Anda di halaman 1dari 5

Ekosistem Terumbu Karang

Salah satu jenis ekosistem yang terdapat di dalam lautan adalah ekosistem terumbu


karang. Ia merupakan masyarakat organisme yang habitatnya di dalam dasar perairan dengan
bentuk batuan kapur atau CaCO3 dengan tekstur kasar dan kuat menahan gaya dari gelombang
laut. Organisme yang bisa dijumpai di dalam ekosistem terumbu karang ini adalah binatang
karang dengan kerangka kapur serta alga yang juga secara umum mengandung kapur. Sebagai
sebuah ekosistem, terumbu karang serupa rumah . Ia merupakan tempat hidup berbagai
macam organisme laut. Ekosistem yang satu ini sangat unik sebab dibentuk dari ribuan
binatang dengan ukuran kecil yang dikenal dengan nama polip. Polip karang ini kemudian yang
berkembang dan membentuk koloni. Polip didaulat sebagai binatang utama yang
membentukekosistem terumbu karang. 

Ekosistem terumbu karang menjadi


tumpuan masyarakat, utamanya yang
bermukim di wilayah pesisir. Ekosistem ini
merupakan bagian kecil dari ekosistem laut.
Terumbu karang merupakan sumber kehidupan
ribuan biota laut. Sedikitnya terdapat lebih dari
300 jenis karang yang tergabung dalam
ekosistem ini. Dan karang tersebut dihuni oleh
lebih dari 200 jenis ikan dan juga puluhan jenis
molusca, spone, lamun, crustacean dan masih
banyak lagi lainnya. Secara sederhana,
ekosistem terumbu karang ini bisa disebut “hutan tropis” di dalam lautan. 

I. Jenis-Jenis Terumbu Karang 

Sedikitnya ada dua jenis karang, yakni: 

1. Terumbu karang yang keras, antara lain elkhorn coral dan juga brai coral. Ia
merupakan jenis karang batu kapur dengan tekstur yang sangat keras dan kemudian
membentuk batuan karang. Meski tampilannya kokoh, namun jenis karang yang satu
ini sangat mudah rapuh sebab rentan terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya.
2. Terumbu karang lunak, misalnya sea fingers dan juga sea whips. Terumbu karang
yang satu ini tidak membentuk karang. Ada beberapa tipe terumbu karang lunak ini,
misalnya saja fringing reef yang tumbuh di sepanjang pantau di wilayah continental
shelf.

Jika didasarkan pada bentuknya, maka sedikitnya ada 4 bentuk terumbu karang antara lain: 

1. Terumbu karang tepi atau fringing reefs. Ia berkembang secara umum pada pesisir
pantai di pulau-pulau besar. Terumbu karang yang satu ini memiliki bentuk melingkar
dengan penanda bentukan ban atau berupa bagian endapan karang yang telah mati dan
mengelilingi pulau.

2. Terumbu karang penghalang atau barrier reefs. Jenis terumbu karang yang satu ini
berada pada wilayah laut yang jauh dari tepi. Ia kadang brbentuk lagoon atau kolom air
dan juga berbentuk celah perairan dengan lebar puluhan kilometer.

3. Terumbu karang cincin atau atolls. Jenis yang satu ini serupa dengan cincin dan
mengelilingi batas dari beberapa pulau vulkanik yang tenggelam dan menyebabkan tak
adanya batasan yang jelas dengan daratan.

4. Terumbu karang datar atau patch reefs. Jenis yang satu ini terletak di bawah hingga ke
bagian permukaan lautan. Dalam kurun waktu tertentu, jenis karang yang satu ini akan
membatu dan membentuk pulau yang datar.

II. Faktor- Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang

 Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada
suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu
karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C,
dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.
 Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 ‰
tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang
mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan
salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat
berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.
 Cahaya dan Kedalaman
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh
zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik
dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang
di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang
menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di
permukaan.

 Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi
cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.

 Gelombang
Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak
struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu
karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat
memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya
pengendapan pada koloni atau polip karang.

 Arus
Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan
bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat
negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi
permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.

 Sedimen
Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas
yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.

III. Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang

Indonesia memang kaya akan keanekaragaman hayati nya termasuk di laut. Karena Indonesia
termasuk negara kepulauan. Saat ini salah satu ekosistem yang memiliki peranan penting yaitu
terumbu karang, kini mulai rusak. Hal ini disebabkan oleh :

a. Pengendapan kapur

Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat mengakibatkan
pengikisan tanah (erosi)  yang akan terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak
dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh sedimen.
b. Aliran air tawar

Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut dapat berasal
dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir ke
wilayah terumbu karang.

c. Berbagai jenis limbah dan sampah

Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian,
perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan.

d. Pemanasan suhu bumi

Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar
CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya
suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan  perginya
zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu
karang terhambat dan akan mati.

e. Uji coba senjata militer

Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor nuklir
menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahun
yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis (mutasi) biota laut.

f. Cara tangkap yang merusak

Cara tangkap yang merusak antara lain penggunaan muro-ami, racun dan bahan peledak.

d. Penambangan dan pengambilan karang

Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan.


Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan
mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air.

e. Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu

Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu karang. Jangkar
yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan rantainya yang sangat merusak
koloni karang.

f. Serangan bintang laut berduri

Bintang laut berduri adalah sejenis bintang laut besar pemangsa karang yang permukaanya
dipenuhi duri. Ia memakan karang dengan cara manjulurkan bagian perutnya ke arah koloni
karang, untuk kemudian mencerna dan membungkus  polip-polip karang dipermukaan koloni
tersebut.
IV. Beragam Manfaat Ekosistem Terumbu Karang

Mengapa ekosistem terumbu karang sangat penting? Ada beberapa alasan, antara lain: 
1. Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi ekosistem terumbu karang sangat penting
sebab mempunyai nilai estetika juga keanekaragaman biota yang sangat tinggi. Dengan
demikian, potensi ekosistem terumbu karang sebagai salah satu sumber makanan bagi manusia
sangatlah tinggi. Tak hanya itu, ia juga bisa dijadikan obat untuk menanggulangi beberapa
penyakit tertentu.
2. Dari kacamata ekologis, ekosistem terumbu karang juga sangat penting sebab ia mampu
menjaga keseimbangan lingkungan serta menyumbangkan keseimbangan fisik yakni dengan
menekan arus kuat gelombang sehingga ia bisa mereduksi potensi abrasi.
3. Secara sosial ekonomi, ekosistem terumbu karang merupakan sumber perikanan yang
sangat produktif dengan demikian ia mampu meningkatkan pemasukan para nelayan dalam
skala kecil, untuk penduduk di wilayah pesisir dan menjamin kesejahteraan Negara dalam skala
yang lebih luas.
Mencermati pentingnya ekosistem terumbu karang ini, penting bagi kita untuk
menghindarkan penyabab rusaknya terumbu karang, antara lain dengan tidak menggunakan
bom saat hendak menangkap ikan, tidak membuang limbah juga sampah ke laut, tidak
melakukan uji coba senjata militer di wilayah laut, menekan berbagai tindakan yang bisa
memicu pemanasan global sebab terumbu karang juga rentan terkena dampaknya dan masih
banyak lagi langkah taktis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai