SURIATNO
P4600214008
LATAR BELAKANG
hewan tak bertulang belakang yang mampu mensekresi
kalsium karbonat (CaCO3 atau limestone)
Karang
Terumbu
Terumbu
Karang
ada tendensi bahwa semakin banyak cahaya, maka rasio luas permukaan dengan volume
karang akan semakin turun. Kenaikan level cahaya akan merubah kelompok karang dari
yang berbentuk globose ke bentuk piring (plate).
Cahaya
tekanan hidrodinamis, seperti gelombang atau arus, akan memberikan pengaruh terhadap
bentuk pertumbuhan karang. Ada kecenderungan bahwa semakin besar tekanan
hidrodinamis, bentuk karang akan lebih mengarah ke bentuk encrusting.
Hidrodinamis;
Sedimen
Sub-areal
exposure
sedimen diketahui dapat mempengaruhi kehidupan karang, dan juga dapat mempengaruhi bentuk
pertumbuhan karang. Ada kecenderungan bahwa karang yang tumbuh atau teradaptasi di perairan yang
sedimennya tinggi, berbentuk foliate, branching dan ramose. Sedangkan di perairan yang jernih atau
tingkat sedimentasinya rendah lebih banyak dihuni oleh karang yang berbentuk piring (plate dan digitate
plate).
Berkaitan dengan level exposure, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi level exposure
semakin banyak jenis karang yang berbentuk globose dan encrusting. Disamping itu tanda
spesifik adanya sub-areal exposure adalah banyaknya karang yang berbentuk mikro atol.
Reef Flat
daerah paparan terumbu yang rentan terhadap surut, dimana terjadi peralihan komunitas. Di daerah ini
sudah mulai terlihat adanya beberapa koloni kecil karang, terutama karang bercabang dan submasif;
kedalaman dangkal sekitar 1 meter.
Reef Crest
daerah tubir dimana sebagian besar bentuk pertumbuhan karang dapat ditemui. Biasanya jenis karang
adalah yang dapat bertahan terhadap hempasan gelombang dari laut lepas. Selain itu, jenis-jenis biota
laut terutama ikan cukup melimpah di daerah ini. Kedalaman berkisar 2-3 Meter.
Reef Slope
daerah lereng yang landai atau curam; dengan luas permukaan substrat yang lebih lapang sehingga
memungkinkan jenis benthik banyak mendominasi selain karang. Kedalaman sekitar 3-10 meter.
SUKSESI
Menurut Nybakken (1988) interaksi yang terjadi di dalam ekosistem terumbu
karang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu
1.
2.
3.
Grazing. pengaruh grazing oleh bulu babi seperti Diadema sp, pada
kepadatan yang tinggi akan mematikan semua organisme (algae) termasuk
karang. Namun dalam kepadatan yang sedang, Diadema sp mampu
membantu membersihkan daerah (substrat) dari algae sehingga dapat
ditempati oleh planula karang