Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DAN FOTOGRAMETRI


ACARA III
INTERPRETASI PENGGUNAAN LAHAN CITRA SATELIT SECARA
MONOSKOPIS

Dosen Pengampu :
Dewi Novita Sari, S.Si., M.Sc.

Asisten :
Chandra Fernanda Trias Erlangga Putra
Diffa Muhammad Basri
Finda Andayani
Gen Azza
Rifqi Riehand Ulinnuha

Disusun Oleh :
Sadam Fadhil Muhammad
E100220170
Selasa, Jam 3 - 4

LABORATORIUM KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
ACARA III
INTERPRETASI PENGGUNAAN LAHAN CITRA SATELIT SECARA
MONOSKOPIS
I. TUJUAN
1. Melatih keterampilan mahasisawa dalam melakukan interpretasi
citra satelit secara monoskopis untuk penggunaan lahan.
2. Melatih pengenalan objek pada citra satelit berdasarkan unsur-
unsur interpretasi.
3. Memetakan penggunaan lahan dengan menggunakan citra satelit
sebagai sumber datanya.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas HVS
2. ATK
3. Spidol OHP F (Hitam, Hijau, Biru, Merah)
4. Plastik mika transparan
5. Pensil Warna
6. Sumber Data ( Buku dan Jurnal )
III. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Interpretasi Citra
Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau
sensor lainnya. Sedangkan interpretasi citra menurut Muhlis et al
(2016), merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra
dan menilai arti penting obyek tersebut. Dengan demikian, penafsir
citra berupaya untuk mengenali obyek yang tergambar pada citra
dan menerjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti
geografi, pertanian, ekologi, dsb.
2. Fungsi Interpretasi Citra
Menurut Mustika dan Pigawati (2014), Interpretasi Citra
digunakan untuk mengetahui dan mengklasifikasikan berdasarkan
unsur-unsur interpretasi citra. Interpretasi citra dapat difungsikan
atau digunakan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan.
Fungsi dasarinterpretasi citra adalah untuk memperoleh informasi
tentang objek dalam suatu citra yang nantinya untuk dikaji
informasinya mengenai kakteristik atau unsur-unsur citra seperti
ukuran, bentuk, warna, tekstur, rona, asosiasi, dan pola.
3. Tahapan Interpretasi Citra
Menurut Agista et al (2014), Tujuan dari interpretasi citra
adalah untuk mengenali objek yang terekam dalam citra dengan
tahapan interpretasi yang terdiri dari deteksi, identifikasi serta
analisis. Tahapan deteksi adalah kegiatan pengamatan suatu objek
dalam hasil rekaman citra; Tahap identifikasi merupakan tahapan
lanjutan dari deteksi yaitu pengelompokan objek-objek pada citra
yang memiliki ciri-ciri yang sama; Tahap analisa merupakan
penganalisaan berbagai informasi yang sudah didapatkan, dan
menentukan secara pasti hasil dari interpretasi citra yang dilakukan
dengan konvergensi bukti.
4. Penggunaan Lahan
Menurut Baja (2012), Penggunaan lahan sering diistilahkan
dengan peruntukan lahan atau juga tata guna lahan . Artinya adalah
bentuk penggunaan lahan oleh masyarakat apakah digunakan untuk
pertanian, perkebunan, perumahan, atau dibiarkan saja (tidak
digunakan). Pada sektor pertanian lahan biasanya digunakan untuk
areal persawahan, kebun dan ladang sedangkan untuk bidang
lainnya lahan digunakan untuk pemukiman, prasarana umum,
pekarangan dan lain-lain.
5. Klasifikasi Penggunaan Lahan/klasifikasi
Penggunaan lahan diartikan sebagai bentuk campur tangan
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya baik materiil maupun spiritual. Klasifikasi penggunaan
lahan didasarkan pada kondisi fisik wilayah dan bentuk
pemanfaatan sebagai ruang pembangunan. Menurut Setiawan dan
Rudiarto (2016), Klasifikasi penggunaan lahan meliputi: lahan
permukiman, lahan perdagangan, lahan pertanian, lahan industri,
lahan jasa, lahan rekreasi, lahan ibadah dan lahan lainnya. Terdapat
pula kelas penggunaan lahan dalam klasifikasinya, yaitu meliputi
hutan, semak belukar, perkebunan, pertanian lahan kering, sawah,
tambak, tanah terbuka, pertambangan, permukiman dan tubuh air.
6. Pengertian Interpretasi Citra Monoskopis
Dalam melakukan interpretasi dikenal dengan 2 metode
yaitu monoskopis dan stereoskopis. Menurut Wahyono (2010),
Pengamatan monoskopis adalah interpretasi foto udara tanpa
adanya alat bantu stereoskop, hanya menggunakan mata pada satu
lembar foto saja. Pengamatan secara stereoskopis dilakukan untuk
menimbulkan pandangan tiga dimensional bagi medan. Metode
stereoskopis dilakukan dengan menggunakan alat bantu
stereoskopis untuk dual embar foto.
7. Fungsi Interpretasi Citra Monoskopis
Interpretasi citra secara visual/manual secara monoskopis
digunakan untuk memperoleh informasi terkait fisiografi, misalnya
lereng, kerapatan aliran, morfologi/relief, batuan, bentuklahan serta
tanah. Interpretasi objek dilakukan secara monoskopis dan on-
screen. Interpretasi citra monoskopis berfungsi untuk
menghasilkan informasi satuan medan atau fenomena lain yang
terkait dengan karakteristik medan. Peta turunan hasil interpretasi
biasanya digunakan untuk evaluasi lahan, pemetaan sistem lahan,
pemetaan bentuk lahan dan sebagainya; meskipun seringkali data
pendukung lain juga dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Cetak

Agista, Z., Rachwibowo, P., & Aribowo, Y. (2014). Analisis Litologi dan Struktur
Geologi Berdasarkan Citra Landsat pada Area Prospek Panasbumi Gunung
Telomoyo dan Sekitarnya, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa
Tengah. Geological Engineering E-Journal, 6(1), 278-293.

Baja, I. S. (2012). Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan


Wilayah. Penerbit Andi.

Muhlis, A., Irawan, F. A., & Ramadhan, F. (2016). Penilaian Perubahan Lahan
Sawah Di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Antara Tahun 2010
Dengan Tahun 2015. Jurnal INTEKNA: Informasi Teknik dan Niaga, 16(2),
143-149.

Mustika, P. P., & Pigawati, B. (2014). Kajian Arah dan Perkembangan Kota
Salatiga. Geoplanning, 1(1), 1-12.

Setiawan, B., & Rudiarto, I. (2016). Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Dan
Struktur Ruang Kota Bima. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 12(2),
154-168.

Wahyono, T. (2010). Pemanfaatan citra ikonos untuk pemetaan ruang terbuka


hijau di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta tahun 2007.

Website

KEMNAKER (2017), Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia


Nomor 95 Tahun 2017 , dari : www.jdih.kemnaker.go.id [5 Mei 2017].

Anda mungkin juga menyukai