DISUSUN OLEH:
200110501007
GEOGRAFI SAINS
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt atas karunia dan rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Salam serta shalawat tidak pernah luput
diharturkan kepada baginda Rasulullah Saww beserta keluarga dan para sahabat setianya akan
kemuliaan dan ilmu yang diwariskan kepada umat manusia.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomorfologi yang mengambil
objek kajian geomorfologi dan manfaatnya. Terima kasih kepada semua yang telah terkait dalam
penyusunan dan proses makalah ini sehingga menjadi makalah yang utuh.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
membuka selebar mungkin kritik dan saran demi pengembangan makalah ini dan makalah yang
akan datang agar terciptanya karya yang terus terperbaharui dan lebih baik kedepan. Kesalahan
dalam penulisan dan bertutur kata mohon dimaafkan, semoga makalah ini mampu memperkaya
pengetahuan para pembacanya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bumi memiiki berjuta ilmu yang mampu dikaji secara luas dengan berbagai ilmu
pengetahuan yang telah ada. Semua yang ada di bumi memiliki keunikan khas untuk
dipelajari dan diamati sesuai sub bidang ilmunya masing-masing. Begitu juga salah satu
halnya dari bagian bumi yang berupa kenampakan-kenampakan alam, contohnya adalah
pegunugan. Dari pegunungan ini, kita dapat mengkajinya melalui berbagai ilmu seperti dari
keadaan geografis, keadaan lanscape dan struktur material penyusunya, dan juga proses
pembentukannya. Ini semua telah dijelaskan secara terperinci melaui ilmu-ilmu alam yang
telah muncul melalui berbagai gejala-gejalanya yang telah terjadi.
Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk alam dan
proses yang membentuknya. Para ahli geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa
sebuah bentang alam terlihat seperti itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang
alam, dan memprediksikan perubahan pada masa depan dengan menggunakan kombinasi
pengamatan lapangan, percobaan dan modeling.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu geomorfologi?
2. Bagaimana perkembangan geomorfologi?
3. Apa saja manfaat geomorfologi?
C. MANFAAT
Untuk mengetahui apa itu geomorfologi
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan geomorfologi
Untuk mengetaui manfaat geomorfologi
BAB 2
PEMBAHASAN
Geomorfologi adalah ilmu tentang bentuklahan pada permukaan bumi, baik di atas maupun bawah
permukaan air laut, dan menekankan pada asal mula terbentuknya (genesis) serta perkembangan
yang akan datang, dan hubungan dengan lingkungannya (Verstappen, 1983)
Bentuklahan adalah kenampakan medan yang dibentuk oleh prosesproses alam dan mempunyai
komposisi serangkaian, karateristik fisik dan visual tertentu di manapun bentuklahan ditemui (Way,
1973 dalam Van Zuidam, 1979). Bentuklahan mengalami proses perubahan secara dinamis selama
proses geomorfologi bekerja pada bentuklahan tersebut. Tenaga yang bekerja disebut dengan
tenaga geomorfologi yaitu semua media alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di
permukaan bumi, tenaga ini dapat berupa air mengalir, air tanah, gelombang, arus, tsunami, angin,
dan gletser. Berdasarkan pada proses yang bekerja pada permukaan bumi dikenal dengan proses,
fluvial, marine, eolin, pelarutan, dan proses gletser. Akibat dari adanya proses tersebut maka terjadi
proses degradasi dan agradasi. Proses degradasi menyebabkan penurunan permukaan bumi,
sedangakan agradasi menyebabkan penaikan permukaan bumi. Pada proses degradasi didalamnya
terdapat proses pelapukan, gerak massa dan erosi (Thornbury, 1970).
B. Perkembangan Geomorfologi
Fase Ketiga (awal abad ke-19) Tokoh: Sir Charles Lyell, Dean William Buckland
Muncul konsep geomorfologi oleh oleh Powel, Gilbert dan Greenwood Fase Kelima (abad
ke-20) Teori geomorfologi modern hingga saat ini
Fase kelima
Pada awal abad ke-20 William Moris Davis mengemukakan teori siklus geografis yang
merupakan teori modern pertama mengenai evolusi bentanglahan Awal abad ke-20 William
Moris Davis mengemukakan teori siklus geografis. Juga dikemukakan The Davis Trilogy:
“Aspek dari semua bentanglahan ditentukan oleh struktur, proses, dan stadium” Pendapat
Davis ditentang Albert Penck dan Walther Penck yang berpendapat bahwa perkembangan
bentanglahan dipengaruhi aktivitas tektonik dan iklim Trilogi Davis diikuti banyak
geomorfolog hingga tahun 1960 seperti Lobeck (1939), Thornbury (1959), dan Spark (1960)
Trilogi Davis kemudian berubah menjadi The King Trilogy (1979) terdiri atas morfologi,
material, dan proses. Menurut Verstappen, aspek utama dalam kajian geomorfologi:
bentuklahan, proses, genesis, dan lingkungan.
Proses Fluvial
Proses fluvial adalah proses pembentukan alam yang berhubungan dengan pergerakan sedimen,
erosi dan endapan di sungai.
Proses Aeolian
Proses Aeolian adalah proses yang berhubungan dengan angin yang sebagai sumber pembentuknya.
Angin dapat mengikis, membawa dan mengumpulan material
Proses Hillslope
Proses Glacial
Proses Tectonic
Proses Igneous
Proses Igneous sangat mempengaruhi terhadap geomorfologi, baik yang berasaal dari vulkanik
maupun dari tektonik
Proses Biological
Interaksi antara makhluk hidup dan bentuk alam dapat mempengaruhi proses pembentukan
geomorfologi
Kawasan Karst
Morfologi Makro
Di bawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran meter sampai
kilometer:
Swallow hole: Lokasi di mana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian mulai
menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping. Swallow hole yang
terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M. Sweeting, 1972). Pengertian ini
dipergunakan untuk menandai tempat di mana aliran air menghilang menuju bawah
tanah.
Sink hole: disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk depresi atau
mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih.
Vertical shaft: pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding vertikal merombak
perlapisan melawan inclinasi perlapisan.
Collapse: runtuhan
Cockpit: bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang lembap.
Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti bentuk bintang dengan
sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa formasi cone merupakan faktor
penentunya.
Polje: depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri dari lantai yang
rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan dengan sudut yang nyata antara
dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau terjal itu.
Uvala: cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata: lembah yang memanjang
kadang-kadang berkelak-kelok, tetapi pada umumnya dengan dasar yang menyerupai
cawan.
Dry valley: terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada aliran kecuali
kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh pencairan es yang cepat.
Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung Sewu, di mana
bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut (conical hill) begitu sempurna
dengan lembah-lembahnya. Bukit merupakan residu erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah
diaman terjadi erosi aktif dari dulu sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau cekungan
merupakan titik terendah dan menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi
memperlebar struktur (lihat geologi gua dan teori terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang
lapisan, dan membentuk gua-gua, baik vertikal maupun horisontal. Gua-gua juga dapat terbentuk
karena adanya mata air karst. Mata air (spring) karst ini ada beberapa jenis:
Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat di mana terjadi pelebaran bidang
lapisan,
Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat di mana terjadi pelebaran bidang
rekahan,
Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu gamping dan
batu lain yang impermiabel.
Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah permukaan air laut disebut
dengan vrulja.
Morfologi mikro
Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini dipisah-pisahkan
dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grike-Bhs. Inggris, atau Kluftkarren-
Bhs. Jerman. Bentukan-bentukan minor ini dalam bahasa Jerman memiliki akhiran karren (lapies-
Bhs Prancis). Sering permukaan blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic dari runnel
dengan deretan dasar (round) dipisahkan oleh deretan punggungan (ridge) yang mengeringkannya
kedalam grike terlebih dahulu. Juga terkadang mereka memiliki profil panjang yang hampir mulus.
Bentukan ini disebut Rundkarren. Tipe lain adalah Rillenkarren yang memiliki saluran yang tajam,
ujung punggungan dibatasi oleh deretan saluran berbentuk V. Biasanya tampak pada permukaan
yag lebih curam daripada rundkarren, dengan saluran sub-paralel dan beberapa cabang.
Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya memiliki panjang beberapa centimeter
dan lebarnya 10–20 mm. Pseudo karren, memiliki bentuk sama dengan rundkarren dan
rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada granit di daerah tropik yang lembap.
Faktor-faktor geomorfologi sangat mempengaruhi pola distribusi tanah pada suatu wilayah dan
memainkan peranan penting terhadap tingkat perkembangan tanag sebai terlihat adanya profil
tanah. Tanah kadang-kadang tidak diperoleh langsung dari batuan yang mendasarinya, tetapi
berkembang dalam bnetuk endapan-endapan lereng atau material penutup lainnya. Sebagai
endapan mungkin berkaitan dengan keadaan geomorfologi sebelumnya yaitu ketika relief,
iklim dan keadaan lainya berbeda dengan sekarang. Faktor lithologis pada formasi tanah dapat
dipelajari dengan bantuan metode geomorfologis karena adanya matarantai antara jenis batuan
induk yang ada, bentuk lahan, dan proses perkembangannya.
Survey hidrologis
Studi geomorfologi fluvial, morfometri dan analisis lingkungan secara geomorfologis
pada bacin-bacin aliran telah menjadi semakin penting. Geomorfologi mempunyai hubungan
yang erat dengan kondisi air permukaan dan bawah tanah. Geomorfologi dapat membantu
mencitrakan dan menilai lingkungan tang memiliki sirkulasi-sirkulasi air sehingga dapat
membantu kerja ahli hidrologi dalam memahami keadaan dan membuat keputusan ynag tepat.
Survey vegetasi
Hubungan antara geomorfologi dan ilmu tetumbuhan bersifat saling mendukung satu
sama lain dalam pembuatan peta tematik. Vegetasi merupakan parameterbentang lahan utama
yang dapat diamati pada bagian biotic. Sedangkan bentuk lahan sebagai bbentang alam utama
yang dapat diamati pada bagian abiotik.
Studi dan pemetaan zona-zona vegetasi dalam arti lintang maupun ketinggaian tempat
merupakan slah satu perhatian utama ilmu tetumbuhan dan geografi tumbuhan. Bentuk lahan
khususnya komponenvertikalnya, yaitu relief, merupakan faktor penting seperti halnya faktor
klimatik. P[ola-pola vegetasi yang luas sering menunjukkan hubungan yang erat dengan pola
topografi. Bentuk lahan. Khususnya ketinggian tempat mempengaruhi keadaan iklim atau
mikroklimat dan keadaan lingkungan bagi pertumbuhan tanaman. Dengan memeperhatikan
bentuk lahan maka dapat dibentuk deliniasi zona-zona vegetasi pada peta topografi dan foto
udara.
Proyek-proyekk pembangunan
Untuk tujuan penilitian bagi pembangunan maka penting diperhatikan bahwa setiap
proses geomorfologis meninggalkan jejak yang karakteristik pada bentuk lahan, sehingga
memungkinkan untuk menelusuri proses apa saja yang telah menyebabkannya. Dalam banyak
kejadian, manusia melalui banyak kegiatannya secara tidak langsung atau tidak sengaja telah
mengubah dan sering merusak lahan secara berulang-ulang. Relief mempunyai peranan
penting dalam mmementukan posisi salauran irigasi dan pola penggunaan lahan di daerah
irigasi. Relief juga memainkan peran penting dalam menetuka rute jalan raya yanga akan
dibangun. Dalam pembangunan jembatan, maka tiang penopang harus diletakkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan kondisi geomorfologi yang ada. Pemanfaatan studi geomorfologi
yang lain adalah dalam pembangunan pemukiman penduduk dan tempat-tempat industry,
serta pembangunan kawasan pantai.
Endapan yang tidak terpadatkan berupa fragmen-fragmen batuan seperti lempung, pasir,
lumpur, kerikil, dan fragmen lainnya yang lebih besar dapat di jumpai sebagai endapan-
endapan : alluvial, lingkungan marine, glacial, pengaruh gaya berat, sisa, dan buatan manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
https://www.gurupendidikan.co.id/geomorfologi/Pramono, Heri.
Zuidam dan Zuidam Cancelado, 1978, Terrain analiysis using aerial photograph. ITC.
https://id.wikipedia.org/wiki/Geomorfologi#:~:text=Geomorfologi%20merupakan%20sebuah
%20ilmu%20yang,alam%20dan%20proses%20yang%20membentuknya.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/11310860302467/pendidikan/GEOMORFOLOGI
%20DASAR,%20CHAPTER%201%20INTRODUCTION.pdf
http://unypress.uny.ac.id/buku/geomorfologi-dasar
http://eprints.ums.ac.id/27167/2/04._BAB_I.pdf