Disusun oleh :
Sintana Tri Yuniar (190254242004)
Rifka Aslika Br Damanik (190254242067)
Anasha Nugrahaini Virizki (190254242073)
i
Prakata
Penyusun mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa diselesaikan tepat waktu.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi UTS Sistem Informasi
Geografis Sumberdaya Perairan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Andi Zulfikar, S.Pi., MP selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi
Geografis Sumberdaya Perairan yang telah memberi bimbingan sehingga penyusun
dapat membuat laporan ini dengan baik, tidak lupa pula penyusun mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang turut berkonstrinbusi dalam pembuatan
makalah ini.
Penyusun berharap semoga laporan ini bisa menambah wawasan pembaca.
Namun terlepas dari itu, penyusun memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya,
Penyusun
DAFTAR ISI
Prakata......................................................................................................................................i
Bab I.........................................................................................................................................3
Pendahuluan............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.1.1 Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing).................................................3
1.1.2 Raster.....................................................................................................................5
1.1.3 Landsat 8.................................................................................................................5
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................7
1.3 Tujuan......................................................................................................................7
Bab II........................................................................................................................................8
ISI.............................................................................................................................................8
2.1 Merging Raster Data Menggunakan Aplikasi QGIS.........................................................8
2.2 Memisahkan Darat Dan Laut Menggunakan Aplikasi QGIS.........................................15
2.3 Klasifikasi Terbimbing Menggunakan Aplikasi QGIS.....................................................22
Bab III.....................................................................................................................................42
Penutup..................................................................................................................................42
3.1 kesimpulan...................................................................................................................42
3.2 Saran...........................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................44
ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing)
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk
mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah ataupun fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).
Alat yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah alat pengindera atau sensor.
Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa pesawat, balon udara, satelit
maupun jenis wahana yang lainnya ( Sutanto,1987). Hasil perekaman oleh alat yang
dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan jauh.
Lindgren (1985) mengungkapkan bahwa penginderaan jauh adalah berbagai teknik
yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi, infomasi ini
khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek yang diindera, sensor untuk merekam
obyek dan gelombang elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan
bumi. Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang
selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis obyek area ataupun
fenomena yang ada.
Dalam inderaja kita dapat mengumpulkan data dengan berbagai macam peralatan
menurut objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya, teknik-teknik
pengindraan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah
(Infrared adalah sinar elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara
700nm dan 1nm, sehingga menjadikannya sinar yang tidak tertangkap mata )., cahaya
tampak (gelombang elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata kita seperti merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu), dan gelombang mikro
3
(gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High
Frequency, SHF), yaitu berada di atas 3 GHz (3x109 Hz)). Hal ini terjadi karena objek
yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, dan udara) memancarkan atau
memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang berbeda-beda.
Metode pengindraan jauh lainnya antara lain melalui gelombang suara, gravitasi,
atau medan magnet.
1.1.3 Landsat 8
Landsat 8 diluncurkan pada 11 Februari 2013. Satelit pemantauan bumi ini
memiliki dua sensor yaitu sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal
Infrared Sensor (TIRS). Kedua sensor ini menyediakan resolusi spasial 30 meter
(visible, NIR, SWIR), 100 meter (thermal), dan 15 meter (pankromatik).Landsat 8
memiliki orbit Sun- Synchronous orbit pada ketinggian 705 km. Landsat 8 memiliki
resolusi temporal selama 16 hari.
1. Landsat 8 OL MS L1GT
2. Landsat 8 OL MS L1T
3. Landsat 8 OL P L1GT
4. Landsat 8 OL P L1T
5. Landsat 8 OT MS L1GT
Landsat 8 OLI and TIRS Multispectral Imagery (30 meter, 8 band, Level 1GT)
6. Landsat 8 OT MS L1T
Landsat 8 OLI and TIRS Multispectral Imagery (30 meter, 8 band, Level 1T)
7. Landsat 8 OT P L1GT
Landsat 8 OLI dan TIRS Panchromatic Imagery (15 meter, 1 band, Level 1GT)
8. Landsat 8 OT P L1T
Landsat 8 OLI dan TIRS Panchromatic Imagery (15 meter, 1 band, Level 1T)
9. Landsat 8 OT TH L1GT
Landsat 8 OLI and TIRS Thermal Imagery (100 meter, 2 band, Level 1GT)
10. Landsat 8 OT TH L1T
Landsat 8 OLI and TIRS Thermal Imagery (100 meter, 2 band, Level 1T)
Informasi mengenai data Landsat dapat diakses melalui Katalog Data Resolusi
Menengah (Katalog Landsat) Pustekdata: http://landsat-catalog.lapan.go.id/.
Setelah memilih add layer disitu diberi banyak pilihan, ambillah add raster layer
Gambar 1.4 tampilan mengambil data yang akan digunakan yakni data citra numbing 2 sampai 5 dalam bentuk tif
Lalu setelah mengambil data yang akan digunakan yakni data citra numbing 2 sampai
5 dalam bentuk tif tekan add,
Gambar 1.5 tampilan setalah mengambil data yang akan digunakan yakni data citra numbing 2 sampai 5 dalam
bentuk tif
Setelah di add akan muncul gambar lalu close add raster layer
Gambar 1.6 tampilan Setelah di add akan muncul gambar lalu close add raster layer
lalu input layer dengan menekan titik tiga (…) untuk Merging Raster Data, lalu tekan
run setelah 100% lalu close
Gambar 1.10 tampilan mencentang place each input file into separated band
lalu pilih CRS dengan pilihan WGS 84/UTM 48N lalu klik ok
Gambar 1.11 tampilan memilih CRS dengan pilihan WGS 84/UTM 48N
Lalu save di tempat yang diinginkan lalu run setelah itu close
Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan tumbuhan dan bagi
banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung darinya.
Wilayah tempat daratan bertemu dengan perairan disebut pesisir. Pembagian wilayah
daratan dan perairan merupakan suatu hal yang fundamental bagi manusia dan dapat
menjadi suatu kepentingan budaya yang kuat. Demarkasi antara daratan dan perairan
berbeda-beda didasarkan pada yurisdiksi setempat. Batas maritim adalah suatu demarkasi
yang bersifat politis. Berbagai batas alam ada untuk membantu menentukan titik temu
daratan dan perairan. Bentang alam dengan materi batuan padat lebih mudah menjadi
demarkasi daripada
rawa, yang tidak memperlihatkan titik jelas ujung tanah dan air. Demarkasi dapat lebih
bervariasi karena pasang surut dan cuaca.
Sedangkan laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi,
memisahkan atau menghubungan benya atau pulau dengan benua atau pulau lainnya.
Dalam aplikasi QGIS kita dapat memisahkan darat dan laut (reclass) dengan metode
MNDWI (modified normalize different water index) menggunakan raster calculator dengan
rumus (band 3 – band 6) / (band 3 + band 6)
Gambar 1.16 tampilan membuka merging data raster pulau numbing2 sampai 6
Untuk merubah tampilannya menjadi natural, kita harus merubah RED, GREEN, dan BLUE
menjadi Red Band 3, Green Band 2 dan Blue Band 1 nya dahulu pada Layer styling.
Pilih folder mana yang mau digunakan untuk penyimpanan file ini lalu tekan ‘simpan’.
Gambar 1.21b tampilan menyimpan file
Ini adalah raster MNDWI, kalau darat nilainya akan ( - ) sedangkan laut nilainya akan ( + )
Sebelum kita melakukan klasifikasi terbimbing, terlebih dahulu kita harus menginstall
Semi-Automatic Classification Plugin (SCP) di menu Plugin
Gambar 1.27 Tampilan menginstall Semi-Automatic Classification Plugin (SCP) di menu Plugin
Kemudian klik Manage and Install Plugins dan akan muncul tampilan seperti berikut
Untuk klasifikasi terbimbing, kita akan menggunakan data gabungan atau merging
keenam raster yaitu NUMBING23456. Dan ubah bandnya menjadi Red band = 4;
Green band = 3; dan Blue band = 2
Gambar 1.31 Tampilan data gabungan atau merging keenam raster yaitu NUMBING23456. Dan ubah bandnya
menjadi Red band = 4; Green band = 3; dan Blue band = 2
Kemudian klik menu SCP → Band Set
Maka akan muncul tampilan seperti ini, kemudian pada menu Multiband Image List
pilih file merging tadi NUMBING23456, kalau tidak muncul, klik tanda , kemudian
minimize menu
Gambar 1.33 Tampilan setelah memilih menu band set pada SCP
Kemudian tampilkan menu SCP Dock → klik Training input → Creat a New Training
Input → muncul tampilan untuk menyimpan → pilih folder dimana kita akan
menyimpang file ini → beri nama file dengan “klasifikasiterbimbingnumbing” dengan
format *.scp → Save
Gambar 1.34 Tampilan memilih menu SCP Dock → klik Training input → Creat a New Training Input →
muncul tampilan untuk menyimpan → pilih folder dimana kita akan menyimpang file ini → beri nama file
dengan “klasifikasiterbimbingnumbing” dengan format *.scp → Save
Kini kita akan memulai untuk klasifikasi terbimbing, pertama klik ROI
Setelah selesai membuat sebuah bentuk itu, klik kanan hingga terlihat bentuk tersebut.
Lalu agar memudahkan kita mengetahui apa-apa saja yang sedang kita klasifikasikan,
beri nama untuk setiap klasifikasi dengan cara, pada tampilan SCP Dock terdapat MC
Name, C Name, MC ID dan C ID. Kita rubah isinya sesuai dengan yang kita inginkan.
MC ID = 1; C ID = 1; MC Name = Air; dan C Name = Laut. Kemudian klik Save
temporary ROI to training input
Setelah selesai akan muncul tampilan seperti ini. Agar lebih memudahkan saat hasil
akhir, dapat kita ubah warna yang ditampilkan sesuai dengan yang kita inginkan
dengan cara berikut
Gambar 1.48 Tampilan menu Band set yang di minimize tadi, kemudian pilih menu Band Processing →
Classification
Berikut adalah hasil dari Klasifikasi Terbimbing untuk pulau Numbing. Hasil ini
masih berbentuk raster
Gambar 1.50 Tampilan mengubah klasifikasi pulau numbing dalam bentuk raster ke bentuk vektor
Gambar 1.54 Tampilan hasil klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vektor
Untuk mendapatkan warna yang beragam sesuai dengan yang sudah diklasifikasikan,
diatur lagi menggunakan Layer Styling → Categorized → Value : 123DN → klik
classify
Gambar 1.55 Tampilan klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vector dalam berbagai warna yang diinginkan
Hasilnya seperti berikut
Gambar 1.56 Tampilan hasil klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vector dalam berbagai warna yang diinginkan
Dibagian kanan dan kiri peta terdapat bagian yang error, kita bisa hilangkan dengan
cara klik Toggle Editing (gambar pensil) → Select Features by Area of Single Click
→ pilih area yang ingin dihapus → tekan delete (gambar tong sampah merah).
Untuk menyimpan hasil yang telah dihapus tadi, tekan kembali gambar pensil
kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar
Bab III
Penutup
3.1 kesimpulan
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk mendapatkan
informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah ataupun fenomena
yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).
teknik pengindraan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah (Infrared
adalah sinar elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 700nm dan 1nm,
sehingga menjadikannya sinar yang tidak tertangkap mata )., cahaya tampak (gelombang
elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata kita seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu), dan gelombang mikro (gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super
tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu berada di atas 3 GHz (3x109 Hz)).
Raster adalah jenis gambar digital yang merepresentasikan gambar sebagai susunan titik-
titik atau matriks. Tiap titik disebut pixel sebagai elemen terkecil yang menyusun gambar.
Landsat 8 diluncurkan pada 11 Februari 2013. Satelit pemantauan bumi ini memiliki dua
sensor yaitu sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS).
Kedua sensor ini menyediakan resolusi spasial 30 meter (visible, NIR, SWIR), 100 meter
(thermal), dan 15 meter (pankromatik).Landsat 8 memiliki orbit Sun-Synchronous orbit
pada ketinggian 705 km. Landsat 8 memiliki resolusi temporal selama 16 hari.
Merging Raster Data Menggunakan Aplikasi QGIS merupakan File data citra sumber
tersimpan dalam file yang terpisah-pisah berdasarkan band-nya masing-masing. Sebelum
diolah, file-file tersebut harus digabungkan menjadi satu dataset yang tercirikan dengan
penggabungan beberapa file tersebut menjadi satu.
Dalam aplikasi QGIS kita dapat memisahkan darat dan laut (reclass) dengan metode
MNDWI (modified normalize different water index) menggunakan raster calculator dengan
rumus (band 3 – band 6) / (band 3 + band 6)
Klasifikasi citra, merupakan tahap intrepretasi informasi pada citra yang dibuat
berdasarkan klas katagori tertentu. Metoda klasifikasi secara umum terbagi menjadi dua:
• Klasifikasi tidak terbimbing (un-supervised classification), merupakan metoda
klasifikasi yang memberikan keleluasaan bagi computer untuk mengklasifikasikan
citra secara mandiri.
• Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan metoda klasifikasi
yang memberikan bimbingan kepada komputer dalam proses klasifikasinya.
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca bila ingin mendownload aplikasi qgis dapat diakses
melalui situs berikut https://qgis.org/en/site/forusers/download.html, lalu pembaca dapat
mengikuti langkah-langkah yang sudah dijelaskan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
https://inderaja-catalog.lapan.go.id/application_data/default/pages/about_Landsat-8.html
https://www.tropenbos-indonesia.org/file.php/333/modul-penginderaan-jauh-dasar.pdf
https://geograph88.blogspot.com/2014/12/data-raster-dan-data-vektor.html