Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENGINDERAAN JARAK

JAUH (REMOTE SENSING ) PULAU


NUMBING MENGGUNAKAN APLIKASI
QGIS
Dosen Pengampu : Dr. Andi Zulfikar, S.Pi., MP

Disusun oleh :
Sintana Tri Yuniar (190254242004)
Rifka Aslika Br Damanik (190254242067)
Anasha Nugrahaini Virizki (190254242073)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN MANAJEMEN SUMBERDAYA
PERAIRAN TAHUN AJARAN 2020/2021

i
Prakata

Penyusun mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa diselesaikan tepat waktu.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi UTS Sistem Informasi
Geografis Sumberdaya Perairan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Andi Zulfikar, S.Pi., MP selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi
Geografis Sumberdaya Perairan yang telah memberi bimbingan sehingga penyusun
dapat membuat laporan ini dengan baik, tidak lupa pula penyusun mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang turut berkonstrinbusi dalam pembuatan
makalah ini.
Penyusun berharap semoga laporan ini bisa menambah wawasan pembaca.
Namun terlepas dari itu, penyusun memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya,

Batam,7 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Prakata......................................................................................................................................i
Bab I.........................................................................................................................................3
Pendahuluan............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.1.1 Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing).................................................3
1.1.2 Raster.....................................................................................................................5
1.1.3 Landsat 8.................................................................................................................5
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................7
1.3 Tujuan......................................................................................................................7
Bab II........................................................................................................................................8
ISI.............................................................................................................................................8
2.1 Merging Raster Data Menggunakan Aplikasi QGIS.........................................................8
2.2 Memisahkan Darat Dan Laut Menggunakan Aplikasi QGIS.........................................15
2.3 Klasifikasi Terbimbing Menggunakan Aplikasi QGIS.....................................................22
Bab III.....................................................................................................................................42
Penutup..................................................................................................................................42
3.1 kesimpulan...................................................................................................................42
3.2 Saran...........................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................44

ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing)
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk
mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah ataupun fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).
Alat yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah alat pengindera atau sensor.
Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa pesawat, balon udara, satelit
maupun jenis wahana yang lainnya ( Sutanto,1987). Hasil perekaman oleh alat yang
dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan jauh.
Lindgren (1985) mengungkapkan bahwa penginderaan jauh adalah berbagai teknik
yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi, infomasi ini
khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek yang diindera, sensor untuk merekam
obyek dan gelombang elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan
bumi. Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang
selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis obyek area ataupun
fenomena yang ada.

Dalam inderaja kita dapat mengumpulkan data dengan berbagai macam peralatan
menurut objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya, teknik-teknik
pengindraan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah
(Infrared adalah sinar elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara
700nm dan 1nm, sehingga menjadikannya sinar yang tidak tertangkap mata )., cahaya
tampak (gelombang elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata kita seperti merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu), dan gelombang mikro

3
(gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High
Frequency, SHF), yaitu berada di atas 3 GHz (3x109 Hz)). Hal ini terjadi karena objek
yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, dan udara) memancarkan atau
memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang berbeda-beda.
Metode pengindraan jauh lainnya antara lain melalui gelombang suara, gravitasi,
atau medan magnet.

Keunggulan indraja Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan pengindraan jauh


baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya
pada tiap bidang mengalami peningkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor.

 Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan


wujud dan letak objek yang mirip wujud dan letak di permukaan bumi, relatif
lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
 Dari jenis citra tertentu, dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
 Karakteristik objek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra
sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya.
 Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi
secara terestrial.
 Citra merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
 Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek
1.1.2 Raster
Raster adalah jenis gambar digital yang merepresentasikan gambar sebagai susunan
titik-titik atau matriks. Tiap titik disebut pixel sebagai elemen terkecil yang menyusun
gambar. Pada gambar hitam-putih, pixel hanya bisa berwarna hitam atau putih. Jadi
file gambar disimpan sebagai data matriks. Makin besar gambarnya, makin besar grid
matriksnya. Otomatis makin banyak data yang disimpan dan makin besar ukuran
filenya. Jadi file gambar dengan ukuran 18 megapixel, berukuran lebih besar dari file
gambar berukuran 5 megapixel. Karena dimensinya berbeda. Kelebihanya yakni
struktur data yang sederhana. Mudah dimanipulasi dengan fungsi metematis
sederhana, dan teknologi yang cukup untuk overlay data raster dengan data inderaja
mudah dilakukan. Kelemahnnya yakni memerlukan ruang penyimpanan yang besaa,
transformasi koordinat dan proyeksi sulit dilakukan, dan lebih sulit untuk
merepresentasikan hubugan topologikal.

1.1.3 Landsat 8
Landsat 8 diluncurkan pada 11 Februari 2013. Satelit pemantauan bumi ini
memiliki dua sensor yaitu sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal
Infrared Sensor (TIRS). Kedua sensor ini menyediakan resolusi spasial 30 meter
(visible, NIR, SWIR), 100 meter (thermal), dan 15 meter (pankromatik).Landsat 8
memiliki orbit Sun- Synchronous orbit pada ketinggian 705 km. Landsat 8 memiliki
resolusi temporal selama 16 hari.

Rincian band pada sensor OLI:

1. Band 1 Coastal/Aerosol, (0.435 – 0.451 µm), resolusi 30 m


2. Band 2 Blue (0.452 – 0.512 µm), resolusi 30 m
3. Band 3 Green (0.533 – 0.590 µm), resolusi 30 m
4. Band 4 Red (0.636 – 0.673 µm), resolusi 30 m
5. Band 5 Near-Infrared (0.851 – 0.879 µm) resolusi 30 m
6. Band 6 SWIR-1 (1.566 – 1.651 µm), resolusi 30 m
7. Band 7 SWIR-2 (2.107 – 2.294 µm), resolusi 30 m
8. Band Pankromatik, (0.503 – 0.676 µm), resolusi 15 m
9. Band Cirrus, (1.363 – 1.384 µm), resolusi 30 m
10. Rincian band pada sensor TIRS:
11. Band 10 TIRS-1, (10,60 -11,19µm), resolusi 100 m
12. Band 11 TIRS-2, (11,50 -12,51 µm), resolusi 100 m

PRODUK LANDSAT-8 YANG TERSEDIA DI PUSTEKDATA

1. Landsat 8 OL MS L1GT

Landsat 8 OLI Multispectral Imagery (30 meter, 8 band, Level 1GT)

2. Landsat 8 OL MS L1T

Landsat 8 OLI Multispectral Imagery (30 meter, 8 band, Level 1T)

3. Landsat 8 OL P L1GT

Landsat 8 OLI Panchromatic Imagery (15 meter, 1 band, Level 1GT)

4. Landsat 8 OL P L1T

Landsat 8 OLI Panchromatic Imagery (15 meter, 1 band, Level 1T)

5. Landsat 8 OT MS L1GT

Landsat 8 OLI and TIRS Multispectral Imagery (30 meter, 8 band, Level 1GT)

6. Landsat 8 OT MS L1T

Landsat 8 OLI and TIRS Multispectral Imagery (30 meter, 8 band, Level 1T)

7. Landsat 8 OT P L1GT

Landsat 8 OLI dan TIRS Panchromatic Imagery (15 meter, 1 band, Level 1GT)

8. Landsat 8 OT P L1T

Landsat 8 OLI dan TIRS Panchromatic Imagery (15 meter, 1 band, Level 1T)

9. Landsat 8 OT TH L1GT

Landsat 8 OLI and TIRS Thermal Imagery (100 meter, 2 band, Level 1GT)
10. Landsat 8 OT TH L1T

Landsat 8 OLI and TIRS Thermal Imagery (100 meter, 2 band, Level 1T)

Informasi mengenai data Landsat dapat diakses melalui Katalog Data Resolusi
Menengah (Katalog Landsat) Pustekdata: http://landsat-catalog.lapan.go.id/.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana cara Merging Raster Data menggunakan aplikasi QGIS?
2. Bagaimana cara memisahkan darat dan laut menggunakan aplikasi QGIS ?
3. Bagaimana cara melakukan klasifikasi terbimbing menggunakan aplikasi [[[QGIS ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara Merging Raster Data menggunakan aplikasi QGIS.
2. Mengetahui bagaimana cara memisahkan darat dan laut menggunakan aplikasi QGIS.
3. Mengetahui bagaimana cara melakukan klasifikasi terbimbing menggunakan aplikasi
QGIS.
Bab II
ISI
2.1 Merging Raster Data Menggunakan Aplikasi QGIS
File data citra sumber tersimpan dalam file yang terpisah-pisah berdasarkan band-nya masing-
masing. Sebelum diolah, file-file tersebut harus digabungkan menjadi satu dataset yang
tercirikan dengan penggabungan beberapa file tersebut menjadi satu. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :

 Pertama buka aplikasi QGIS

Gambar 1.1 tampilan aplikasi QGIS

 Pilih New Empty Project


 Lalu ambil layer pada menu dan pilih add layer

Gambar 1.2 menu layer pada aplikasi QGIS

 Setelah memilih add layer disitu diberi banyak pilihan, ambillah add raster layer

Gambar 1.3 add raster layer pada aplikassi QGIS


 Lalu tekan titik tiga(…) lalu pilih file yang ingin dibuka,

Gambar 1.4 tampilan mengambil data yang akan digunakan yakni data citra numbing 2 sampai 5 dalam bentuk tif

 Lalu setelah mengambil data yang akan digunakan yakni data citra numbing 2 sampai
5 dalam bentuk tif tekan add,

Gambar 1.5 tampilan setalah mengambil data yang akan digunakan yakni data citra numbing 2 sampai 5 dalam
bentuk tif
 Setelah di add akan muncul gambar lalu close add raster layer

Gambar 1.6 tampilan Setelah di add akan muncul gambar lalu close add raster layer

 lalu pilih raster di menu ambil miscellanous

Gambar 1.7 tampilan memilih menu raster


 lalu pilih virtual build raster

Gambar 1.8 tampilan memilih virtual build raster

 lalu input layer dengan menekan titik tiga (…) untuk Merging Raster Data, lalu tekan
run setelah 100% lalu close

Gambar 1.9 tampilan menginput layer


 lalu kemali lagi ke awal dengan meng-klik segitiga biru disamping tulisan input layer
dan mencentang place each input file into separated band

Gambar 1.10 tampilan mencentang place each input file into separated band

 lalu pilih CRS dengan pilihan WGS 84/UTM 48N lalu klik ok

Gambar 1.11 tampilan memilih CRS dengan pilihan WGS 84/UTM 48N
 Lalu save di tempat yang diinginkan lalu run setelah itu close

Gambar 1.12 tampilan menyimpan data ke file yang diinginkan

 Lalu remove data layer yang tidak digunakan

Gambar 1.13 tampilam me-remove data layer yang tidak digunakan


 Lalu atur menjadi multiband color dengan red band = band 3; green band = band 2;
blue band = band 1

Gambar 1.14 tampilan Merging Raster Data Numbing 2 hingga 6

2.2 Memisahkan Darat Dan Laut Menggunakan Aplikasi QGIS


Dalam geografi, daratan adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap (permanen)
tidak tertutupi oleh air laut. Istilah darat digunakan secara lebih umum, sedangkan "daratan"
digunakan dengan batasan geografis. Permukaan bumi yang tertutupi oleh air lainnya,
seperti sungai, rawa, atau danau, merupakan bagian dari daratan, tetapi secara umum tidak
disebut sebagai darat.

Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan tumbuhan dan bagi
banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung darinya.

Wilayah tempat daratan bertemu dengan perairan disebut pesisir. Pembagian wilayah
daratan dan perairan merupakan suatu hal yang fundamental bagi manusia dan dapat
menjadi suatu kepentingan budaya yang kuat. Demarkasi antara daratan dan perairan
berbeda-beda didasarkan pada yurisdiksi setempat. Batas maritim adalah suatu demarkasi
yang bersifat politis. Berbagai batas alam ada untuk membantu menentukan titik temu
daratan dan perairan. Bentang alam dengan materi batuan padat lebih mudah menjadi
demarkasi daripada
rawa, yang tidak memperlihatkan titik jelas ujung tanah dan air. Demarkasi dapat lebih
bervariasi karena pasang surut dan cuaca.

Sedangkan laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi,
memisahkan atau menghubungan benya atau pulau dengan benua atau pulau lainnya.

Dalam aplikasi QGIS kita dapat memisahkan darat dan laut (reclass) dengan metode
MNDWI (modified normalize different water index) menggunakan raster calculator dengan
rumus (band 3 – band 6) / (band 3 + band 6)

Berikut langkah-langkah pengerjaannya untuk memisahkan darat dan laut :

 Pertama buka aplikasi QGIS

Gambar 1.15 tampilan membuka aplikasi QGIS


 Masukkan file raster yang telah digabung (Numbing 2 sampai dengan Numbing 6)

Gambar 1.16 tampilan membuka merging data raster pulau numbing2 sampai 6

 Untuk merubah tampilannya menjadi natural, kita harus merubah RED, GREEN, dan BLUE
menjadi Red Band 3, Green Band 2 dan Blue Band 1 nya dahulu pada Layer styling.

Gambar 1.17 tampilan natural pulau numbing


 Kemudian, salah satu cara untuk memisahkan Darat dan Laut ialah kita perlu menggunakan
MNDWI. Untuk mengubah raster ini menjadi MNDWI hal yang pertama perlu di lakukan ialah
menggunakan raster kalkulator.

Gambar 1.18 tampilan menu raster

 Setelah di buka tampilannya akan seperti ini :

Gambar 1.19 tampilan raster calculator


 Kalkulasikan raster menjadi (band 2 – band 5) / (band 2 + band 5 )

Gambar 1.20 tampilan menghitung menggunakan raster calculator

 Setelah itu simpan file dengan format TIF

Klik titik 3 di sebelah nama file ‘MNDWI NUMBING’

Gambar 1.21a tampilan menyimpan file

Pilih folder mana yang mau digunakan untuk penyimpanan file ini lalu tekan ‘simpan’.
Gambar 1.21b tampilan menyimpan file

Maka hasilnya akan seperti ini :

Ini adalah raster MNDWI, kalau darat nilainya akan ( - ) sedangkan laut nilainya akan ( + )

Gambar 1.22 tampilan MNDWI


 Selanjutnya pada layerstyling ubah ‘Singleband grey’ menjadi ‘Singleband Pseudocolor’ lalu
modenya diubah juga menjadi ‘Equal Interval’

Gambar 1.23 tampilan mengubah mode MNDWI

Ini merupkan MNDWI darat yang nilainya ( - ), sbb :

Gambar 1.24 tampilan MNDWI darat


Ini merupakan MNDWI laut yang nilainya ( + ), sbb :

Gambar 1.25 tampilan MNDWI laut

2.3 Klasifikasi Terbimbing Menggunakan Aplikasi QGIS.


Klasifikasi citra, merupakan tahap intrepretasi informasi pada citra yang dibuat
berdasarkan klas katagori tertentu. Metoda klasifikasi secara umum terbagi menjadi dua:
• Klasifikasi tidak terbimbing (un-supervised classification), merupakan metoda
klasifikasi yang memberikan keleluasaan bagi computer untuk mengklasifikasikan
citra secara mandiri.
• Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan metoda klasifikasi
yang memberikan bimbingan kepada komputer dalam proses klasifikasinya.
Pada bab ini kami akan memfokuskan pada bagaimana langkah-langkah membuat
klasifikasi terbimbing menggunakan aplikasi QGIS, sebagai berikut :
 Buka aplikasi QGIS, kemudian klik New Empty Project

Gambar 1.26 Tampilan membuka new empty project aplikasi QGIS

 Sebelum kita melakukan klasifikasi terbimbing, terlebih dahulu kita harus menginstall
Semi-Automatic Classification Plugin (SCP) di menu Plugin

Gambar 1.27 Tampilan menginstall Semi-Automatic Classification Plugin (SCP) di menu Plugin
 Kemudian klik Manage and Install Plugins dan akan muncul tampilan seperti berikut

Gambar 1. 28 Tampilan Manage and Install Plugins

 Ketik SCP pada menu search, lalu install

Gambar 1.29 Tampilan menginstall SCP


 Setelah sudah selesai meng-install SCP, akan tampil seperti ini

Gambar 1.30 Tampilan setelah menginstall SCP

 Untuk klasifikasi terbimbing, kita akan menggunakan data gabungan atau merging
keenam raster yaitu NUMBING23456. Dan ubah bandnya menjadi Red band = 4;
Green band = 3; dan Blue band = 2

Gambar 1.31 Tampilan data gabungan atau merging keenam raster yaitu NUMBING23456. Dan ubah bandnya
menjadi Red band = 4; Green band = 3; dan Blue band = 2
 Kemudian klik menu SCP → Band Set

Gambar 1.32 Tampilan memilih menu SCP

 Maka akan muncul tampilan seperti ini, kemudian pada menu Multiband Image List
pilih file merging tadi NUMBING23456, kalau tidak muncul, klik tanda , kemudian
minimize menu

Gambar 1.33 Tampilan setelah memilih menu band set pada SCP
 Kemudian tampilkan menu SCP Dock → klik Training input → Creat a New Training
Input → muncul tampilan untuk menyimpan → pilih folder dimana kita akan
menyimpang file ini → beri nama file dengan “klasifikasiterbimbingnumbing” dengan
format *.scp → Save

Gambar 1.34 Tampilan memilih menu SCP Dock → klik Training input → Creat a New Training Input →
muncul tampilan untuk menyimpan → pilih folder dimana kita akan menyimpang file ini → beri nama file
dengan “klasifikasiterbimbingnumbing” dengan format *.scp → Save

 Kini kita akan memulai untuk klasifikasi terbimbing, pertama klik ROI

Gambar 1.35 Tampilan ROI


 Kemudian pilih daerah mana yang akan di klasifikasikan. Klik ROI dan buatlah
sebuah bentuk di area yang akan diklasifikasikan

Gambar 1.36 Tampilan ROI untuk membuat area klasifikasi

 Setelah selesai membuat sebuah bentuk itu, klik kanan hingga terlihat bentuk tersebut.
Lalu agar memudahkan kita mengetahui apa-apa saja yang sedang kita klasifikasikan,
beri nama untuk setiap klasifikasi dengan cara, pada tampilan SCP Dock terdapat MC
Name, C Name, MC ID dan C ID. Kita rubah isinya sesuai dengan yang kita inginkan.
MC ID = 1; C ID = 1; MC Name = Air; dan C Name = Laut. Kemudian klik Save
temporary ROI to training input

Gambar 1.37 Tampilan pemberian nama pada klasifikasi terbimbing


 Tunggu hingga calculating signature-nya selesai.

Gambar 1.38 Tampilan menunggu calculating signature

 Setelah selesai akan muncul tampilan seperti ini. Agar lebih memudahkan saat hasil
akhir, dapat kita ubah warna yang ditampilkan sesuai dengan yang kita inginkan
dengan cara berikut

Gambar 1.39 Tampilan mengubah warna klasifikasi sesuai keinginan


 Klik warna yang muncul di tampilan SCP Dock, kemudian akan muncul tampilan
seperti dibawah ini, lalu pilih warna yang diinginkan, klik Ok . Lakukan hal serupa
untuk mendapatkan beberapa sampel agar hasilnya lebih akurat

Gambar 1.40 Tampilan mengubah warna klasifikasi sesuai keinginan

 Untuk Air laut, kami menggunakan 4 titik

Gambar 1.41 Tampilan klasifikasi air laut menggunakan 4 titik


 Kemudian klasifikasi untuk Laut Dangkal, kami menggunakan 3 titik. Dengan MC ID
= 1; C ID = 2 (angkanya berubah karena berbeda kategori); MC Name = Air; dan C
Name = Laut Dangkal. Kemudian klik Save temporary ROI to training input. Dan
warna dirubah sesuai keinginan.

Gambar 1.42 Tampilan klasifikasi laut dangkal

 Kemudian klasifikasi untuk Vegetasi Mangrove, kami menggunakan 2 titik. Dengan


MC ID = 2 (karena berbeda kategori yaitu kategori Vegetasi); C ID = 3 (karena
mengikuti angka terbesar diatasnya); MC Name = Vegetasi; dan C Name = Mangrove.
Kemudian klik Save temporary ROI to training input. Dan warna dirubah sesuai
keinginan.

Gambar 1.43 Tampilan klasifikasi vegetasi mangrove


 Kemudian klasifikasi untuk Vegetasi Padat, kami menggunakan 4 titik. Dengan MC ID
= 2; C ID = 4 (karena ini vegetasi baru); MC Name = Vegetasi; dan C Name = Padat.
Kemudian klik Save temporary ROI to training input. Dan warna dirubah sesuai
keinginan.

Gambar 1.44 Tampilan klasifikasi vegetasi padat

 Kemudian klasifikasi untuk Vegetasi Jarang, kami menggunakan 3 titik. Dengan MC


ID = 2; C ID = 5 (karena ini vegetasi baru); MC Name = Vegetasi; dan C Name =
Jarang. Kemudian klik Save temporary ROI to training input. Dan warna dirubah
sesuai keinginan

Gambar 1.45 Tampilan klasifikasi vegetasi jarang


 Kemudian klasifikasi untuk Vegetasi Permukiman/Jalan, kami menggunakan 4 titik.
Dengan MC ID = 2; C ID = 7 (karena ini vegetasi baru); MC Name = Vegetasi; dan C
Name = Jarang. Kemudian klik Save temporary ROI to training input. Dan warna
dirubah sesuai keinginan.

Gambar 1.46 Tampilan klasifikasi vegetasi pemukiman/jalan

 Kemudian klasifikasi untuk Ruang Terbuka, kami menggunakan 2 titik. Dengan MC ID


= 3 (Sebab kategori baru); C ID = 6 (melanjutkan angka sebelumnya); MC Name =
Ruang Terbuka; dan C Name = Ruang Terbuka. Kemudian klik Save temporary ROI
to training input. Dan warna dirubah sesuai keinginan

Gambar 1.47 Tampilan klasifikasi ruang terbuka


 Munculkan kembali menu Band set yang di minimize tadi, kemudian pilih menu Band
Processing → Classification → muncul tampilan seperti pada gambar dibawah ini
kemudian Run menggunakan 4 titik

Gambar 1.48 Tampilan menu Band set yang di minimize tadi, kemudian pilih menu Band Processing →
Classification

 Berikut adalah hasil dari Klasifikasi Terbimbing untuk pulau Numbing. Hasil ini
masih berbentuk raster

Gambar 1.49 Tampilan klasifikasi pulau numbing dalam bentuk raster


 Berikut cara untuk mengubah file raster menjadi vector, dengan cara berikut. Klik
menu raster → klik Conversion → klik Polygonize (raster to vector)

Gambar 1.50 Tampilan mengubah klasifikasi pulau numbing dalam bentuk raster ke bentuk vektor

 Kemudian muncul tampilan seperti ini

Gambar 1.51 Tampilan klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vektor


 Pada menu vectorized klik tanda titik tiga (∙∙∙) → Save to File, akan muncul lokasi
untuk menyimpan data vector tersebut. Beri nama untuk file tersebut “klasifikasi
vector”, dengan format SHP files (*.shp) → Save

Gambar 1.52 Tampilan menyimpan data vector ke lokasi yang diinginkan

 Kemudian akan kembali ke menu ini, klik Run

Gambar 1.53 Tampilan untuk memproses data vector agar tersimpan


 Hasil data vector seperti dibawah ini

Gambar 1.54 Tampilan hasil klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vektor

 Untuk mendapatkan warna yang beragam sesuai dengan yang sudah diklasifikasikan,
diatur lagi menggunakan Layer Styling → Categorized → Value : 123DN → klik
classify
Gambar 1.55 Tampilan klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vector dalam berbagai warna yang diinginkan
 Hasilnya seperti berikut

Gambar 1.56 Tampilan hasil klasifikasi pulau numbing dalam bentuk vector dalam berbagai warna yang diinginkan

 Dibagian kanan dan kiri peta terdapat bagian yang error, kita bisa hilangkan dengan
cara klik Toggle Editing (gambar pensil) → Select Features by Area of Single Click
→ pilih area yang ingin dihapus → tekan delete (gambar tong sampah merah).

Gambar 1.57a Tampilan menghilangkan bagian error


Gambar 1.57b Tampilan menghilangkan bagian error

Gambar 1.57c Tampilan menghilangkan bagian error


Gambar 1.57d Tampilan menghilangkan bagian error

 Untuk menyimpan hasil yang telah dihapus tadi, tekan kembali gambar pensil
kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar

Gambar 1.58 Tampilan menyimpan hasil yang telah dihapus


 Dan ini merupakan hasil akhir dari klasifikasi terbimbing dari data raster menjadi data
vector

Gambar 1.59 Tampilan hasil akhir klasifikasi terbimbing pulau numbing

Bab III
Penutup
3.1 kesimpulan
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk mendapatkan
informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah ataupun fenomena
yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).
teknik pengindraan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah (Infrared
adalah sinar elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 700nm dan 1nm,
sehingga menjadikannya sinar yang tidak tertangkap mata )., cahaya tampak (gelombang
elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata kita seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu), dan gelombang mikro (gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super
tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu berada di atas 3 GHz (3x109 Hz)).
Raster adalah jenis gambar digital yang merepresentasikan gambar sebagai susunan titik-
titik atau matriks. Tiap titik disebut pixel sebagai elemen terkecil yang menyusun gambar.
Landsat 8 diluncurkan pada 11 Februari 2013. Satelit pemantauan bumi ini memiliki dua
sensor yaitu sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS).
Kedua sensor ini menyediakan resolusi spasial 30 meter (visible, NIR, SWIR), 100 meter
(thermal), dan 15 meter (pankromatik).Landsat 8 memiliki orbit Sun-Synchronous orbit
pada ketinggian 705 km. Landsat 8 memiliki resolusi temporal selama 16 hari.
Merging Raster Data Menggunakan Aplikasi QGIS merupakan File data citra sumber
tersimpan dalam file yang terpisah-pisah berdasarkan band-nya masing-masing. Sebelum
diolah, file-file tersebut harus digabungkan menjadi satu dataset yang tercirikan dengan
penggabungan beberapa file tersebut menjadi satu.

Dalam aplikasi QGIS kita dapat memisahkan darat dan laut (reclass) dengan metode
MNDWI (modified normalize different water index) menggunakan raster calculator dengan
rumus (band 3 – band 6) / (band 3 + band 6)

Klasifikasi citra, merupakan tahap intrepretasi informasi pada citra yang dibuat
berdasarkan klas katagori tertentu. Metoda klasifikasi secara umum terbagi menjadi dua:
• Klasifikasi tidak terbimbing (un-supervised classification), merupakan metoda
klasifikasi yang memberikan keleluasaan bagi computer untuk mengklasifikasikan
citra secara mandiri.
• Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan metoda klasifikasi
yang memberikan bimbingan kepada komputer dalam proses klasifikasinya.

3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca bila ingin mendownload aplikasi qgis dapat diakses
melalui situs berikut https://qgis.org/en/site/forusers/download.html, lalu pembaca dapat
mengikuti langkah-langkah yang sudah dijelaskan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
https://inderaja-catalog.lapan.go.id/application_data/default/pages/about_Landsat-8.html

https://www.tropenbos-indonesia.org/file.php/333/modul-penginderaan-jauh-dasar.pdf

https://geograph88.blogspot.com/2014/12/data-raster-dan-data-vektor.html

Anda mungkin juga menyukai