Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI DASAR
ACARA IV
PEMETAAN GEOMORFOLOGI BENTUK LAHAN VULKANIK DAN
FLUVIAL

Dosen Pengampu :
Annisa Trisnia Sasmi, M.T.
Danardono, M.Sc.

Asisten :
Chandra Fernanda Trias Erlangga Nindi Ayu Wulandani
Putra
Dinia Izza Rianti Rifqi Riehand Ulinnuha
Hasna Afif Labiba Sri Wahyuni

Disusun oleh :
Sadam Fadhil Muhammad
E100220170
Kelompok 6, Jam 5 - 6

LABORATORIUM KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
ACARA IV
PEMETAAN GEOMORFOLOGI BENTUK LAHAN VULKANIK DAN
FLUVIAL
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenali dan menganalisis berbagai macam
mekanisme proses vulkanik dan fluvial.
2. Mahasiswa mampu membuktikan keberadaan bentukan-bentukan
asal proses vulkanik dan fluvial yang dihasilkannya melalui
pengamatan hasil proses baik melalui pengamatan kenampakan
pada peta topografi, foto udara, citra satelit, maupun pengamatan di
lapangan.
II. HASIL PRAKTIKUM
1. Citra Gunung Api dan Citra Kenampakan Sungai ( Terlampir )
2. Deliniasi Peta di Kertas Kalkir (vulkanik dan fluvial) ( Terlampir )
3. Tabel identifikasi kenampakan bentuk lahan (vulkanik
dan fluvial) ( Terlampir )
III. PEMBAHASAN
Menurut Koesoemadinata (1977), Gunungapi adalah lubang
atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahn yang
disebut magma. Suatu ketika bahan tersebut ditempatkan melalui
saluran bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya sehingga
membangun suatu kerucut yang dinamakan kerucut gunung api.
Menurut Matahalemual (1982) menyatakan bahwa proses vulkanik
gunung api (vulkan) adalah suatu bentuk timbul di muka bumi yang
merupakan suatu kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah
ataupun bukit yang diakibatkan oleh terobosan magma ke
permukaan bumi.
Lahan vulkanik terdiri dari kepundan, lereng gunung atas,
lereng gunung tengah, lereng gunung bawah, kaki gunung api,
dataran kaki gunung api, dataran fluvial gunung api, padang lava,
padang lahar, lelehan lava, aliran lahar, dataran antar gunung api,
dataran tinggi lava. Hasil praktikum mengidentifikasi kenampakan
bentuk lahan vulkanik pada peta citra gunung api teridentifikasi
bentuk lahan kepundan yang berona gelap dan merupakan daerah
bagian atas atau puncak yang berbentuk cekungan yang biasanya
berisi magma, lava, dan belerang. Kerucut gunung api yang berona
cerah merupakan gambaran lahan berpasir yang selalu terkena
penyinaran matahari dan berbentuk melingkari kepunden yang
menghasilkan lapisan karena Gunung Agung berbentuk kerucut.
Lereng gunung api atas berona cerah karena lahan berpasir dengan
batuan kerikil hasil dari mutahan lava dan tidak terdapat vegetasi
yang dapat menghasilkan bayangan, aktivitas manusia pada lereng
atas jarang ditemukan. Lereng gunung api tengah berona agak gelap
karena penggunaan lahan ini mulai terdapat vegetasi dengan transisi
lahan tandus berpasir dan lahan vegetasi. Lereng bawah gunung api
bawah berona gelap karena terdapat banyak vegetasi yang
menimbulkan bayangan, sering terjadi aktivitas manusia pada lereng
bawah karena lereng ini paling dasar dari lereng tengah dan atas.
Dataran kaki gunung api berona gelap yang dipenuhi vegetasi,
terdapat aktivitas manusia, bahkan juga terdapat pemukiaman
penduduk dan jarang dilewati aliran lahar. Dataran kaki Gunung
Agung memiliki wilayah yang cukup luas dengan vegetasi sampai
pada transisi antara vegetasi dengan permukiman terdekat gunung.
Menurut Setiawan (2014). Ada empat prinsip utama stratigrafi
yang digunakan oleh para arkeolog, yaitu antara lain 1. Hukum
Superposisi (law of superposition), menyebutkan bahwa asalkan
belum ada gangguan berikutnya, lapisan yang lebih dalam pada
stratigrafi adalah yang lebih tua daripada yang diatasnya. 2. Hukum
Asosiasi (law of association), menyatakan bahwa asalkan suatu
lapisan stratigrafi belum terganggu sehingga bahan didalamnya
masih sama dan terkait satu sama lain. Namun, karena beberapa
lapisan stratigrafi dapat merupakan periode waktu yang jauh lebih
besar daripada yang lain maka kegunaan hukum ini menjadi lebih
bervariasi. 3. Hukum Deposisi Mendatar (law of horizontal
deposition) menyatakan bahwa setiap lapisan stratigrafi akan
cenderung ke arah horizontal. Namun demikian, bentuk lapisan
stratigrafi terdiri dari bahan budaya belum tentu horisontal
melainkan akan ditentukan. 4. Hukum Kontinyuitas Keaslian (law of
original continuity) bahwa depositalami akan berakhir di tepi yang
menipis. Jadi jika tepi lapisan stratigrafi tidak menipis maka lapisan
aslinya telah hancur.
Charlton (2008) menyatakan bahwa proses fluvial disebabkan
karena proses fluvial akibat proses air yang mengalir baik yang
memusat dan atau aliran permukaan yang dipengaruhi oleh rezim
aliran, hasil sedimen dan karakteristik lembah, proses fluvial oleh
aliran sungai terjadi karena adanya aktivitas erosi, transportasi dan
sedimentasi yang saling berkaitan.
Lahan aluvial terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang
terkonsentrasi yang berupa aliran. Lahan fluvial terdiri dari dataran
aluvial, dasar sungai, danau, rawa, rawa belakang, sungai mati,
dataran banjir, tanggul dalam, ledok fluvial, bekas dasar danau,
tonjolan fluvial, gosong lengking dalam, gosong sungai, teras fluvial,
kipas aluvial aktif dan tidak aktif, delta, lgir delta, ledok delta, pantai
delta. Pada hasil praktikum yang terdapat gambar peta citra
teridentifikasi dasar sungai berada di tubuh sungai dasar sungai
terdiri atas pasir dan batu-batuan yang hanyut terbawa air, dasar
sungai mempunyai kedalaman yang sangat dalam dasar, jarang
ditemukan bagian rata banyak bagian dari dasar sungai yang
bergelombang karena materialnya terbawa hanyut oleh aliran
sungai .
Rawa berada dipinggiran sungai mati terbentuk karena adanya
banjir atau luapan sungai mati yang akhirnya air tersebut
mengendap pada cekungan dan tidak bisa mengalir. Aliran sungai
mati berada pada tubuh sungai namun berbeda jalur dengan induk
sungai atau bercabang biasa disebut anak sungai, disebut sungai mati
karena aliran sungai tersebut mempunyai aliran sendiri namun tidak
dapat mengalir atau menetap pada daerah aliran sungai tersebut
volume airnya tetap tergantung dari sungai induk jika sungai induk
kelebihan volume air atau alian sungai naik maka air pada sungai
mati juga naik, masyarakat menyebut sungai mati dengan sebutan
danau tapal kuda , karena bentuknya seperti tapal kuda. Dataran
banjir atau mirip dengan pulau yang biasanya terdapat ditengah
ataupun dipinggiran terbentuk oleh adanya banjir, dikarenkan banjir
membawa material pasir dan kemdian mengendap dan menumpuk
kemudian menjadi dataran banjir. kelebihan dari citra objek dapat
dilihat pada pandangan pertama tidak perlu tenaga untuk melihat
secara utuh penyajian citra dapat dicetak pada selembar kertas,
sedangkan kekurangan citra tersebut gambar tidak teralalu jelas
sehingga mata tidak dapat membedakan objek yang seharsnya
berbeda dan seharusnya sama citra juga membuthkan banyak biaya
dengan menggunakan alat yang canggih seperti satelit pesawat dan
drone.
IV. KESIMPULAN
1. Mekanisme proses vulkanik dan fluvial memiliki perbedaan bentuk
lahan dan penggunaannya akibat dari proses yang berbeda dan
lokasi yang berbeda.
2. Gunung Agung merupakan gunung yang memiliki kerucut gunung
api, sehingga pada kenampakannya memiliki lereng gunung atas,
lereng gunung tengah, dan lereng gunung bawah yang lengkap.
3. Kenampakan fluvial pada foto citra terdapat 4 bentuk lahan 5
bentuk lahan, dan terdapat bentukan yang unik yaitu sungai mati
yang sempat aktif dan menghasilkan sebuah rawa.
DAFTAR PUSTAKA
Alexandro, A., & Wibowo, H. T. (2016). Pemetaan Geologi dan Zonasi Sebaran
Trass Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. In
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan (pp. 35-46).
Heriyadi, N. W. A. A. T., & Wiloso, D. A. (2021). Mikropaleontologi
Foraminifera: Konsep Dasar dan Aplikasinya. UGM PRESS.
Hutomo, J. B., & Firmansyah, Y. (2020). Analisis Stratigrafi Dan Rumusan
Sejarah Geologi Daerah Cibodas Dan Sekitarnya, Kecamatan Majalengka,
Jawa Barat. Geoscience Journal, 4(3), 214-219.
Setiawan, T. (2014). Analisis Stratigrafi Kronologi Hunian Situs Loyang Ujung
Karang, Aceh Tengah. Berkala Arkeologi, 34(1), 37-54.

Anda mungkin juga menyukai