil

(Narrow Angle)

Sudut normal 209,5 60 – 700 Sudut normal/sudut standar

(Normal Angle)

Sudut Lebar 152,4 75 – 1000 Sudut lebar

(Wide Angle)

Sudut sangat Lebar 88,8 > 1000 Sudut sangat lebar

(Super Wide Angle)

4) Berdasarkan jenis kamera yang digunakan:

a) Foto tunggal adalah foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto
hanya tergambar oleh satu lembar foto.

b) Foto jamak adalah beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan
daerah liputan yang sama. Pembuatannya ada 3 (tiga) cara, yaitu:

(1) multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran;

(2) kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa;

(3) kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna; Foto jamak dibedakan lebih
jauh lagi, ke dalam 2 (dua) macam:
 Foto multispektral adalah beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa
kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa masing-masing, lensa
menggunakan band (saluran) yang berbeda yaitu biru, hijau, merah serta inframerah
pantulan.

 Foto dengan kamera ganda adalah pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan
beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya: pankromatik dan
inframerah.

5) Berdasarkan warna yang digunakan

 Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna
semu, warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya, vegetasi yang berwarna
hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.

 Foto warna asli (true color) adalah foto pankromatik berwarna. Pada foto berwarna
asli, warna objek sama dengan warna foto.

6) Berdasarkan sistem wahana

 Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.

 Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.

2. Citra non foto

Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non foto
dibedakan atas berbagai macam dasar pembedanya, antara lain sebagai berikut.

a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan

 Citra inframerah thermal adalah citra yang dibuat dengan spektrum inframerah
thermal. Penginderaan pada spektrum ini, perbedaan suhu objek dan daya pancarnya
pada citra tercermin dalam bentuk beda rona atau beda warnanya.

 Citra radar dan citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat dengan spektrum
gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif
yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan
dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
b. Berdasarkan sensor yang digunakan

1) Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.

2) Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit.
Citra ini terdiri atas:

 Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak
dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.

 Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat meng- gunakan spektrum
tampak maupun spektrum inframerah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat
udara.

c. Berdasarkan wahana yang digunakan

 Citra dirgantara (Airbone image) adalah citra yang dibuat dengan wahana yang
beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra Inframerah Thermal, Citra Radar dan
Citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.

 Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image) adalah citra yang dibuat dari antariksa atau
angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yaitu:

a) Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit
Venera (Rusia).

b) Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).

c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra
Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).

d) Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).

MANFAAT PENGINDRAAN JAUH

Penginderaan jauh bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang


kelautan, hidrologi, klimatologi, lingkungan dan kedirgantaraan.
1. Manfaat di bidang kelautan (Seasat dan MOSS)
a. Pengamatan sifat fisis air laut
b. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut, serta
c. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

2. Manfaat di bidang hidrologi (Citra Landsat dan SPOT)


a. Pengamatan DAS
b. Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir
c. Pemetaan pola aliran sungai, serta
d. Studi sedimentasi sungai

3. Manfaat di bidang klimatologi (NOAA, Meteor, dan GMS)


a. Pengamatan iklim suatu daerah
b. Analisis cuaca
c. Pemetaan iklim dan perubahannya

4. Manfaat di bidang sumber daya bumi dan lingkungan (Landsat, ASTER, Soyus dan
SPOT)
a. Pemetaan penggunaan lahan
b. Pengumpulan data kerusakan lingkungan karena berbagai hal
c. Pendeteksian lahan kritis
d. Pemantauan distribusi sumber daya alam
e. Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS dan
f. Perencanaan pembangunan wilayah

5. Manfaat di bidang angkasa luar (Ranger, Viking, Luna, dan Venera)


a. Penelitian tentang planet-planet
b. Pengamatan benda-benda angkasa

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGINDRAAN JAUH


1. Kelebihan Pengindraan Jauh
Pengindraan jauh memiliki kelebihan, yaitu :
a. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya
b. Mengetahui sumber daya alam di suatu tempat
c. Mengetahui gejala cuaca dan iklim serta
d. Membuat perencanaan dan pembangunan wilayah

2. Kelemahan Pengindraan Jauh


Pengindraan jauh juga memiliki kelemahan, yaitu
a. Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus dalam bidang kartografi
sehingga data rekaman mendekati aslinya.
b. Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto
c. Biaya mahal, namun saat ini untuk mendapat rekaman pada area yang 1 km dapat
menggunakan fasilitas pesawat tanpa awak sering disebut Drone dengan mensetting
sudut kamera yang digunakan untuk merekam. Selain drone juga pesawat UAV.

Anda mungkin juga menyukai