Anda di halaman 1dari 36
Penuntun Praktikum IIIA DASAR Jurusan Non Kimia Dipakai a 1 Kunga ndiri LABORATORIUM KIMIA PAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGE TAU AN ALAM UNIVERSITAS NEGERE MAKASSAR Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar ' PENDAHULUAN Petunjuk Umum Praktikum Kimia Dasar 1. Setiap praktikan disediakan buku penuntun praktikum, buku laporan praktikum. 2. Pada saat melakukan praktikum, semua praktikan diharuskan memakai jas praktikwmn dan masker, 3. Setiap kelompok disediakan meja tertentu yang akan digunakan selama melakukan percobaan. Perpindahan tempat kerja hanya dapat dilakukan atas persetujuan dosen penanggung jawab praktikum. 4. Di dalam laboratorium, praktikan dilarang merokok, memakai sandal, mengenakan topi, makan dan minum. 5. Tiap kelompok akan mendapatkan satu set peralatan untuk setiap percobaan. Periksa kelengkapan dan keutuhan alatalat yang akan dipakai, cocokkan dengan daftarnya dan jika terdapat kekurangan, anda boleh meminjam pada laboran dengan menggunakan bom peminjaman, 6. Setelah selesai bekerja, kembalikan alat yang dipinjam kepada laboran, jangan tinggalkan laboratorium sebelum laboran membubuhkan tanda tangan pada daftar inventaris alat anda, 7. Setiap kelompok yang merusak atau memecahkan peralatan gelas diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan astinya, pada pertemuan berikutnya, 8. Setiap pelanggaran yang dilakukan akan dikenakan sanksi, Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 2 Keselamatan Kerja 1. Demi keselamatan kerja, praktikan dilarang melakukan percobaan tanpa scizin dosen Penanggung Jawab Praktikum atau Kepala Laboratorium Kimia. 2. Bila melakukan percobaan dengon menggunakan bahan kimia berbahaya, kerjakan di lemari asam agar tidak mengenai tubuh. mata dan kulit anda terkena cairan korosif, cucilah dengan air yang banyak kemudian laporkan kepada dosen penanggung jawab praktikum atau kepala laboratorium. 4. Bila memanaskan zat dalam tabung reaksi, jangan arahkan ke diri anda atau ke teman anda. Gelembung uap yang terbentuk secara mendadak dapat mendorong ke luarnya isi tabung dengan cepat. 5. Jika membau zat dalam wadah, jangan arahkan muka langsung ke mulut wadah, tetapi kibaskan tangan anda di atas mulut wadah ke arah hidung sambil membau. 6. Jangan menyentuh zat kimia kecuali yang diinstruksikan, 7. Jangan sekali-kali mencicipi bahan kimia, jika tidak diperintahkan, 8. Hatichati dengan alat gelas yang panas, gelas yang dingin dan panas tak dapat dibedakan. 9. Untuk reaksi yang melibatkan gas beracun, kerjakan di lemari asam. Jangan lupa menghidupkan kipas lemari asam, 10. Netralkan percikan asam dan basa, asam di baju dinetralkan dengan Jarutan NH,OH atau NaHCOy yang sangat encer, Laratan basa dinetralkan dengan asam asetat encer yang, diikuti dengan NHOH encer. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 11. Bila menggunakan asam sulfat pekat, tuangkan perlahan-lahan ke dalam air dan aduk secara terus menerus, jangan melakukan yang sebaliknya, 12. Kenakan jas praktikum untuk melindungi baju anda dari bahan kimia korosif. Peraturan Laboratorium - Jagalah tempat kerja anda agar selalu bersih, letakkan_ terbalik Peralatan gelas yang basah di atas kain agar kering. Cuci dan bersihkan tempat anda menjelang waktu praktikum berakhir. N Buanglah sampah padat di keranjang sampah. Dilarang keras membuang batang korek api, kertas lakums, kertas saring atau padatan tain kedalam bak euci. Buanglah cairan ke bak cuci dengan mengalitkan air yang banyak. Asam dan garam-garam tembaga, perak dan air raksa korosif terhadap ledeng, Anda dilarang membawa botol-botol reagen ke meja kerja anda, Sy Bacalah label botol reagen dengan cermat sebelum menuang isinya Ambil zat sesuai dengan yang. diinstruksikan. Jangan mengambil berlebihan, Dilarang mengembalikun bahar-bahan kimia yang tidak terpakai kedalam twadah semula, Jangan menggunakan pipet anda untuk mengambil zat dati botol-botol reagen, gunakan pipet yang telah dis ediakan, Jangan memipet dengan mulut, gunakan filler/balf, 7. Tutup botol reagen harus diletakan terbs di alas: meja kerja agar tidak terkontaminasi. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 4 8. Hati-hatilah dengan api, pembakar yang tidak digunakan supaya dipadamkan. 9. Jangan memanaskan peralatan gelas yang, tebal, misalnya gelas ukur, botol reagen sebab alat-alat tersebut mudah pecah, Tabung reaksi dapat pecab jika dipanaskan pada bagian di atas permukaan cairan. Cawan penguapan dan krus dapat dipanaskan sampai pijar. Jangan memanaskan peralatan dengan sangat mendadak, mulailah secara perlahan-lahan. Teknik Laboratorium. 1. Mengencerkan asam pekat, Tuangkan asam pekat ke dalam air sambil diaduk-aduk. Anda dapat merugikan orang lain atau setidak-tidaknya diri anda sendiri,jika anda menuangkan air ke dalam usam pekat. 2. Memanaskan tabung reaksi. Hadapkan mutut tabung ke tempat yang aman. Anda tidak suka kena percikan benda panas dan juga berbahaya? Orang lainpun tidak! 3. Buret bocor, Jika buret yang anda akan gunakan ternyata bocor. Jangan putus asa, tuangkan cairan yang ada dalam buret ke dalam wadah lain. Buka kran buret, lap dengan kertas saring seluruh bagian kran, Lumuti bagian yang diarsir dengan sedikit vaselin, Pasang lagi kran, putar- putar agar vaselin benar-benar merata. 4. Menimbang. Zat yang, ditimbang, tidak boleh langsung diletokkan di atas piring neraca, gunakan gelas kimia/botong timbang/kaca arloji/kertas saring atau wadah lain yang sesuai Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 5 Beberapa Teknik Dasar 1. Penyaringan. Endapan atau zat yang tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Di laboratorium, untuk menyaring diperlukan corong dan kertas saring. Corong dipasang pada tempat corong, atau pada klem di statif. Di bawah corong, diletakkan gelas kimia, hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas. Corong yang sering digunakan adalah corong yang bersudut 60° dan panjang tangkainya 10 cm. Kertas saring yang biasa digunakan adalah kertas saring berdiameter 9 atau 11 cm. Kertas saring dapat dilipat sebagai berikut: kertas saring dilipat ‘menjadi setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi sehingga sisi lipatan tidak seluruhnya berimpit. Selanjutnya lipatan di sobek sedikit (lihat gambar), kemudian kertas saring dibuka dan dipasang di atas corong. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 6 2. Pengukuran Volume. Gelas ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan, jika diperlukan volume yang tidak tepat. Gelas ukur diberi skala dalam milliliter (mL) yang dibaca dari 0 sampai 10 mL, 0 sampai 15 mL atau lebih besar lagi, dari alas ke bagian atas. Untuk pengukuran yang, lebih teliti digunakan pipet atau buret. Pipet Mengisi pipet dengan larutan atau “memipet”, sebaiknya dengan cara menyedot larutan ke dalam pipet dengan bantuan balon pipet (filler/balp} atau alat penyedot lain. Jika alat ini tidak tersedia, Iarutan dapat disedot melalui sclang plastik. Hanya larutan yang tidak beracun, boleh disedot langsung dengan mulut, Dalam petunjuk praktikum akan disebutkan atau asisten akan memberitahukan, apakah suatw larutan dapat disedot secara langsung atau tidak. Di beberapa tempat di luar negeri, memipet dengan mulut sangat dilarang, Jangan memipet larutan dari labu tekar sebelum pipet dibilas, dengan larutan yang, akan dipipet Mula-mula bilas gelas kimia atau tabung, rekasi dengan larutan dari Jabu takar. Kemudian tuangkan larutan ke dalam gelas kimia atatt tabung reaksi, Untuk membilas pipet, pipet 3 sampai 5 mL. larutan, kemudion pegang pipet pada arah horizontal, lalu pipet diputar sehingga seluruh bagian pipet dibasahi larutan. Pegang pipet dengan ibu jari dan jari engah, gunakan jari teh untuk menekan ujung, atas pipet, tidak terlampau kuat tapi seringan mungkin, cukup menjaga agar larutan «alam, pipet tidak keluar, Sebelum ujung pipet dicelupkan ke ujung larutan, tetesan cairan yang, ada di ujung, pipet ditiup keluar atau di usap dengan Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 7 kertas saring. Jangan memasukkan pipet terlalu dalam ke dalam larutan, dan jika menyedot larutan, ujung pipet berada dalam larutan. Sedot larutan sampai kira-kira 1 cm di atas garis batas. Kemudian hentikan penyedotan, dan menutupi ujung pipet dengan jari telunjuk. Pegang pipet pada arah vertikal dan garis batas volume berada pada Ketinggian yang sama dengan mata. Kurangi tekanan jari telunjuk pada pipet, sehingga larutan mengalir ke luar sampai dasar miniskus mencapai garis batas. Sentuhkan ujung pipet pada suatu alat gelas untuk menyingkirkan tetesan yang terdapat di ujung pipet. Selanjutnya, larutan dikeluarkan melalui dinding bejana penampung, dengan kedudukan pipet vertikal dan ujung pipet menyentuh dinding bejana. Setelah selesai biarkan lebih 15 detik. Jangan meniupkan keluar sisa cairan di ujung pipet. A 4 Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Buret Buret dibuat dari kaca panjang dengan garis skala yang ditera secara teliti, Diujung bawah terdapat sebuah kran untuk mengalirkan Praktikum Kimia Dasar 8 aliran cairan yang akan dikeluarkan, Alat ini digunakan untuk memperoleh suatu volume cairan secara teliti dalam ukuran yang kecil | Khusus untuk titrasi larutan panas, digunakan buret dengan kran | samping, agar panas larutan yang dititrasi tidak sampai ke dalam cairan buret, sehingga tidak mempengaruhi volume larutan dalam buret. Buret yang sering digunakan diberi skala sepersepuluh millimeter. Apabila ujung atas buret berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek. Letakkan selapis kertas antara dinding buret dan tangkai corong, agar udara dalam dapat Keluar. Agar ujung buret di dengan cara membuka kran seiebar mungkin, Isi buret schingga permukaan cairan sedikit di atas garis nol. Dengan pengaduk yang dibungkus dengan kertas saring, keringkan dinding bagian dalam buret sebelah atas. Perhatikan agar ujung kertas tidak menyentuh permukaan larutan, Buka kran dan biarkan larutan mengalir sehingga permukaan larutan tepat pada garis. skala. Baca | bawah kran diisi penuh cairan, alirkan larutan keluar dengan cepat, kedudukan larutan dan catat di buku catatan, Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 9 Gambar peralatan buret Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 10 3. Neraca Massa suatu zat dapat ditentukan melalui penimbangan. Pada saat ini terdapat berbagai macam neraca yang dapat diperoleh dipasaran. Semua neraca yang dapat diperoleh dipasaran mempunyai suatu asas yang sama, yaitu penyetimbangan momen gaya yang bekerja pada neraca Perhatikan gambar berikut yang, menggambarkan bentuk neraca secara umum. Misalkan pada piring disebelah kiri diletakkan benda x yang akan ditimbang. Di piring sebelah ka n diletakkan_sejumlah zat yang diketahui massanya, mz, sehingga neraca seimbang. Berat benda x dapat dinyatakan dengan w, = mig, dimana ws adalah berat benda x, m1 adalah massa benda x dan g adalah percepatan gravitasi bumi. Pada keadaan seimbang, momen dari kedua gaya adalah sama besar. Welt= Wels, atau muh=ml; kebanyakan panjang lengan neraca dibuat sama sehingga m=m2. Dengan demikian berat suatu benda dapat ditentukan, Berbagai macam neraca dapat dijumpai di laboratorium. Neraca yang digunakan i laboratorium merupakan alat laboratorium yang perlu dipelihara dengan baik, dan digunakan dengan hati-hati Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar W Aturan umum yang senantiasa haru diperhatikan : 1, Neraca harus selalu berada dalam keadaan bersih 2. Perbaikan sekecil apapun harus dilakukan oleh petugas ablinya. 3. Zat kimia tidak boleh diletakkan langsung pada piring neraca. 4. Membersihkan al alat. Hasil cksperimen yang baik dapat dicapai antara lain menggunakan alat-alat yang bersih. Alat-alat ukur seperti labu takar, gelas ukur, pipet dan buret yang kotor dapat mengakibatkan pengukuran yang salah. Botol- botol reagen, gelas kimia, labu Erlenmeyer yang kotor yang digunakan untuk menyimpan zat-zat atau Jarutan untuk suatu eksperimen akan menyebabkan pembuatan pereaksi untuk eksperimen itu. terkotori, sehingga akan mempercleh data yang salah dalam eksperimen itu. Alatalat di laboratorium harus selalu disimpan dalam keadaan bersih, Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah alat digunakan. Adalah mudah membersihkan alat-alat yang baru saja selesai dipakai. Alat-alat dari gelas dicuci dengan menggunakan detergen, kemucian dibilas dengan air kran, Dalom hal tertentu setelal dibilas dengan air kran perlu dibilas dengan air suling /aquades, Alat-alat volumetrik seperti pipet dan buret, harus bebas lemak, Membersihkan buret dan pipet yang berlemak, dapat dilakukan dengan melarutkan K2Cr:O; ke dalam 30 ml. air, kemudian tambahkan asam sulfat pekat sampai volume 100 mL. Buret dan pipet yang berlemak dapat direndam selama beberapa jam atau sampai semalam di dalam larutan ini. Setelah dicuci dengan air kran kemudian bilas dengan air suling/aquactes, Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 2 5. Ekstraksi pelarut Selain untuk pemisahan dan pemurnian, cara ekstraksi pelarut dapat digunakan untuk analisis suatu zat. Ekstraksi pelarut sekurang- kurangnnya dua macam pelarut yang tidak saling bercampur, dan* kedua pelarut ini memiliki daya melarutkan suatu zat yang berbeda. Sebagai contoh, iod sedikit melarut dalam air tetapi sangat baik melarut dalam CCl, atau CHCh. Pelarut yang baik untuk ekstraksi, harus memiliki daya melarutkan zat terlarut lebih besar dari pelarut semula. Apakah kelarutan iod dalam (CCl lebih besar dari pada pelarut semula? Anda perlu buktikan. Dalam ekstraksi dikenal istilah perbandingan distribusi, D, yang dapat didefenisikan sebagai Konsentras terlarut datam fasa organic Do Kosentrasi zat terlarut dalam fasa air Kesempurnaan ekstraksi dapat dinyatakan sebagai prosen terekstraksi, ‘%E, dalam praktek sangat diperlukan, Hubungan ‘%R dan D dinyatakan oleh persamaan Dimana, Ve volume fasa air, Vs = volume fasa organic. Apabila Va = Vo, maka % 100/(D+1). = {D/(D#1)}, bagian yang tak terekstraksi Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 3 PERCOBAAN I PEMBUATAN LARUTAN Tujuan Percobaan 1. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari kristalnya. 2. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya. Latar belakang teori Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut Jarutan. Zat terlarut dan pelarut adalah dua istilah yang sering dipakai dalam pembahasan larutan. Komponen utama larutan disebut pelarut dan komponen yang lain disebut zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai media bagi zat terlarut, Secara umum, zat yang bagiannya lebih besar di dalam larutan disebut sebagai pelarut sedangkan zat yang bagiannya lebih sedikit disebut zat terlarut, Larutan yang mengandung air selalu dinyatakan air sebagai pelarut walaupun bagiannya dalam larutan itu lebih kecil. Sebagai contoh, campuran 96% massa H1:SOs dan 4% massa HO disebut asam sulfat pekat dan dalam hal ini HO sebagai pelarut dan H:SO, sebagai zat terlarut. Dalam larutan dikenal komposisi/konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah zat terlarut dalam suatu larutan. Dalam kimia, yang paling umum menyatakan komposisi/konsentrasi larutan adalah mnolaritas, molalitas dan fraksi mol. Selain itu ada beberapa konsentrasi yang lain seperti persen (%) dan part per million (ppm) atau bagian per sejuta (bpj) Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar " Pada dasamya, larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dibuat dari kristalnya, dari larutan yang, lebih besar konsentrasinya dan dari Jarutan pekat. Prinsip pembuatan larutan dari kristalnya adalah penimbangan dan pelarutan. Dj laboratorium, larutan yang sering digunakan pada umumnya larutan yang encer. Larutan ini dapat dibuat dengan mengencerkan larutan yang konsentrasinya lebih besar yang disebut larutan induk. Prinsip pembuatannya adalah pengenceran sejumlah tertentu volume larutan induk Pada pengenceran perlu difahami bahwa jumlah mol zat sebelum pengenceran selalu sama dengan jumlah mol zat setelah pengenceran. Persamaannya adalah VyMq = V2Mp, dimana V; = volume larutan sebelum diencerkan, Mi = molaritas zat terlarut sebelum diencerkan, V2 = volume larutan setelah diencerkan dan Mz = molaritas zat terlarut setelah diencerkan, Alat dan bahan 1. Pembuatan Jarutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH + Neraca + Labu takar 100 ml + Gelas imia 50 mL + Batang, pengaduk ~ Labu semprot - NaOH padat Pembuatan Jarutan HC12 M, 1 M dary 0,1. M dari larutan HCL 6 ML - Pipet ukur + Labu Takar 100 mL Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 15 = Labu semprot > Larutan HCl 6M Prosedur Kerja 1, Pembuatan larutan NaOH 2M dari Kristal (zat padat) NaOH. a. Hitung massa NaOH yang akan dipakai untuk membuat 100 ml. larutan NaOH 2M, b. Timbang padatan NaOH sebanyak yang telah dil tung pada gelas Kimia 50 mL (terlebih dahulu timbang gelas kimia kosong) ¢. Larutkan padatan NaOH yang telah ditimbang dengan sedikit aquades, aduk hingga larut. 4. Masukkan ke dalam labu takar 100 mL, bilas gelas kimia yang digunakan dengan aquades dan masukkan air pembilasan ke dalam labu takar. ¢. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi setetes sampai b pit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara membolak-balik labu takar. 2. Pembuatan Jarutan HCI 2M, 1 M dan 0,1 M dari larutan HCL6 M. a. Hitung volume HCl 6 M yang, akan diambil untuk membuat 100 mt. Jarutan HCI 2M. b. Ukur volume HCI sebanyak yang telah dihitung, dengan menggunakan pipet ukur dan masukkan ke dalam tabu takar 100 mL. ¢. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi setetes sampai berimpit dengan tanda batas, Kocok larutan dengan cara membolak-balik labu takar, Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 16 dl. Hitung volume HCl 2M yang akan diambil untuk membuat 100 ml Jarutan HCI M, ¢. Ukur volume HCI sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan pipet ukur dan masukkan ke dalam labu takar 100 mL. £, Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambaikan setetes demi setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara membolak-balik labu takar. g- Hitung volume HCI 1M yang akan diambil untuk membuat 100 ml Jarutan HC10,1 M b. Ukur volume HCl sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan pipet ukur dan masukkan ke dalam labu takar 100 mL. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi seletes sampai berimpit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara membolak-balik labu takar. Pertanyaan dan tugas 1. Apa yang dimaksud larutan induk? 2. Untuk mencerkan asam sulfat pekat, tidak boleh air ditambahkan ke dalam asam sulfat. Jelaskan mengapa demikian. 3. Sebanyak 0,04 g NaOH padat dilarutkan dalam aquades sampai volume 1 I. Jika massa jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis air, nyatakan konsentrasi larutan NaOH itu dalam (a) pesen massa; (b) bagian per sejuta (bp); dan (c) molar. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar Yi PERCOBAAN II NETRALISASI ASAM BASA Tujuan Melakukan titrasi asam-basa dengan menggunakan indikator. Latar belakang teori Asam kuat dan basa kuat, dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat Jangsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekivalen dari titasi asam kuat dan basa kuat, pH Jarutan pada temperature 25” C sama dengan pH air yaitu sama dengan 7. Sebagai catatan perlu dikemukakan bahwa dasar perhitungan pada reaksi asam- basa yang terpenting adalah kesetimbangan dan stoikiometri reaksi Titrasi asam-basa dapat dilakukan dengan menggunakan indikator atau menggunakan pH meter. Pada percobaan ini yang dilakukan adalah titrasi_asam-basa dengan menggunakan indikator. Titrasi_asam-basa dengan menggunakan indikator didasarkan pada reaksi nentralisasi asam dengan basa. Pada titik ekivalen, jumlah asam yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam-basa, fu suatu. zat yang perubahan warnanya tergantung pada pH larutan, Perubahan warna indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir tidak selala berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan. titrasi ini, Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 8 Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi antara asam kuat dengan basa kuat yaitu antara Jarutan asam klorida dengan larutan natrium hidroksida. HCl + = NaOH =—+ NaCl +H:0 Alat dan bahan + Pipet ukur 10 mL + Erlenmeyer 3 buah + Corong biasa > Buret + Statif dan klem ~ Botol semprot - Batang pengaduk + Lautan HCLO1 M + Larutan NaOH 0,2M - indikator phenolftalein = Indikator universal - Aquades Prosedur Kerja a. Isi buret dengan larutan NaOH 0,2 M b. Dengan menggunakan pipet ukur 10 mL, masukkan 10 mL larutan HCI 0,1 M ke dalam labu erlenmeyer, ukur pH larutan dengan indikator universal, tambahkan 3 tetes indikator phenolitalein, c. Catat keadaan awal (skala) dalam buret, teteskan 1 mL larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCI dengan hati-hati, ukur pH larutan. | Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar = anjutkan ttrasi sampai terjadi perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda, ukur pH larutan © Catat keadaan akhir buret can volume NaOH yang dipakai. f. Tambahkan lagi 1 ml. larutan NaOH dari buret dan ukur pH larutan. Ulangi titrasi paling sedikit dua kali, Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar ce PERCOBAAN III TERMOKIMIA Tujuan Percobaan 1. Mahasiswa mempelajari perubahan energi yang terjadi pada setiap reaksi kimia, 2. Mahasiswa mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui percobaan sederhana. Latar belalang teori Termokimia mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi Kimia. Dalam percobaan ini, perubahan kalor yang terjadi dipelajari pada tekanan konstan. Jaci, perubahan kalor yang ditentukan adalah perubahan entaipi (4H). Apabila sistem yang kita pelajari hanya menyangkut zat padat dan zat cait saja (perubahan volume sangat Kecil), maka kerja yang bersangkutan dengan sistem tersebut (=pAV), dapat diabaikan. Oleh karena itu, perubahan entalpi (AH) dan perubahan energi dalam (AU) dalam hal ini identik. Jumlah perubahan kalor sebagai reaksi kimia dapat diukur dalam suatu kalorimeter (yang diukur adalah temperatur). Kalorimeter terdiri dari suatu tabung yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada pertukaran atau perpindahan kalor dlengan sekelilingnya, dan kalaupun ada pertukaran kalor harus sekecil mungkin sehingga dapat diabaikan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa ada pertukaran kalor antara kalorimeter dengan isinya, sehingga perlu menera kalorimeter (yaitu menentukan kalor yang diserap olch kalorimeter) seteliti mungkin, Jumlah kalor yang diserap kalorimeter untuk menaikkan suhunya sebesar satu derajat disebut tetapan kalorimeter. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar : Salah satu cara untuk menentukan tetapan kalorimeter adalah dengan mencampurkan sejumlah air "dingin” (massa m dan suhu Ty) dengan sejumlah air “panas” (massa mo dan suhu T2) di dalam kalorimeter yang akan ditentukan tetapannya, Beda temperatur air yang dicampurkan Giatur tidak lebih dari 10 derajat. Karena kalorimeter menyerap kalor, maka kalor yang diserap kalorimeter adalah selisih kalor yang diberikan oleh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap oleh air yang lebih dingin. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap kalorimeter dengan perubahan temperaturnya pada Kalorimeter. Dengan demikian satuan dari tetapan kalorimeter adalah JK Alat dan bahan + Gelas kimia plastik (kaiorimeter) - Buret dan statif - Termometer - Gelas ukur = Pembakar Spiritus Aquades - HC12M = NaQH2M Prosedur kerja 1. Penentuan tetapan kalorimeter a. Masukkan air ke dalam buret, periksa keadaan titik nolnya. b. Masukkan 20 mL air ke dalam kalorimeter dengan buret. Catat temperaturnya Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar - Panaskan 20 mL. air di dalam gelas kimia sampai kira-kira 10 derajat di atas temperatur kamar. Catat temperaturnya. Campurkan air panas di atas ke dalam kalorimeter, aduk dan amati temperaturnya sclama 10 menit dengan selang satu menit setelah pencampuran. Buat kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu, untuk menentukan harga penurunan temperatur air panas dan penaikan temperatur air dingin, f. Hitung tetapan kalorimeter, Kalor yang diserap air dingin (qi) qu = massa air dingin x kalor x penakan temperatur =20xsxAT J kalor yang diberikan oleh air panas (q2) (gz = massa air panas x kalor jenis x penurunan temperatur =20xsxat J kalor yang diterima oleh kalorimeter (qs) qs=a-q = (20xsx At) -(20x8x AT) =20xsx(At-AT)J Tetapan kalorimeter (k) By. 20xan(t= A) = JK AT Al k Catatan = Massa jenis air dianggap konstan 1 gr/mL ~ Kalor jenis air (s) dianggap konstan 4,2 J/gr.K Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar = y - Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH Masukkan 20 ml HC12 M ke dalam kalorimeter. Catat temperaturnya. b. Ukur 20 mL NaOH 2 M. Catat temperaturnya (atur sedemikian sehingga temperaturnya sama dengan temperatur HCl). Campurkan NaOH ke dalam kalorimeter, catat temperatur campuran selama 5 menit dengan selang waktu setengah menit. d. Buat grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi tersebut, Hitung 4H penetralan jika kerapatan larutan = 1,03 g/ml dan kalor jenisnya 3,96 J/gr.K. Misalkan penaikan temperatur sebesar STs. Pada reaksi ini dihasilkan 0.04 mol NaCl Volume larutan = 40 mL Massa larutan = 40 x 1,03 gr = 41,2 gram + Kalor yang diserap (qu) = 41,2x 3,96 x ATs J - Kalor yang disedrap kalorimeter (q: xaTyJ = Kalor yang dihasilkan reaksi (q) qi + qs] ) = qo /0,04 J/mol - Kalor penetralan (a\ Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikumn Kimia Dasar PERCOBAAN IV IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui identifikasi gugus fungsinya Dasar Teori 1, Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon yang, mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam. hidrokarbon tidak jenuh, Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap asam, basa, oksidator dan reduktor. Alkana dapat bereaksi dengan halida seperti Cl atau Br pada temperatur 250 °C atau pada temperatur kamar dengan bantuan sinar ultraviolet. Pada hidrokarbon tidak jenuh seperti alkena, umumnya mengalami reaksi-reaksi adisi seperti berikut : cia a Ney \ b=C + By eo oN \e KMnO, Nom Emm, NZ = HO OH Berlangsungnya reaksi di atas ditandai dengan hilangnya warna KMn0O,. Tetapi reaksi tersebut tidak terjadi pada senyawa alkana dan alkana aromatik seperti sikloheksana dan benzena. Benzena mengalami reaksi adisi yang karasteristik melalui reaksi substitusi dan biasanya Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner praktikum Kimia Dasar diperlukan kondisi yang lebih drastis misalnya konsentrasi dan tempatur Jebih tinggi serta dengan katalis yang lain Persamaan berikut menunjukkan reaksi yang dimaksuud No2 SS Z I + HONO, —1nSOu + HO Ben: Asam nitrat Nitro benzena 2. Alkohol dan Fenol Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (OH) dikenal sebagai alkohol, Alkohol mempunyai rumus umum R - OH dengan R adalah gugus alkil. Sedangkan fenol merupakan senyawa yang mempunyai suatu gugus hidroksil yang terikat pada suatu cincin benzena. Fenol biasa juga disebut asam karbolat atau alkohol aromatik dengan rumus Ar - OH. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali sepeti NaOH dan KOH, tetapi fenol yang bersifat asam lemah akan bereaksi membentuk garamnya yang larut dalam air. Jika garam fenol direaksikan dengan HCL pekat maka garam fenol akan berubah kembali menjadi fenol. Ar-OH +KOH ————> Ar-OK’ + #20 A-OK + HC) = ————* Ar-OH + KCI Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar Ga Kekuatan asam fenol (pKa = 10) lebih besar dari alkohol (misalnya etanol mempunyai pKa = 16) 3. Aldehid dan Keton Aldehid dan keton adalah kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C=O). Suatu aldehid mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan keton mempunyai dua gugus alkii yang terikat pada karbon Karbonil. Adanya gugus karbonil pada aldehid dan keton menyebabkan sebagian besar reaksi yang terjadi pada aldehid dan keton adalah reaksi- reaksi adisi nukleofilik pada gugus karbonil tersebut. Reaksi yang sering dipakai untuk membedakan aldehid dan keton adalah reaksi pembentukan cermin perak dengan pereaksi Tollens. Selain itu, reaksi Jain yang digunakan adalah oksidasi dengan menggunakan ion tembaga (M1) di dalam tarutan alkali, Aldehid akan mereduksi tembaga dalam kompleks Cu (II) (reagen Fehling atau reagen Benedict) yang berwarna biru_ menghasilkan endapan tembaga (1) oksida (CuxO) yang berwarna merah bata. Keton yang sederhana tidak menjalankan reaksi ini tartrat + SOW ———» rR—¢ + 2000+ H, silrat ‘merah bata 4, Asam karboksilat Asam karboksilat adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksil (COOH) dengan sebuah atom karbon (©) ujung mempunyai ikatan rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil (OH), Gugus karboksil dapat mengikat gugus alkil (-R) atau gugus aril (-Ar), Asam karboksilat adalah asam lemah, dalam Jarutan basa bereaksi Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar . membentuk basa kunyugat atau garamnya. Jika ditambahkan HCI pekat akan membentuk asam karboksilat kembali, RCOOH + KOH —W+» RCOOK’ + KOH Asam karboksilat Garam yang larut dalam air RCOOK' + HCL =—+ RCOOH + KCI Asam karbeksilat Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan air. Ester adalah senyawa yang dianggap diturunkan dari asam karboksilat dengan menggantikan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu hidrokarbon, Ester mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam karboksilat dan alkohol Hy R-coo-R! + NaoH LEO ¥ RcoONa + ROH Alat dan bahan ‘Tabung reaksi kecil 8 buah dan tabung reaksi sedang 2 buah Rak tabung reaksi Pipet tetes 10 buah Pembakar spiritus, kaki tiga dan kasa Batang pengaduk Gelas kimia 100 mL. Botol semprot Larutan KMnOx1 % ype Nae es wy Sikloheksana 10. Benzena 11. Etanol 95 % Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar * 12, Fenol pekat dan 5 % 13, NaOH2M 14, HCI pekat 15. FeCh 0,2M 16. Reagen Benedict / Fehling (A dan B) 17. Formaldehid / asetaldehid 18. Aseton 19. Asam asetat 0,1 M Prosedur Kerja 1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh Masukkan masing-masing 5 tetes sikloheksana dan benzena ke tabung, reaksi yang berbeda, tambah 7 tetes larutan KMnOy, goyang tabung reaksi selama 2 menit, amati dan catat apa yang terjadi 2. Alkohol dan Fenol a. Reaksi dengan NaOH Sediakan 2 tabung reaksi, masukkan etanol ke tabung 1 dan fenol pekat ke tabung 2. Tambahkan masing-masing 10 tetes larutan NaOH (goyang setiap penambahan 1 tetes), amati peristiwa yang terjadi. Ke dalam tabung 2 tambahkan 5 tetes HCI pekat, amati dan catat apa yang terjadi. b. Reaksi dengan larutan FeCls Sediakan 2 tabung reaksi, masukkan 1 mL etanol ke tabung (1) dan 1 mL fenol 5% ke tabung 2, tambahkan masing-masing 5 tetes larutan FeCl; 0,2 M. Bandingkan warna dari kedua larutan dan catat apa yang terjadi. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar . 3. Aldehid dan keton Pipet 2 mL reagen Benedict/Fehling dan masukkan ke dalam tabung reaksi, Tambahkan 5 tetes formaldehid/asetaldchi ke tabung 1 dan 5 tetes aseton ke tabung 2. Panaskan kedua tabung dalam penangas ait, amati dan catat apa yang terjadi 4. Asam karboksilat Masukkan 5 mL asam asetat 0,1 M, tambahkan 5 ml. etanol 95%. Amati apa_yang terjadi. Tambahkan 5 mL. NaOH 2 M, amati dan catat perubahan yang terjadi. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar . PERCOBAAN V REAKSI REDUKSI OKSIDASI Tujuan Percobaan Mempelajari reaksi-reaksi reduksi oksidasi. Dasar Teori Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi suatu unsur dalam zat yang mengalami oksidasi, dapat juga sebagai kenaikan muatan potitif (penurunan muatan negatif) dan umumnya juga Kenaikan valensi. Sedangkan, reaksi reduksi adalah reaksi yang menunjukkan penurunan bilangan oksidasi atau muatan__positif, menaikkan muatan negatif dan umumnya menurunkan valensi unsur dan zat yang direduksi, Jika sekalipun kita mengoksidasi atau mereduksi suatu persenyawaan, sebenarnya yang dioksidasi atau direduksi adalah unsur tertentu yang terdapat dalam persenyawaan tersebut. Contoh : MnO; + 4HCL ——+ MnCl + 2H:0 Pada reaksi di atas, MnO» sebagai oksidator dan HCI sebagai reduktor, dengan kata lain MnO: mengoksidasi HCI sedang HCI mereduksi MnO2. Tetapi yang, dioksidasi atau direduksi adalah suatu unsur dalam persenyawaan-persenyawaan yang bersangkutan. Dalam hal ini yang dioksidasi adalah Cl karena muatannya tampak berubah dari muatan negatif Cl dalam HCl menjadi Civ dalam molekul Cl, yang direduksi unsur Mn karena muatannya turun dari Mn! dalam MnOs menjadi Mn dalam MnCl Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar 1 Kadang-kadang oksidator dan reduktor dalam suatu_ reaksi merupakan unsur yang sama, seperti contoh berikut : Pb + PbO: +2H:S0, ——» 2 PbSO, + 21:0 Reaksi di atas, oksidatornya Pb! dari PbO dan redukturnya logam Pb, baik reduktor maupun oksidator berubah menjadi Pb dalam PLSO.. Reaksi ini terjadi dalam akumulator mobil yang sedang menghasilkan arus listrik. Bila aki tersebut “sudah habis”, berarti sudah terlalu banyak yang berubah menjadi PbSO., maka perlu untuk di- recharge dengan memaksakan reaksi di ates berjalan ke arah sebaliknya, yaitu sebagai berikut: 2PbSO, + 2H:0 "Pb + PbO; + 2 sO; Reaksi di atas juga merupakan reaksi redoks, baik oksidator maupun reduktornya merupakan unsur yang sama yaity Pb’ yang direduksi menjadi Pb*, sedang Pb sebagai reduktor dioksidasi menjadi Pb! Reaksi demikian dinamakan oksidator dan reduktornya zat yang sama, bahkan unsur yang sama dengan tingkat bilangan oksidasi yang, sama pula dinamakan reaksi disproporsionasi atau auto ok: reduksi. Kemungkian terjadinya suatu reaksi redoks. Untuk mengetahui apakah terjadi reaksi redoks apabila zat A direaksikan dengan zat B, ada beberapa hal yang perlu dipethatikan: 1. Tingkat oksidasi unsur dalam zat A maupun zat B, apakah ada yang dapat naik dan ada yang dapat turun bilangan oksidasinya, A harus Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner praktikum Kimia Dasar berisi unsur yang dapat dioksidasi dan B berisi unsur yang dapat direduksi atau sebaliknya, Misalnya reaksi antara asam nitrat dengan ferri oksida. HINOs + FeSO. Reaksi di atas bukan reaksi redoks, karena H, N dan Fe sudah > 27 mempunyai bilangan oksidasi, hanya dapat direduksi. Lain halnya dengan reaksi : FeSO, + I; ——+727 Reaksi di atas mungkin merupakan reaksi redoks, Karena Fe’ muatannya dapat naik menjadi Fe’, sedangkan Ie muatannya turun menjadi 2, Apakah benar terjadi reaksi redoks, masih tergantung, dari kekuatan an reaksi antara eSOx ‘eSO. oksidator dan kekuatan reduktor. Memperhatil dan Ip maka artinya apakah 12 cukup kuat untuk mengeksidasi atau sebaliknya FeSO; cukup kuat untuk mereduksi Is, Harus dimengerti bahwa oksidator maupun reduktor mempunyai kekuatan yang bebeda-bedia, Ukuran kekuatan mengoksidasi atau mereduksi itu diberikan oleh besarnya potensial redoks sistem yang bersangkutan, Lebih jelasnya, seandainya terjadi oksidasi FeSO, oleh Iz, maka reaksi sebagai berikut : 6 FeSO: + 3h > 2Fe(SOy)) + 2Fels atau dengan reaksi ion, yang terjadi sebenarnya adalah: 2Fe* +h >2Ke! +21 karena Fe? melepaskan electron yang diterima oleh Is, maka reaksi yang terjadi dengan perantaraan electron tersebut dapat dipecah menjadi dua reaksi setengah atau “half reaction ‘bagai berikut: Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner praktikum Kimia Dasar 3 2 rex ——> 2Fe+2e »21 1 +2e Tiap reaksi setengah merupakan pasangan redoks dari bentuk oksidator dan bentuk reduktor zat tertentu dan setiap pasangan sempunyai nilai potensial redoks standar (E) yang dapat dicari dalam table potensial redoks. Mat dan Bahan ‘Tabung reaksi 4 buah dan rak Gelas ukur 10 mL Pipet tetes Sep Pengaduk gelas Botol semprot Jarutan KMnO, 0,1 M 6 7. FeSOs0,1M 8. H2C:010,1M 9. HSO.1M 10. NaxS20s 0,1 M 11, Aquades Prosedur Kerja 1. Masukkan 1 mL KMnOy ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mL asam sulfat encer. 2. ‘Tambahkan beberapa tetes Ferro sulfat (FeSO1), amati apa yang terjadi, 3. Ulangi perlakuan 1, tambahkan beberapa tetes natrium tiosulat (Na2S,0s). Amati apa yang terjadi. Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner praktikum Kimia Dasar a 4, Ulangi perlakuan 1, tambahkan larutan asam oksalat, HyC:Os 0,1 M, kemudian panaskan perlahan-lahan, Amati apa yang terjadi Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner Praktikum Kimia Dasar DAFTAR PUSTAKA Achmad, Hiskia. 1993, Penuntust Dasar-Dasar Praktikunt Kimia. jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi, Direktorat_ Jenderal_ Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Brady, J.B. & Holum, .L. 2000, Fundamental of Chemistry, 4 Edition. New York: John Wiley & Inc. Fessenden, RJ., Fessenden, J.S. & Pudjaatmaka, A.H. 1992, Kirmia Organik. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Erlangge. maka, A. 1984. Kimia untuk Universitas I. Edisi ke- Hadyana Pudjaat enam Jakarta: Penerbit Erlangga. maka, A. 1984. Kinia untuk Universitas TL. Edisi ke- Hadyana Pudjaat enam. Jakarta; Penerbit Erlangge Mahmudi, dkk. 2000. Petunjuk Praktikwm Kimia Dasar T dan Kimia Dasar Ii, Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Laboratorium Kimia FMIPA UNM Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai