c
(DKP)melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau -Pulau Kecil (KP3K).
Proyekini terdiri dari dua komponen, yakni yang dibiayai oleh Bank Pembangunan
Asia (ADB) untuk wilayah Indonesia Bagian Barat dan Bank Dunia (WB) dan GEF
untuk wilayah Indonesia Bagian Timur. Coremap II ini diharapkan sebagai fase
µpercepatan¶ yang didasarkan dan dikembangkan dari pengalaman pada fase inisiasi
Coremap I pada tahun 1998 ± 2004. Tujuan dari fase II ini adalah untuk
terkait.
ditingkatkan. Hal ini berarti akan terjadi perubahan perilaku masyarakat pesisir dari
grup keluaran kunci, masing-masing disertai dengan bebe rapa indikator. Ketiga
terumbu karang termasuk pengayaan kembali ikan karang dan invertebrate di lokasi
kunci untuk mengukur keberhasilan aktifitas Coremap II dalam mencapai ketiga grup
program kabupaten
peningkatan CPUE yakni upaya per unit usaha penangakapan ikan dari ikan
standar pendapatan dan kehidupan pada masyarakat pesisir target lebih besar
dari masyarakat yang tidak ikut program dan sebelum adanya program
Komponen proyek yang dibiayai WB ± GEF terdiri dari tiga komponen utama: (i)
Penguatan Kelembagaan dengan tujuan untuk meningkatkan sikap tanggap
dan lembaga pesisir di seluruh kabupaten program agar secara bersama -sama
Timur: (1) Pangkep dan (2) Selayar di Propinsi Sulaesi Selatan; (3) Buton dan (4)
Timur; (6) Raja Ampat di Propinsi Papua Barat; dan (Biak) di Propinsi Biak. Proyek
ini juga memberi dukungan untuk Dukungan Taman Laut di: (1) TNL Wakatobi di
Ampat di Kabupaten Raja Ampat; (4) KSDA Padaido Biak di Kabupaten Biak; (5)
Sikka. Kegiatan fase II di Indonesia timur ini juga didukung LIPI terutama dalam
Nasional (National Coral Reef Information and Training Center ± CRITC) yang
membantu daerah dalam penyediaan informasi dasar tentang kondisi karang dan
Maksud dari Pedoman Umum ini adalah menyediakan Pedoman Umum yang dapat
tujuan penyusunan Renstra dapat dicapai. Tujuan dari Pedomana Umum ini adalah:
Kabupaten
Menyediakan panduan tentang isi yang termuat dalam Renstra Terumbu Karang
Kabupaten
5
c c
! c"
##$
payung hukum acuan penyusunan Kep. 38/Men/2004 tersebut sudah diubah (UU
25/200 tentang Kewenangan Peme rintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah
Otonom), namun isi Kepmen tersebut masih dapat digunakan karena bersifat
universal, netral dan bersumber pada ilmu pengetahuan. Penyusunan Renstra juga
daerah dan UU 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau -pulau Kecil.
ekonomi nasional.
mencapai tujuan pengelo laan dan pemanfaatan terumbu karang yang optimal.
pihak terkait.
(6) Pengelolaan terumbu karang berdasarkan data ilmiah yang tersedia dan
(3) Menyusun rencana tata ruang pengelolaan wilayah pesisir dan laut untuk
(7) Menggali dan meningkatkan pendanaan untuk peng elolaan terumbu karang
dan ekosistemnya.
ekosistemnya.
lapisan masyarakat mengenai a rti penting nilai ekonomis dan ekologis dari
agar lebih relevan dengan upaya pelestarian lingkungan terumbu karang dan
ekosistemnya.
secara berkelanjutan.
lembaga dalam dan luar negeri dalam peny ediaan dana untuk mengelola
dan kolaboratif.
tahunan.
memuat antara lain tujuan, pendekatan, proses penyusunan, isi, dan masa
10
c c
! c"
&
"
)(
%"
Pendekatan partisipatif
Proses konsultatif
Dialog yang transparan dan terbuka
(2) Proses perencanaan sama pentingnya dengan isi dari rencana tersebut.
spesifik lokal terumbu karang dan ekosistemnya di daerah. Oleh karena itu,
harus tersedia
11
(5) Degradasi terumbu karang merupakan sebuah masalah multi -aspek yang
melakukannya.
kesepakatan-kesepakatan internasional.
memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi yang telah disepakati
bersama dari pihak terkait dan memberikan landasan yang konsisten untuk
selama 15 (lima belas) tahun dan dapat ditinjau setiap lima tahun
&)
12
dan informasi dasar yang diperoleh dari suatu survei lapangan yang
didasarkan dari suatu kerangka acuan. Hasil akhir adalah Peraturan Bupati
dapat dipisahkan.
publik akan terpogram dalam _ocus Group Discussion (FGD) yang sangat
berperan dalam 3 proses yakni: (1) Perumusan Isu Strategis, (2) Pembuatan
sebagai suatu model atau pedoman penyusunan rencana bagi lokasi proyek
13
dan data dilakukan. Selain itu, hal yang penting yang harus diuraikan juga
dalam bab ini adalah metode yang digunakan dalam hal pelibatan stakeholder
merumuskan isu-isu dan penyusunan draf awal dan draf akhir dari Renstra
seperti diuraikan pada butir (2) diatas. Data dasar yang diperlukan paling
14
dan Tujuan akan menjadi dasar penentuan Kebijakan, Stra tegi dan Program
&
kesempatan (
) sekaligus menghilangkan ancaman (
).
$#1
15
ataupun melalui !
dengan menggunakan "
#
(AHP).
16
c c2
'
+$)
# %"
(1) Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
(2) Metodologi
Bab ini berisi hasil berbagai analisis, peraturan dan kelembagaan, isu -isu
Bab ini berisi visi, misi, tujuan, sasaran, isu-isu, strategi, program dan
indikator keberhasilan.
Bab ini berisi rencana implementasi program Renstra yang dapat disajikan
Bab ini mejelaskan ba hwa Renstra ini harus dikaji ulang dan dievaluasi
17
Strategi
Kebijakan lainnya
(ii) Status terumbu karang di pusat pengembangan di daerah tersebut
(7) Infrastruktur
Penyajian data dan informasi dasar ini tentang potensi sumber daya terumbu karang
dan ekosistemnya tidak berhenti pada deskripsi atau sajian data dan informasi
dalam
bentuk tabulasi, diagram, grafik, tetapi harus dilengkapi dengan uraian yang
menjelaskan: (i) seberapa besar nilai (value)nya, (ii) seberapa penting dan (iii)
'&2##
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan
18
(3) Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang
(4) Memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran harus
organisasi.
Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan contoh ±contoh visi yang dikutip dari dokumen
RENSTRA:
â
pada
(memanfaatkan
''##
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh suatu lembaga,
sebagai penjabaran visi yang telah d itetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan
seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan
Misi
suatu lembaga harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga
terkait dengan kewenangan yang dimiliki lembaga dari peraturan perundangan atau
berkepentingan (
), dan memberikan peluang untuk
strategis.
19
(3) Memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh
instansi pemerintah.
Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan contoh ±contoh misi yang dikutip dari
dokumen RENSTRA:
=
terintegrasi
Kabupaten
««««««..¶
terumbu
karang Nasional. =emberi dan meningkatkan wawasan masyarakat akan
perekonomian
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1
(satu)
pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu -isu dan analisis strategis. Tujuan
tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat
'3
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah
dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari
tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. Yang dimaksud dengan
20
'4#
penting untuk dikumpulkan. Dari kumpulan isu -isu ini akan ditelaah lebih lanjut
sehingga diperoleh kesepakatan untuk menetapkan isu -isu pokok yang disepakati
stake-holder yang seterusnya akan ditentukan strategi dan langkah -langkah untuk
mengatasinya.
Berikut ini akan disajikan contoh -contoh isu-isu yang dikutip dari dokumen
-
Pencemaran laut
Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam
kebijakan-kebijakan dan program-program. Seperti diuraikan sebelumnya, setiap
isuisu
pokok yang telah disepakati stake holder, akan diatasi dengan berbagai strategi.
21
mendapatkan
hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dala m
setiapstrategi dari salah satu isu pokok akan dijabarkan berbagai program atau
pokoknya.
terpenuhi dan sasarannya tercapai. Pada masing ±masing program, akan disertakan
'
7)$
#
terumbu karang yang merupakan penggalian yang mendalam dari setiap kebijakan,
wewenang dan tanggung jawab yang telah dan dapat diemban oleh masing -masing
lembaga yang dipercayakan. Rencana implemetasi ini akan disajikan dalam matriks
suatu matriks yang berisi isu pokok, berbagai strategi untuk mengatasi isu pokok,
berbagai program untuk setiap strategi, Indikatro, setiap program, prioritas setiap
pelaksanaan
program. Contoh matriks rencana implementasi untuk dapat digunakan sebagai
'
(1) Sebuah kerangka kerja logis bagi tiap program aksi perlu dibuat untuk
menghasilkan suatu pemantauan dan kegiatan evaluasi yang baik. Tujuan dan
sasaran dari program-program ini harus didefinisikan secara hati -hati dan jelas,
(2) Indikator-indikator yang dapat diukur untuk keluaran harus disediakan dan
(3) Input yang dibutuhkan untuk program -program tersebut harus disepakati oleh
ketidakefisienan.
22
(4) Kerangka kerja logis yang disediakan bagi tiap Program Aksi akan membantu
dalam proses pemantauan dan evaluasi. Contoh dari sebuah kerangka kerja logis
23
%
. Contoh kerangka kerja logis unt uk program aksi: µPenyediaan Mata
Diukur
Mengurangi
tekanan
penangkapan
ikan terhadap
terumbu karang
Hasil tangkapan
Upaya
Laporan Statistik
MCS yang
efektif
8
20% penurunan
jumlah nelayan
terumbu karang
Jumlah nelayan
yang terlibat
Jumlah ijin
Survei lapangan
Tidak ada
penangkapan
ikan ilegal
"
Mata pencaharian
yang terpilih
Nelayan yang
X unit penangkapan
ikan pelagis
X usaha ijin
penangkapan ikan
Survei
lapangan
Laporan
Dokumen
pembelian
Dokumen
penyerahan
Dokumen
ijin
9
"#
Konsultan
X juta rupiah
Indentifikasi mata
pencaharian
alternatif
Studi kelayakan
Seleksi nelayan
Pelatihan
Pembelian unit
penangkapan
TOR
Usulan
Teknis
Dokumen
kontrak
Pencarian
dana
24
c c2
(1) Pedoman ini merupakan panduan umum dalam proses penyusunan Rencana
ada bagian dari proses yang tidak perlu dilakukan di daerah tertentu,
(2) Situasi dan kondisi birokrasi serta politik juga sangat mempengaruhi proses
proses, sehingga panduan ini perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik lokal.
(3) Kondisi sosial ekonomi, persepsi masyarakat dan tingkat kemampuan SDM
25
: "
Castillo M.R. and Monintja D.R. 2005. National Policy on Coral Reef Management
dan
Monintja D.R., Castillo M.R. 2005. Policy and Strategy Planning Process For Coral
26
$#
Diagram Tatacara Penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan
Mulai
DATA/INFORMASI DASAR
Kondisi Sosial-Ekonomi
Masyarakat
Persepsi Masyarakat
PERUMUSAN
ISU STRATEGIS
VISI, MISI
Pengelolaan Terumbu
Karang Nasional
RANCANGAN AWAL
Rencana Strategi
Pengelolaan Terumbu
Karang Daerah
Visi, Misi
Strategi
Program
RANCANGAN AKHIR
Rencana Strategi
Pengelolaan Terumbu
Karang Daerah
Visi, Misi
Strategi
Program
Pedoman Pelaksanaan
RENSTRA
Pengelolaan Terumbu
Karang Daerah
PER
BUPATI
Selesai
VISI, MISI
Pengelolaan
Terumbu Karang
Kabupaten
:)
$
#)#
27
"$-
# #
1. Bappeda
4. Anggota DPRD
5. Dinas KimPrasWil
7. Bapedalda
8. Camat
9. Kepala Desa
11. LSM
18. HNSI
28
pencemaran industri.
terhadap sumberdaya terumbu karang terkait dengan faktor -faktor ekonomi seperti
keterbatasan
akses terhadap pendidikan dan informasi tentang dampak ekologi dari kegiatan
terhadap
isu-isu terumbu karang? Kesenjangan prioritas dari pemda terkait dalam degradasi
Struktur organisasi terkini (organigram) dan fungsi -fungsi dari unit pemerintah
daerah; tenaga kerja; mekanisme anggaran; identifikasi proyek dan proses
persetujuan.
Organisasi nelayan yang ada, LSM, dan organisasi -organisasi yang terlibat dalam
pemerintah daerah.
4. Program Aksi
Seperangkat tindakan atau aksi untuk menangani masalah dan kesenjangan yang
dapat menjadi ujung tombak untuk setiap aksi (lembaga penanggung jawab) dan bila
29
ada yang lain, yang seyogyanya memiliki peran dalam implementasi; apa yang
menjadi sasaran spesifik dari alur waktu untuk setiap aksi; perkiraan jumlah biaya
yang diperlukan bila ada, serta sumber dana potensial; indikator -indikator sederhana
apa yang dapat dig unakan untuk mengukur keberhasilan dari setiap kelompok
aktivitas.
butirbutir
(tumpang tindih), serta menegaskan lokus akuntabilitas dari
implementasi Rencana.
Tindakan yang diusulkan untuk menangani perencanaan partisipatori dan isu -isu
pemantauan.
Rekomendasi-rekomendasi kebijakan.
30
$#' - #-##(( #$
3. Sumberdaya alam, penduduk dan sebaran umur, gender dan sumber pendapatan
industri-industri utama.
pendapatan, anggaran
Kelompok industri/asosiasi?
lain-lain?)
5. Usulan usaha-mikro.
kabupaten/kota.
9. Kalau ada, kebijakan pengelolaan terumbu karang nasional yang disusun dibawah
COREMAP I.
31
)
#
%
;0%
"
< =
A. Masalah
terkait
dengan isu
sosialekonomi
B. Masalah
terkait
dengan
teknik dan
manajemen
Terumbu
Karang
berwawasan
lingkungan
C. Masalah
terkait
dengan
kelembagaan
/isu
pengorganisa
sian
D. Perencanaan
Partisipatori
dan isu-isu
pemantauan
E. Isu-isu
lainnya
l Diisi dengan Tahun ke«
32
%"
#
8
O
O
!
"
O
$$$$
8#%"
%&
!
%