Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DAN FOTOGRAMETRI


ACARA II
PENGENALAN UNSUR-UNSUR DAN TEKNIK INTERPRETASI CITRA

Dosen Pengampu :
Dewi Novita Sari, S.Si., M.Sc.

Asisten :
Chandra Fernanda Trias Erlangga Putra
Diffa Muhammad Basri
Finda Andayani
Gen Azza
Rifqi Riehand Ulinnuha

Disusun Oleh :
Sadam Fadhil Muhammad
E100220170
Selasa, Jam 3 - 4

LABORATORIUM KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
ACARA II
I. TUJUAN
1. Mengetahui beberapa unsur interpretasi citra dalam ilmu penginderaan
jauh.
2. Mampu mengidentifikasi obyek secara umum dengan melakukan
interpretasi dan mengkaji foto udara atau citra.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Spidol OHP F (Hitam, Hijau, Biru, Merah)
2. Penggaris
3. Plastik mika transparan
4. Hasil foto citra pankromatik
5. Sumber Data ( Buku dan Jurnal )
III. LANDASAN TEORI
1. Pengenalan citra dan fungsi interpretasi citra
Menurut Romadhoni (2013), Interpretasi citra merupakan tahap
mengkaji dan menilai arti penting kenampakan obyek pada citra
penginderaan jauh secara visual untuk memperoleh informasi sementara
penggunaan lahan. Hasil interpretasi citra yang menghasilkan peta tematik
berupa peta kepadatan permukiman, peta kerapatan vegetasi dan peta
penggunaan lahan. Interpretasi citra berfungsi dalam menghasilkan
informasi baru, terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau secara
terestrial serta wilayah yang membutuhkan pemutakhiran peta dengan
periode ulang yang pendek seperti kota-kota yang berkembang cepat.
Menurut Riana dan Derita (2013), Secara penggunaannya
interpretasi citra digunakan untuk memperoleh informasi penggunaan
lahan dan tutupan lahan wilayah penelitian, serta penyusunan peta dasar
dan peta satuan lahan tentatif sebagai unit analisis atau unit pemetaan.
Interpretasi citra secara digital adalah kegiatan penguraian dan atau
penelaahan data serta hubungan antar komponen data itu sendiri, dalam hal
ini adalah kecerahan (brightnessvalue/BV) atau nilai dijital (Digital
Number/DN). Kegiatan ini dapat dilakukan setelah dilakukan kegiatan
pengolahan citra (image processing).
2. Unsur-unsur interpretasi citra
Dalam melakukan kegiatan interpretasi citra menurut Prasanti
(2022), ada beberapa unsur yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan deteksi, identifikasi untuk mengenalisa sebuah obyek. sembilan
unsur interpretasi citra, yaitu, rona dan warna, bentuk, ukuran, tekstur,
pola, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi. Dalam ke sembilan unsur
interpretasi tersebut akan dijabarkan penjelasannya sebagai berikut
menurut sumber data yang diperoleh.
a. Menurut Hastuti et al (2019), Rona atau warna (tone/color).
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra.
Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata. Rona
ditunjukkan dengan gelap – putih. Pantulan rendah, ronanya
gelap, pantulan tinggi ronanya putih.
b. Menurut Arsy (2013), Bentuk pada unsur interpretasi citra
adalah gambar yang mudah dikenali. Yang dimaksud gambar
yaitu contohnya gedung sekolah pada umumnya berbentuk
huruf I, L dan U atau persegi panjang. Sedangkan untuk
gunung api misalnya berbentuk kerucut.
c. Menururt Khosyi'ah et al (2017), Ukuran dalam unsur
interpretasi citra berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume.
Ukuran meliputi panjang, lebar, luas, sehingga antara objek
yang satu dengan yang lain dapat dibedakan dan dibuat batasan.
Ukuran biasanya digunakan untuk mmencirikan apakah itu
rumah mukim, kantor, industri dll.
d. Menurut Nengseh (2012), Tekstur merupakan ukuran frekuensi
perubahan rona gambar obyek yang dihasilkan oleh
pengelompokan satuan kenampakan yang terlalu kecil. Tekstur
dari suatu gambar dapat ditentukan dengan menggunakan filter
gabor atau metode morfologi. Unsur tekstur ini sangat handal
dalam menentukan informasi suatu gambar bila digabungkan
dengan ciri warna gambar.
e. Menurut Panjaitan et al (2019), Pola adalah hubungan susunan
spasial objek. Pola merupakan ciri yang menandai objek
bentukan manusia ataupun alamiah. Pola aliran sungai sering
menandai bagi struktur geologi dan jenis tanah.
f. Menurut Agustina (2012), Tinggi pada unsur interpretasi citra
dapat menunjukkan bahwa objek memiliki ciri menonjol dilihat
dari kenampakannya. Contoh kenampakan tinggi pada mall
berbentuk bangunan yang persegi atau persegi panjang dan
memiliki ketinggian yang cukup tinggi sehingga terekam
memiliki bayangan yang cukup lebar. Bangunan mall pada
umumnya memiliki ukuran yang sangat besar yaitu lebih dari
400 m2 dan keseluruhan mall terdiri atas beberapa bangunan
yang berbentuk persegi panjang serta bertekstur kasar.
g. Menurut Muttaqin (2016), Bayangan sering menjadi kunci
pengenlan yang penting bagi beberapa objek dengan
karakteristik tertentu. Sebagai contoh, jika objek menara
diambil tepat dari atas, objek tersebut tersebut tidak dapat
diindefikasi secara langsung. Maka untuk mengenali objek
tersebut adalah menara yaitu dengan melihat bayangannya.
h. Menurut Mukhoriyah (2018), Situs adalah letak suatu obyek
terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs dapat diartikan sebagai
kaitan dengan lingkungan sekitarnya dan objek yang di ketahui.
Misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir
pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan; atau
persawahan banyak terdapat di daerah dataran rendah.
i. Menurut Ikhwan et al (2021), Asosiasi menunjukkan komposisi
sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada kondisi habitat yang
sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek dengan
obyek lainnya. Contoh permukiman kita identik dengan adanya
jaringan tarnsportasi jalan yang lebih kompleks dibanding
permukiman pedesaan.
IV. LANGKAH KERJA
Dalam melakukan sebuah praktikum ini dibutuhkan beberapa prosedur
atau langkah-langkah yang akan dilalui, yaitu sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan
praktikum.
2. Mencari sumber data terpercaya melalui jurnal dan buku dengan bantuan
media informasi internet sebagai bahan pertimbangan referensi praktikum.
3. Mengamati informasi yang telah di tampilkan oleh beberapa sumber dan
meresume serta mengambil poin-poin penting dari sumber tersebut.
4. Menggambar jiplak dengan plastik mika transparan dari foto citra
pankromatik yang telah disiapkan.
5. Mencatat hasil informasi yang didapat oleh sumber yang digunakan
dengan hasil laporan praktikum beserta analisis dari foto citra pankromatik
dengan mengisi tabel unsur-unsur interpretasi citra.
6. Membuat laporan dari hasil pengamatan dengan cara mengetik pada
Microsoft Word dan menulis hasilnya dengan tulis tangan pada kertas
HVS dan mengisi tabel unsur-unsur interpretasi citra.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. (2012). Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Pemetaan Penggunaan


Lahan Di Cibeunying Kota Bandung. Jurnal Geografi Gea, 12(1).
Arsy, R. F. (2013). Metode Survei Deskriptif Untuk Mengkaji Kemampuan
Interpretasi Citra Pada Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Universitas
Tadulako. Kreatif, 16(3).
Hastuti, K. P., Arisanty, D., Muhaimin, M., & Setiawan, F. A. (2019). Pembinaan
dan Pelatihan Strategi Pembelajaran pada Materi Penginderaan Jauh untuk
Guru-Guru SMA Se-Kota Banjarmasin. Proceedings of Bubungan Tinggi J.
Pengabdi. Masy, 1(2), 85-91.
Ikhwan, M., Ratnaningsih, A. T., Lestari, I., & Ikhsani, H. (2021). Aplikasi
Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Untuk Mengidentifikasi
Tutupan Hutan dan Lahan di universitas Lancang Kuning. Wahana
Forestra: Jurnal Kehutanan, 16(1), 86-101.
Khosyi'ah, M. U., Arozaq, M., Noor MA, H., Andarista, V., Rahmawati, A. D., &
Putra, R. K. (2017). Interpretasi Citra Quickbird untuk Identifikasi
Penggunaan Lahan di Desa Karangtengah Kecamatan Sragen Kabupaten
Sragen.
Mukhoriyah, M. (2018, February). Identifikasi Penggunaan Lahan di Kabupaten
Merauke Menggunakan Citra Landsat 8. In Seminar Nasional
Geomatika (Vol. 2, pp. 2017-2).
Muttaqin, A. D. (2016). Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Identiikasi Sebaran
Terumbu Karang di Pulau Nian dan Mantehage Provinsi Sulawesi
Utara. Marine Journal, 3.
Nengseh, N. W. (2012). Pendeteksian Jenis Kulit Wajah Berdasarkan Tekstur
Dengan Menggunakan Metode Filter Gabor (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Gresik).
Panjaitan, A., Sudarsono, B., & Bashit, N. (2019). Analisis Kesesuaian
Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Di
Kabupaten Cianjur Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Geodesi Undip, 8(1), 248-257.
Prasanti, A. D. Kajian Interpretasi Citra Persebaran Ruang Terbuka Hijau Di
Provinsi Yogyakarta.
Riana, N., Endayani, S., & Derita, D. (2013). Perubahan Penutupan Lahan Khdtk
Samboja Berdasarkan Penafsiran Citra Landsat 7 Etm+ Tahun 2010 dan
2013. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 12(2), 182-195.
Romadhoni, M. A. M. (2013). Analisis Prioritas Penataan Ruang Terbuka Hijau
Daerah Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem
Informasi Geografis Di Kecamatan Kotagede (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai