Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KARTOGRAFI

“MAKALAH PERKEMBANGAN KARTOGRAFI DI DUNIA DAN DI INDONESIA”

Dosen:
Levana Apriani , ST., MT.

DisusunOleh :
Yayan Gunawan 4122.3.19.13.0011

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
2020
1. KARTOGRAFI

1.1. Pengertian Kartografi

Kartografi adalah suatu tekhnik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan
memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh permukaan
bumi,atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk yang dapat mudah
diobservasi ,sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi.

1.2. Kartografi Menurut Para Ahli

a. Menurut Taylor, mendefinisikan kartografi sebagai organisasi, presentasi, komunikasi


dan penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis, digital atau format nyata. Hal itu
dapat meliputi semua langkah-langkah dari persiapan data sampai ke penggunaan
akhir dengan penciptaan peta-peta dan hasil-hasil yang terkait dengan informasi
spasial. Dengan arti lain dikatakan kartografi adalah pembuatan data spasial yang
dapat diakses, menekankan visualisasinya dan memungkinkan berinteraksi dengannya
yang berhubungan dengan masalah-masalah geospasial.
b. Menurut ICA, Kartografi adalah seni, pengetahuan teknologi tentang pembuatan peta-
peta sekaligus mencakup setudinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil kariya seni.
c. Menurut Rystedt B, kartografi adalah disiplin ilmu yang menyatukan antara peta dan
pemetaan. Kartografi menyatukan tampilan/representasi dari dua fenomena geografi
yaitu, geografi nyata dan virtual.

1.3. Kartografi Sebagai Suatu Sistem Komunikasi

Dalam kehidupan harian, manusia harus berkomunikasi dan bermasyarakat. Boleh


dikatakan seseorang itu tidak dapat tinggal bersendirian tanpa berhubung antara satu
dengan yang lain. Komunikasi wujud di dalam beberapa hal. Seperti dalam kehidupan
harian banyak contoh contoh komunikasi yang boleh membantu kita memahami proses,
definasi danjenis komunikasi. Contoh alat pandang dengar iaitu radio dan televisyen
adalah merupakan salah satu cara komunikasi, jika mahu dihuraikan banyak lagi conloh-
contoh komunikasi yang boleh dipaparkan. Tetapi apa yang penting disini kita ingin
menghuraikan salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi dalam pemetaan Adalah
agak sukar untuk memberikan definasi dalam bagi peta kerana terdapat berbagai jenis dan
kegunaannya.
1.4. Produk Kartografi

Produk kartografi dapat diujudkan dalam berbagai bentuk. Adapun macam-macam


produk kartografi adalah sebagai berikut:
a. Sketsa adalah gambar keadaan suatu wilayah sempit dalam bentuk garis besar dan
memuat sedikit informasi. Faktor kebenaran ukuran dan bentuk obyek tidak
diutamakan.
b. Peta adalah gambaran suatu objek tertentu pada bidang datar, yang digambar dengan
memperhitungkan kebenaran ukuran, kedudukan, proyeksi, dan arah mata angin (peta
ini biasa disebut peta garis).
c. Peta timbul atau peta relief adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam
bentuk 3 dimensi, sehingga bentuk-bentuk relief wilayah tersebut nampak.
d. Maket atau miniatur adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3
dimensi, yang biasanya berskala besar dan menggambarkan daerah sempit serta
kenampakannya detil dan mirip dengan objek aslinya (padanya ditambahkan model-
model objek yang ada sepeti: rumah, pohon, mobil, dsb.
e. Atlas adalah buku yang berisi peta-peta negara dan disertai diagram, gambar, data
statistik, uraian penjelasannya dan berwarna.
f. Peta digital dan atau Ortofoto, yaitu peta hasil teknik penginderaan dari udara atau
luar angkasa. Pada peta digital/foto tidak terjadi seleksi objek karena semua
kenampakkan di lapangan yang tidak tertutup objek lain akan terekam. Dengan
demiikian simbul peta juga tidak dijumpai. Pada peta digital/foto sering ditambahkan
keterangan nama-nama jalan, nama kota atau nama tempat. Peta yang merupakan hasil
teknik penginderaan jauh dan belum dikoreksi kesalahannya disebut citra. Contoh:
citra satelit Multi Spektral Scanner (MSS), citra Thematic Mapper (TM), citra
inframerah thermal, citra Ikonos dan sebagainya.
g. Globe adalah gambaran wilayah permukaan bumi dalam bentuk bola. Jadi globe
bukan merupakan peta, tetapi model dari bola bumi.

1.5. SEJARAH PEMETAAN DI DUNIA

Kartografi diyakini sudah ada, bahkan jauh sebelum bahasa tertulis. Terdapat lukisan
dinding di Ankara, Turki, yang diyakini sebagai peta tertua. Peta tersebut bertanggal
sekitar 6.000 SM. Selain itu, ada pula peta yang digoreskan pada tablet tanah liat yang
dibakar. Peta tersebut digali dari reruntuhan Gasur di Irak dan bertanggal 2.500 SM atau
3.800 SM.
Peta dunia pertama diketahui disusun oleh orang Babilonia pada abat ke-6 SM. Bumi
ditampilkan sebagai bulatan yang dikelilingi lautan dan beberapa pulau. Kemudian, ada
pula Claudius Ptolemy yang merancang peta dunianya sendiri. Ia merupakan ahli geografi
di abad ke-2 dan memercayai bahwa Bumi itu bulat. Ia juga merupakan orang pertama
yang menggagas bahwa Matahari berputar mengelilingi Bumi.
Ahli geografi Yunani dan Arab turut membangun dasar kartografi modern, salah
satunya adalah Eratosthenes. Ia merupakan ilmuwan pertama yang mengukur keliling
Bumi secara akurat. Al-Idrisi juga pernah membuat peta dunia yang terperinci.
Kemajuan teknologi pemetaan (visualisasi), saat ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Banyak perusahaan yang menawarkan peta foto untuk wilayah yang
diinginkan dengan scene tertentu dan tingkat resolusi spassial yang beragam. Hal ini
terbukti dengan diluncurkannya satelit Lansat oleh NASA pada tanggal 23 juli 1972 yang
diberi nama ERST-1 (Earth Reseource Tehnology Satelit) (Lillesand, 1979 dalam
Rachman dkk, 2004).
Menurut Mumby et all.,(11997) dalam Siregar (2010), pada area lebih dari 60 km
dengan tingkat akurasi rendah, Lansat TM memberi hasil dengan akurasi yang lebih baik.
Sementara itu, untuk pemetaan dengan tingkat resolusi sedang menghasilkan peta habitat
yang kurang akurat.
Sehubungan dengan hal di atas, menurut Siregar (2010) kemajuan- kemajuan yang
dicapai dalam sensor satelit indraja terutama dengan diluncurkannya satelit yang
mempunyai resolusi spasial tinggi seperti Ikonos di tahun 1995 dan QuickBird di tahun
2001, ini memungkinkan fitur-fitur habitat di perairan dangkal pada luasan kurang dari 1
m atau beberapa meter saja. Hal ini dikarenakan satelit Ikonos memiliki resolusi spasial
antara 1-4 m dan QuickBird dengan resolusi spasial 0,65 m.

1.6. PEMETAAN DI INDONESIA

Wilayah indonesia terdiri dari alut yaitu 62% dari seluruh luas wilayah sangat efektif
diterapkan di Indonesia terhadap pelestarian sumberdaya aalam. Hal ini karena di
sepanjang pesisir dan lautan Indonesia terdapat 5 macam ekosistem yang sangat produktif
dalam memberikan kontribusi sebagai arial penghasil sumber protein dan dapat
meningkatkan pendapatan nelayan serta pendapan daerah. Lima ekosistem tersebut
adalah ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang, ekosistem
muara dan ekosistem rumput laut (Rachman, 2004).
Produk survei pemetaan adalah peta, profil melintang, profil memanjang, galian dan
timbunan dalam format digital. Di dalam bidang kelautan pemetaan digunakan untuk
mengetahui potensi kelautan tanpa menimbulkan dampak serius bagi biota laut.
Pemetaan di Indonesia sudah banyak digunakan oleh para peneliti. Hal ini
dikarenakan memerlukan waktu yang singkat serta biayanya yang murah. Berikut para
peneliti yang pernah menggunakan penginderaan jauh dalam pemetaannya adalah Siregar
(2010) menggunakan citra QuickBird untuk memetakan dasar perairan dangkal di
Kepulauan Seribu, Restuning dan handayani (2007) menggunakan data citra dari USGS
tahun 1973-2006 dalam pemetaan pola gempa bumi di Indonesia , Usman dkk (2005)
menggunakan citra Lansat TM dalam penelitian sedimentasi perairan lagoon Segara
Anakan dan dalam bidang perikanan Simbolon (2010) juga menggunakan data citra
modis dalam menentukan daerah penangkapan ikan cakalang melalui analisis Suhu
Permukaan Laut (SPL) di Teluk Pelabuhan Ratu.
1.7. PERKEMBANGAN SAAT INI

Kemajaun teknologi juga dirasakan dalam bidang pemetaan. Dimana teknologi


pemetaan untuk sekarang ini sudah menggunakan jasa satelit. Hal ini sangat memudahkan
masyarakat untuk untuk mendapatkannya. Untuk data citra Modis dapat di download
langsung melalui situs http://oceancolor.gsfc.nasa.gov (Simbolon, 2010). Restuning dan
Handayani (2007) mendapatkan data citra gempa bumi yang dapat diambil dari katalog
gempa bumi milik United States Geological Survey (USGS). Pemetaan juga dikenal
dengan istilah Sistem informasi Geografis (SIG) yang semakin populer seiring dengan
kemajuan teknologi informasi. Dalam hal ini SIG telah mengubah prosedur dalam
teknologi pemetaan dari cara kerja analog ke cara kerja digital. Sehingga perubahan
tersebut dapat meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan.

2. PETA

2.1. Pengertian Peta

Peta adalah gambaran konvensional pola-pola permukaan bumi yang dilihat dari atas
dan padanya ditambahkan tulisan-tulisan untuk identifikasi.
Peta adalah: (a) alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan
beberapa aplikasi teknik, (b) suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale., 1965).
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan
berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.
Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain penutup
meja. Pada awalnya peta hanya menggambarkan kenampakan nyata yang ada di permukaan
bumi. Sejalan dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula
untuk menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak dan benda angkasa.
Peta adalah gambaran objek yang diseleksi dan diperkecil, harus digambarkan pada
bidang datar (kertas) dengan proyeksi tertentu. Objek tersebut dapat berupa kenampakan
atau data tentang permukaan bumi atau benda angkasa. Dalam penggambaran, unsur-unsur
digambarkan dalam bentuk simbul-simbul. Ukuran objek diperkecil dengan menggunakan
skala.

2.2. Fungsi dan Manfaat Peta

Peta berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai:


a. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi. Letak
dapat dibedakan seperti: letak astronomis, letak geografis, dan letak administrasi.
b. Ukuran wilayah, misalnya: jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume
waduk, volume tanah yang harus digali, dan arah atau sudut.
c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk,
kepadatan bangunan, dan sebagainya.
d. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam, dan sebagainya.
2.3. Konsep Pemetaan

Untuk dapat melakukan penggambaran peta yang benar, harus diketahui terlebih
dahulu konsep pemetaan. Konsep pemetaan ialah bagaimana dapat menggambarkan
sebagian atau seluruh permukaan bumi yang bentuknya melengkung itu ke bidang datar
yang disebut peta dengan mendekati kebenaran yaitu dengan distrosi sekecil-kecilnya.
Untuk penggambaran tersebut pasti dijumpai kesulitan, karena bidang asli yang akan
digambar (bola/globe) berbeda dengan bidang yang digunakan untuk menggambar
(kertas/peta). Bola bumi/globe merupakan bangun tiga dimensi, sedangkan kertas/peta
merupakan bangun dua dimensi. Ini dapat dibayangkan apabila seseorang ingin
mendatarkan kulit jeruk yang melengkung. Tanpa adanya kerutan dan sobekan pada kulit
jeruk itu, tidak akan mungkin diperoleh kulit jeruk yang datar. Kerutan dan sobekan itulah
yang menyebabkan terjadinya distorsi. Distorsi yang timbul dalam proyeksi peta mungkin
berupa distorsi jarak, sudut, yang dapat mengakibatkan terjadinya distorsi luas, dan
bentuk.

2.4. Klasifikasi Peta

Berdasarkan jenis informasi yang dikandung, peta dapat dibedakan menjadi:


a. Peta Umum
1) Peta Topografi dan atau Peta Rupa bumi.
Peta topografi adalah peta yang isinya mengutamakan gambaran kebenaran dari
keadaan permukaan bumi. Kebenaran penggambarannya meliputi jenis objek, lokasi,
jarak, luas dan arah, demikian pula dengan peta rupabumi. Kedua peta ini berisi
bermacam-macam data yang digambarkan dalam satu lembar tertentu. Data-data yang
terdapat dalam peta topografi/rupabumi antara lain:

 grid (lintang dan bujur)


 pola aliran sungai (bila ada sungai
 relief
 nama-nama geografi
 batas wilayah administrasi (propinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan
 bentuk perhubungan (jalan raya dan rel kereta api
 permukiman
 data lain, misalnya hutan, rawa, sawah, dan tanah kosong (bila ada)
2) Peta korografi, menggambarkan daerah luas, negara, atau benua pada skala kecil
(Atlas termasuk peta jenis ini).
3) Peta-peta dunia
b. Peta Tematik (peta khusus)

Peta tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu.
Sebagai contoh adalah peta tanah, peta geologi, peta cpenggunaan lahan, peta kepadatan
penduduk, peta curah hujan dan lain-lain. Kenampakan objek lain pada peta tematik hanya
berfungsi menambah informasi, sehingga memudahkan si pengguna dalam membaca peta
tersebut. Saat ini peta-peta tematik banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan praktis diberbagai bidang pembangunan.
Salah satu jenis peta tematik ialah peta teknis, yaitu peta yang bersifat teknis dan
digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan proyek pembangunan. Peta ini merupakan
peta yang berskala besar, lebih besar dibanding jenis peta lain. Sebagai contoh adalah peta
kontur, peta rencana jalan, peta pembangunan perumahan, dan lain-lain.

2.5. Simbol Peta

Fungsi simbol pada peta adalah untuk mengganti atau mewakili objek yang
digambarkan pada peta. Dalam penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan
benar lokasinya. Simbol peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar.
Simbol peta dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan sifatnya. Simbol menurut
bentuknya terdiri dari simbol: titik, garis dan luasan/area. Sedangkan menurut sifatnya,
ada simbol kualitatif, dan ada yang kuantitatif. Pemilihan bentuk dan sifat simbol yang
dipilih tergantung pada jenis data yang akan digambarkan pada peta. Data statistik
umumnya digambar dengan simbol kuantitatif (seperti pada peta-peta statistik).Bagaimana
objek permukaan bumi digambarkan pada peta.
a. Objek digambarkan dengan simbol tertentu.
b. Bentuk permukaan bumi digambarkan dengan proyeksi peta.
c. Detil informasi objek ditentukan oleh skala.
d. Jenis informasi digambarkan berdasarkan tema

Dalam peta rupabumi, objek permukaan bumi dikelompokkan atas:


Detil 1: Bangunan dan unsur buatan manusia
Detil 2: Infrastruktur Transportasi atau Perhubungan
Detil 3: Topografi dan Relief
Detil 4: Batas Administrasi baik alam maupun buatan
Detil 5: Vegetasi (Penggunaan Lahan)
Detil 6: Hidrografi atau unsur perairan
Detil 7: Toponimi atau nama geografi

2.6. Skala Peta

Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di lapangan dengan jarak di peta.
Sebagai contoh:
Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km. Pada peta skala 1 : 100.000, maka
jarak antara kedua kota tersebut adalah : 1 cm di peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan,
Maka 50 km di lapangan = 50 cm di peta.
Berdasarkan skalanya peta dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
a. Peta kadaster (peta teknis) yaitu peta yang berskala > 1:5. 000
b. Peta skala besar, yaitu peta yang berskala 1:5. 000 – 1:250. 000
c. Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala 1:250. 000 – 1:500. 000
d. Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala 1: 500. 000 – 1: 1. 000. 000
e. Peta geografis, yaitu peta yang berskala < 1:1. 000. 000

Skala merupakan perbandingan jarak tertentu pada peta dengan jarak itu di
lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan
ukuran lebih kecil. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:
a. Skala angka (numerical scale) atau skala pecahan:
Contoh: Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1
km dilapangan)
b. Skala inch – mile Contoh: Skala 1 inch : 10 mile (artinya setiap 1 inch di
peta mewakili 10 mile atau 10 x 63.360 inch = 633.660 inch di lapangan).
c. Skala grafis (graphic scale), yaitu skala yang digambar dalam bentuk
garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.
Contoh: setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm mewakili jarak 1 km

Anda mungkin juga menyukai