Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/281616867

Kontrol Morfotektonik Terhadap Gerakan Tanah di Daerah Malalak Sumatera


Barat

Research · September 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.4072.2408

CITATIONS READS

0 1,877

5 authors, including:

Donny Rio Wahyudi Dicky Muslim


The University of Edinburgh Universitas Padjadjaran
6 PUBLICATIONS   9 CITATIONS    96 PUBLICATIONS   136 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Emi Sukiyah Arif Rahmansyah Darana


Universitas Padjadjaran University of Miskolc
39 PUBLICATIONS   72 CITATIONS    14 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Jelekong 2016 View project

Soil conservation and Land Management View project

All content following this page was uploaded by Donny Rio Wahyudi on 09 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kontrol Morfotektonik Terhadap Gerakan Tanah di Daerah Malalak
Sumatera Barat
Wahyudi, Donny. R. 1*, Sumaryono2 , Emi Sukiyah1, Dicky Muslim1, Arif R. Darana1
1
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
2
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
*Email korespondensi: wahyudi.donny@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat aktivitas tektonik berdasarkan analisis
morfometri yang berupa; rasio perbandingan lebar dasar lembah dengan tinggi lembah (Vfw),
indeks gradien sungai (SL), asimetri sungai (AF), sinusitas muka gunung (Smf), kerapatan
sungai (dd). Mengetahui hubungan kekar dengan segmen sungai DAS Manggur Gadang, dan
mengetahui hubungan longsor yang disebabkan oleh peristiwa gempabumi dengan aktivitas
tektonik. Aspek-aspek geomorfik seperti dimensi dan bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
dianalisis menggunakan morfometri untuk mengidentifikasi keaktifan tektonik dari wilayah
penelitian. Azimuth segmen sungai dan struktur geologi berupa data kekar dan kelurusan
azimuth mahkota longsor yang terjadi di lokasi penelitian dikumpulkan sebagai sampel yang
selanjutnya dilakukan uji statistik untuk mengetahui hubungan antara variabel tersebut.
Hasil uji statistik yang dilakukan pada variabel diatas menunjukan adanya hubungan antara
segmen sungai dengan kekar dan azimuth mahkota longsor yang terjadi. Analisis morfometri
juga menunjukan adanya aktivitas tektonik dengan tingkat yang paling tinggi berada pada DAS
Manggur kecil, sedang pada DAS Manggur Gadang, dan rendah pada DAS Naras. Berdasarkan
hasil penelitian di atas diketahui bahwa wilayah penelitian memiliki tingkat aktivitas tektonik
aktif.
Kata kunci: Morfometri, aktivitas tektonik, longsor.

ABSTRACT
This study aimed to identify the level of tectonic activity based on morphometry analysis; ratio
of valley floor width to valley height ( Vfw ), stream gradient index ( SL ), asymmetry factors (
AF ), sinuosity of mountain front ( Smf ), drainage density ( Dd). Knowing the relation between
rock joint with Manggur Gadang watershed river segments, and determine the relation of
landslides caused by earthquakes with tectonic activity. Geomorphic aspects such as the
dimensions and shape of the Watershed were analyzed by using morphometry to identify the
tectonic activity level of the study area. The river segments azimuth and geological structure
such as joint and azimuth of crown landslide lineament that occurred at the study site were
collected as a sample are then performed statistical tests to determine the relation between
these variables.
The results of statistical test that performed on the variables above shows that there is a
relation between the river segment with joint and landslide crown azimuth that occurred.
Morphometric analysis also showed the presence of tectonic activity with the highest levels in
the watershed of Manggur kecil, medium on the watershed of Manggur Gadang, and low in
the watershed of Naras. Based on the results of study above it is known that the study area has
an active tectonic activity level.
Key word: Morphometry, tectonic activity, landslide.
PENDAHULUAN karena apabila tektonik pada daerah
tersebut aktif maka dapat terjadi
Latar Belakang
gempabumi yang berpusat di sana. Terlebih
Gempabumi yang diakibatkan oleh sesar gempabumi juga dapat memicu terjadinya
umumnya memiliki kedalaman pusat bencana tanah longsor yang dapat
gempa yang dangkal. Hal ini perlu membahayakan masyarakat yang tinggal di
diwaspadai karena gempa yang memiliki daerah tersebut.
kedalaman yang dangkal dapat lebih Untuk mengetahui aktivitas tektonik pada
merusak karena sumber getaran yang lebih wilayah tertentu diperlukan studi
dekat dengan permukaan. Gempabumi morfotektonik. Studi morfotektonik sendiri
yang bersumber dari pergerakan sesar aktif mempelajari tentang segala hal
selain menghancurkan dan merubuhkan menyangkut hubungan antara struktur
bangunan, juga dapat menyebabkan geologi dengan bentukan lahan (Stewart
terbentuknya retakan-retakan tanah. Jika and Hancock, 1994). Dalam studi
retakan tanah terjadi pada lereng dengan morfotektonik, analisis morfometri
kemiringan yang besar, maka daerah digunakan untuk mengidentifikasi karakter
tersebut merupakan daerah rawan gerakan bentuk suatu wilayah dan kaitannya dengan
tanah (Hidayat, 2010). tingkat aktivitas tektonik. Analisis
Salah satu contoh peristiwa gerakan tanah morfometri yang dikombinasikan dengan
yang dipicu akibat adanya gempabumi perbandingan kelurusan pola pengaliran
terjadi di Malalak pada akhir September dengan kekar dan arah mahkota longsoran
2009 yang lalu. Longsor besar terjadi dapat memperkuat interpretasi mengenai
setelah gempabumi berkekuatan 7,6 SR keadaan tektonik suatu daerah. Kekar
mengguncang daerah tersebut. Gempabumi merupakan rekahan yang terbentuk akibat
tektonik lokal juga pernah terjadi di daerah adanya proses tektonik, dalam skala besar
Malalak pada tahun 2003. Menurut rekahan ini lalu terisi oleh air dan terbentuk
Kastowo (1996), di daerah Malalak menjadi suatu pola pengaliran. Sedangkan
terdapat sesar yang melintang dari bagian arah mahkota longsor dapat mencerminkan
selatan sebelah timur Danau Maninjau zona lemah dari keberadaan sesar pada
hingga bagian barat Gunung Tandikat, daerah tersebut.
sehingga gempabumi yang pernah terjadi
Geologi Regional
dapat berkaitan dengan keberadaan sesar
tersebut. Keadaan tektonik pada daerah Provinsi Sumatera Barat terletak di busur
Malalak menjadi penting untuk dipelajari depan Pulau Sumatera diantara zona
subduksi dari lempeng tektonik Eurasia- Berdasarkan Peta Geologi Padang
Indo Australia, dengan Sesar Mentawai (Kastowo, 1996) susunan stratigrafi dari
terletak di sebelah baratnya, dan Sesar batuan yang paling tua sampai yang paling
Sumatra di sebelah timurnya. Keadaan ini muda adalah, Qamj (andesit dari kaldera
membuat wilayah studi termasuk ke dalam gunung Maninjau), Qast (Andesit dari
daerah yang dikontrol secara tektonik, yang Gunung Singgalang dan Tandikat), Qpt
ditunjukkan dengan adanya beberapa sesar (tuff batuapung dan andesit basalt), Qhpt
yang terletak di daerah ini. Litologi daerah (tuff batuapung hornblenda-hipersten), Qal
penelitian umumnya disusun oleh batuan (Alluvium, lanau pasir dan kerakil)
vulkanik Kuarter seperti lava andesit, (Gambar 1).
ignimbrit, dan tefra (umumnya batu apung).

0 5Km

Gambar 1. Peta Geologi daerah Bukit Tinggi dan sekitarnya (modifikasi dari Kastowo dkk,
1996). Garis biru ( ) menunjukan sesar sedangkan garis biru terputus ( )
menunjukan bibir kaldera.
Litologi Plagioklas sebanyak 70,588%, Feldspar
Alkali sebanyak 11,7647%, berdasarkan
Berdasarkan pengamatan di lapangan maka klasifikasi batuan beku (Streckeisen, 1974)
litologi daerah penelitian tersusun atas tiga maka batuan beku tersebut dikategorikan
kedalam batuan beku andesit.
jenis batuan yaitu:

ii. tuff
i. Batuan beku andesit

Gambar 2. Batuan beku andesit Maninjau.


Gambar 3. Kontak antara (a) tuff, (b)
Batuan beku andesit ditemukan di sekitar andesit maninjau.
Kaldera Maninjau serta Gunungapi Material ini menindih selaras diatas batuan
Tandikat dan Singgalang (Gambar 2). beku andesit (Gambar 3). Material tuff
Batuan andesit hasil Maninjau berkaitan memiliki warna putih dengan warna lapuk
dengan pembentukan Kaldera Maninjau kuning kecoklatan, tuff memiliki fragmen
sendiri sedangkan lava andesitik yang litik sebanyak 17,64%, fragmen gelas
ditemukan di sekitar gunungapi Tandikat sebanyak 23,52%, dan fragmen kristalin
dan Singgalang merupakan aliran lava dari sebanyak 58%. Berdasarkan klasifikasi
erupsi gunungapi tersebut. Batuan beku batuan piroklastik (Schmid, 1981), tuff ini
andesit ini memiliki ciri-ciri berwarna abu- termasuk kedalam kategori tuff kristalin.
abu serta warna lapuk kehitaman, memiliki Satuan tuff yang ditemukan di lapangan
tekstur ekstrusif, kristalin dan mengandung merupakan salah satu manifestasi dari
banyak mineral plagioklas, bentuk kristal letusan Kaldera Maninjau pada kala
subhedral-anhedral. Pada satuan batuan ini kuarter.
telah terbentuk struktur geologi berupa
kekar. Batuan ini memiliki presentase
mineral kuarsa sebanyak 17,647%,
iii. Tefra diperoleh dari survei lapangan kemudian
dilihat dominasi arahnya melalui diagram
rossete dan dibandingkan dengan arah
kelurusan segmen sungai. Data sekunder
diperoleh dari peta topografi dan digital
elevation model (DEM). Pembuatan peta
topografi dengan interval 5 m dan 12,5 m
serta pembuatan pola pengaliran yang
terdapat pada wilayah penelitian, diolah
dari DEM serta Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) skala 1 : 50.000 ( Lembar: 1224-III,
1224-II, 1224-I, 1223-IV, 1223-I).

Gambar 4. Kenampakan tefra di wilayah Data arah kekar yang diperoleh dari survey
Gunung Tigo.
lapangan diinput kedalam program Dips
Material piroklastik ini ditemukan
untuk dilihat dominasi arahnya melalui
menutupi hampir seluruh wilayah
diagram rossete. Kelurusan segmen sungai
penelitian, dan terdapat paling melimpah di
diperoleh dari peta pola pengaliran sungai
wilayah Malalak Berdasarkan kenampakan
yang diolah dari Peta RBI skala 1 : 50.000
di lapangan ketebalan satuan ini mencapai
kelurusan sungai sungai lalu diinput
3 m. Material ini merupakan hasil letusan
kedalam program Dips untuk melihat
gunungapi Tandikat – Singgalang.
dominasi azimuth dari kelurusan sungai
Material ini tersusun atas endapan
tersebut. Kelurusan segmen sungai yang
batuapung, kerikil, serta abu. Memiliki ciri-
diukur merupakan kelurusan segmen
ciri berwarna putih sampai kekuningan,
sungai DAS Manggur Gadang. Pada DAS
material lepas tidak terkonsolidasi,
tersebut tersingkap kekar-kerar dan
memiliki pemilahan yang buruk, bentuk
merupakan lokasi terjadinya longsor pada
butir menyudut, ukuran fragmen pasir kasar
tahun 2009 lalu. Azimuth mahkota longsor
– kerikil (Gambar 4).
diperoleh melalui pengukuran secara tidak
langsung yang dilakukan dengan program
METODOLOGI
geospasial.
Data primer diambil dengan pengukuran
Selanjutnya data azimuth kekar, mahkota
arah kekar, dan pengamatan geomorfologi
longsor dan kelurusan segmen sungai diuji
di daerah penelitian. Arah kekar yang
melalui uji beda untuk melihat hubungan
diantara kekar dengan kelurusan segmen Ar : wilayah cekungan yang
sungai dan longsor dengan kelurusan dimiliki oleh sungai
segmen sungai. Uji beda digunakan untuk At : luas total wilayah cekungan
menentukan kesetaraan dua rata-rata  Indeks gradien sungai (SL) (Keller and
populasi. Dalam penelitian ini digunakan Pinter, 2002) (Gambar 6):
fungsi uji beda polled varians untuk SL=(∆𝐻/∆𝐿) x 𝐿 (2)
menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen dengan alpha sebesar 0,05
(Snedecor and Cochran, 1989). Uji beda
dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS. Perhitungan morfometri
berupa rasio dasar lembah berbanding
tinggi lembah (Vfw), indeks gradien sungai
Gambar 6. Ilustrasi metode indeks gradien
(SL), sinusitas muka gunung (Smf), sungai (Keller and Pinter,
asimetri cekungan pengaliran (AF), dan 2002).

kerapatan sungai (Dd) dihitung pada tiga ∆𝐻 : beda elevasi dari titik yang akan
DAS (Daerah Aliran Sungai) yang terdapat dihitung
di daerah penelitian yaitu; DAS Manggur ∆𝐿 : panjang sungai hingga titik yang
Gadang, Manggur Kecil, dan Naras. akan dihitung
Berikut merupakan cara perhitungan L : total panjang sungai dari titik hitung
morfometri yang dilakukan dalam hingga hulu sungai
penelitian ini:  Sinusitas muka gunung (Smf) (Bull and

 Asimetri cekungan pengaliran (AF) McFadden, 1977) (Gambar 7):

(Keller and Pinter, 2002) (Gambar 5): Smf=Lmf/Ls (3)

AF = 100 (Ar / At ) (1)

Gambar 5. Ilustrasi metode asimetri


cekungan pengaliran (Keller
and Pinter, 2002).
Gambar 7. Ilustrasi metode Smf (Bull and
Dimana AF : faktor asimetri McFadden, 1977).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Smf : sinusitas muka gunung
Menurut Van Der Pluijm (2004), kelurusan
Lmf : panjang permukaan muka gunung
dapat merepresentasikan rekahan atau
Ls : panjang lurus muka gunung
kekar pada suatu daerah. Data kekar yang
terdapat pada DAS Manggur Gadang
 Rasio dasar lembah berbanding tinggi
diukur, untuk kemudian dibandingkan
lembah (Bull and McFadden, 1977)
dengan kelurusan segmen sungai DAS
(Gambar 8):
Manggur Gadang menggunakan uji beda.
Pada penelitian ini diambil empat data
Vf = 2Vw/[(Eld − Esc)+ (Erd − Esc)].....(4)
kekar yang terdapat pada DAS Manggur
Gadang. Kekar pada lokasi a, b, c, yang
terdapat di sepanjang jalan Sicincin di
daerah Batu Campago dan kekar lokasi d
yang terdapat di sekitar Gunung Manlacar
(Gambar 9 dan 12) menunjukan arah relatif
baratdaya-timurlaut sedangkan arah
kelurusan segmen sungai DAS Manggur
Gambar 8. Ilustrasi metode Rasio dasar Gadang memiliki arah relatif kelurusan
lembah berbanding tinggi
lembah (Bull and McFadden, barat-timur (Gambar 10). Berdasarkan
1977). hasil uji beda, kekar pada lokasi a, b, dan c
Vf : Index berbeda nyata dengan kelurusan segmen
Vw : lebar lembah dasar sungai sungai DAS Manggur Gadang. Populasi
Erd/Eld : ketinggian bagian kanan/kiri azimuth kekar pada lokasi a, b, dan c tidak
lembah diukur dari dasar sungai mewakili populasi azimuth kelurusan
Esc : elevasi dasar lembah segmen sungai pada DAS Manggur
 Kerapatan sungai Gadang. Sedangkan hasil uji beda kekar
Dd = L/A (5) pada lokasi d, tidak berbeda nyata dengan
kelurusan sungai DAS Manggur Gadang.
Dd : Kerapatan sungai
Populasi azimuth kekar pada lokasi d
L : Panjang total pengaliran sungai
mewakili populasi azimuth kelurusan
A : Luas total daerah aliran sungai
segmen sungai pada DAS Manggur
Gadang.
Perbedaan yang terdapat pada uji beda (Gambar 13) Sedangkan hasil uji beda
antara kekar dan kelurusan segmen sungai antara azimuth mahkota longsor dan
menunjukkan bahwa adanya faktor lain kelurusan segmen sungai DAS Manggur
yang mengontrol segmen sungai selain Gadang menunjukkan tidak ada perbedaan
struktur pada lokasi a, b, dan c diantaranya pada dua variabel tersebut dengan arah
litologi dan topografi yang berbeda dengan kelurusan relatif utara-selatan (Gambar 11).
lokasi d. Maka kelurusan sungai pada Arah dari mahkota longsor ditengarai
wilayah penelitian dapat merepresentasikan terbentuk mengikuti arah pola struktur sesar
rekahan atau kekar pada suatu daerah yang membentuk segmen sungai DAS
apabila memiliki karakteristik topografi Manggur Gadang. Hal ini dapat
dan litologi yang sama dengan lokasi 4 menunjukkan keterkaitan antara kelurusan
yaitu terdapat pada batuan beku dan segmen sungai dengan kelurusan mahkota
morfologi yang landai. longsor, bila segmen sungai DAS Manggur
Gadang merepresentasikan rekahan oleh
Sebaran azimuth mahkota longsor dengan
adanya aktivitas tektonik, maka longsor
kelurusan segmen sungai DAS Manggur
yang terjadi mengikuti arah rekahan
Gadang memiliki distribusi yang normal
tersebut.

c
a b

Gambar 9. Lokasi pengukuran arah kekar.


Pengukuran kuantitatif dilakukan pada (Smf), kerapatan pengaliran (Dd), asimetri
aspek geomorfologi yang terdapat pada cekungan pengaliran (AF) (Gambar 15).
wilayah penelitian lalu dianalisis melalui Hasil dari perhitungan morfometri seperti
index morfometri berupa indeks gradien yang diperlihatkan pada Tabel 1 dan 2.
sungai (SL), rasio dasar lembah berbanding
tinggi lembah (Vf), sinusitas muka gunung

(a.) (b.)

(c.) (d.)

(e.)

Gambar 10. Perbandingan diagram rossete arah kekar (a.), (b.), (c.) kekar yang terdapat di
sepanjang Jalan Sicincin disekitar Batu Campago, (d.) kekar terdapat di daerah
G. Malancar dan (e.) arah kelurusan segmen sungai DAS Manggur Gadang.

(a.) (b.)
Gambar 11. Diagram rossete perbandingan azimuth mahkota longsor (a.) dan segmen sungai
DAS Manggur Gadang (b.).
Tabel 1. Nilai analisis faktor asimetri AF, kerapatan sungai Dd, dan rata-rata rasio Vf
masing-masing DAS.
DAS AF Dd Vf
Manggur Gadang 77,5481 1,695661 1,318215
Manggur Kecil 65,41734 2,117099 0,649891
Naras 74,34818 1,896865 1,895419

Tabel 2. Nilai analisis indeks gradien sungai (SL) dan sinusitas muka gunung (Smf). Indeks
ini dihitung pada aliran sungai yang memiliki profil mencuram tiba-tiba, dan pada
perbukitan yang memanjang.
No. SL Smf
1 794,4963 1,924313
2 256,9552 1,57281
3 393,1736 1,771824
4 743,4818 1,475364
5 332,3059 1,097054
6 672,0713

Tabel 3. Klasifikasi aktivitas tektonik relatif daerah penelitian berdasarkan El Hamdouni


dkk (2007).
Kelas Kelas
DAS Sln
SL AF Smf Vf Tektonik
Manggur
Gadang 1 1 3 3 2 Sedang
Manggur Kecil 1 1 2 2 1,5 Tinggi
Naras 3 1 3 3 2,5 Rendah

a b
Gambar 12. Singkapan struktur geologi kekar a dan b di sepanjang jalan Sicincin, Gunung
Tigo.
Grafik Pencar Azimuth Mahkota Longsoran
Dengan Azimuth Segmen Sungai
360
340
320
300
280
260
Azimuth Sungai

240 y = 0.9916x + 2.0962


220
200 R² = 0.9744
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360
Azimuth Longsoran

Gambar 13. Distribusi azimuth mahkota longsoran dengan azimuth segmen sungai DAS
Manggur Gadang.
PEMBAHASAN

Nilai rata-rata dari empat parameter pada DAS Manggur Gadang, dan rendah
geomorfologi yang telah diukur (AF, SL, pada DAS Naras.
Vf, dan Smf) digunakan untuk
Dilihat dari lokasi terjadinya longsor,
mengevaluasi aktivitas tektonik relatif di
longsor paling banyak terjadi pada DAS
daerah penelitian. Nilai dari rata-rata index
Manggur Gadang, di daerah Gunung Tigo,
ini dibagi ke dalam empat kelas untuk
Malalak dengan kemiringan lereng curam
mendefinisikan aktivitas tektonik yaitu
(55-140%), kelas tektonik sedang, dan sifat
kelas 1 – sangat tinggi (1,0 ≤ lat ≤ 1,5),
fisik material penyusun yang bersifat lepas
kelas 2 – tinggi (1,5 ≤ lat < 2,0), kelas 3 –
sehingga daerah malalak memiliki
sedang (2,0 ≤ lat < 2,5), dan kelas 4 –
kerentanan gerakan tanah yang tinggi
rendah (2,5 ≤ lat) (El Hamdouni et al,
(Gambar 14). Hal ini dapat diartikan bahwa
2007). Berdasarkan klasifikasi tektonik
pada daerah dengan kelas tektonik yang
daerah penelitian (Tabel 3) dan
sedang dan memiliki kemiringan lereng
dibandingkan dengan nilai kerapatan
yang curam bencana longsor rawan terjadi.
sungai (Dd), maka wilayah penelitian
Namun pada DAS Manggur Kecil dengan
memiliki tingkat aktivitas tektonik Resen
kelas tektonik tinggi tidak memiliki sebaran
yang aktif dengan kelas keaktifan tektonik
longsor yang sebanyak seperti pada DAS
tinggi pada DAS Manggur Kecil, sedang
Manggur Gadang, hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan material kelas relatif kecil hingga tinggi, sifat fisik
penyusun pada kedua DAS tersebut. DAS material permukaan yang berupa tefra dan
Manggur Gadang tersusun atas material tuff tersusun atas endapan batuapung, kerikil,
batu apung hornblenda-hipersten serta abu yang memiliki ukuran fragmen
sedangkan DAS Manggur Kecil tersusun pasir kasar – kerikil dan tidak
atas material Andesit Gunung Singgalang terkonsolidasi membuat daerah Malalak
dan Tandikat (Kastowo, 1996). Analisis memiliki kerentanan gerakan tanah yang
morfometri menunjukan bahwa kelas cukup tinggi.
tektonik di daerah Malalak bervariasi dari

Titik Longsor

Sesar

Gambar 14. Peta hubungan kelas tektonik relatif dengan sebaran longsoran.

KESIMPULAN

1. Daerah penelitian merupakan aktivitas tektonik tertinggi pada


daerah yang aktif secara tektonik DAS Manggur Kecil dan terendah
berdasarkan hasil analisis pada DAS Naras.
morfometri, dengan tingkat
2. Berdasarkan uji beda, arah kekar segmen sungai DAS Manggur
lokasi 1, 2, dan 3 berbeda nyata Gadang, hal ini dapat menunjukan
dengan azimuth segmen sungai bahwa longsor yang terjadi pada
DAS Manggur Gadang, sedangkan 2009 lalu erat kaitannya dengan
arah kekar lokasi 4 tidak berbeda kelurusan segmen sungai DAS
nyata dengan azimuth segmen Manggur Gadang. Bila segmen
sungai DAS Manggur Gadang. sungai DAS Manggur Gadang
3. Kekar pada lokasi 1,2 dan 3 tidak merepresentasikan rekahan oleh
mewakili populasi kelurusan adanya aktivitas tektonik, maka
segmen sungai DAS Manggur longsor yang terjadi mengikuti arah
Gadang, maka kekar tersebut tidak rekahan tersebut.
memiliki genesa yang sama dengan
Dengan analisis morfotektonik daerah
segmen sungai. Bila kekar terbentuk
Malalak memiliki tingkat kelas tektonik
akibat adanya tektonik, segmen
relatif kecil hingga tinggi. Kerentanan
sungai yang terbentuk memiliki
gerakan tanah paling tinggi terdapat di
faktor erosi yang lebih besar
daerah Gungung Tigo, Malalak dengan
dibandingkan tektonik yang
kelas tektonik relatif sedang,
membentuk segmen sungai
kemiringan lereng curam (55-140%),
tersebut.
dan material penyusun yang bersifat
4. Azimuth mahkota longsor tidak
lepas.
berbeda nyata dengan azimuth

ACUAN

Bull and McFadden. 1977. Tectonic Sierra Nevada (Southern Spain).


Geomorphology North And South Of Geomorphology, 96, 150-173.
The Garlock Fault, California. Hidayat, Edi. 2010. Morfotektonik
Geosciences Department University Kaitannya Dengan Potensi
of Arizona. Gempabumi dan Gerakan Tanah Di
El Hamdouni, R., Irigay, C., Fernandes, T., Jalur Pegunungan Serayu Utara,
Chacon, J., Keller, E. A., 2007. Jawa Tengah. Karangsambung:
Assessment of Relative Active LIPI.
Tectonics, Southwest Border of Kastowo, Gerhard W. Leo, S. Gafoer, T. C.
Amin. 1996. Peta Geologi Lembar
Padang, Sumatera. Bandung: Pusat Stewart, I.S., and Hancock, P.L., 1994,
Penelitian dan Pengembangan Continental deformation in
Geologi. neotectonic, Pergamon Press.
Keller, E.A., Pinter, N., 2002. Active Van Der Pluijm, Ben A. 2004. Earth
Tectonics. Earthquakes, Uplift, and Structure Second Edition. New York:
Landscape. Prentice Hall, New W. W. Norton & Company Ltd.
Jersey. 362 pp.
2 3
1

Gambar 15. Peta sebaran indeks morfomertri yang diaplikasikan pada penelitian ini dan
dikombinasikan dengan kemiringan lereng, serta sebaran longsor yang terjadi dan
geologi daerah Malalak dan sekitarnya.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai