Anda di halaman 1dari 12

kumpulan tugas

Rabu, 02 Juli 2014


makalah kartografi

BAB I
PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kartografi?
2. Apakah fungsi dan manfaat peta?
3. Apakah yang dimaksud dengan kordinat peta?
4. Apasajakah macam-macam proyeksi peta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kartografi
2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat peta
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kordinat peta
4. Untuk mengetahui macam-macam proyeksi peta
D. Manfaat
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan kartografi
2. Dapat mengetahui fungsi dan manfaat peta
3. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan kordinat peta
4. Dapat mengetahui macam-macam proyeksi peta

BAB II
PEMBAHASAAN

A. KARTOGRAFI
1. Pengertian Kartografi
Kartografi adalah suatu tekhnik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan
memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh permukaan bumi,atau
benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk yang dapat mudah
diobservasi ,sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi.
2. Kartografi Menurut Para Ahli
a. Menurut Taylor, mendefinisikan kartografi sebagai organisasi, presentasi,
komunikasi dan penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis, digital atau format nyata. Hal
itu dapat meliputi semua langkah-langkah dari persiapan data sampai ke penggunaan akhir
dengan penciptaan peta-peta dan hasil-hasil yang terkait dengan informasi spasial. Dengan arti
lain dikatakan kartografi adalah pembuatan data spasial yang dapat diakses, menekankan
visualisasinya dan memungkinkan berinteraksi dengannya yang berhubungan dengan masalah-
masalah geospasial.
b. Menurut ICA, Kartografi adalah seni, pengetahuan teknologi tentang pembuatan
peta-peta sekaligus mencakup setudinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil kariya seni.
c.Menurut Rystedt B, kartografi adalah disiplin ilmu yang menyatukan antara peta
dan pemetaan. Kartografi menyatukan tampilan/representasi dari dua fenomena geografi yaitu,
geografi nyata dan virtual.

3. Kartografi Sebagai Suatu Sistem Komunikasi


Dalam kehidupan harian, manusia harus berkomunikasi dan bermasyarakat. Boleh
dikatakan seseorang itu tidak dapat tinggal bersendirian tanpa berhubung antara satu dengan
yang lain. Komunikasi wujud di dalam beberapa hal. Seperti dalam kehidupan harian banyak
contoh contoh komunikasi yang boleh membantu kita memahami proses, definasi danjenis
komunikasi. Contoh alat pandang dengar iaitu radio dan televisyen adalah merupakan salah satu
cara komunikasi, jika mahu dihuraikan banyak lagi conloh-contoh komunikasi yang boleh
dipaparkan. Tetapi apa yang penting disini kita ingin menghuraikan salah satu bentuk
komunikasi yaitu komunikasi dalam pemetaan Adalah agak sukar untuk memberikan definasi
dalam bagi peta kerana terdapat berbagai jenis dan kegunaannya.
4. Produk Kartografi
Produk kartografi dapat diujudkan dalam berbagai bentuk. Adapun macam-macam produk
kartografi adalah sebagai berikut:
a. Sketsa adalah gambar keadaan suatu wilayah sempit dalam bentuk garis besar dan memuat
sedikit informasi. Faktor kebenaran ukuran dan bentuk obyek tidak diutamakan.
b. Peta adalah gambaran suatu objek tertentu pada bidang datar, yang digambar dengan
memperhitungkan kebenaran ukuran, kedudukan, proyeksi, dan arah mata angin (peta ini biasa
disebut peta garis).
c. Peta timbul atau peta relief adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3
dimensi, sehingga bentuk-bentuk relief wilayah tersebut nampak.
d. Maket atau miniatur adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi,
yang biasanya berskala besar dan menggambarkan daerah sempit serta kenampakannya detil
dan mirip dengan objek aslinya (padanya ditambahkan model-model objek yang ada sepeti:
rumah, pohon, mobil, dsb.
e. Atlas adalah buku yang berisi peta-peta negara dan disertai diagram, gambar, data statistik,
uraian penjelasannya dan berwarna.
f. Peta digital dan atau Ortofoto, yaitu peta hasil teknik penginderaan dari udara atau luar angkasa.
Pada peta digital/foto tidak terjadi seleksi objek karena semua kenampakkan di lapangan yang
tidak tertutup objek lain akan terekam. Dengan demiikian simbul peta juga tidak dijumpai. Pada
peta digital/foto sering ditambahkan keterangan nama-nama jalan, nama kota atau nama tempat.
Peta yang merupakan hasil teknik penginderaan jauh dan belum dikoreksi kesalahannya disebut
citra. Contoh: citra satelit Multi Spektral Scanner (MSS), citra Thematic Mapper (TM), citra
inframerah thermal, citra Ikonos dan sebagainya.
g. Globe adalah gambaran wilayah permukaan bumi dalam bentuk bola. Jadi globe bukan
merupakan peta, tetapi model dari bola bumi.
B. PETA
1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional pola-pola permukaan bumi yang dilihat dari atas dan
padanya ditambahkan tulisan-tulisan untuk identifikasi.
Peta adalah: (a) alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan beberapa
aplikasi teknik, (b) suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale., 1965).
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai
kenampakannya pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.
Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain penutup meja. Pada
awalnya peta hanya menggambarkan kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi. Sejalan
dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula untuk
menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak dan benda angkasa.
Peta adalah gambaran objek yang diseleksi dan diperkecil, harus digambarkan pada bidang
datar (kertas) dengan proyeksi tertentu. Objek tersebut dapat berupa kenampakan atau data
tentang permukaan bumi atau benda angkasa. Dalam penggambaran, unsur-unsur digambarkan
dalam bentuk simbul-simbul. Ukuran objek diperkecil dengan menggunakan skala.
2. Fungsi dan Manfaat Peta
Peta berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai:
a. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi. Letak dapat dibedakan
seperti: letak astronomis, letak geografis, dan letak administrasi.
b. Ukuran wilayah, misalnya: jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk,
volume tanah yang harus digali, dan arah atau sudut.
c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bangunan, dan
sebagainya.
d. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam, dan sebagainya.
3. Konsep Pemetaan
Untuk dapat melakukan penggambaran peta yang benar, harus diketahui terlebih dahulu
konsep pemetaan. Konsep pemetaan ialah bagaimana dapat menggambarkan sebagian atau
seluruh permukaan bumi yang bentuknya melengkung itu ke bidang datar yang disebut peta
dengan mendekati kebenaran yaitu dengan distrosi sekecil-kecilnya. Untuk penggambaran
tersebut pasti dijumpai kesulitan, karena bidang asli yang akan digambar (bola/globe) berbeda
dengan bidang yang digunakan untuk menggambar (kertas/peta). Bola bumi/globe merupakan
bangun tiga dimensi, sedangkan kertas/peta merupakan bangun dua dimensi. Ini dapat
dibayangkan apabila seseorang ingin mendatarkan kulit jeruk yang melengkung. Tanpa adanya
kerutan dan sobekan pada kulit jeruk itu, tidak akan mungkin diperoleh kulit jeruk yang datar.
Kerutan dan sobekan itulah yang menyebabkan terjadinya distorsi. Distorsi yang timbul dalam
proyeksi peta mungkin berupa distorsi jarak, sudut, yang dapat mengakibatkan terjadinya
distorsi luas, dan bentuk.
4. Klasifikasi Peta
Berdasarkan jenis informasi yang dikandung, peta dapat dibedakan menjadi:
a. Peta Umum
1) Peta Topografi dan atau Peta Rupa bumi.
Peta topografi adalah peta yang isinya mengutamakan gambaran kebenaran dari keadaan
permukaan bumi. Kebenaran penggambarannya meliputi jenis objek, lokasi, jarak, luas dan arah,
demikian pula dengan peta rupabumi. Kedua peta ini berisi bermacam-macam data yang
digambarkan dalam satu lembar tertentu. Data-data yang terdapat dalam peta topografi/rupabumi
antara lain:
a) grid (lintang dan bujur)
b) pola aliran sungai (bila ada sungai
c) relief
d) nama-nama geografi
e) batas wilayah administrasi (propinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan
f) bentuk perhubungan (jalan raya dan rel kereta api
g) permukiman
h) data lain, misalnya hutan, rawa, sawah, dan tanah kosong (bila ada)
2) Peta korografi, menggambarkan daerah luas, negara, atau benua pada skala kecil (Atlas
termasuk peta jenis ini).
3) Peta-peta dunia
b. Peta Tematik (peta khusus)
Peta tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu. Sebagai
contoh adalah peta tanah, peta geologi, peta cpenggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, peta
curah hujan dan lain-lain. Kenampakan objek lain pada peta tematik hanya berfungsi menambah
informasi, sehingga memudahkan si pengguna dalam membaca peta tersebut. Saat ini peta-peta
tematik banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan praktis diberbagai bidang
pembangunan.
Salah satu jenis peta tematik ialah peta teknis, yaitu peta yang bersifat teknis dan digunakan
sebagai pedoman untuk pelaksanaan proyek pembangunan. Peta ini merupakan peta yang
berskala besar, lebih besar dibanding jenis peta lain. Sebagai contoh adalah peta kontur, peta
rencana jalan, peta pembangunan perumahan, dan lain-lain.
5. Simbol Peta
Fungsi simbol pada peta adalah untuk mengganti atau mewakili objek yang digambarkan
pada peta. Dalam penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan benar lokasinya.
Simbol peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar.
Simbol peta dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan sifatnya. Simbol menurut
bentuknya terdiri dari simbol: titik, garis dan luasan/area. Sedangkan menurut sifatnya, ada
simbol kualitatif, dan ada yang kuantitatif. Pemilihan bentuk dan sifat simbol yang dipilih
tergantung pada jenis data yang akan digambarkan pada peta. Data statistik umumnya digambar
dengan simbol kuantitatif (seperti pada peta-peta statistik).
Bagaimana objek permukaan bumi digambarkan pada peta.
a. Objek digambarkan dengan simbol tertentu.
b. Bentuk permukaan bumi digambarkan dengan proyeksi peta.
c. Detil informasi objek ditentukan oleh skala.
d. Jenis informasi digambarkan berdasarkan tema
Dalam peta rupabumi, objek permukaan bumi dikelompokkan atas:
Detil 1: Bangunan dan unsur buatan manusia
Detil 2: Infrastruktur Transportasi atau Perhubungan
Detil 3: Topografi dan Relief
Detil 4: Batas Administrasi baik alam maupun buatan
Detil 5: Vegetasi (Penggunaan Lahan)
Detil 6: Hidrografi atau unsur perairan
Detil 7: Toponimi atau nama geografi
6. Skala Peta
Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di lapangan dengan jarak di peta.
Sebagai contoh:
Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km. Pada peta skala 1 : 100.000, maka jarak
antara kedua kota tersebut adalah : 1 cm di peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan, Maka 50
km di lapangan = 50 cm di peta.
Berdasarkan skalanya peta dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
a. Peta kadaster (peta teknis) yaitu peta yang berskala > 1:5. 000
b. Peta skala besar, yaitu peta yang berskala 1:5. 000 – 1:250. 000
c. Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala 1:250. 000 – 1:500. 000
d. Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala 1: 500. 000 – 1: 1. 000. 000
e. Peta geografis, yaitu peta yang berskala < 1:1. 000. 000
Skala merupakan perbandingan jarak tertentu pada peta dengan jarak itu di
lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan ukuran
lebih kecil. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:
- Skala angka (numerical scale) atau skala pecahan:
Contoh: Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km
dilapangan)
- Skala inch – mile
Contoh: Skala 1 inch : 10 mile (artinya setiap 1 inch di peta mewakili 10 mile atau 10 x 63.360
inch = 633.660 inch di lapangan).
- Skala grafis (graphic scale), yaitu skala yang digambar dalam bentuk
garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.
Contoh: setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm mewakili jarak 1 km

C. PROYEKSI PETA
Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan
bentuk, sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan peta. Jarak di peta
sama dengan jarak di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di
lapangan atau sama bentuk (conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya
equalarea. Namun keadaan ideal ini tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun.
Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikurangi saja.
Proyeksi peta tidak lain adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke
bidang datar yang berupa peta.
Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang
datar yang disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian
depan, untuk mencapai ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan
untuk mencapai suatu syarat saja untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal
yang tidak mungkin. Yang mungkin dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk
sebagian dari permukaan bumi. Suatu kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas
bisa diambil, guna memungkinkan membuat kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih
luas.
1. Macam-macam Proyeksi Peta
Proyeksi peta dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menurut Bidang Proyeksinya
1) Proyeksi Azimuthal/zenithal/planar bila bidang proyeksinya berupa bidangdatar.
2) Proyeksi silinder bila bidang proyeksinya berupa silinder atau tabung
3) Proyeksi kerucut bila bidang proyeksinya berupa kerucut atau cone.
b. Menurut Posisi Bidang Proyeksinya Terhadap Bola Bumi
1) Proyeksi tegak atau normal, jika garis karakteristik bidang proyeksi berimpitdengan sumbu bola
bumi.
2) Proyeksi melintang atau transversal atau equatorial, bila garis karakteristik bidang proyeksi
berpotongan tegak lurus dengan umbu bola bumi.
3) Proyeksi oblique atau miring, bila garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut
lancip dengan sumbu bola bumi.
c. Menurut Sifat Distorsinya
1) Proyeksi ekuidistan, bila jarak di permukaan bumi sama dengan jarak di peta menurut skalanya.
2) Proyeksi konform, bila sudut/bentuk di permukaan bumi sama dengan bentuk di peta.

3) Proyeksi ekuivalen, bila luas di permukaan bumi sama dengan luas di peta setelah diskalakan.
d. Menurut Posisi Pusat Proyeksi
1) Proyeksi Gnomonis, bila pusat bola bumi merupakan pusat sumber proyeksi.
2) Proyeksi Stereografis, bila pusat sumber proyeksi terletak pada titik di permukaan bumi.
3) Proyeksi Ortografis, bila pusat sumber proyeksi berasal atau terletak di tempat yang sangat jauh
tidak terhingga sehingga garis-garis proyeksi dianggap sejajar.
2. Memilih Proyeksi Peta
Dalam memilih proyeksi peta harus diperhatikan tujuan atau maksud pembuatan peta
tersebut, serta unsur mana yang sangat dituntut bagi kepentingan pemakai peta. Sebagai contoh:
a. Untuk keperluan pelayaran/navigasi: harus dipilih proyeksi konform yang atau sama bentuk.
b. Untuk para ahli ekonomi, geografi, untuk menggambarkan data statistik dan menunjukkan
penyebaran: pilih proyeksi ekuivalen/sama luas.
c. Untuk keperluan penerbangan yang mementingkan kondisi jarak yang benar, haris dipilih
proyeksi ekuidistan/sama jarak.
d. Untuk mengetahui letak dan bentuk daerah: misalnya letak Indonesia membujur di dekat
equator, sebaiknya dipilih proyeksi silinder. Letak Chili melintang searah dengan meridian dan
terletak di hemisfera selatan, dapat menggunakan proyeksi kerucut. Indonesia sekarang ini
penggambaran peta rupabumi menggunakan proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM).
3. Proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM)
Proyeksi Transverse Mercator merupakan proyeksi silinder berposisi ekuatorial/transvers,
sering disebut dengan proyeksi UTM.
a. Ciri-cirinya
1) Bidang proyeksinya silinder.
2) Sumbu silinder tegak lurus pada sumbu bumi.

3) Bidang silinder memotong bola bumi pada dua garis meredian dan garis-garis meredian itu
dinamakan meredian standar.

4) Meredian standar diproyeksikan sama jaraknya pada bidang silinder.

5) Bola bumi dibagi dalam zone-zone yang tiap zone lebarnya 6° dan dibatasi oleh meredian.

6) Tiap zone diproyeksikan pada satu bidang silinder.

7) Ukuran tiap zone adalah lebar 6° dan 8°.


8) Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone/daerah/lembar.
b. Keuntungan
1) Sudut-sudut pada permukaan bumi konform.
2) Satu bagian zone derajat dengan ukuran 6° x 8° sama dengan 665 km x 885 km
3) Dapat dipakai untuk pembuatan peta penerbangan.

c. Kerugian
1) Karena pembesaran jarak dan konvergensi meredian, maka unsur ini harus diperhatikan dalam
perhitungan.
2) Walaupun satu bagian derajat meliputi daerah luas akan tetapi masih dibutuhkan hitungan-
hitungan pemindahan bagian derajat, jadi tidak praktis.
3) Konvergensi meredian pada jarak 15 km maksimum dapat mencapai lebih kurang 150 meter.
D. TATA KOORDINAT
1. Koordinat Pada Permukaan Bumi
Koordinat pada permukaan bumi dinyatakan sebagai koordinat geografi yaitu besarnya
sudut busur yang diukur dari pusat bumi. Busur lingkaran-lingkaran yang digambar memotong
ekuator dari kutub ke kutub disebut meredian. Menurut kesepakatan internasional, meredian 0
atau meredian utama (prime meredian) ialah meredian yang melalui Royal Observatory
Greenwich, London.
Jarak lengkung di sebelah utara dan selatan ekuator yang diukur sepanjang suatu meredian
disebut lintang (latitude). Busur 90 derajat antara ekuator dan kedua kutub ditandai dengan
lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan ekuator dan masing-masing sama jaraknya dan
lingkaran itu semakin kecil ke arah kutub, dan disebut garis-garis paralel. Garis-garis meredian
dan paralel itu merupakan sistem grid yang dipakai untuk menentukan posisi tempat (titik) di
permukaan bumi.
Berawal dari meredian utama (Greenwich) ke arah timur sampai 180º dinamai bujur timur
(BT). Dari meredian utama (Greenwich) ke arah barat sampai 180º disebut bujur barat (BB),
Sehubungan dengan penggambaran peta, permukaan bumi dibedakan menjadi:
a. Bidang Permukaan Fisik Bumi Ialah suatu bidang seperti kita lihat sehari-hari dengan bentuk
yang tidak beraturan, ada gunung, lembah, dan dataran.
b. Bidang Geoide Ialah suatu bidang equipotensial dari gravitasi dengan bentuk tidak berarturan.
c. Bidang Ellipsoid (bidang Spheroid) Ialah suatu bidang geometrik yang beraturan dan mirip
bentuknya dengan bidang geoide. Bidang ini dipilih sebagai bidang hitung yang merupakan
bidang perantara untuk memindahkan lengkungan bola bumi ke bidang peta dan biasanya
disebut sebagai bidang referensi/acuan.
2. Koordinat Peta
Sistem koordinat peta adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana
koordinat-koordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik atau obyek pada sebuah
peta. Aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal (origin) beserta beberapa sumbu-sumbu
koordinat untuk mengukur jarak dan sudut untuk menghasilkan koordinat. Sistem koordinat peta
yang terkenal di dunia ini adalah sistem koordinat geografis dan sistem koordinat UTM
(Universal Transvers Mercator).
Sistem koordinat geografis atau sering disebut dengan sistem koordinat geodetis
ini dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang membagi bumi menjadi dua bagian irisan
yaitu irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari katulistiwa (equator),
membesar ke arah kutub (utara maupun selatan) sedangkan yang lain membujur mulai dari garis
Greenwich (dekat dengan Inggris) membesar ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat
dibagi dalam derajat lintang 0° sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara
dan selatan equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich.
Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik, misalnya 110°35’32”, dan
seterusnya. Koordinat geografi digunakan sebagai referensi peta dengan tujuan yang luas, tetapi
biasanya hanya untuk pemetaan skala kecil (1 : 1.000.000 atau lebih kecil) dengan liputan daerah
yang sangat luas. Koordinat ini banyak digunakan untuk terapan operasional di udara ataupun
perairan seperti ditunjukkan pada semua chart (peta-peta navigasi).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai