Apa itu D E M ?
Landuse
Elevation
Fields
Objects
Continuous Temperature
Z = f(x,y)
dimana : x,y = posisi Z = nilai ketinggian
Gambar 1.
Relief medan dan model digital (Temfli, 1991)
lanjutan
DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan, prosessing, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai digital yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai-nilai pada sistem koordinat horisontal X Y dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan dalam sistem koordinat Z (Frederic J. Doyle, 1991)
DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan. Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi (3-Dimensi) yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisaikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Mogal, 1993)
DEM (Digital Elevation Model) was widely used in America DTM (Digital Terrain Model), DHM ( Digital Height Model) came fromGermany DGM ( Digital Ground Model) was used in the United Kingdom DSM (Digital Surface Model) DTEM (Digital Terrain Elevation Modelsz was introduced
(DefenseMapping Agency)
I. Sejarah (yang mempopulerkan) : DEM : USGS (United State Geological Survey) berstruktur data grid DTM : The Defence Mapping Agency berstruktur data garis (arc) dengan TIN (Triangular Irregular Network).
II. Menyangkut pengertian informasi : elevasi elevasi + informasi morfologi elevasi + layer permukaan
DEM DTM
If we use the term digital elevation model (DEM) to refer to terrain models with elevation information only, while the term digital terrain model (DTM) refers to a much broader concept of terrain representation, including terrain parameters such as slope and aspect, terrain features such as ridges and valleys and other geographical/environmental characteristics, DTA specifies the process that transforms DEMs to DTMs, using the principles and knowledge of geography, or other application fields.
1. Ground: the solid surface of the earth; a solid base or foundation; a surface of the earth; bottom of the sea; etc.
2. Height: measurement frombase to top; elevation above the ground or recognized level, especially that of the sea; distance upwards; etc.
3. Elevation: height above a given level, especially that of sea; height above the horizon; etc. 4. Terrain: tract of country considered with regarded to its natural features, etc.; an extent of ground, region, territory; etc. Li (1990)
Orthorectified
Digital Surface Models (DSM) Elevation model that displays the elevation of the first surface on the ground. Digital Terrain Models (DTM) DSMs are used to create DTMs by digitally removing all cultural features and treed areas. DTMs are useful for applications where an accurate sense of the underlying terrain is required.
DTM
DSM
DTM
Tip: To see the difference between the DSM and the DTM, toggle back and forth between images.
Tip: To see the difference between the DSM and the DTM, toggle back and forth between images.
Visual inspection and examination of surface maps (see figures 10-13) obtained from the extracted elevations was used to evaluate qualitatively the various data sources when compared to that obtained from the ground survey.
Olalekan Adekunle ISIOYE, and JOBI N Paul, Nigeria
2. Data DEM
2.1. Sumber Data DEM
FU stereo - Photogrammetric techiques Citra satelit stereo - Stereo-pairs technique Data pengukuran lapangan : GPS, Theodolith, EDM, Total Station, Echosounder - Interpolation technique Peta topografi - Interpolation technique Radar - Radar technique Lidar - Laser scanner technique
system Airbone LiDAR terdiri dari: 1. Laser sensor 2. Camera sensor 3. GPS receiver 4. Inertial Measurement Unit (IMU) 5. Komputer dan Storage data (tempat penyimpanan data).
Map Scales and Commonly Used Contour Intervals (Konecny et al. 1979)
In general, it is expected that the height accuracy of any point interpolated from contour lines will be about 1/2 to 1/3 of the CI.
Gambar 2. Model turunan geometri foto udara untuk penjabaran perbedaan tinggi
2. Data DEM
2.2. Struktur Data DEM
Grid
TIN
Countour
2. Data DEM
2.3. Sampling Data DEM
III
(Tempfli, 1991)
Progessive
Selective
3. Interpolasi
Interpolasi adalah proses penentuan dari nilai pendekatan dari variabel f(P) pada titik antara P, bila f(P) merupakan variabel yang mungkin skalar atau vektor yang dibentuk oleh harga f(P1) pada suatu titik P1 dalam ruang yang berdimensi r (Tempfli, 1977). Penentuan nilai suatu besaran berdasarkan besaran lain yang sudah diketahui nilainya, dimana letak dari besaran yang akan ditentukan tersebut di antara besaran yang sudah diketahui. Besaran yang sudah diketahui tersebut disebut sebagai acuan, sedangkan besaran yang ditentukan disebut sebagi besaran antara (intermediate value). Dalam interpolasi hubungan antara titik-titik acuan tersebut didekati dengan menggunakan fungsi yang disebut fungsi interpolasi.
menentukan titik-titik antara 2 buah titik dengan menggunakan pendekatan fungsi garis lurus
Persamaan garis lurus yang melalui 2 titik P1(x1,y1) dan P2(x2,y2) Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi linier :
menentukan titik-titik antara 3 buah titik dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat
Cari nilai y untuk titik x=2.5 yang berada di antara titik (1,5), (2,2) dan (3,3)
menentukan titik-titik antara N buah titik dengan menggunakan pendekatan fungsi polynomial pangkat N-1 Titik-titik yang diketahui: P1(x1,y1), P2(x2,y2), P3(x3,y3) PN(xN,yN)
Masukkan nilai dari setiap titik ke dalam persamaan polynomial di atas, diperoleh persamaan simultan dengan n persamaan dan n variabel bebas
3. Interpolasi
lanjutan
3. Interpolasi
lanjutan
3. Interpolasi
lanjutan
3. Interpolasi
lanjutan
Pengukuran Jarak, posisi (surface length, Surface Point, Surface volume) Volume Cut/fill Penentuan Jarak dan Arah (Geodesy Graphic Tools)
4. Turunan DEM
Tampilan Perspektif 3 Dimensi - (birds eye view)
lanjutan
Tampilan 3-D juga dapat menghasilkan penyajian permukaan dan informasi terrain. Pada birds eye view, azimuth dan attitude (tinggi) pengamat yang berkaitan dengan permukaan dapat ditentukan. Pada gambar 3-D di permukaan, lokasi pengamat dan titik target biasanya ditentukan.
Drape permukaan membuat tampilan 3-Dimensi layer lain yang memiliki koordinat yang sama dengan TIN. Drape mengenakan titik dan garis.
4. Turunan DEM
Kontur
Kontur (isoline) adalah garis yang 5121000 menggambarkan satu elevasi konstan pada suatu permukaan. Biasanya 5120000 kontur digunakan untuk 5119000 memvisualisasikan elevasi pada peta 2-Dimensi.
5118000 5117000
lanjutan
5116000
5115000
5114000
5113000
5112000
5111000
5110000
5109000
558000 559000 560000 561000 562000 563000 564000 565000 566000 567000
4. Turunan DEM
Kontur
lanjutan
The creation of isopleth maps: (A) point attribute values; (B) user-dened classes; (C) interpolation of class boundary between points; (D) addition and labeling of other class boundaries; and (E) use of hue to enhance perception of trends (after Kraak and Ormeling 1996: 161
4. Turunan DEM
Profil
lanjutan
Profil adalah irisan penampang 2-Dimensi dari suatu permukaan. Berdasarkan profil dapat dipergunakaan untuk analisa morfologi permukaan seperti : kecekungan permukaan, perubahan permukaan, kecembungan permukaan, dan ketinggian maksimum permukaan lokal.
4. Turunan DEM
Profil
lanjutan
4. Turunan DEM
Efek bayangan (hillshading) Efek bayangan suatu permukaan berdasarkan harga reflektansi dari features permukaan sekitarnya, sehingga merupakan suatu metode yang sangat berguna untuk mempertajam visualisasi suatu permukaan. Efek bayangan dihasilkan dari intensitas yang berkaitan dengan sumber cahaya yang diberikan. Sumber pencahayaan yang dianggap pada jarak tak berhingga daripada permukaan, dapat diposisikan pada azimuth dan altitude (ketinggian) yang telah ditentukan relatif terhadap permukaan.
lanjutan
Kemiringan lereng (slope) Kemiringan lereng adalah suatu permukaan yang mengacu pada perubahan harga-harga z yang melewati suatu daerah permukaan. Dua metode yang paling umum untuk menyatakan kemiringan lereng adalah dengan pengukuran sudut dalam derajat atau dengan persentase. Contohnya, kenaikan 2 meter pada jarak 100 meter dapat dinyatakan sebagai kemiringan 1,15 derajat atau 2 persen.
Aspek (aspect)
Aspek permukaan adalah arah dari perubahan z yang maksimum ke arah bawah. Aspek dinyatakan dalam derajat positif dari 0 hingga 360, diukur searah jarum jam dari Utara.
4. Turunan DEM
lanjutan
Analisa volumetrik volume menghitung luas dan ruang volumetrik antara permukaan dan harga datum yang ditetapkan. Volume parsial dapat dihitung dengan mengatur datum untuk sembarang harga yang lebih besar dari harga z minimum.
4. Turunan DEM
lanjutan
Analisa visibilitas Visibility mengidentifikasi pencahayaan (exposure) visual dan melakukan analisa pandangan menyeluruh pada suatu permukaan. Titik-titik pengamatan didefinisikan oleh feature titik dan garis dari satu coverage dan bisa menunjukkan lokasi menara pengamatan di tempat-tempat yang menguntungkan. Visibility mempunyai banyak pilihan atas kontrol parameterparameter yang diamati : spot, offseta, offsetb, azimuth1, azimuth2, vert1, vert2, radius1, dan radius2.
Visibility
lanjutan
5. Kualitas DEM
Fill Sinks
Fungsi fill sink menghilangkan depression atau sink yaitu kondisi dimana terdapat perbedaan elevasi yang mencolok dengan cakupan yang sangat kecil.
(a) Sink
5. Kualitas DEM
1. Ketepatan pengukuran (M2) a. Skala dan kualitas data b. Kualitas peralatan c. Kualitas pembacaan operator 2. Pengaruh dari sampel (S2) a. Kerapatan sampel b. Pola sampel
5. Kualitas DEM
1. Ketelitian (accuracy)
lanjutan
5. Kualitas DEM
4. Kelengkapan (completeness)
tipe kenampakaan yang disajikan : igir, pola drainage, puncak, lubang, permukaan air, dsb.
lanjutan
5. Validitas (validity)
tanggal sumber data, verifikasi data seperti : cek lapangan, perubahan bentuk di lapangn
5. Kualitas DEM
lanjutan
6. Aplikasi DEM
I. ANALISIS MEDAN
Analisis medan meyangkut data ketinggian (topografi) 1.1. Geomorfologi Geomorfologi secara quantitatif mengukur permukaan medan dan bentuk lahan : - Kemiringan lereng - Aspek - Kecembungan dan kecekungan lereng - Panjang lereng Hal tersebut penting untuk kerekayasaan yang menayangkut data tinggi : - Penggalian : volume - Manajemen lahan : site selection - Proses geomorfologi : erosi, landslide, aliran salju (modelling dan monitoring)
1.2. Hidrologi - Aliran runoff - Estimasi volume reservoar - Pemodelan banjir dan sedimentasi - Batas DAS - Pola aliran : 90% DAS di New York ditentukan dengan DEM
6. Aplikasi DEM
lanjutan
1.3. Klasifikasi penggunaan lahan DEM membantu klasifikasi penutup lahan dengan mengkaitkan data kemiringan dan aspek yang dilakukan pada data LANDSAT MSS. Akurasi pengenalan meningkat dari 46% menjadi 75% dengan kombinasi citra LNDSAT MSS dan DEM. Penentuan penutup lahan (jenis tanaman) berdasarkan ketinggian 1.4. Pemetaan kontur - Pembuatan kontur dengan variasi CI
6. Aplikasi DEM
1.7. Militer - Sistem senjata pertahanan - Pendaratan pasukan
lanjutan
6. Aplikasi DEM
lanjutan
II. KOREKSI DATA DEM untuk koreksi citra satelit dan FU karena pengaruh topografi. DEM untuk orthophoto FU, DEM untuk koreksi citra Radar karena pengaruh layover pada medan perbukitan DEM baik untuk koreksi aeromagnetik, grafitasi, pengaruh ketinggian pada survey spektrometer III. VISUALISIASI Visualisasi yang baik untuk menggambaran medan dengan pandangan perspektif dan blok diagram. Teknik dapat dengan mengkombinasikan data lain (integrasi dan registrasi SIG) Contoh : visualisasi peta PL dengan peta shadow, colordrape peta-peta tematik
SEKIAN