Anda di halaman 1dari 25

KARANG

Istilah terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang. Terumbu Karang Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir.Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air. Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Dalam peristilahan terumbu karang, karang yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu karang, koral adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem tersebut. Jadi Terumbu karang (coral reefs) merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai jenis hewan karang keras. (Guilcher, 1988).

Karang Coral Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.

Gambar 1 : Ekosistem terumbu karang (Coral Reef) (atas), karang terumbu (Coral

Reef) dan matriks terumbu (tengah), serta insert hewan karang (bawah)

Tipe-tipe terumbu karang Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan. 1. Terumbu karang tepi (fringing reefs) Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali). 2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs) Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputusputus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin (atolls) Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu

karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

Gambar 2 : Tipe-tipe terumbu karang (Coral Reef), yaitu terumbu karang (Coral Reef) tepi (kiri), terumbu karang (Coral Reef) penghalang (tengah), dan terumbu karang (Coral Reef) cincin (kanan).

Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu: 4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs) Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).

Distribusi Terumbu Karang (Coral Reef Distribution) Ekosistem terumbu karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000 km2, dengan batas sebaran di sekitar perairan dangkal laut tropis, antara 30 LU dan 30 LS. Terumbu karang dapat ditemukan di 109 negara di seluruh dunia, namun diduga sebagian besar dari ekosistem ini telah mengalami kerusakan atau dirusak oleh kegiatan manusia setidaknya terjadi di 93 negara. Gambar 1 memperlihatkan peta lokasi sebaran ekosistem terumbu karang di seluruh dunia.

Gambar 3 : Distribusi Terumbu Karang (coral reef) Dunia

Berdasarkan distribusi geografinya maka 60% dari terumbu dunia ditemukan di Samudera Hindia dan Laut Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan sisanya 15% terdapat di Karibia. Pembagian wilayah terumbu karang dunia yang lain dan lebih umum digunakan adalah:

a. Indo-Pasifik Region Indo-Pasifik terbentang mulai dari Asia Tenggara sampai ke Polinesia dan Australia, ke bagian barat sampai ke Samudera sampai Afrika Timur. Region ini merupakan bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska. b. Atlantik bagian barat Region Atlantik Barat terbentang dari Florida sampai Brazil, termasuk daerah Bermuda, Bahamas, Karibia, Belize dan Teluk Meksiko. c. Laut Merah Region Laut Merah, terletak di antara Afrika dengan Saudi Arabia. Terumbu karang (Coral Reef) adalah ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Terbatasnya penyebaran terumbu karang di perairan tropis dan secara melintang terbentang dari wilayah selatan Jepang sampai utara Australia dikontrol oleh faktor suhu dan sirkulasi permukaan (surface circulation). Penyebaran terumbu karang secara membujur sangat dipengaruhi oleh konektivitas antar daratan yang menjadi stepping stones melintasi samudera. Kombinasi antara faktor lingkungan fisik (suhu dan sirkulasi permukaan) dengan banyaknya jumlah stepping stones yang terdapat di wilayah Indo-Pasifik diperkirakan menjadi faktor yang sangat mendukung luasnya pemencaran terumbu karang dan tingginya keanekaragaman hayati biota terumbu karang di wilayah tersebut (gambar 4).

Gambar 4 : Kekayaan jenis karang, ikan, dan moluska di tiap wilayah utama terumbu karang (coral reef) Dunia

Zonasi terumbu karang (Coral Reef Zonation) Zonasi terumbu karang (Coral Reef Zonation) berdasarkan hubungannya dengan paparan angin terbagi menjadi dua (gambar 5), yaitu:

Windward reef (terumbu yang menghadap angin) Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)

Gambar 5 : Zonasi umum terumbu karang (coral reef) terhadap paparan angin

Windward Reef Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur. Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat dangkal Leeward Reef Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba

biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.

Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya Ada dua jenis terumbu karang yaitu : 1. Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. 2. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll. Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu : 1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2.

Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputusputus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah). 3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. 4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.

Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia dan Klasifikasinya 1. Acropora cervicornis Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora cervicornis Acropora cervicornis Kedalaman meter. Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk arborescens, tersusun Warna Kemiripan Distribusi Habitat yang jernih. : : : : : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

pipa. Aksial koralit dapat dibedakan. Coklat muda. A. prolifera, A. formosa. Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman.. Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun

2. Acropora acuminata Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora acuminata

Acropora acuminata Kedalaman Ciri-ciri ukuran. Warna Kemiripan Distribusi Philipina. Habitat keruh. 3. Acropora micropthalma Kingdom : Animalia : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun : Biru muda atau coklat. : A. hoeksemai, A abrotanoides. : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2

Phylum Class Ordo Family Genus Spesies

: Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora micropthalma Acropora micropthalma

Kedalaman Ciri-ciri Warna Kemiripan Distribusi Habitat

: Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem. : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita. : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea. : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.

spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.

4. Acropora millepora Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora

Spesies

: Acropora millepora

Acropora millepora Kedalaman Ciri-ciri Warna Kemiripan Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru. : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia. : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.

aspera dan A. pulchra.

5. Acropora palmate Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora palmate

Acropora palmatae Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-20 meter.

Ciri-ciri : Koloni berbentuk cabang besar menyerupai tanduk rusa. Warna Distribusi Habitat : Umumnya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan. : Tersebar di Perairan Indonesia, Karibia, dan Bahama. : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.

6. Acropora hyacinthus Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora hyacinthus Acropora hyacinthus Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 15-35 meter. : Koloni berbentuk datar tipis dan struktur halus di permukaan. : Coklat, hijau, merah muda. : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik. : Umumnya di lereng karang.

7. Acropora echinata Kingdom Phylum : Animalia : Cnidaria

Class Ordo Family Genus Spesies

: Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora echinata

Acropora echinata Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berbentik tabung bercabang yang menyerupai tentakel. : Coklat, kuning, putih. : Indo-Pasifik barat. : Perairan dangkal yang hangat.

8. Acropora humilis Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora humilis

Acropora humilis Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berbentuk jari-jari pipih bercabang. : Ungu, merah muda. : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik. : Perairan dangkal, ada juga di lereng karang.

9. Acropora cytherea Kingdom Phylum Class Ordo : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia

Family Genus Spesies

: Acroporidae : Acropora : Acropora cytherea

Acropora cytherea Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berbentuk meja datar dengan struktur yang padat halus. : Krem, coklat, biru. : Indo-Pasifik barat. : Perairan tenang, atas dan bawah lereng karang.

10. Siderastrea sidereal Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Siderastreidae : Siderastrea : Siderastrea sidereal

Siderastrea sidereal Kedalaman Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 7-14 meter. : Coklat keemasan, abu-abu. : Perairan Indonesia, Karibia. : Perairan dangkal yang jernih.

Ciri-ciri : Koloni berbentuk batu bulat besar.

Faktor- Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang

Suhu

Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 C.

Salinitas

Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 tetapi di bawah 35 Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.

Cahaya dan Kedalaman

Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.

Kecerahan

Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.

Gelombang

Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.

Arus

Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.

Sedimen

Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.

Anda mungkin juga menyukai