Anda di halaman 1dari 23

NILAI Tanggal Pengumpulan

(3 Juni 2023)

(..................................) (3 Juni 2023)

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DASAR

ACARA : INTERPRETASI PENUTUP DAN PENGGUNAAN LAHAN


MENGGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI

Oleh :

Nama :Muhammad Naufal Azaria


Nim :3211422014
Nama Dosen : 1. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si.
: 2. Vina Nurul Husna ,S.Si.,M.Si.
Nama Asprak : 1. Moh Bilal Suryadi 3211420039
: 2. Wirdha Alifah 3211421064

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL

INTERPRETASI PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA


SATELIT RESOLUSI TINGGI

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat Mengetahui beberapa interpretasi penggunaan lahan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi interpretasi citra.
3. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur interprestasi citra.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
a. Laptop
b. Microsoft Word
c. Handphone
d. Mouse
e. Cas Laptop
f. Penggaris
g. Pensil warna
h. Drawing pen
i. Pensiltic

2. Bahan
a. Cover praktikum
b. Kuota internet
c. Kertas kalkir
A. DASAR TEORI

1. Definisi Penginderaan Jauh


` Secara umum, penginderaan jauh merupakan pengukuran atau
perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan
menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak
langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
❖ Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni
dan ilmu untukmendapatkan informasi tentang objek, area atau
fenomena melalui analisis terhadap data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung langsungdengan
objek, daerah ataupun fenomena yang dikaji.
❖ (Lillesand dan Kiefer, 1979) Penginderaan jauh adalah berbagai
teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan Analisa
informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.
❖ (Lingdren, 1985) Penginderaan jauh ialah ilmu untuk
memperoleh informasi tentang objek ataudaerah dari kejauhan,
biasanya dari pesawat atau satelit.(National Ocean Service NOS)
Kesimpulannya, Penginderaan jauh adalah pemotretan atau
mendapan informasidari jarak yang jauh dan biasanya memakai pesawat
atau Drone

2. Definisi Interpretasi Citra


Pengertian interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto udara
dan/atau citra, dengan tujuan mengidentifikasi objek serta mencari
makna penting dari objek tersebut. Secara umum, interpretasi citra
merujuk pada proses memahami, menganalisis, dan menafsirkan makna
dari citra atau gambar. Ini melibatkan penggunaan pengetahuan dan
pemahaman tentang konteks, subjek, serta elemen visual dalam citra
untuk memperoleh informasi yang bermanfaat.
Interpretasi citra juga mencakup identifikasi objek, karakteristik,
hubungan spasial, dan klasifikasi citra berdasarkan kriteria tertentu.
Misalnya, dalam citra satelit, interpretasi citra melibatkan pengenalan
jenis tanah, vegetasi, bangunan, air, dan elemen lainnya.
❖ (Estes dan Simonet 1975).Menurut Umali, interpretasi citra
merupakan kegiatan mengkaji citra permukaan bumi yang
dilakukan melalui tiga tahapan utama, yakni tahap analisis,
interpretasi citra, dan disipliner terinci. Pengkajian citra ini
dilakukan dengan melihat warna serta rona permukaan bumi
❖ Menurut Lillesand dan Kiefer (2014), interpretasi citra adalah
proses pengamatan dan analisis citra untuk memahami
informasi tentang objek, atribut, dan fenomena yang
direpresentasikan dalam citra tersebut.
❖ Menurut Jensen (2005), interpretasi citra adalah proses
penafsiran informasi dari citra atau data yang terkait untuk
memperoleh pemahaman y
Kesimpulannya interpretasi citra adalah sebuah kegiatan meneliti
gambar atau foto yang diambil dari udara menggunakan satelit.
Tujuannya adalah untuk mengenali objek apa saja yang ada di dalam
gambar tersebut dan kemudian objek- objek tersebut dinilai arti
pentingnya.
3. Macam-Macam Unsur Interpretasi
Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa unsur penting yang
harus diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan
arti pentingnya.

Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu:

a. Rona dan Warna


Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan
menggunakan spektrumsempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
Sebagai contoh, objek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya
memantulkan spektrum dengan panjang gelombang(0,4 – 0,5) μm,
(0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek menyerap
sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai
akibatnya maka objek akan tampak dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan,
warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada
tingkat kegelapan didalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga,
dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan cara
pengukurannya,
Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata manusia dapat
membedakan 200 rona dan 20.000 warna.
Rona dan warna disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya rona dan warna dalam pengenalan objek. Tiap
objek tampak pertama pada citraberdasarkan rona atau warnanya.
Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis
batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan,
barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya.
Itulah sebabnya maka rona dan warna disebut unsur dasar.
b. Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan
konfigurasi atau kerangka suatu objek (Lo, 1976).
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek
yang dapat dikenaliberdasarkan bentuknya saja. Bentuk, ukuran, dan
tekstur pada Gambar 1 dikelompokkan sebagai susunan keruangan
rona sekunder dalam segi kerumitannya. Bermula dari rona yang
merupakan unsur dasar dan termasuk primer dalam segi
kerumitannya. Pengamatan atas rona dapat dilakukan paling mudah.
Oleh karena itu bentuk, ukuran, dan tekstur yang langsung dapat
dikenali berdasarkan rona, dikelompokkan sekunder kerumitannya.

Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu
shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum,
sedangkan form merupakan susunan atau struktur yang bentuknya
lebih rinci. Contoh shape atau bentuk luar:
• Bentuk Bumi
• Bentuk wilayah Indonesia memanjang sejauh sekitar 5.100 km

Contoh form atau bentuk rinci:


• Pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief
atau bentuklahan seperti gunung api, dataran pantai, dan tanggul
alam.
• Wilayah Indonesia yang bentuk luarnya memanjang, berbentuk
(rinci) negara kepulauan. Wilayah yang memanjang dapat
berbentuk masif atau bentuk lainnya, akan tetapi bentuk wilayah
kita berupa himpunan pulau-pulau.
c. Ukuran

Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Karenaukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,
maka di dalam memanfaatkanukuran sebagai unsur interpretasi citra
harus selalu diingat skalanya.
Contoh pengenalan objek berdasarka ukuran:
• Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim,
kantor, atau industri. Rumah mukim umumnya lebih kecil bila
dibanding dengan kantor atau industri.
• Lapangan olahraga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat,
lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi
lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m bagi lapangan tenis, dan
sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.
• Nilai kayu di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga
ditentukan oleh volumenya. Volume kayu bisa ditaksir
berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya,
dan diameter batang pohon.
d. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang
berada di daerah gelap. Objek atau gejala yang terletak di daerah
bayangan pada umumnya tidaktampak sama sekali atau kadang-
kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering
merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang
justru lebih tampak dari bayangannya.
Contohnya:

• Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang


dipasang tinggilebih tampak dari bayangannya
• Tembok stadion, gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan
tenis pada foto berskala 1: 5.000 juga lebih tampak dari
bayangannya.
• Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.

e. Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan


Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu
kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975).
Tekstur sering dinyatakan dengankasar, halus, dan belang-belang.
Contoh pengenalan objek berdasarkan tekstur:

• Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.


• Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang,
dan tanamanpekarangan bertekstur kasar.
• Permukaan air yang tenang bertekstur halus.

f. Pola
Pola, tinggi, dan bayangan pada peta dikelompokkan ke dalam
tingkat kerumitantertier. Tingkat kerumitannya setingkat lebih tinggi
dari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur
interpretasi citra. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang
menandai bagi banyak objek bentukan manusiadan bagi beberapa
objek alamiah. Contoh:

• Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis


batuan. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Pola aliran
yang padat mengisyaratkan peresapan air kurang sehingga
pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan
jenis tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikitatau tanpa
pengaruh lipatan maupun patahan. Pola aliran dendritik pada
umumnya terdapat pada batuan endapan lunak, tufa vokanik, dan
endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine, 1981)
• Permukaan transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu
dengan rumah yang ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing
menghadap ke jalan.
• Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah
dibedakan darihutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang
teratur, yaitu dari pola sertajarak tanamnya.
g. Situs

Bersama-sama dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam


kerumitan yang lebih tinggi pada Gambar diatas. Situs bukan
merupakan ciri objek secara langsung, melainkan dalam kaitannya

dengan lingkungan sekitarnya. Situs diartikan dengan berbagai


makna oleh para pakar, yaitu:

• Letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya (Estes dan


Simonett, 1975). Di dalam pengertian ini, Monkhouse (1974)
menyebutnya situasi, seperti misalnya letak kota (fisik) terhadap
wilayah kota (administratif), atauletak suatu bangunan terhadap
parsif tanahnya. Oleh van Zuidam (1979),

situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat


kedudukan atau letak suatu daerah atau wilayah terhadap
sekitarnya. Misalnya letak iklim yang banyak berpengaruh
terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi.

• Letak objek terhadap bentang darat (Estes dan Simonett, 1975),


sepertimisalnya situs suatu objek di rawa, di puncak bukit yang
kering, di sepanjangtepi sungai, dsb. Situs semacam ini oleh van
Zuidam (1979) disebutkan situstopografi, yaitu letak suatu objek
atau tempat terhadap daerah sekitarnya.
Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi
yangdipengaruhi oleh faktor situs, seperti:

• beda tinggi,
• kecuraman lereng,
• keterbukaan terhadap sinar,
• keterbukaan terhadap angin, dan
• ketersediaan air permukaan dan air tanah.

Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun


proses atauperujudan lainnya.

Contoh:

• Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma.


Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit,
sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya
bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak
pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
• Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi
menghendakipengaturan air yang baik.
• Situs pemukiman memanjang umumnya pada igir beting pantai,
tanggul alam, atau di sepanjang tepi jalan.
h. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang
satu dengan objeklain.Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu
objek pada citra seringmerupakan petunjuk bagi adanya objek lain

Contoh:

• Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat persegi


panjang serta dengan ukurannya sekitar 80 m x 100 m, lapangan
sepak bola di tandaidengan adanya gawang yang situsnya pada
bagian tengah garis belakangnya.Lapangan sepak bola berasosiasi
dengan gawang. Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan
lapangan sepak bola. Gawang tampak pada

foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.

• Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang


jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
• Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang
relatif besarserta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga
ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan olahraga. Pada
umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan
olahraga di dekatnya.
4. Pengertian Fotogrametri

Fotogrametri adalah sebuah teknik pengukuran yang menggunakan


citra atau foto untuk mendapatkan informasi tentang objek atau lingkungan di
dalamnya. Teknik ini memanfaatkan prinsip dasar optik, geometri, dan
matematika untuk memperkirakan posisi, bentuk, ukuran, dan posisi relatif
objek di permukaan bumi.

Fotogrametri dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti


pemetaan topografi, survei udara, pemodelan 3D, penginderaan jauh,
pemantauan lingkungan, dan sebagainya. Teknik ini biasanya melibatkan
pengambilan foto dengan kamera khusus dari udara atau dari jarak dekat, yang
kemudian diolah menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan
data yang akurat dan berguna.

Sementara itu, interpretasi citra adalah proses menganalisis citra untuk


memahami informasi yang terkandung di dalamnya. Interpretasi citra biasanya
dilakukan oleh ahli yang memiliki pengetahuan tentang objek atau lingkungan
yang difoto. Interpretasi citra melibatkan pengamatan, identifikasi, dan
analisis fitur atau objek pada citra untuk mengekstraksi informasi yang
bermanfaat.

Dengan kata lain, fotogrametri lebih berfokus pada pengolahan data


untuk menghasilkan informasi objektif tentang objek di permukaan bumi,
sementara interpretasi citra lebih berfokus pada pengamatan dan analisis
subjektif dari citra untuk memahami informasi yang terkandung di dalamnya.

5. Pengertian Citra Resolusi Tinggi

Citra resolusi tinggi adalah citra digital yang memiliki resolusi tinggi
atau jumlah piksel yang tinggi per satuan area. Resolusi tinggi ini berarti citra
tersebut memiliki detail yang lebih banyak dan lebih tajam, serta dapat
menampilkan objek dengan ukuran yang lebih kecil. Citra resolusi tinggi
biasanya dihasilkan oleh kamera atau sensor yang memiliki kemampuan untuk
menangkap gambar dengan kejelasan dan kejernihan yang sangat baik.

Citra resolusi tinggi sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti


pemetaan dan survei, pemantauan lingkungan, pemodelan 3D, ilmu forensik,
analisis citra medis, dan sebagainya. Citra resolusi tinggi dapat membantu
memperoleh informasi yang lebih detail dan akurat tentang objek atau
lingkungan yang dituju, sehingga dapat digunakan untuk tujuan penelitian,
pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah yang lebih baik. Namun,
citra resolusi tinggi juga membutuhkan perangkat lunak dan hardware yang
memadai untuk mengolah dan menyimpan data citra tersebut.

6. Contoh Citra resolusi tinggi

d. Sateli ikonos

a. QuickBird
b. WorldView-2

c. WorldView-3

d. Pleiades-1A
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum
3. Mahasiswa melakukan pengamatan pada foto udara monoskopis
4. Mahasiswa melakukan identifikasi penutup/penggunaan lahan
5. Mahasiswa melakukan delineasi pada foto udara berdasar penutup/penggunaan
lahan yang teridentifikasi
6. Mahasiswa melayout hasil delineasi untuk menjadi peta
tentativepenutup/penggunaan lahan
7. Mahasiswa mengisi tabel unsur interpretasi dan tabel kunci interpretasi
8. Mahasiswa mencari referensi untuk membuat laporan praktikum
9. Mahasiswa mulai menyusun laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu kepada asisten
praktikum
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Hasil layout delineasi (terlampir)
b) Tabel pengisian unsur interpretasi (terlampir)
2. Analisis

Secara umum, penginderaan jauh merupakan pengukuran atau


perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan
menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung
dengan objek atau fenomena yang dikaji.Pengertian interpretasi citra adalah
aktivitas mengkaji foto udara dan/atau citra, dengan tujuan mengidentifikasi
objek serta mencari makna penting dari objek tersebut. Secara umum,
interpretasi citra merujuk pada proses memahami, menganalisis, dan menafsirkan
makna dari citra atau gambar. Ini melibatkan penggunaan pengetahuan dan
pemahaman tentang konteks, subjek, serta elemen visual dalam citra untuk
memperoleh informasi yang bermanfaat.

Pertama, untuk pemukiman, citra memiliki rona yang cerah dengan


warna cokelat muda. Bentuknya terlihat seperti petak-petak yang berkelompok.
Tekstur pemukiman tergolong kasar, dan polanya teratur dan menyebar.Kedua,
untuk sungai, citra juga memiliki rona yang cerah dengan warna biru muda.
Bentuk sungai terlihat datar, sedangkan teksturnya halus. Pola yang terbentuk
juga teratur.Ketiga, untuk rawa, citra memiliki rona cerah dengan kombinasi
warna biru muda dan hijau muda. Bentuknya datar, dengan tekstur yang halus
dan pola yang teratur.Keempat, untuk vegetasi tinggi, citra memiliki rona cerah
dengan warna hijau tua. Bentuk vegetasi berkelompok tidak teratur, dengan
tekstur yang kasar. Pola yang terbentuk tidak teratur dan menyebar.Kelima,
untuk vegetasi sedang, citra memiliki rona cerah dengan warna hijau tua agak
cerah. Bentuknya juga berkelompok tidak teratur dengan tekstur yang kasar.
Polanya tidak teratur dan menyebar.Keenam, untuk vegetasi rendah, citra
memiliki rona cerah dengan warna hijau muda. Bentuknya juga berkelompok
tidak teratur dengan tekstur yang kasar. Polanya juga tidak teratur dan
menyebar.Ketujuh, untuk lahan kosong, citra memiliki rona cerah dengan warna
coklat. Bentuknya berupa persegi panjang beraturan dengan tekstur yang sedang.
Polanya teratur.Kedelapan, untuk sawah, citra memiliki rona cerah dengan
warna hijau muda. Bentuk sawah berupa persegi panjang beraturan dengan
tekstur sedang. Polanya juga teratur.Kesembilan, untuk gunung, citra memiliki
rona gelap dengan warna hijau tua. Bentuknya mengerucut dengan tekstur kasar.
Pola yang terbentuk teratur.Terakhir, untuk jalan, citra memiliki rona gelap
dengan warna hitam. Bentuknya persegi panjang beraturan dengan tekstur
sedang. Polanya teratur.Dari analisis ini, kita dapat melihat bahwa interpretasi
citra mencakup pengamatan dan penilaian terhadap rona, warna, bentuk, tekstur,
dan pola yang ada dalam citra. Informasi ini memberikan pemahaman tentang
objek yang diamati, seperti pemukiman, sungai, rawa, vegetasi, lahan kosong,
gunung, dan jalan. Interpretasi citra juga melibatkan pemahaman terhadap
hubungan dan asosiasi antara objek yang ada dalam citra untuk menggambarkan
konteks dan lingkungan yang terkait. Selain unsur-unsur yang telah dijelaskan
sebelumnya, interpretasi citra juga melibatkan pengenalan situs atau objek-objek
di sekitar objek yang diamati. Misalnya, dalam citra pemukiman, mungkin ada
asosiasi dengan objek-objek seperti jalan, taman, atau bangunan lainnya yang
memberikan konteks tentang keberadaan dan fungsi pemukiman tersebut.Dalam
interpretasi citra, rona atau kecerahan citra juga menjadi faktor penting.
Misalnya, citra yang memiliki rona gelap dapat mengindikasikan keberadaan
objek seperti gunung yang cenderung menyerap cahaya, sedangkan citra yang
memiliki rona cerah cenderung mencerminkan lebih banyak cahaya dan dapat
menggambarkan objek seperti pemukiman atau lahan pertanian.Selain itu, warna
juga menjadi elemen penting dalam interpretasi citra. Warna dalam citra dapat
memberikan informasi tentang jenis objek, seperti warna hijau yang
mengindikasikan adanya vegetasi atau warna biru yang menunjukkan
keberadaan air seperti sungai atau rawa.

Selanjutnya, bentuk objek dalam citra juga diperhatikan. Dalam


interpretasi citra, bentuk seperti persegi, persegi panjang, atau mengerucut dapat
membantu mengenali objek yang diamati, seperti lahan kosong yang memiliki
bentuk persegi panjang beraturan atau gunung dengan bentuk yang
mengerucut.Tekstur juga menjadi faktor penting dalam interpretasi citra. Citra
dengan tekstur kasar mungkin menunjukkan keberadaan objek seperti vegetasi
tinggi atau gunung yang memiliki permukaan yang kasar, sedangkan tekstur
halus dapat mengindikasikan adanya air atau permukaan yang lebih datar seperti
sungai atau rawa.Terakhir, pola juga menjadi unsur penting dalam interpretasi
citra. Pola teratur dapat mengindikasikan keberadaan objek seperti pemukiman
atau sawah yang memiliki tata letak yang terstruktur, sedangkan pola tidak
teratur dan menyebar mungkin mencerminkan adanya vegetasi yang tumbuh
secara alami atau objek yang tidak memiliki pola yang teratur.Secara
keseluruhan, interpretasi citra melibatkan pengenalan dan analisis berbagai
unsur seperti rona, warna, bentuk, tekstur, pola, situs, dan asosiasi untuk
memahami dan menafsirkan informasi yang terkandung dalam citra atau gambar
yang diamati. Dengan memperhatikan dan menganalisis unsur-unsur ini, kita
dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang objek atau
fenomena yang direpresentasikan dalam citra tersebut.
G. KESIMPULAN

Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari


beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara
fisik tidakterjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.

Interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto udara dan/atau citra, dengan
tujuan mengidentifikasi objek serta mencari makna penting dari objek tersebutMacam-
Macam Unsur Interpretasi Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa unsur
penting yang harus diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan arti
pentingnya. Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu: Rona dan warna, Bentuk,
Ukuran, Bayangan, Tekstur, Pola, Situs, dan Asosiasi.

Dalam interpretasi citra, kita melakukan pengamatan terhadap rona, warna,


bentuk, tekstur, dan pola yang terdapat dalam citra. Misalnya, citra pemukiman
memiliki rona cerah, warna cokelat muda, bentuk petak berkelompok, tekstur kasar,
dan pola teratur yang menyebar. Selain itu, kita juga mengidentifikasi objek-objek di
sekitar objek yang diamati sebagai situs atau asosiasi. Misalnya, dalam citra
pemukiman, mungkin terdapat jalan, taman, atau bangunan lain yang memberikan
konteks. Interpretasi citra juga melibatkan pemahaman tentang kecerahan citra dan
warna yang dapat memberikan informasi tentang jenis objek yang diamati, seperti
vegetasi dengan warna hijau.

Dalam interpretasi citra, kita memperhatikan bentuk, tekstur, dan pola objek
dalam citra. Bentuk seperti persegi, persegi panjang, atau mengerucut membantu
mengenali objek yang diamati. Tekstur kasar mungkin mengindikasikan keberadaan
vegetasi tinggi atau gunung, sedangkan tekstur halus menunjukkan air atau permukaan
yang datar. Pola teratur dapat menandakan pemukiman atau sawah, sedangkan pola
tidak teratur dan menyebar mencerminkan vegetasi alami. Interpretasi citra melibatkan
unsur-unsur seperti rona, warna, bentuk, tekstur, pola, situs, dan asosiasi untuk
memahami informasi dalam citra.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (November 28, 2020), Citra satellite adalah.


adalah/#Citra_Satelit_dari_Satelit_Observasi_Bumi_dengan_Sensor_P asif
https://mapvisionindo.com/citra-satelit- satelit/(diakses pada 3 juni 2023 pukul
21:20WIB)

Basuki, A. (2007) ‘Pengantar Pengolahan Citra’, PENS-ITS Surabaya

Danoedoro,P.(2012).Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta

Indarto. (2017). “Penginderaan Jauh Metode Analisisndan Interpretasi”.

YogyakartaAndi Offset.

Mushoni. F. F. (2015). “Penginderaan Jauh (RemoteSensing)”. Madura UTMPRESS Sunandar,


I.% Syarifudin, D. 2014. “Lidar: Penginderaan Jauh Sensor Aktif dan Aplikasinya
dibidang Kehutanan. Jurnal Planologi Unpas. Vol.1. Hal: 145-154.

Purwadhi, S. H. (2001). Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Gramedia.

Rahmadya Trias Handayanto. Pengolahan Citra Satelit.


https://rahmadya.com/2016/10/06/pengolahan-citra- satelit/(diakses pada 3 juni 2023
pukul 20:20 WIB)

Syah. A. F. 2010. Penginderaan Jauh dan Aplikasinya di Wilayah Pesisir dan


Lautan”.Indonesian Journal Of Marine Science and Technology. Vol.3 Hal:18-28
No Obyek Foto Kunci interpretasi

LAMPIRAN
Hasil Layout Deleniasi
1. Pemukiman Rona: cerah
Warna: cokelat muda
Bentuk: petak berkelompok
Tekstrur: kasar
Pola: teratur dan menyebar

2. Sungai Rona: cerah


Warna: biru
muda
Bentuk: datar
Tekstrur: halus
Pola: teratur
3. Rawa Rona: cerah
Warna: biru muda dan hijau muda
Bentuk: datar
Tekstrur: halus
Pola: teratur

4. Vegetasi Rona: cerah


Tinggi
Warna: hijau tua
Bentuk: berkelompok tidak teratur
Tekstrur: kasar
Pola: tidak teratur dan menyebar
5. Vegetasi Rona: cerah
Sedang
Warna: hijau tua
agak cerah
Bentuk: berkelompok tidak teratur
Tekstrur: kasar
Pola: tidak teratur dan menyebar

6 Vegetasi Rona: cerah


Rendah
Warna: hijau
muda
Bentuk: berkelompok tidak teratur
Tekstrur: kasar
Pola: tidak
teratur dan
menyebar
7 Lahan Kosong Rona: cerah
Warna: Coklat
Bentuk: persegi
panjang beraturan
Tekstrur: sedang
Pola: teratur

8 Sawah Rona: cerah


Warna: hijau muda
Bentuk: persegi panjang beraturan
Tekstrur: sedang
Pola: teratur
9 Gunung Rona: Gelap
Warna: hijau tua
Bentuk: mengerucut
Tekstrur: kasar
Pola: teratur

10 Jalan Rona: Gelap


Warna: hitam
Bentuk: persegi panjang beraturan
Tekstrur: sedang
Pola: teratur

Anda mungkin juga menyukai