Anda di halaman 1dari 158

Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. MAKSUD DAN TUJUAN


• Praktikan mampu mengetahui pengertian ilmu ukur tanah dan manfaatnya.
• Praktikan mengetahui pengertian umum peta.
• Praktikan dapat menguasai dan mengerti proses pembuatan peta topografi.

I.2. DASAR TEORI


Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari
sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuranpengukuran
guna mendapatkan peta. Pengukuran di lakukan terhadap titik-titik detail alam
maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikalnya (z)
yang direrensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.
Dalam pengertian yang lebih umum pengukuran tanah dapat dianggap sebagai
disiplin yang meliputi semua metode untuk menghimpun dan melakukan proses
informasi dan data tentang bumi dan lingkungan fisis.
Salah satu aplikasi dari ilmu ukur tanah adalah membuat peta yang nantinya akan
digunakan lagi dalam disiplin ilmu lain terutama yang menggunakan peta untuk
dasarnya. Penggunaan peta untuk terutama dibidang geologi contohnya dalam
geomorfologi, pemetaan geologi dan geofisika, dan lain sebagainya.

I.3. PENGERTIAN PETA


Peta adalah penyajian informasi spasial permukaan/bawah permukaan bumi
dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi.
Dari definisi di atas dapat dimengerti bahwa peta merupakan alat untuk
menyampaikan informasi (alat komunikasi). Informasi yang disampaikan adalah
unsur-unsur permukaan/bawah bumi secara grafis.
Penyajian informasi dalam bentuk grafis akan mempersoalkan beberapa pengertian
yang perlu diketahui, yaitu :
1. Visualisasi : data yang akan dirubah menjadi gambar,
2. Universal : sesuatu yang akan disajikan/digambar haruslah difahami oleh setiap
orang,

1
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

3. Grafik : gambar tersebut harus dapat diperkecil skalanya, direproduksi tanpa


merubah pengertian yang mendasar tentang sesuatu informasi.

Berkaitan dengan masalah komunikasi, ada beberapa pengertian yang perlu dipahami
sehubungan dengan masalah peta.

1. Peta adalah alat untuk menyampaikan pendapat,


2. Pendapat itu ingin disampaikan melalui mata kepada yang menerimanya,
3. Dengan menggunakan peta, diharapkan pendapat tersebut bisa diterima dengan
lebih mudah, dibandingkan tanpa menggunakan peta,
4. Pendapat yang ingin disampaikan adalah segala hal yang menyangkut ruang.

Pada pelaksanaan pembuatan peta, akan dijumpai beberapa masalah yang


berhubungan dengan komunikasi, antara lain:

1. Imajinasi (daya cipta)


Pembuat peta harus dapat menyajikan dengan jelas informasi yang menyatakan
bahwa kepadatan penduduk suatu tempat lebih padat dibandingkan dengan tempat
lain.
2. Persepsi
Perlu disadari bahwa akan timbul suatu kesulitan antara pembuat dan pemakai
peta dalam hal :
a. Sampai sejauh mana pemakai peta dapat mengerti pesan yang akan
disampaikan pada selembar peta,
b. Adanya perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh pembuat dan
pemakai peta,
c. Konsep-konsep untuk data-data geometrik pada peta yang belum tentu sama
antara pembuat dan pemakai peta.
Menyadari bahwa pada dasarnya peta adalah alat penyampai pesan, maka agar pesan
dapat dimengerti (sampai) pada penerimanya, diperlukan bahasa yang sama antara
pembuat dan pemakai peta. Melalui kesepatakan (kompromi), bahasa yang sama tersebut
diwujudkan melalui simbol-simbol (titik, garis, luasan, warna, dan sebagainya).

2
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

I.4. FUNGSI PETA


Dalam penyajian suatu peta, isi peta mempunyai karakteristik dan fungsi tertentu,
yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peta merupakan gambaran dalam bentuk 2 (dua) dimensi,
2. Gambaran yang disajikan adalah dalam bentuk hasil reduksi dari keadaan yang
sebenarnya,
3. Informasi/data yang disajikan merupakan suatu bentuk penegasan atau
enhancement dari unsur yang ada.

Sedang fungsi peta adalah :

1. Memperlihatkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya
terhadap tempat lain di permukaan bumi),
2. Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarakjarak di
permukaan bumi.
3. Memperlihatkan bentuk (dari peta dapat dilihat bentuk-bentuk daerah bergunung,
permukiman, dataran, dan obyek lain yang cukup besar, sehingga dimensinya
dapat diperlihatkan dalam peta dengan skala yang tertentu),
4. Menghimpun dan menyeleksi data (peta menghimpun dan menyeleksi sejumlah
data-data tertentu dari suatu daerah dan disajikan dalam bentuk yang memadai
keadaan di permukaan bumi).

I.5. KLASIFIKASI PETA


Tidak ada klasifikasi peta yang bersifat baku. Secara garis besar, peta dapat dibagi
berdasarkan bentuk penyajian, isi atau informasi utama pada peta, dan kegunaan peta.

1. Klasifikasi Peta bersadarkan bentuk penyajiannya

a. Peta Garis (Line Map)


Peta yang menyajikan gambaran dari permukaan bumi dalam bentuk garis atau
grafis.

b. Peta Foto (Photo Map)


Gambaran dari permukaan bumi disajikan dalam bentuk fotografis, hasil dari
pemotretan udara.
c. Peta Digital (Digital Map)
3
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Suatu peta yang data-datanya (nomor titik, koordinat horisontal, vertikal)


tersimpan dalam media komputer.

2. Klasifikasi Peta berdasarkan isi peta

a. Peta Topografi (Topographic Map)/Rupabumi


BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional) mendefinisikan Peta Topografi/Rupabumi sebagai peta yang
menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada permukaan dan di bawah
bumi yang meliputi :

• Hipsografi (tinggi rendahnya lasekap dalam bentuk kontur),


• Hidrografi (tatanan air : sungai, danau, dan sebagainya),
• Vegetasi (budidaya dan non budidaya),
• Toponimi (nama-nama generik unsur-unsur muka bumi),
• Batas-batas administrasi,
• Unsur-unsur buatan manusia (jalan, bendungan, permukiman, termasuk
peninggalan purbakala, dan sebagainya),Rujukan geografis baku.
b. Peta Tematik (Thematic Map)
Peta yang menyajikan informasi unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi
sesuai dengan tema peta bersangkutan dan umumnya mempunyai hubungan
tertentu dengan informasi topografi.
c. Chart
Suatu peta untuk kegunaan bersifat khusus, dalam hal ini data-data yang
disajikan berhubungan dengan masalah navigasi.

3. Klasifikasi Peta berdasarkan kegunaan peta


a. Peta Referensi atau Peta Serbaguna
Peta yang dijadikan dasar dari perencanaan pembangunan nasional dan
regional, umumnya diproduksi dalam satu seri peta.
Jenis dari peta referensi antara lain :
1) Peta Planimetris
Peta yang hanya menyajikan posisi horisontal dari unsur-unsur permukaan
bumi tanpa menyajikan data ketinggian.
2) Peta Kadaster
Peta yang menyajikan batas pemilikan tanah.
4
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

3) Peta Topografi/Rupabumi
Peta yang menggambarkan tidak hanya detil planimetris dari unsurunsur
di permukaan bumi, tetapi juga menggambarkan bentuk terein/relief. Seri
pemetaan nasional adalah dalam bentuk Peta Topografi/Rupabumi.
b. Peta Tematik
Dalam pembuatan peta tematik, diperlukan dua elemen penting, yaitu peta
dasar serta data/informasi spesifik yang akan disajikan.

Contoh peta tematik antara lain :

1) Peta Geologi,
2) Peta Geomorfologi,
3) Peta Sumber Daya Alam,
4) Peta Jaringan Jalan,
5) Peta Tanah,
6) Peta Pariwisata,
7) Peta Sumber Daya Hutan,
8) Peta Tata Guna Lahan,
9) Peta Sumber Daya Air,

I.6. PETA DASAR


Di samping pengklasifikasian peta di atas, dikenal juga istilah Peta Dasar. Ada dua
pengertian peta dasar, yaitu ditinjau dari segi teknis pengadaan dan dari segi fungsinya.

1. Peta Dasar dari segi teknis pengadaan


Dari segi teknis pengadaan, R.Janicot memberi pembatasan sebagai berikut
: "Peta Dasar (Basic Map) adalah peta yang dibuat langsung dari survei
lapangan". Dengan demikian ketelitian peta dasar tergantung pada skala yang
dibuat. Skala ini menentukan persyaratan teknis pembuatannya, seperti skala foto
udara, distribusi titik-titik kontrol lapangan, dan pesifikasi kartografi lainnya.
Bersadarkan peta dasar tersebut dapat dibuat peta-peta jabaran (derived map)
dengan skala yang lebih kecil dengan hanya operasi kartografis saja, yaitu melalui
generalisasi (tanpa perlu kerja lapangan). Misalnya, kalau peta dasar tersebut 1 :
50.000, maka dapat dibuat peta jabaran 1 : 100.000, 1 : 250.000, 1 : 500.000, dan 1 :
1.000.000. Peta dasar yang dibuat langsung dari lapangan hanya dilakukan satu

5
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

kali saja. Jika peta dasar telah "out of date", maka dilakukan revisi peta atau
dibuat peta dasar baru yang skalanya lebih besar dari peta dasar semula.

2. Peta Dasar dari segi fungsinya


Peta Dasar (Base Map) adalah peta yang menyajikan informasi dasar, pada
mana data tambahan yang sifatnya khusus dikompilasikan atau dicetak, sehingga
menghasilkan peta baru. Peta baru di atas disebut Peta Tematik (Thematic Map)
yang memuat tema-tema tertentu.

I.7. MANFAAT PETA


Manfaat peta dalam konteks pembangunan (umum) adalah :
1. Sebagai Dasar Penetapan Kebijaksanaan pembangunan.
2. Sebagai alat dalam proses perencanaan.
3. Sebagai alat dalam pelaksanaan pembangunan.
4. Sebagai alat monitoring.
5. Untuk presentasi data.

Dalam konteks perencanaan/pembangunan di atas tentunya disesuaikan dengan


skala peta yang dibuat dan keperluan bidang masing-masing. Setiap bidang
pembangunan dan tahapan pembangunan membutuhkan bermacam jenis peta dalam
dengan skala peta yang berbeda (skala peta : kecil, menengah, dan besar).

I.8. MEMBUAT PETA


Berbagai metode dapat digunakan untuk mebuat peta (peta garis), salah satu yang
akan dipelajari di sini adalah cara membuat peta dengan metode terestris, yaitu dengan
melakukan pengukuran-pengukuran langsung di lapangan.
Kalau diperhatikan dengan cermat, peta garis merupakan kombinasi secara
sistematis dari unsur-unsur ilmu ukur Euclidian (titik, garis, dan luasan). Data dasar
yang diperlukan adalah jarak, sudut, asimut, dan tinggi (untuk kontur). Masingmasing
data dasar tersebut akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

6
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

I.9. SISTEM KOORDINAT PETA


Sistem koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu
objek diletakkan dalam koordinat. Koordinat merupakan titik pertemuan antara absis
dan ordinat, ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara
garis-garis yang tegak lurus satu sama lain

Ada tiga sistem koordinat yang digunakan pada pemetaan yakni :


1. Sistem Koordinat 1 Dimensi : satu sumbu koordinat
2. Sistem Koordinat 2 Dimensi : dua sumbu koordinat
3. Sistem Koordinat 3 Dimensi : tiga sumbu koordinat

Dalam kontek perpetaan, koordinat yang dimaksud adalah koordinat posisi titik
dalam ruang. Koordinat titik dalam ruang, umumnya berupa koordinat kartesi (X, Y)
dan (L, B) serta tinggi (Z atau h(H)).

Di Indonesia umumnya digunakan 2 sistem koordinat, yaitu koordinat geografi dan


sistem Universal Transverse Mercator (UTM). Dua sistem koordinat ini cocok
digunakan di Indonesia karena Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa, yang
lingkar garis bujur akan lebih panjang dari pada lingkar garis bujur di kutub.
1. Koordinat Geografi
Sistem ini menggunakan titik longitude (bujur) dan latitude (lintang). Sistem
koordinat bujur-lintang (atau dalam bahasa Inggris disebut LatitudeLongitude),
terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :

7
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar I.1 Garis Khatulistiwa


• Equator adalah garis khayal yang bidang irisannya membagi bumi menjadi
dua sama besar, yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian
selatan.
• Garis Paralel adalah garis khayal sejajar yang dengan equator.
• Garis paralel makin ke utara / ke selatan akan berbentuk lingkaran yang bidang
irisnya sejajar equator namun luasnya semakin kecil dan akhirnya hanya
berupa titik di kutub utara / selatan. Jarak busur (dalam satuan derajat, menit
dan detik) dengan patokan equator disebut sebagai lintang (latitude).
• Garis Meridian adalah garis-garis khayal yang menghubungkan kutub utara
dengan kutub selatan.
• Garis meridian tidak sejajar satu sama lainnya, berawal dari satu titik di
kutub utara maupun kutub selatan dan melebar di equator, garis-garis
meridian memotong equator tegak lurus. Setiap titik di muka bumi memiliki
jarak tertentu dari garis prime meridian, jika jarak tersebut dinyatakan
dalam satuan derajat, menit dan detik, maka jarak tersebut disebut sebagai
bujur (longitude).

8
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar I.2 Garis Prime


Meridian Sifat sifat koordinat bujur-lintang

a. Titik longitude mempunyai nilai 180 sampai dengan 180 (W E)


b. Titik latitude mempunyai nilai 90 sampai dengan 90 (S N)
c. Penulisan koordinat biasanya ditulis dalam derajad menit detik
(degrees-minutes seconds / DMS). Contoh: 110o 30‟ 37,80‟‟

d. Pengubahan menjadi koordinat proyeksi biasanya dalam bentuk derajad


desimal (Decimal Degrees / DD). Contoh: 110,5105
e. Cara pengubahannya dengan menjumlahkan nilai:
Derajad dibagi 1 (tetap) + Menit dibagi 60 + Detik dibagi 3600

2. Koordinat Universal Transverse Mercator (UTM)

Koordinat Universal Transverse Mercator atau biasa disebut dengan UTM,


memang tidak terlalu dikenal di Indonesia karena lebih sering menggunakan
koordinat bujur-lintang.

9
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar I.3 Sistem Koordinat UTM

Sifat sifat Proyeksi UTM

a. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola


bumi pada dua buah meridian, yang disebut dengan meridian standar.
Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah.
b. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 (derajat)
atau sekitar 667 kilometer.
c. Seluruh wilayah yang ada di permukaan bola bumi dibagi menjadi 60 zona
bujur.
d. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang masing-
masing zona adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 kilometer.
e. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.
f. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.
g. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.
h. Dalam koordinat UTM, setiap zona memiliki sumbu-sumbu tersendiri,
berbeda dengan koordinat bujur-lintang yang menggunakan satu sumbu
yang berpusat di kutub.

Sistem angka pada koordinat UTM

Zona Bujur
Cara menentukan koordinat di dalam peta dalam garis bujur UTM, semua pusat
sumbu utama zona UTM terletak pada koordinat 500.000 m atau tepat di tengah-
tengah zona tersebut.

10
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar I.4 Menentukan Zona Bujur


Zona Lintang
Garis utama untuk penentuan lintang UTM adalah garis Khatulistiwa yang tepat
berada di 0m tepat seperti yang dijelaskan di gambar dibawah ini.

Gambar I.5 Menentukan Zona Lintang

11
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :

a. Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar


bujur 6o.
b. Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus
yang sama untuk setiap zona di seluruh dunia.
c. Penyimpangannya cukup kecil, antara -40 cm/1000m sampai dengan 70
cm/1000m.
d. Setiap zona berukuran 6 o bujur × 8 o lintang (kecuali pada lintang 72 o LU-

84 o LU memiliki ukuran 6 o bujur × 12 o lintang).

12
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB II
PENGENALAN ALAT

II.1. MAKSUD DAN TUJUAN


• Praktikan memahami dan mengerti bagian-bagian alat yang digunakan pada
praktikum ilmu ukur tanah.
• Praktikan memahami dan mampu mengoperasikan dan membaca alatalat
(theodolit dan rambu) pada praktikum ilmu ukur tanah.
• Praktikan mengerti tata cara dan persyaratan sebelum melakuan pengukuran
dilapangan.

II.2. DASAR TEORI

Dalam pengukuran ilmu ukur tanah dapat dilakukan menggunakan alat Theodolit.
Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk
mengukur sudut horisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah.
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik).
Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit
sering digunakan dalam bentuk pengukuran poligon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat
Penyipat Datar bila sudut vertikalnya dibuat 90º.
Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan
kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan
untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit
juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

13
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.3. PENGELOMPOKAN THEODOLIT


Theodolit dikelompokan menjadi 3 yaitu :
1. Berdasarkan konstruksinya
a. Theodolit Repetisi
Lingkaran skala mendatar dapat diatur mengelilingi sumbu tegak. Bila skrup
pengunci lingkaran skala mendatar dibuka, maka tidak dapat dilakukan
pengukuran sudut. Besarnya sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan
ke dua buah target hanya dapat diukur kalau skrup pengunci lingkaran skala
mendatarnya terkunci. Sebab bila sekrup pengunci skala lingkaran mendatar tidak
dikunci, maka pada saat diputar, piringan skala mendatar ikut berputar bersama-
sama dengan indek pembaca lingkaran mendatar.
Keuntungannya adalah dimungkinkannya mengubah bacaan pada suatu arah
garis bidik tertentu. Misal pada suatu arah garis bidik di A bacaan skala
mendatarnya dibuat 0 , kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka bacaan
skala mendatar di B juga merupakan sudut APB

Gambar II.1 Theodolit repetisi


b. Theodolit Reiterasi
Lingkaran skala mendatar theodolit menyatu dengan tribrach, sehingga
lingkaran mendatar tidak dapat diputar. Akibatnya bacaan lingkaran
mendatarnya untuk suatu target merupakan suatu bacaan arah. Jadi sudut yang
dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua target adalah bacaan arah
kedua dikurangi bacaan arah pertama.

14
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar II.2 Theodolit reiterasi

2. Berdasarkan Sistem Pembacaannya


a. Sistem dengan indeks garis
Pada lingkaran pembacaan hanya ada pada garis – garis pembagian derajat dan
pembagian terkecil dalam satu derajat dibagi menjadi enam kolom. Garis
pembacaan dinamakan garis indeks yang ada di deapan lensa mikroskop
pembacaan-pembacaan. Angka yang ditunjukkan adalah menit diperkirakan.
b. Sistem dengan nonius
Garis nol skala nonius berlaku sebagai garis indeks, besar kesatuan nonius
perlu dicari untuk mengetahui besar dan skala nonius. Misal: besar satu kolom
lingkar R = 10; banyaknya kolom nonius (n) = 30; maka kesatuan nonius =
R/n = 10/30. Besar menit dan detiknya dapat dicari dengan melihat garis yang
berhimpit dengan garis skala lingkaran.
c. Sistem dengan micrometer
Garis pembacaannya berupa dua buah garis sejajar yang pembacaannya baru
bisa dilakukan apabila salah satu garis skala lingkaran telah masuk di tengah
antara dua garis indeks, dengan menggunakan micrometer.
d. Sistem koinsidensi
Adalah sistem dimana dua buah pembacaan terdapat dalam piringan yang
sama dengan menggunakan manipulasi sinar yang masuk pada piranti alat
pembacaan alat theodolit.

15
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar II.3 Pembacaan sudut dengan cara koinsidensi

e. Sistem digital
Adalah pembacaan piringan hasil pengukuran menggunakan alat theodolit
dengan melihat angka digital yang sudah terpampang di kotak pembacaan.
Biasanya dilakukan pada pengukuran alat digital.
3. Berdasarkan Ketelitiannya
a. Teodolit presisi/teliti, misal Wild tipeT-3
b. Teodolit satu sekon, misal Wild tipe T2
c. Teodolit puluhan sekon , misal Shokisa tipe TM-20
d. Teodolit satu menit, misal Wild tipe T0

16
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.3.1 BAGIAN THEODOLIT


Bagian-bagian yang penting dari alat theodolit:
• Nivo kotak
Sebagai pertolongan pengaturan sumbu I verikal.
• Teropong
Digunakan unuk membidik atau mengamati, benda yang jauh agar kelihatan dekat,
jelas dan besar. Teropong theodolit menggunakan prinsip dari kepler yaitu terdiri
dari lensa objektif sebagai lensa obyekif dan lensa negatif unuk lensa mata, yang
berindak sebagai lup. Lensa obyekip memberikan bayangan nyata terbalik dan
diperkecil, bayangan ini digunakan sebagai benda oleh lensa okuler menjadi
diperbesar dekat dan terbalik.
• Nivo tabung
Sebagai pertolongan pengaturan sumbu I vertikal.
• Skrup kaki tribrach
Digunakan unuk mengatur sumbu I agar vertikal. Sekerup ini juga disebut dengan
“level scew”
• Tribrach
Merupakan tempat tumpuan dari sumbu I
• Sumbu mendatar
Adalah sumbu perputaran teropong, disangga oleh dua tiang penyangga kirikanan.
• Lingkaran skala mendatar
Adalah piringan dari metal atau kaca tempat skala lingkaran, berputar bersama
teropong.
• Klem teropong dan penggerak halus
Digunakan untuk mematikan gerak teropong, dan unuk gerakan kecil digunakan
sekerup penggerak halus. Gerak halus ini berfungsi apabila klem telah dimatikan.
• Indeks pembaca lingkaran
• Penyangga sumbu mendatar
• Indeks pembaca lingkaran skala mendatar

17
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

Gambar II.4 Bagian-bagian Alat Theodolit Wild T0

18
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

Gambar II.5 Bagian-bagian Alat Teodolit TM 10C

19
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.3.2. PERSYARATAN ALAT UKUR THEODOLIT


1. Sumbu Tegak (Sumbu-I) Harus Benar-Benar Tegak.

Bila sumbu tegak miring maka lingkaran skala mendatar tidak lagi mendatar. Hal
ini berarti sudut yang diukur bukan merupakan sudut mendatar. Gelembung nivo
yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah dan gelembung nivo akan
tetap berada ditengah meskipun theodolit diputar mengelilingi sumbu tegak. Bila
pada saat maka berarti sumbu-I tidak vertikal, ini disebabkan oleh kesalahan
sistem sumbu yang tidak benar, atau dapat juga disebabkan oleh posisi nivo yang
tidak benar.
2. Sumbu Mendatar (Sumbu-II) Harus Benar-Benar Mendatar

3. Garis Bidik Harus Tegak Lurus Sumbu Mendatar

Untuk memenuhi syarat kedua dan ketiga lakukan langkah-lankah sebagai berikut:
• Gantungkan unting-unting pada dinding. Benang diusahakan agar tergantung
bebas (tidak menyentuh dinding atau lantai)
• Setelah sumbu tegak diatur sehingga benar-benar tegak, garis bidik
diarahkan ke bagian atas benang. Kunci skrup pengunci sumbu tegak dan
lingkaran skala mendatar.
• Gerakkan garis bidik perlahan-lahan ke bawah
• Bila sumbu mendatar tegak lurus dengan sumbu tegak dan garis bidik tegak
lurus dengan sumbu mendatar maka garis bidik akan bergerak sepanjang
benang unting-unting ( tidak menyimpang dari bidikan benang).

4. Tidak Ada Salah Indeks Pada Skala Lingkaran Tegak


• Setelah syarat pertama, kedua dan ketiga dipenuhi maka arahkan garis bidik
ketitik yang agak jauh.
• Ketengahkan gelembung nivo lingkaran skala tegak
• Baca lingkaran skala tegak, missal didapat bacaan sudut zenith (z).

• Putar teropong 180o kemudian dikembalikan garis bidik ke titik yang sama
• Periksa gelembung nivo lingkaran skala tegak, ketengahkan bila belum
terletak di tengah

• Baca lingkaran skala tegak, misal z‟. Bila bacaan z‟ = 360-z, maka salah
indeks adalah 0

20
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Apabila keempat syarat tidak terpenuhi maka diadakan pengaturan. Untuk


mendapatkan sudut horisontal yang benar maka syarat pertama kedua dan ketiga harus
benar-benar dipenuhi, sedangkan syarat keempat dipenuhi untuk mendapatkan sudut
vertikal yang benar.

5. Mengatur Sumbu Tegak


Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatur sumbu tegak adalah
sebagai berikut:
• Usahakan agar nivo lingkaran mendatar sejajar dengan arah 2 skrup kaki
tribrach.
• Tengahkan posisi gelembung nivo dengan cara memutar kedua skrup kaki
tribrach secara bersamaan dengan arah yang berlawanan.
• Setelah keadaan gelembung nivo berada di tengah maka putar theodolit 90o.
tengahkan posisi gelembung nivo dengan hanya memutar skrup kaki tribrach
yang ketiga
• Kemudian kembalikan ke kedudukan semula (sejajar skrup kaki tribrach 1
dan 2)
• Tengahkan kembali posisi nivo apabila gelembung nivo belum berada
ditengah.

• Kemudian putar theodolit 180o, sehingga nivo berputar mengelilingi sumbu


tegak dalam kedudukan nivo yang sejajar dengan skrup kaki kiap 1 dan 2.
• Bila garis arah nivo tegak lurus dengan sumbu tegak, maka gelembung nivo
akan tetap berada ditengah.

II.3.3. PERSYARATAN SEBELUM MULAI MENGUKUR


1. Penempatan Sentris

• Letakkan statif di tengah – tengah patok


• Pasang unting – unting tempatnya
• Naik dan turunkan kaki statif secara bergantian untuk meletakkan unting –
unting tepat di atas patok
• Setelah tepat di atas patok lakukan prosedur membuat sumbu satu vertikal

21
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar II.6 Contoh penempatan sentris

2. Membuat Sumbu I Vertikal


a. Stel Nivo Kotak
• Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung nivo
bergeser ke arah garis sekrup C. ( lihat gambar a )
• Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser
ke tengah.

22
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar II.7 Penyetelan Nivo Kotak

b. Stel Nivo Tabung


Bila alat dilengkapi dengan dua nivo yaitu nivo kotak dan tabung, maka
setelah menyetel nivo kotak dilakukan penyetelan nivo tabung dengan cara:
• Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup AB.
• Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga
gelembung nivo bergeser ke tengah.
• Putarlah teropong 90° ke arah garis sekrup C.
• Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser
ke tengah-tengah.

Gambar II.8 Penyetelan Nivo Tabung

23
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.3.4. CARA PEMBACAAN


1. Cara Pembacaan Theodolit
Pada waktu membaca piringan dilakukan secara bergantian (satu persatu) baik
horisontal dan vertikal, masing-masing indek diletakkan pada garis yang bersesuaian
dengan sekrup koisiden, kecuali untuk piringan vertikal T0 dan piringan horisontal
dan vertikal Theo 20A yang dibaca apa adanya.
a. Micrometer TM 10C

24
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

b. Micrometer TL 20 DE

25
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

c. Micrometer T0

26
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

d. Micrometer TL 20

27
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

e. Theo 20A

• Angka 87 menunjukkan besaran derajat


• Angka 2,3,4 menunjukkan besaran puluhan menit
• Dalam puluhan menit dibagi sepuluh garis strip yang artinya satu garis
strip adalah satu menit
• Dalam satu garis strip satu menit dibagi menjadi 2 garis strip yang artinya
satu garis strip adalah 20 detik Contoh Pembacaan:

o Derajat : 87o
o Puluhan menit : 20’
o Satuan menit : 9’
o Detik : 40”
Jadi hasil pembacaan: 87‟ 29‟ 40”

2. Cara Pembacaan Rambu


Maksud dari pembacaan rambu adalah dapat mengerti akan besaran satuan dan
pembagiannya bila tampak dalam teropong. Rambu adalah mistar yang digunakan
pada saat pengukuran dengan menggunakan alat ukur optis. Grid-grid rambu
berupa gambar dengan bentuk E memiliki tebal 1 cm untuk masingmasing garis,
atau satu huruf mewakili 5 cm. Ada dua jenis rambu, rambu tegak digunakan
untuk teodolit dan rambu terbalik untuk BTM.

28
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Untuk mempermudah pembacaan


rambu, tepatkan benang tengah di
bacaan angka genap

Gambar II. 9 Cara Pembacaan Rambu


Langkah Kerja :
1. Dirikan alat dengan baik dan benar diatas patok yang sudah ditentukan.
2. Lakukan sentring unting-unting.
3. Atur sumbu I vertikal.
4. Semua sekrup pengunci dikendorkan kecuali sekrup kunci repetisi.
5. Dirikan rambu sesuai dengan kemampuan normal alat.
6. Arahkan teropong ke arah rambu.
7. Semua sekrup pengunci dikencangkan.
8. Perhatikan ketiga benang silang (horizontal), benang atas (ba), benang tengah
(bt), benang bawah (bb).
9. Tempatkan benang vertikal tepat di tengah-tengah rambu dengan penggerak
halus.
10. Catat hasil yang ditunjukkan dari hasil pembacaan ba, bt, bb. Jika benar akan
didapatkan persamaan bt = ½ (ba + bb).

29
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

II.4. PENGELOMPOKAN TOTAL STATION

II.4.1 TOTAL STATION TOPCON

II.4.1.1. BAGIAN-BAGIAN TOPCON

30
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

II.4.1.2 TAMPILAN LAYAR

• Instrumen menggunakan layar LCD dot matrix memiliki 160x64 dot dengan
lampu latar.
• LCD yang digunakan memiliki empat baris dan 20 karakter untuk setiap baris.
• Tiga baris pertama berisikan data hasil pengukuran termasuk atributnya
sedangkan baris keempat berisikan tombol-tombol fungsi yang berubah sesuai
dengan mode pengukuran yang ditampilkan.

31
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

Mode Pengukuran Sudut

Keterangan :
Bacaan sudut vertikal : 90°10’20˝
Bacaan sudut horizontal Kanan :
170°30’40” Mode Pengukuran Jarak

Keterangan :
Bacaan sudut horizontal kanan : 120°30’40˝
Bacaan jarak mendatar : 65,432 m
Bacaan beda tinggi terhadap posisi instrumen : 12,345 m

32
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

TAMPILAN HURUF ATAU SIMBOL


Tampilan Pengertian Tampilan Pengertian

V Sudut * EDM aktif


Vertikal

HR Sudut Horizontal m Satuan meter


kanan

HL Sudut f Satuan
Horizontal feet/inci
Kiri

HD Jarak mendatar

VD Beda tinggi
terhadap instrumen

SD Jarak miring

N Unsur koordinat
N

E Unsur koordinat
E

Z Unsur koordinat
Z

33
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.1.3. FUNGSI TOMBOL

Tombol Pengertian Fungsi

Star Key Pengaturan :


1. Derajat kehitaman layar (kontras)
2. Pencahayaan garis bidik (Recticle
illumination)
3. Lampu latar pada layar
4. Koreksi kemiringan (tilt correction)
5. Konstanta prisma, koreksi atmosfer,
temperatur & tekanan udara, serta
mengukur intensitas inframerah pada
EDM.
Tombol mode koordinat Mode pengukuran koordinat

Tombol mode jarak Mode pengukuran jarak

ANG Tombol mode sudut Mode pengukuran sudut

POWER Tombol power Penyalaan instrumen


(ON/OFF)

MENU Tombol menu Pemilihan mode pengukuran dan


mode normal

34
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Tombol keluar Kembali ke menu sebelumnya


ESC (escape)

ENT Tombol konfirmasi Konfirmasi hasil pengetikan


atribut atau perekaman data
(enter)
ukuran

F1-F4 Tombol fungsi Akses fungsi tampilan pada layar


(Softkey)

Mode Pengukuran Sudut

35
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

36
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Mode Pengukuran Jarak

Halaman Tombol Tampilan Fungsi

1 F1 MEAS Memulai mengukur jarak

F2 MODE Pengaturan mode


pengukuran jarak
Fine/Coarse/Tracking

F3 S/A Pengukuran intensitas


inframerah pada EDM

F4 P1 Akses halaman kedua


2 F1 OFFSET Pengukuran OFFSET
F2 S.O Pengukuran untuk
keperluan pematokan (Stake
Out) jarak

F3 m/f/i Pengubah satuan (meter,


feet, dan inchi)

F4 P2 Kembali ke halaman
pertama

Mode Tombol Bintang


Tekan tombol (*) untuk menampilkan pilihan pengaturan sebagai berikut :
1. Pengaturan derajat kehitaman (kontras) layar (tahap 0 sampai 9) ▼or▲
2. Pengaturan pencahayaan garis bidik (tahap 1 sampai 9) ◄or►
3. Lampu latar pada layar ON/OFF [F1]
4. Aktivasi koreksi kemiringan sumbu-sumbu instrumen [F2]
5. Pengaturan konstanta prisma, koreksi atmosfer, temperatur & tekanan udara, serta
pengukuran intensitas inframerah pada EDM.

37
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

38
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.1.4. MANAJEMEN DATA PENGUKURAN DI LAPANGAN

39
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.1.5 PELAKSANAAN PENGUKURAN

1 3
(Backs (Fores

2
S

1. Atur posisi instrumen di atas patok misalnya titik 2, acuan (backsight) di titik 1, dan
posisi instrumen selanjutnya (titik poligon) di titik 3.
2. Hidupkan instrumen dengan menekan tombol ON

3. Memulai pengukuran masuk ke mode DATA COLLECT

MENU → [F1] [DATA COLLECT]


MENU DATA COLLECT
1/3 1/2
F1 : DATA F1 : OCC.PT#
COLLECT INPUT
F2 : LAYOUT F2 :
F3 : MEMORY BACKSIGHT
MGR. P↓ F3 : FC/SS

4. Masukkan informasi tempat berdiri instrumen, tekan tombol [F1] OCC. ST#
INPUT

PT# →2 Masukkan nomor titik tempat berdiri instrumen

ID : BM-2 Keterangan/kode apabila diperlukan INS.HT : 1.455 m

INPUT SRCH REC OCNEZ Masukkan tinggi instrument dalam satuan meter

Untuk memasukkan koordinat Occ.Pt tekan [F4] OCNEZ

OCC.PT
PT# : BM-2 Tekan [F1] [INPUT] untuk memasukkan nomor titik
(PT#) dan tekan [F2] [LIST] atau [F3] [NEZ]
INPUT LIST
NEZ ENTER

40
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

N : 1000.000 m
Apabila koordinat posisi instrumen dipilih dari
E : 1000.000 m
daftar [LIST], tekan [F3] [YES] untuk
Z : 100.000 m
konfirmasi. Selanjutnya tekan [F3] [REC] dan
>OK?
[F3] [YES] untuk konfirmasi.
[YES] [NO]

5. Masukkan informasi titik acuan (backsight) dengan menekan [F2]


[BACKSIGHT]

B→ Masukkan nomor titik backsight Masukan kode


S 1 titik acuan
PCO
DE :
R.HT : 0.0 Masukkan tinggi reflektor backsight
M
INPUT OSET MEAS
BS

Untuk memasukkan koordinat acuan tekan [F4] BS

BACKSIGHT
PT# :1 Tekan [F1] [INPUT] untuk memasukan nomor titik
acuan. Tekan [F3][NE/AZ] untuk memasukan koordinat

INPUT LIST acuan atau arah (sudut jurusan atau azimut).

NE/AZ ENTER
N : 2000.000 m
Apabila koordinat E : 2000.000 m acuan dimasukan, tekan
[F3] [YES] untuk Z : 100.000 m konfirmasi.
>OK?
[YES] [NO]

Selanjutnya bidik titik BS# → 1 acuan dan tekan


[F3][MEAS] untuk PCODE : BS konfirmasi arah, diakhiri
dengan konfirmasi dengan R.HT : 1.50 m menekan tombol
[F3][REC]. INPUT OSET
MEAS BS

41
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

6. Memasukkan informasi titik berdiri instrumen selanjutnya (foresight) atau


titik detail(side shot), tekan [F3] [FS/SS]

PT# → 3 Masukkan nomor titik foresight atau side


shot
PCODE : FS
Masukkan kode untuk foresight atau
R.HT: 1.455 m side shot

Masukkan tinggi reflektor foresight atau


INPUT OSET MEAS ALL side shot

Ukur titik foresight atau side shot dengan menekan tombol [F3] [MEAS]

42
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

43
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.1.7. PELAKSANAAN PEMATOKAN

3
(backs

(titik yang akan di stakeout)

1
S
1. Mode pematokan (stake out)
MENU → LAYOUT

Masukkan informasi tempat berdiri alat, misalnya titik 1, tekan [F1] [OCC.
PT INPUT]

OCC.PT N → 100.234 m
PT# : E: 12.345 m
Z: 1.678 m
INPUT LIST NEZ [F3] [NEZ] INPUT ….. PT#
ENTER ENTER

2. Arahkan ke titik acuan (BS), misalnya titik 3, tekan [F2]

[BACKSIGHT] • Menggunakan data koordinat titik acuan :

BACKSIGHT N → 0.000 m
PT# : [F3] NE/AZ E : 0.000 m

INPUT SCRH INPUT ….. AZ


NE/AZ ENTER ENTER

44
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

• Menggunakan data azimut dari instrumen ke titik acuan, tekan [F3] [AZ] :

BACKSIGHT BACKSIGHT

[F3] AZ HR : [F1] INPUT HR : 30º 15’ 30”

INPUT …… PT# ENTER > sight [YES] [NO]

3. Pematokan titik yang telah diketahui koordinatnya

LAYOUT 1/2 [F3] [LAYOUT]


F1 :OCC. PT INPUT
F2 : BACKSIGHT
F3 : LAYOUT
P↓

LAYOUT Tekan [F3] NEZ untuk memasukkan


PT# : koordinat titik yang akan dipatok atau
tekan [F2][LIST] untuk memilih dari
daftar koordinat yang telah diunggah.
INPUT LIST
NEZ ENTER

REFLECTOR
HEIGHT Tidak perlu memasukkan tinggi reflektor

INPUT apabila hanya men-stake out X and Y


R.HT : 0.000 m
INPUT …..
PT# ENTER

45
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

CALCULATED HR Tekan tombol [F1][ANGLE] terlebih dahulu untuk


: 90º 10’ 20” HD : mencari arah titik yang akan dipatok.
123.456 m
ANGLE DIST
….. …..
PT# : 103 Putar teropong sampai memberikan hasil perhitungan

HR : 6º 20’ 40” dHR sama dengan 00°00’00”

dHR : 23º 40’ 20” DIST


…..
NEZ …..

HD* 143.84 m
Tempatkan reflektor pada pada arah tersebut, ukur
dHD : -43.84 mdZ
jarak dari instrumen ke reflektor dengan menekan
: -0.05 m
MODE NEZ tombol [F1] [DIST]. Gerakan prisma maju/mundur
sampai dHD sama dengan 0
NP/P NEXT
(nol).

II.4.1.8. PEMINDAHAN DATA


Topcon Link merupakan program pemindahan data dari media komputer ke
instrumen survei merek Topcon (unggah/upload) atau sebaliknya
(unduh/download), perhitungan perataan sederhana, manajemen data, dan konversi
antar format data. • Klik Start ►Programs
►Topcon ►Topcon Link • Double Klik Shortcut Topcon Link pada desktop

Unduh Data dari Total Station


• Klik File ► Import from Device dari Menu bar

46
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

• Double Klik Add New Station

Lengkapi informasi-informasi sebagai berikut :


Tab General
a. Nama total station (name)
b. Portal (port)

Apabila kabel unduh yang digunakan tipe Serial to USB, pengaturan


portal dilakukan secara manual dengan melihat perangkat keras USB yang
dikenali oleh komputer atau di bagian Device Manager pada properti
komputer.

c. Model

Khusus untuk Total Station Topcon tipe GPT-3100N series, model yang
digunakan adalah GPT-3000.

Tab Advanced

47
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

a. Baudrate : 9600

b. Parity : None
c.Databits :8
d.Stopbits :1
e.Protocol : ONE WAY

• Klik OK
• Double Klik Ikon total station yang telah dibuat.

• Klik file.txt ►Klik tanda panah ( » )


• Pada layar akan tampil dialog box Download file from Total Station
Tentukan folder tempat penyimpanan data pada perangkat keras komputer.

• Sebelum menekan tombol Start pada kotak dialog Download file from
Total Station, lakukan persiapan pada Total Station sebagai berikut : a.
Tekan tombol MENU pada Total Station.

48
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

b Tekan tombol fungsi F untuk memasuki tampilan Memory Manager


. (MEMORY) 3
MGR.

c. Memory Manager memiliki tiga lembar, transfer data terdapat pada


lembar ketiga dengan menekan tombol fungsi F4 sebanyak dua kali.

d. Transfer data dapat dilakukan dengan menekan tombol fungsi F1. Pada
lembar DATA TRANSFER terdapat dua format data, yaitu GTS dan
SSS. Untuk kemudahan membaca dan memindahkan data, gunakan
format data SSS.

e. Selanjutnya dilakukan pengaturan parameter komunikasi (COMM.


PARAMETERS) yang terdiri dari baud rate, char./parity, dan stop bits
sebagai berikut :
Baud Rate : 9600
Char./Parity : 8/NONE

49
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Stop Bits :1
Setiap nilai yang dimasukan diakhiri dengan tombol F4 (ENTER).

f. Kembali ke lembar DATA TRANSFER dilakukan dengan menekan


tombol ESC satu kali. Pemindahan data dari total station ke komputer
dilakukan dengan menekan tombol F1 (SEND DATA). Pilihan data
yang dipindahkan terdiri dari data pengukuran (MEAS. DATA) dan
data koordinat hasil perhitungan pada unit total station (COORD.
DATA). Proses pemindahan data dimulai dari komputer sebagai media
yang menerima data, selanjutnya pengiriman data dari total station bisa
dimulai.

• Klik Start (setelah kabel serial terhubung dari total station ke komputer )
pada layar komputer. Perangkat komputer harus dipersiapkan terlebih
dahulu untuk menerima data transfer disebabkan oleh protocol yang
menggunakan sistem one way.

• Pada folder yang telah dipersiapkan untuk menyimpan data pada


perangkat keras komputer terdapat file1.txt yang dapat diberikan nama
baru yang sesuai kebutuhan, misalnya Data.txt.

50
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Sebagai catatan, proses upload data koordinat dari komputer ke Total Station dapat
menggunakan cara yang sama dengan mempersiapkan Total Station terlebih
dahulu untuk menerima data. Format data koordinat yang akan di upload agar
diubah dalam bentuk format data SSS (TOPCON GTS-7).

51
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II. 4.2. TOTAL STATION NIKON II. 4.2.1. BAGAIAN-BAGIAN NIKON

52
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

53
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.2.2. PROSEDUR PENGGUNAAN


Langkah yang dilakukan dengan alat survey Nikon Total Station :
1. Set-up alat
Lakukan set-up alat seperti deskripsi di atas, dan lakukan centering ( nivo tabung dan
nivo kotak berada di tengah dan centring optis sudah berada tepat di atas titik yang
dimaksud ) sehingga alat siap untuk digunakan, baik untuk TS maupun kedua
prismanya.
2. Membuat Job

Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol


MENU pilih JOB atau tekan tombol angka 1 ENTER sehingga akan
muncul seperti berikut :

Pilih Create ( tekan tombol MSR1) Masukkan nama JOB ( maksimal 8 karakter )
Untuk menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2

3. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat


Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat berdiri alat.
Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan cara :
- Tekan tombol STN ( tombol nomor 7 ), sehingga akan muncul seperti berikut :

- Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN atau tekan tombol
1.
54
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

- Maka untuk selanjutnya kita diminta untuk memasukkan nomer titik dan koordinat
STN (koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kode-nya.
Kode dapat berupa BM, patok, dll. Kode ini boleh diisi atau dapat juga dikosongkan.

4. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara otomatis dari alat akan
meminta untuk memasukkan informasi backsight ( BS ). Informasi ini dapat berupa :

- Informasi Koordinat backsight


- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik Backsight

Karena untuk awal pengukuran yang kita ketahui adalah sudut, dalam hal ini sudut yang
dimaksud yaitu sudut azimuth yang sudah diperoleh dari sudut azimuth pendekatan dengan
kompas ( yang sudah dicatat ). Lihat langkah no.3
Untuk memasukkan bacaan sudut, kita tekan tombol no 2 atau dengan panah ke atas / ke
bawah kita pilih Angle, maka akan muncul seperti berikut

55
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

- BS : masukkan nomor titik backsight ( nomor 1 ) kemudian tekan tombol


ENT atau panah ke bawah
- HT : masukkan tinggi target / prisma kemudian tekan tombol ENT atau
panah ke bawah

Masukkan nilai sudut azimuthnya, misal diketahui azimuth 135°25’05” maka penulisan di

alat 135.2505

Kemudian tekan ENT maka :

Bidik backsigt, tekan tombol MSR1


Untuk merekam data tekan tombol ENT

Karena pada saat melakukan pengukuran backsight menggunakan azimuth, maka apabila
ingin diketahui koordinat titik backsight maka tekan MSR1 ( posisi teropong masih ke
arah backsight ).
Ingat : setelah melakukan pengukuran kemudian tekan ENT untuk perekaman
data sehingga akan muncul seperti berikut :

Catatan : Untuk memasukkan data backsight menggunakan koordinat, sama


langkahnya ketika memasukkan koordinat pada station point.

5. Melakukan Pengukuran Foresight


Putar teropong dan arahkan ke titik 3 bidik, kemudian lakukan pengukuran dengan cara
menekan tombol MSR1, kemudian tekan tombol ENT untuk merekam data.

56
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

PT : masukkan nomor titik forsight ( 3 )


HT : tinggi Prisma
CD : kode titik
Kemudian tekan tombol ENT

6. Pindah Alat ke titik selanjutnya ( titik 3 )


Posisi alat berdidri di titik 3, sedangkan backsight di titik 2 dan forsight di titik 4. Langkah
yang dilakukan sama dengan langkah no 3, 4 dan 5. Yang berbeda pada saat melakukan
pengukuran backsight, yang kita inputkan adalah koordinat backsight. Koordinat
backsight ini diperoleh dari hasil pengukuran pada saat berdiri di titik 2.

Keterangan :
BS : Masukkan nomor titik backsight ( nomor 2
) HT : Tinggi target / prisma CD : Kode

Apabila koordinat untuk Backsight belum ada /


belum pernah terekam di alat maka secara
otomatis kita diminta untuk menginputkan
koordinat Backsight tersebut

7.Ulangi langkah seperti di atas ( langkah no. 6 ) hingga semua titik telah terukur.

57
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.2.3. PENGUKURAN DETIL


Sebelum melakukan pengukuran detil kita perlu juga untuk input STN dan juga BS.
Prosedure pengukurannya juga harus kita jalani dulu seperti set-up alat dan centering.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan pengukuran detil
.

1. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol MENU pilih JOB

atau tekan tombol angka 1 ENTER sehingga akan muncul seperti berikut :

Pilih Create ( tekan tombol MSR1) Masukkan nama JOB


Untuk menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2

2. Memulai Pengukuran

a. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat (STN)

Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat berdiri alat.
Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan cara :
Tekan tombol STN ( tombol nomor 7 ), sehingga akan muncul seperti berikut :

Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN atau tekan tombol 1,
kemudian masukkan informasi titik STN seperti nilai X, Y, Z dan tinggi alat dan kode

58
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

b. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara otomatis dari alat akan
meminta untuk memasukkan informasi backsight ( BS ) dan tinggi prisma. Informasi ini
dapat berupa :
- Informasi Koordinat backsight (X, Y, Z)
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik Backsight

Misal diketahui azimuth 135°25’05” maka penulisan di alat 135.2505

Kemudian arahkan teropong ke BS dan bidik (tekan tombol MSR), untuk merekam tekan
ENT.

3. Melakukan Pengukuran Detil


Setelah memasukkan koordinat tempat berdiri alat dan informasi backsight selesai
dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan pengukuran titik detail yang diinginkan.
Caranya :
- Arahkan teropong ke posisi prisma detil, kemudian tekan tombol MSR Untuk
menyimpan datanya tekan ENTER, kemudian akan muncul :

- Kemudian tekan ENTER, sehingga data akan tersimpan dalam alat.


- Setelah tersimpan otomatis no point akan bertambah/naik satu.
- Lakukan pengukuran dan perekaman untuk titik-titik detil yang seperti
prosedur di atas

Note : Sewaktu kita menyalakan alat maka otomatis kita akan masuk Job terakhir yang
terbuka/aktif. Atau kita bisa juga mengeceknya melalaui MENU JOB, maka job
yang aktif adalah yang ada tanda bintangnya.

Seperti contoh disamping, maka Job yang


aktif adalah STADIUM.
Jika kita ingin pindah ke job lain, tinggal pilih job
yang lainnya dengan tombol navigasi

59
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II. 4.2.4. DOWNLOAD / UPLOAD DATA

Proses download dan upload data hasil pengukuran Nikon Total station
menggunakan software bawaan dari Nikon, yaiut TransIT Software. Software ini
digunakan untuk proses download data dari alat survey Nikon Total Station ke komputer
maupun untuk proses upload data dari komputer ke alat survey Nikon Total Station.

Untuk melakukan proses download maupun upload data, terlebih dahulu kita
harus installkan TransIT software tersebut ke dalam komputer.

II.4.2.4.1. DOWNLOAD DATA


Untuk melakukan proses download data dari alat ke komputer, langkah yang dilakukan
yaitu :
1. Koneksikan antara komputer dengan alat Nikon Total station menggunakan
kabel koneksi.

2. Jalankan program TransIT dengan cara double klik ikon atau dari Start

Program TransIT, maka akan muncul tampilan seperti berikut :

60
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

3. Untuk download data klik Transfer pilih Data Recorder To PC

4. Kemudian akan muncul

Keterangan :
- Data Recorder : Pilih tipe Nikon Total Station (DTM 350, DTM 450 dsbnya)
- Job Name : Masukkan nama job / file yang akan di download ke komputer
- Data Format : Pilih tipe format data ( Raw Data atau Koordinat Data )
- Directories : Pilih directori./folder tempat penyimpanan data di komputer Hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses download data

61
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

a. Unit
Tekan button Units.., kemudian pilih :
- Angle : Degrees - JArak : Meters

b. Settings Untuk settings, pilih :

- Coordinate Order : ENZ/NEZ


- Horizontal Angle : Azimuth
- Azimuth : North .

c. Communication Settings
Untuk Communication Settings
o ComPort: Sesuaikan dengan port di
komputer yang digunakan
o Baud rate: samakan dengan
baudrate di alat.

62
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

5. Setelah semua setting sudah sesuai tekan OK

Kemudian tekan OK

Dengan demikian komputer sudah siap menerima data. Langkah selanjutnya adalah
langkah-langkah di alat Nikon TS.
6. Nyalakan alat Nikon Total Station dengan cara menekan tombol Power.
7. Buka job yang akan di download datanya dengan cara tekan Menu -> Job -> pilih Job
yang akan di download -> Open

8. Kemudian tekan tombol Menu -> pilih Comm (tekan tombol nomor 5 ) untuk masuk
ke menu download/upload

9. Pilih download atau tekan tombol nomor 1

63
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

10. Akan muncul seperti berikut :

Keterangan :
Format : pilih Nikon
Data : pilih RAW atau Koordinat dengan cara menekan tombol panah ke kanan
atau ke kiri

11. Pilih COMM untuk memastikan bahwa PORT Communicationnya sama dengan di
komputer.

12. Pilih GO atau tekan tombol F4 untuk memulai download data

13. Setelah selesai proses download data kita dapat menghapus file / job yang ada di alat
dengan cara tekan tombol F4 dan apabila tidak dihapus pilih F1 atau abort.

64
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.2.4.2. UPLOAD DATA


Upload data diperlukan untuk memindah data dari komputer ke alat survey total
station. Data tersebut berupa data koordinat yang umumnya digunakan untuk keperluan
staking out.
Proses upload data ini ada dua cara yaitu :
a. Upload data secara langsung
Yang dimaksud secara langsung yaitu memindahkan data koordinat dengan cara
menginputkan secara langsung ke alat tanpa melalui komputer.
Cara menginputkan koordinat di alat secara langsung yaitu :
1. Masuk ke menu COGO kemudian pilih INPUT atau dengan menekan tombol
nomor 2

2. Masukkan koordinat dengan cara pilih INPUT XYZ atau dengan menekan tombol
nomor 3

3. Untuk merekam data tekan tombol ENTER

b. Upload menggunakan komputer


Data koordinat yang akan kita masukkan ke alat TS di komputer dapat berupa EXCELL
dalam extension Comma Delimeted ( .csv). Jadi dari file excel (*. xls) harus diubah ke
format CSV dengan cara save as ke CSV (Comma delimeted).

65
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah yang dilakukan dalam upload data yaitu :


1. Masuk ke program TransIT, kemudian panggil file yang akan kita upload. FILE
Import Job…
Data format :
ASCII
Coordinate
Job Name : * . *
Kemudian pilih
file yang akan
kita buka

Tekan OK, sehingga


datanya akan terdisplay

2. Setelah datanya muncul, berarti data siap untuk di upload ke Nikon TS


3. Nyalakan Alat survey Nikon Total Station dengan cara menekan tombol POWER.
Tekan Tombol MENU kemudian pilih COMM atau tekan tombol nomor 5.

66
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

PilihUPLOAD XYZ atau tekan tombol nomor 2

Sebelum melakukan upload data, terlebih dahulu kita harus membuat JOB baru
dengan cara pilih JOB atau menekan tombol MSR1 kemudian Create Job.
Pembuatan job ini dimaksudkan agar data yang akan diupload tidak bercampur
ke dalam Job lain yang sudah ada di alat survey Nikon Total Station tersebut.
Pilih GO untuk melakukan upload data atau dengan cara menekan tombol
ANG.

67
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Kembali ke menu TransIT untuk


upload data

TRANSFER PC TO DATA
 RECORDER

Pilih tipe Nikon yang digunakan, misal DTM 350 (untuk DTM dan NPL sama saja),
dan pastikan setting Comm-nya sudah sesuai antara di alat TS dan komputer, kemudian
tekan OK

Pesan di atas maksudnya adalah bahwa alat TS sudah harus siap menerima
data.
Kemudian tekan OK
Gambar di samping
mengindikasikan progress
transfer data.

Pada saat bersamaan perhatikan pula progress di alat TS


Setelah transfer data selesai, akan muncul
pesan di alat TS bahwa transfer data complete.

68
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

II.4.2.5. PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN TERRAMODEL


Untuk pengolahan data menggunakan Total Station dapat menggunakan beragam
macam software. Salah satunya adalah software TerraModel.
Di manual ini akan dijelaskan bagaimana memperoleh koordinat (posisi) dari data
yang telah kita ukur sebelumnya.

1. Buka program Terra Model


2. Selanjutnya buat project dengan cara : File New, Isikan nama data. Lalu di save
3. Selanjutnya dilakukan import data TS dari kabel data
Sebelumnya kita buat dulu nama untuk tipe equipmentnya (tipe
alatnya). Klik File Download/Import Nikon

Abaikan pesan yang muncul (jika ada), Klik Ok. Dan klik Back.
Muncul dialog seperti dibawah ini, pilih new untuk membuat TS tipe Nikon.

69
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Klik Edit Devices

Klik New, maka akan muncul dialog seperti di bawah ini.

Pilih tipe Nikon, Klik OK. Kemudian Pilih Com yang sedang digunakan pada alat.
Klik Next dan akan muncul dialog seperti dibawah berikut. Klik Next, kemudian
setting communication alat dengan PC.

Sesuaikan baud rate alat pada baud rate PC. Kemudian pada Connection

70
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

Preferences sesuaikan dengan gambar. Data bits = 8, Parity = None, Stop bits = 1.
Klik Finish, maka tipe alat yang sudah dibuat akan tertampil pada dialog.

Klik Close.
4. Selanjutnya kita akan melakukan download data, pilih Nikon TS (device
yang sudah dibuat). Klik Next.

71
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

5. Akan muncul dialog seperti berikut.

Raw Nikon file: data mentah/ data


ukuran

Nikon Coord File : data koordinat

Sesuaikan dengan pilihan. Klik Open.

Dalam download list akan tertampil *. RAW yang menandakan bahwa yang akan
didownload adalah data mentah. Klik Next.
Muncul dialog seperti berikut. Check list Rename after download. Klik Next

72
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Muncul summary seperti dibawah kemudian klik Next.

Isi nama file. Klik Save.

Selanjutnya PC akan menunggu untuk menerima data. Pilih data yang akan di
download pada alat Total Station kemudian tekan Go. Maka PC akan menerima data
seperti gambar berikut.

73
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Klik next sehingga muncul Raw source Files. Klik Browse, Pilih Geocomp Nikon Raw.
Klik Open.

Klik Next hingga muncul tombol Import dan Finish. Sehingga muncul dialog RDE
(raw Data Editor) dengan tampilan seperti ini

74
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

6. Untuk melakukan perhitungan, klik Setting Computation Setting....

Maka akan muncul dialog seperti berikut

75
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Pada menu Assumption, isikan nilai X, Y, Z titik kontrol serta azimuthnya. Pada
menu adjustment method, dipilih adjustment secara traverse. Pada menu Route dipilih BS
(BackSight) Klik OK. 7. Untuk melihat hasil adjustment Klik Report Report

Pada Reports pilih : Traverse, Least Squares, Computed Coordinates.


Pada Least Squares Option pilih : Fixed Coordinates dan Horizontal Angle
Observations. Klik Ok

Maka hasil perhitungan dari pengukuran kita akan tertampil seperti berikut

76
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Hasil dari perhitungan ini dapat disimpan dalam bentuk text.


8. Untuk melihat gambar dari pengukuran yang telah kita lakukan tutup layar RDE (Raw
Data Editor). Pada View akan muncul seperti berikut

9. Selanjutnya jika data ingin diubah menjadi data yang lebih universal
seperti dwg/dxf dapat melakukan export data. Klik File Export/Upload
AutoCAD (dwg/dxf)

77
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

10. Selanjutnya buat output filenya. Dan simpan dalam AutoCAD versi 2000.

78
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

11. Klik Next hingga muncul tampilan seperti di bawah ini :

12. Pada dialog ini kita perlu memilih object mana saja yang akan diexport dengan cara
menekan tombol Pick Objects. Selanjutnya akan muncul tampilan viewnya. Untuk
memilihnya bisa digunakan cara yang biasa digunakan yaitu dengan membuat kotak yang
melingkupi seluruh objects. Caranya adalah Klik kanan mouse dan pilih Window.

79
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

13. Selanjutnya gambar dipilih seperti berikut.

14. Klik OK maka dan tampilan akan seperti berikut

80
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

15. Klik Next dan Export


Jika tampilan seperti berikut maka anda sudah mempunyai data dwg/dxf

Klik Finish dan proses telah selesai.

81
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB III
POLIGON TERTUTUP

III.1. MAKSUD DAN TUJUAN


• Praktikan mampu mengukur dan mengerti tatacara pengukuran dengan metode
poligon tertutup.
• Praktikan mengerti dan mampu melakukan perhitungan dan penggambaran
poligon tertutup.
III.2. DASAR TEORI

Poligon berasal darikata “poly” yang berarti banyak dan “gono” yang berarti sudut.
Secara harafiah, poligon berarti sudut banyak. Namun arti yang sebenarnya adalah
rangkaian titik-titik secara berurutan sebagai kerangka dasar pemetaan. Sebagai
kerangka dasar, posisi, atau koordinat titik-titik poligon harus diketahui atau
ditentukan secara teliti. Pengukuran poligon harus memenuhi kriteria atau
persyaratan tertentu.
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awalnya dan akhirnya menjadi satu.
Poligon ini merupakan poligon yang paing disukai dan paling banyak digunakan
dilapangan karena tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang sulit
ditemukan dilapangan. Namun demikian hasil pengukurannya cukup terkontrol.

Gambar III.1 Poligon Tertutup

82
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

III.3. PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP


1. Dirikan alat ukur (theodolit) di tempat yang nyaman di atas patok yang sudah
dipasang (misalnya di titik P.1), dua rambu masing-masing didirikan di titik P.n
(titik terakhir yang direncanakan) dan titik P.2 (dipegang).
2. Lakukan prosedur membuat sumbu I vertikal dan sentering (unting-unting tepat
di atas patok), ukur tinggi alat (Ta).
3. Dalam kedudukan teropong biasa (B) arahkan ke rambu P.n, benang silang
vertikal ditepatkan pada tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal
ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal,
sudut tegak (h atau z), dan catat dalam formulir.
4. Putar teropong dan arahkan ke rambu P.2, benang silang vertikal ditepatkan
pada tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal ditepatkan pada angka
genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal, sudut tegak (h atau z),
dan catat dalam formulir.
5. Kedudukan teropong dijadikan luar biasa (LB) dan arahkan kembali ke titik P.n,
benang silang vertikal ditepatkan pada tengah-tengah rambu dan benang silang
horisontal ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan
horisontal, dan catat dalam formulir.
6. Putar teropong dan arahkan ke rambu P.2, benang silang vertikal ditepatkan
pada tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal ditepatkan pada angka
genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal.
7. Alat ukur di pindah ke titik P.2, lakukan langkah 1) sampai 6).
8. Begitu seterusnya sampai alat ukur (theodolit) berdiri di titik terakhit (Pn).

III.4. PROSEDUR PERHITUNGAN


1. Penentuan Asimut
Banyak cara bisa dilakukan untuk menentukan asimut, salah satu cara tersebut
adalah dengan cara menghitung asimut dari dua titik yang diketahui koordinatnya.
Untuk praktikum ukur tanah, koordinat titik didapat dengan penentuan koordinat
dengan GPS Receiver. Misalnya titik yang ditentukan dengan GPS adalah P.1 dan
P.2, maka asimut titik dimaksud dapat ditentukan dengan rumus berikut :

83
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

A1.2=ArcTan X2-X1
Y2-Y1

Keterangan:
P.1 (X1 , Y1) dan P.2 (X2 , Y2), diperoleh dari pembacaan koordinat GPS (UTM).

2. Menghitung Sudut Dalam


Pada dasarnya sudut dalam tidak bisa langsung diukur, yang diukur adalah arah-
arah ke depan dan ke belakang dari pembacaan piringan horisontal.
Memperhatikan gambar poligon di atas, masing-masing sudut dalam dapat
dihitung dengan rumus :

Sn= [ ( Hzn−1 ) − ( Hzn+1 ) ] + [ ( Hz′n−1 ) − ( Hz′n+1 ) ]


2

Keterangan:
Sn : Sudut dalam,
Hzn-1 : bacaan arah piringan horisontal ke belakang (biasa),
Hzn+1 : bacaan arah piringan horisontal ke depan (biasa),
Hz’n-1 : bacaan arah piringan horisontal ke belakang (luar biasa),
Hz’n+1 : bacaan arah piringan horisontal ke depan (luar biasa).

3. Menghitung Asimut Antar Titik


Asimut antar titik bisa dihitung (ditentukan) jika asimut awal diketahui. Rumus
yang digunakan tergantung arah pengukuran dan sudut yang diukur (sudut
dalam atau sudut ke-kanan). Berikut adalah rumus menghitung asimut antar titik
dengan ketentuan : arah pengukuran ke kanan (searah jarum jam), sedang yang
di ukur sudut dalam

84
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

4. Menghitung Beda Tinggi dan Tinggi Titik


Banyak cara/metode yang dapat dilakukan untuk menghitung beda
tinggi, dalam praktikum ini ditentukan berdasar bacaan benang dan
sudut tegak. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:
∆H : beda tinggi antar titik (m),
J : jarak datar (m),
H : sudut helling,
Ta : tinggi alat (m),
bt : bacaan benang tengah (m).

85
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

5. Menghitung Jarak Datar


Jarak datar yang akan ditentukan pada kegiatan ini adalah jarak yang
diperoleh secara tidak langsung (jarak optis) – merupakan fungsi dari
: bacaan benang (ba, bb, bt) dan sudut tegak (sudut helling ataupun
sudut zenith). Sebelum sampai pada rumus jarak optis, di sini
dijelaskan perbedaan antara sudut helling dan sudut zenith (periksa
Gambar berikut).

arah sasaran

h
H

Keterangan:

z+h = 90o,

h = 90o – z
Z = 90o – h
Setelah bisa membedakan dua sudut tegak (helling dan zenith), berikut adalah
rumus untuk menghitung jarak datar.

Keterangan:
J : jarak datar (m),
A : konstanta pengali = 100 (tanpa satuan)
Y : (ba – bb)
ba : bacaan benang atas (m)
bb : bacaan benang bawah (m)
h : sudut helling

86
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

III.5. SYARAT POLIGON TERTUTUP


Syarat geometris poligon tertutup adalah:

1. ∑ Sd = (n – 2) x 180o
2. ∑ (J sin A) = 0 atau ∑ΔX = 0
3. ∑ (J cos A) = 0 atau ∑ΔY = 0
4. ∑ ∆H =0
n adalah jumlah titik poligon

Sebagaimana dijelaskan di atas, kondisi ini sulit dicapai, karena adanya galat
(sistematik maupun acak) dan yang umum terjadi adalah:
o
1. (n – 2) x 180 - Σ Sd = fs
2. Σ (J sin A) = fx
3. Σ (J cos A) = fy
4. Σ (ΔH) = fh
dimana:
fs = total kesalahan pengukuran sudut
fx = total kesalahan pengukuran jarak untuk absis
fy = total kesalahan pengukuran jarak untuk ordinat
fh = total kesalahan pengukuran titik ketinggian

III.6. PROSEDUR PERATAAN


Maksud perataan di sini adalah untuk kerangka peta (poligon), meliputi posisi
horisontal (perataan koordinat planimetri – X , Y) dan posisi vertikal (perataan tinggi
– Z). Peratan disini merupakan perhitungan dengan koreksi sesuai dengan syarat
poligon.

Langkah perataan:
1. Hitung syarat geometris poligon terbuka yaitu:

Sd: sudut dalam

87
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Apabila tidak memenuhi syarat maka:


a. Hitung total kesalahan penutup sudut (fs)

b. Hitung besar koreksi sudut (Ks)

dimana n adalah jumlah titik poligon.

c. Menghitung sudut dalam terkoreksi tiap titik (S”n)

Sn : sudut dalam pada titik n

2. Hitung Asimut Antar Titik (A)

3. Absis
Syarat Absis  ∑ΔX =0.
Maka hitung dulu:

a. Absis

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


A n(n+1) : asimut titik n ke titik n +1
b. Total kesalahan pengukuran jarak untuk absis (fx)

c. Menghitung koreksi absis

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


∑J : jumlah total jarak
d. Menghitung absis terkoreksi

88
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

e. Menghitung koordinat X tiap-tiap titik

4. Ordinat


∑ΔY = 0. Maka hitung dulu a. Ordinat

Syarat ordinat J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1

A n(n+1) : asimut titik n ke titik n +1

b. Total kesalahan pengukuran jarak untuk ordinat (fy)

c. Menghitung koreksi ordinat

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


∑J : jumlah total jarak
d. Menghitung ordinat terkoreksi

e. Menghitung koordinat Y tiap-tiap titik

5. Tinggi
Syarat geometris ∑ΔH = 0 Untuk memenuhi syarat
tinggi a. Menghitung beda tinggi antar titik (ΔH)

h : sudut helling Ta : tinggi alat (m) bt : bacaan benang tengah (m).


b. Total kesalahan pengukuran titik ketinggian (fh)

c. Menghitung koreksi beda tinggi (kΔH )

89
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


∑J : jumlah total jarak
d. Menghitung beda tinggi terkoreksi (ΔH‟)

e. Menghitung tinggi titik (H)

Hawal : tinggi titik ikat (BM)

III.7. PENGGAMBARAN POLIGON TERTUTUP


1. Siapkan kertas millimeter.
2. Tentukan sumbu : Y + (Utara), X + (Timur), Y – (Selatan), X – (Barat).
3. Tentukan skala yang dipergunakan pada sumbu tersebut.
4. Tempatkan titik-titik poligon sesuai dengan koordinatnya.
5. Hubungkan tiap titik tersebut sesuai dengan urutannya sehingga menjadi
poligon yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
6. Beri keterangan di setiap titik poligon, baik sudut dalamnya, asimut, maupun
nomor titik poligon.
7. Lengkapi gambar poligon dengan draft peta.
8. Sesuaikan dengan format peta dan beri warna dan keterangan.

90
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB IV
POLIGON TERBUKA

IV.1. MAKSUD DAN TUJUAN


• Praktikan mampu mengukur dan mengerti tatacara pengukuran dengan metode
poligon terbuka.
• Praktikan mengerti dan mampu melakukan perhitungan dan penggambaran
poligon terbuka.

IV.2. DASAR TEORI


Poligon terbuka adalah poligon dengan titik awal dan titik akhir yang tidak
sama, biasanya berbentuk memanjang. Titik awal hitungan pada poligon di atas
lazimnya dikatakan sebagai titik ikat yang merupakan titik referensi (acuan) dalam
perhitungan koordinat titik-titik selanjutnya.
Bila ditinjau dari ketersediaan jumlah dan penyebaran titik ikat yang digunakan
pada suatu poligon, maka untuk jenis poligon terbuka dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
yaitu poligon terbuka lepas, poligon terbuka terikat, dan poligon terbuka terikat
sempurna. Akan tetapi untuk jenis poligon yang akan dilakukan pada acara praktikum
adalah poligon terbuka terikat dan poligon terbuka terikat sempurna.
Poligon terbuka terikat sempurna adalah poligon yang titik awal dan akhirnya
tidak dalam satu titik yang sama. Karena bersifat terikat sempurna maka poligon
tersebut memiliki titik awal dan titik akhir yang berbeda dan telah diketahui
ketinggian serta koordinatnya.

91
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

1. Poligon terbuka lepas

Gambar IV.1 Poligon terbuka lepas


Catatan :
A (XA,YA) = Titik A dengan koordinat (XA,YA) , titik awal hitungan
AA1 = Sudut jurusan awal
Si = Sudut mendatar pada titik I
Jij = Jarak mendatar dari titik I ke j
Ο = Titik-titik yang akan ditentukan koordinatnya
2. Poligon terbuka terikat

Gambar IV.2 Poligon terbuka terikat

92
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Keterangan:
A (XA,YA) = Titik A dengan koordinat (XA,YA) , titik awal hitungan
B (XB,YB) = Titik B dengan koordinat (XB,YB) , titik akhir hitungan
AA1 = Sudut jurusan awal
Si = Sudut mendatar pada titik I
Jij = Jarak mendatar dari titik I ke j
O = Titik-titik yang akan ditentukan koordinatnya

3. Poligon terbuka terikat sempurna

Gambar IV.1 Poligon terbuka terikat sempurna


Catatan :

= Titik-Titik ikat
B (XB,YB) = Titik awal hitungan
C (XC,YC) = Titik akhir hitungan
Si = Sudut mendatar pada titik I
Jij = Jarak mendatar dari titik I ke j
O = Titik-titik yang akan ditentukan koordinatnya

93
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

IV.3. PENGUKURAN POLIGON TERBUKA


1. Dirikan alat pada BM 2 dengan tepat dan benar.
2. Lakukan prosedur membuat sumbu I vertikal dan sentering (untingunting tepat di
atas patok), ukur tinggi alat (Ta).
3. Rambu diletakkan masing-masing di BM 1 dan titik 1.
4. Dalam kedudukan teropong biasa (B) arahkan ke rambu BM 1, benang silang
vertikal ditepatkan pada tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal
ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal,
sudut tegak (h atau z), dan catat dalam formulir.
5. Putar teropong dan arahkan ke rambu P.1, benang silang vertikal ditepatkan pada
tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal ditepatkan pada angka genap,
lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal, sudut tegak (h atau z), dan catat
dalam formulir.
6. Kedudukan teropong dijadikan luar biasa (LB) dan arahkan kembali ke titik BM1,
benang silang vertikal ditepatkan pada tengah-tengah rambu dan benang silang
horisontal ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan
horisontal, dan catat dalam formulir.
7. Putar teropong dan arahkan ke rambu P.1, benang silang vertikal ditepatkan pada
tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal ditepatkan pada angka genap,
lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal.
8. Buat sketsa lintasan dari hasil pengukuran, bila menemui kejanggalan segera
diskusikan dengan assisten dan segera lakukan pengecekan ulang sebelum
melangkah ke poligon selanjutnya.
9. Pindahkan alat ke titik P.1 dan lakukan langkah 2 sampai langkah 8.
10. Setelah selesai melakukan pengukuran, lakukan pengukuran dengan gps pada titik
BM 1 sampai BM 4 lalu catat koordinat titik tersebut untuk titik ikat.
11. Kemudian lakukan perhitungan terhadap koreksi pengukuran, kesalahan
pengukuran harus diusahakan sekecil mungkin, bila koreksi kesalahan terlalu
besar maka pengukuran sebaiknya diulang kembali atau dikoreksi pada poligon
yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
IV.4. PROSEDUR PERHITUNGAN
1. Penentuan Asimut

94
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Banyak cara bisa dilakukan untuk menentukan asimut, salah satu cara tersebut
adalah dengan cara menghitung asimut dari dua titik yang diketahui koordinatnya.
Untuk praktikum ukur tanah, koordinat titik didapat dengan penentuan koordinat
dengan GPS Receiver. Misalnya titik yang ditentukan dengan GPS adalah P.1 dan
P.2, maka asimut titik dimaksud dapat ditentukan dengan rumus berikut:

Catatan :
P.1 (X1 , Y1) dan P.2 (X2 , Y2), diperoleh dari pembacaan koordinat
GPS (UTM).

2. Menghitung Sudut Dalam


Pada dasarnya sudut dalam tidak bisa langsung diukur, yang diukur adalah arah-
arah ke depan dan ke belakang dari pembacaan piringan horisontal.
Memperhatikan gambar poligon di atas, masing-masing sudut dalam dapat
dihitung dengan rumus:

Keterangan:
Sn : Sudut dalam,
Hzn-1 : bacaan arah piringan horisontal ke belakang (biasa),
Hzn+1 : bacaan arah piringan horisontal ke depan (biasa), Hz’n-1 : bacaan
arah piringan horisontal ke belakang (luar biasa), Hz’n+1 : bacaan arah
piringan horisontal ke depan (luar biasa).
3. Menghitung Asimut Antar Titik
Asimut antar titik bisa dihitung (ditentukan) jika asimut awal diketahui. Rumus
yang digunakan tergantung arah pengukuran dan sudut yang diukur (sudut
dalam atau sudut ke-kanan). Berikut adalah rumus menghitung asimut antar titik
dengan ketentuan : arah pengukuran ke kanan (searah jarum jam), sedang yang
di ukur sudut dalam

95
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

4. Menghitung Beda Tinggi dan Tinggi Titik


Banyak cara/metode yang dapat dilakukan untuk menghitung beda tinggi, dalam
praktikum ini ditentukan berdasar bacaan benang dan sudut tegak. Adapun
rumusnya sebagai berikut :

Keterangan:
∆H : beda tinggi antar titik (m)
J : jarak datar (m),
h: sudut helling,
Ta : tinggi alat (m),
bt : bacaan benang tengah (m).

5. Menghitung Jarak Datar


Jarak datar yang akan ditentukan pada kegiatan ini adalah jarak yang diperoleh
secara tidak langsung (jarak optis) – merupakan fungsi dari: bacaan benang (ba,
bb, bt) dan sudut tegak (sudut helling ataupun sudut zenith). Sebelum sampai
pada rumus jarak optis, di sini dijelaskan perbedaan antara sudut helling dan
sudut zenith (periksa Gambar berikut).

96
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

arah sasaran

h
H

Catatan :

z+h = 90o,

h = 90o – z

z= 90o – h
Setelah bisa membedakan dua sudut tegak (helling dan zenith), berikut adalah
rumus untuk menghitung jarak datar.

Keterangan:
J : jarak datar (m),
A : konstanta pengali = 100 (tanpa satuan)

Y: (ba – bb)

ba : bacaan benang atas (m)

bb : bacaan benang bawah (m)

h: sudut helling

97
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

IV.5. SYARAT POLIGON TERBUKA


Syarat geometris poligon terbuka adalah:

1. ∑ Sd = (Aak - Aaw) + (n . 1800)


2. ∑ ΔX = Xak – Xaw

3. ∑ ΔY = Yak – Yaw

4. ∑ ΔH = Hak – Haw

dimana n adalah jumlah titik poligon.

Apabila perhitungan yang dilakukan benar, maka syarat diatas akan dapat terpenuhi
namun hal seperti ini jarang terjadi sebelum dilakukan koreksi terlebih dahulu hingga
hasil perhitungan terkoreksinya adalah sebagai berikut:

1. ∑Sd – [(Aak - Aaw)] - (n . 180 ) = fs


0

2. ∑ΔX– (Xak – Xaw) = fx


3. ∑ΔY– (Yak – Yaw) = fy
4. ∑ (ΔH) – (Hak – Haw) = fh
dimana:
fs = total kesalahan pengukuran sudut

fx = total kesalahan pengukuran jarak untuk absis

fy = total kesalahan pengukuran jarak untuk ordinat

fh = total kesalahan pengukuran titik ketinggian

98
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

IV.6. PERATAAN POLIGON TERBUKA

Seperti halnya pada poligon tertutup, maksud perataan di sini adalah untuk kerangka
peta (poligon), meliputi posisi horisontal (perataan koordinat planimetri – X , Y) dan
posisi vertikal (perataan tinggi – Z). Peratan disini merupakan perhitungan dengan
koreksi sesuai dengan syarat poligon.
Langkah perhitungannya :
1. Hitung syarat geometris poligon terbuka yaitu

Apabila tidak memenuhi syarat maka:


a. Hitung total kesalahan penutup sudut (fs)

b. Hitung besar koreksi sudut (Ks)

dimana n adalah jumlah titik poligon.


c. Menghitung sudut dalam terkoreksi tiap titik (S‟n)

dimana Sn : sudut dalam pada titik n


2. Hitung Asimut Antar Titik (A)

3. Syarat Absis
∑ΔX = Xak – Xaw Maka hitung dulu
a. Absis

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


A n(n+1) : asimut titik n ke titik n +1

99
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

b. Total kesalahan pengukuran jarak untuk absis (fx)

c. Menghitung koreksi absis

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


∑J : jumlah total jarak
d. Menghitung absis terkoreksi

e. Menghitung koordinat X tiap-tiap titik

4. Syarat ordinat
∑ΔY = Yak – Yaw Maka hitung dulu a. Ordinat

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


A n(n+1) : asimut titik n ke titik n +1
b. Total kesalahan pengukuran jarak untuk ordinat (fy)

c. Menghitung koreksi ordinat

J n(n+1) : jarak datar titik n ke titik n +1


∑J : jumlah total jarak
d. Menghitung ordinat terkoreksi

100
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

e. Menghitung koordinat Y tiap-tiap titik

5. Syarat geometris tinggi


∑ΔH = Hak – Haw Untuk memenuhi syarat tinggi
a. Menghitung beda tinggi antar titik (ΔH)

h : sudut helling, Ta : tinggi alat (m), bt :bacaan benang tengah (m).


b. Total kesalahan pengukuran titik ketinggian (fh)

c. Menghitung koreksi beda tinggi ( kΔH )

Jn : jarak titik n
∑J : jumlah totak jarak
d. Menghitung beda tinggi terkoreksi (ΔH‟)

e. Menghitung tinggi titik (H)

Hawal : tinggi titik ikat (BM)

101
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

IV.7. PENGGAMBARAN POLIGON TERBUKA


1. Siapkan kertas milimeter.
2. Tentukan sumbu : Y + (Utara), X + (Timur), Y – (Selatan), X – (Barat).
3. Tentukan skala yang dipergunakan pada sumbu tersebut.
4. Tempatkan titik-titik poligon sesuai dengan koordinatnya.
5. Hubungkan tiap titik tersebut sesuai dengan urutannya sehingga menjadi poligon
yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan.
6. Beri keterangan di setiap titik poligon, baik sudut dalamnya, asimut, maupun
nomor titik poligon.
7. Lengkapi gambar poligon dengan draft peta.
8. Sesuikan dengan format peta dan beri warna dan keterangan.

102
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB V
PETA PLANIMETRI

V.1. MAKSUD DAN TUJUAN

• Praktikan mengetahui cara pengambilan data, perhitungan, dan pembuatan peta


planimetri dengan baik dan benar.
• Praktikan mengetahui manfaat – manfaat dari pembuatan peta planimetri.

V.2. DASAR TEORI


Peta dapat diartikan sebagai gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi
yang diperkecil pada suatu bidang datar. Macam – macam peta antara lain :

1. Peta umum
2. Peta khusus
3. Peta stasioner
4. Peta dinamik
5. Peta planimetri

Peta planimetri adalah peta yang dibuat pada bidang datar, yang memiliki
kedudukan serta memuat informasi-informasi tertentu tetapi hanya 2D (horisontal dan
vertikal saja) tanpa adanya titik ketinggian. Kenampakan permukaan bumi pada peta
ini digambarkan dengan menggunakan simbol – simbol tertentu, misalnya dataran
rendah yang digambarkan dengan warna hijau, pegunungan dengan warna coklat, dan
perairan dengan warna biru.

Peta planimetri biasanya digunakan dalam pembuatan peta dari suatu kawasan
gedung. Perbedaannya dengan peta topografi adalah tidak adanya unsur ketinggian
pada peta planimetri, karena yang digambarkan adalah bentuk – bentuk objek peta.

103
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar V. 1 Contoh peta planimetri

V.3. PENGUKURAN PETA PLANIMETRI

Langkah pengukuran untuk pembuatan peta planimetri pada awalnya harus


dimulai dengan pembuatan poligon. Baik poligon tertutup maupun terbuka.
Pembuatan poligon terlebih dahulu akan mendasari pengambilan data-data detail yang
diperlukan nantinya dalam pembuatan peta.

Disini poligon dijadikan dasar untuk pengeplotan titik detail. Dalam pengambilan
titik detail pasti akan melalui titik poligon. Maka harus yakin poligon yang telah
dibuat telah benar, karena apabila ada kesalahan dalam pembuatan poligon maka
nantinya dalam pembuatan peta tidak akan match dengan kondisi dilapangan.

104
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah kerjanya:

1) Setelah selesai pengukuran poligon, lakukan koreksi dan telitilah bahwa poligon
sudah benar.
2) Dirikan alat ukur (theodolit) di salah satu titik yang sudah diukur poligonnya
(misalnya di titik P.1), dua rambu masing-masing didirikan di titik detil.
3) Lakukan prosedur membuat sumbu I vertikal dan sentring (unting-unting tepat di
atas patok), ukur tinggi alat (Ta).
4) Dalam kedudukan teropong biasa (B) arahkan ke rambu P.n, atau ke P.2, (pilih
salah satu), tepatkan benang silang vertikal di tengah-tengah rambu, dan lakukan
hanya pembacaan piringan horisontal.
5) Arahkan ke rambu pertama dan kedua (secara bergantian), yang sudah didirikan di
atas titik detil, tepatkan benang silang vertikal di tengah-tengah rambu dan benang
silang horisontal ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt,
piringan horisontal, sudut tegak (h atau z), dan catat dalam formulir.
6) Arahkan kembali teropong ke rambu pertama dan kedua (secara bergantian), yang
sudah didirikan di atas titik detil lainnya.
7) Tepatkan benang silang vertikal di tengah-tengah rambu dan benang silang
horisontal ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan
horisontal, sudut tegak (h atau z), dan catat dalam formulir.
8) Lakukan langkah 4) maupun 5) hingga secara radial semua detil tercover.
9) Theodolit di pindah ke titik polygon berikutnya, lakukan langkah 3) dan 5), untuk
langkah (c) ini sesuaikan titiknya, artinya kalau berdiri di titik P.2, rambu di
arahkan ke P.1 atau P.3 (hanya salah satu).
10) Lakukan langkah 4), 5), dan 6).
11) Begitu seterusnya (pindah ke titik poligon yang lain) hingga semua titik detil dalam
area pemetaan tercover.

105
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

V.4. CARA PENGAMBILAN DETIL

Detil yang perlu diambil dalam rangka pembuatan Peta Planimetri, antara lain:
1. Detail alamiah, seperti :
a. Sungai
b. Danau
c. Belokan sungai
2. Detail buatan, seperti :
a. Rumah
b. Jalan
c. Bangunan

Kali ini dijelaskan secara singkat melalui gambar-gambar pengambilan data detail
planimetri.

Gambar V.2 Pengambilan detil planimetri untuk jalan sungai yang lurus.

Keterangan :
101, 102, dst = Nomor Detil (Penempatan Rambu)

106
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar V.3 Pengambilan detil planimetri untuk jalan sungai yang berkelok.
Keterangan :
101, 102, dst = Nomor Detil (Penempatan Rambu)

Gambar V.4 Pengambilan detil planimetri untuk


perempatan jalan.

Keterangan :
101, 102, dst = Nomor Detil (Penempatan Rambu)

107
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

V.5. PEMBUATAN PETA PLANIMETRI

Penggambaran dilakukan sesuai dengan urutan prosedur berikut :


a. Plotkan semua titik poligon, tulis ketinggian di samping nomor titik poligon.
b. Plotkan semua titik detail, tulis ketinggiannya (titik detail digunakan sebagai
penunjuk koma angka ketinggian).
c. Hubungkan detail - detail planimetri sesuai sketsa yang dibuat.
d. Letakan sesui dengan format peta dan beri warna dan keterangan.

108
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB VI
PETA TOPOGRAFI

VI.1. MAKSUD DAN TUJUAN


• Praktikan mengetahui cara pengambilan data, perhitungan, dan pembuatan peta
topografi dengan baik dan benar.
• Praktikan mengetahui manfaat – manfaat dari pembuatan peta topografi.

VI.2. DASAR TEORI


Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garisgaris kontur, dengan satu
garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri
permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat
ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah
ukuran relief dan ukuran planimetrik. Peta topografi menyediakan data yang
diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara
umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin
ciriciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi,
dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi
juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi.
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama yang
diukur dari atas permukaan air laut. Sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut:
1. Garis kontur selalu merupakan garis lengkung yang tertutup/tidak terputus.
2. Garis kontur tidak pernah berpotongan atau menjadi satu.
3. Garis kontur tidak mungkin pecah atau bercabang. Garis kontur dengan ketinggian
yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi,kecuali bila
disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
4. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan garis
berubah-ubah.
5. Untuk daerah yang landai terlihat bahwa jarak antara garis kontur jarangjarang.
6. Untuk daerah yang curam jarak antara garis-garis kontur terlihat rapat.

109
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

7. Punggungan gunung/ bukit terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U‟

yang ujungnya mlengkung menjauhi puncak.

8. Lembah terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V‟ yang ujungnya
tajam dan menjorok kearah puncak.

Gambar VI.1 Contoh peta topografi

110
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VI.3. PENGUKURAN SITUASI PETA TOPOGRAFI


Untuk pengukuran yang dipakai dalam pengukuran peta topografi tidak berbeda
dengan cara pengukuran pada bab sebelumnya. Diawali denan pembuatan poligon dan
usahakan penentuan titik poligon dapat mencakup seluruh sasaran detail pada peta
yang akan di gambarkan nantinya dad sesuai dengan kenyataan lapangan.
1. Dirikan alat ukur (theodolit) di salah satu titik yang sudah diukur poligonnya
(misalnya di titik P.1), dua rambu masing-masing didirikan di titik detil (detil
topografi maupun litologi).
2. Lakukan prosedur membuat sumbu I vertikal dan sentering (unting-unting tepat di
atas patok), ukur tinggi alat (Ta).
3. Dalam kedudukan teropong biasa (B) arahkan ke rambu P.n, atau ke P.2, (pilih
salah satu), tepatkan benang silang vertikal di tengah-tengah rambu, dan lakukan
hanya pembacaan piringan horisontal.
4. Arahkan ke rambu pertama dan kedua (secara bergantian) – yang sudah didirikan
di atas titik detil (detil topografi maupun litologi), tepatkan benang silang vertikal
di tengah-tengah rambu dan benang silang horisontal ditepatkan pada angka genap,
lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal, sudut tegak (h atau z), dan catat
dalam formulir.
5. Teropong arahkan kembali ke rambu pertama dan kedua (secara bergantian) – yang
sudah didirikan di atas titik detil lainnya (detil topografi maupun litologi), tepatkan
benang silang vertikal di tengahtengah rambu dan benang silang horisontal
ditepatkan pada angka genap, lakukan pembacaan ba, bb, bt, piringan horisontal,
sudut tegak (h atau z), dan catat dalam formulir.
6. Lakukan langkah 4) maupun 5) hingga secara radial semua detil tercover.
7. Theodolit di pindah ke titik poligon lainnya (terserah), lakukan langkah 3) dan 5),
untuk langkah (c) ini sesuaikan titiknya – artinya kalau berdiri di titik P.2, rambu di
arahkan ke P.1 atau P.3 (hanya salah satu).
8. Lakukan langkah 4), 5), dan 6).
9. Begitu seterusnya (pindah ke titik poligon yang lain) hingga semua titik detil dalam
area pemetaan tercover (topografi dan litologi).

111
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VI.4. CARA PENGAMBILAN DETIL TOPOGRAFI


Untuk cara pengambilan detail topografi sebenarnya sama pada pengambilan detail
planimetri, hanya saja pada detail topografi ditambah dengan detail ketinggian pada
setiap detailnya. Detail yang diambil dalam pembuatan peta topografi adalah semua
unsur - unsur topografi dan non topografi seperti:
a. Beda tinggi (melalui bacaan benang, sudut vertikal, dst)
b. Termasuk semua detail planimetri baik yang alami maupun yang buatan

• Detail alamiah,
seperti: o Sungai
o Danau
o Belokan sungai
• Detail buatan,
seperti: o Rumah
o Jalan
o Bangunan
Dibawah ini dijelaskan secara singkat melalui gambar-gambar pengambilan data
ketinggian untuk pembuatan peta topografi.

Gambar VI.2 Pengambilan detil topografi (ketingian) untuk lereng


dan lembah.
Keterangan :

101, 102, dst = Nomor Detil (Penempatan Rambu)

112
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar VI.3 Pengambilan detil topografi (ketingian)


untuk lereng.
Keterangan :

101, 102, dst = Nomor Detil (Penempatan Rambu)

Gambar VI.4 Pengambilan detil topografi (ketingian) untuk lereng dan


sungai.
Keterangan :

101, 102, dst = Nomor Detil (Penempatan Rambu)

113
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VI.5. PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI


Penggambaran dilakukan sesuai dengan urutan prosedur berikut :
1. Plotkan semua titik poligon, tulis ketinggian di samping nomor titik poligon
2. Plotkan semua titik detail, tulis ketinggiannya (titik detail digunakan sebagai
penunjuk koma angka ketinggian)
3. Hubungkan detail - detail planimetri sesuai sketsa yang dibuat
4. Lakukan penarikan garis kontur sesuai metode interpolasi kontur.
5. Sesuikan dengan format peta dan beri warna dan keterangan.

Metode Interpolasi Kontur


Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada
pengukuran garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis
penghubung titik-titik yang diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada
pengukuran garis kontur cara tidak langsung umumnya titiktitik detail itu pada titik
sembarang tidak sama.
Bila titik-titik detail yang diperoleh belum mewujudkan titik-titik dengan
ketinggian yang sama, posisi titik dengan ketinggian tertentu dicari, berada diantara 2
titik tinggi tersebut dan diperoleh dengan prinsip perhitungan 2 buah segitiga
sebangun. Data yang harus dimiliki untuk melakukan interpolasi garis kontur adalah
jarak antara 2 titik tinggi di atas peta, tinggi definitif kedua titik tinggi dan titik garis
kontur yang akan ditarik. Hasil perhitungan interpolasi ini adalah posisi titik garis
kontur yang melewati garis hubung antara 2 titik tinggi.
Posisi ini berupa jarak garis kontur terhadap posisi titik pertama atau kedua.
Titik hasil interpolasi tersebut kemudian kita hubungkan untuk membentuk garis
kontur yang kita inginkan. Maka perlu dilakukan interpolasi linear untuk mendapatkan
titik-titik yang sama tinggi.

114
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Contoh Dalam Interpolasi


Misalkan ada dua titik detil d.301 dan d.206 yang berjarak 8,7 cm (di peta) dan
masing-masing mempunyai mempunyai ketinggian 96,8 meter dan 104,4 meter.
Kedua titik tersebut akan diinterpolasi setiap 1 meter sehingga harus dicari jaraknya
untuk ketinggian 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, dan 104 meter pada bidang kertas
(proyeksi di bidang datar).

Titik dilihat dari atas

Gambar VI.8 Titik diproyeksikan dari samping

115
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Perhatikan segitiga dibawah ini

Segitiga ABC siku-siku di B, garis BC sejajar DE, maka berlaku rumus berikut:

dan

Melihat gambar sebelumnya, jika harus mencari jarak-jarak ketinggian 97,


98,dst, maka dapat dicari dengan rumus perbandingan dalam segitiga sikusiku.

Jika AD merupakan jarak ketinggian 97 (dicari), maka

DE = 97 – 96,8 AB = 8,7 (cm)

= 0,2 (m) BC = 7,6 (m).

AD(97) = 0,2 cm, AD(98) = 1,4 cm, AD(99) = 2,5 cm, AD(100) = 3,7 cm dst.

Sebaran titik detil berikut akan ditarik garis konturnya

116
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah Pertama

Lihat dan amati titik detail pada peta yakinlah bahwa titik tersebut sudah benar.

117
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah kedua

Hubungkan tiap-tiap detail ketinggian. Usahakan memakai pensil atau sesuatu yang
nantinya bisa dihapus kalau salah atau kalau interpolasi sudah selesai.

118
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah ketiga

Mulailah hitungan interpretasi dan jangan lupa untuk mencatat dan memberi tanda
pada garis-garis yang tadi sudah dibuat. Kali ini juga gunakanlah pensil atau sesuatu yang
nantinya bisa dihapus kalau salah atau kalau interpolasi sudah selesai.

119
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah keempat

Hubungkanlah tanda-tanda atau hitungan interpolasi tadi sesuai dengan ketinggian


yang dimilikinya, jangan sampai bercabang, menabrak, ataupun memotong. Sesuaikan
dengan kondisi lapangan. Apabila belus sesuai maka ada kesalahan dalam interpolasi.

120
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Langkah kelima

Hapus garis bantu segingga lembar kerja hanya tertinggal garis kontur dan titik
ketinggian saja. Rapikan dan bedakan antara indeks kontur dan kontur interval.

121
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB VII
AUTOCAD LAND DESKTOP

VII. 1. PENDAHULUAN
Pada era sekarang ini, perkembangan teknologi terasa sangat cepat. Hampir semua
aspek kehidupan mulai disentuh dengan yang namanya teknologi. Dengan teknologi
semua terasa lebih mudah dikerjakan. Berbagai inovasi tidak henti-hentinya dilakukan
untuk meningkatkan penggunaan dan penerapan teknologi dalam kehidupan manusia.
Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah CADD (Computer Aided Design
and Drafting). Pengembangan teknologi ini bertujuan untuk mempermudah para
designer dan drafter untuk memvisualisasikan idenya ke dalam bentuk gambar. Sebuah
desain yang dibuat dengan AutoCAD dapat dengan mudah untuk diedit bila masih ada
kesalahan dan kekurangan, memiliki layout gambar yang sangat variatif, skala dapat
diubah-ubah, disesuaikan dengan ukuran kertas, dan sangat praktis penyimpanannya.
Software CADD yang akan kita bahas adalah AutoCAD, di mana software tersebut
mempunyai fleksibilitas yang tinggi. AutoCAD tidak hanya dipakai untuk aplikasi
khusus saja, seperti arsitektur, mekanikal, geodesi, atau mesin, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggambar apa saja. Jika kita ingin membuat AutoCAD menjadi
software yang khusus, kita dapat menambahkan yang dinamakan “3rd party software”,
contohnya: Autodesk Architectural Desktop untuk aplikasi arsitektur.
• AutoYatch untuk desain perahu dan kapal layar (yatch).
• Auto-Site-Lite untuk aplikasi kalkulasi pencahayaan.
• Autodesk Land Desktop untuk aplikasi sipil, pemetaan, dan planologi.
• AutoCAD-MAP untuk aplikasi GIS.
• SEW-CAD untuk aplikasi fashion dan tekstil.
• Autodesk Mechanical Desktop untuk aplikasi mekanikal.
Dengan adanya software-software tersebut di atas, kita dapat lebih
meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan bidang kerja kita.
Program AutoCAD Land Development merpakan pengembangan dari program
AutoCAD dan AutoCAD Map, sedangkan farian dari Land Development terdiri dari
versi, AutoCAD Survey, AutoCAD Civil dan AutoCAD Overlay.

122
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Data-data yang dapat di-input ke dalam program ALD dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Data yang bersumber dari loading alat ukur, seperti theodolit.
2. Data yang bersumber dari import file extensi .dat, .xls, .csv, .dgn, .prn
3. Data yang bersumber dari data baku hasil pengukuran.
Dari macam-macam data tersebut yang sering digunakan dan paling mudah
yaitu data yang bersumber import file dan data dari pengolahan data baku hasil
pengukuran. Data-data sumber import ada beberapa macam, antara lain.
• Import microstation file, format yang dipakai berupa file .dgn
• Import ASCII point file, format yang dipakai berupa file .txt, data yang dapat
dimasukkan berupa, nomor, northing, easthing, elevation dan description.
Dalam penyajiananya ALD masih berupa default, yaitu bentuk standar dari
perincian program yang berasal dari AutoCAD coursware.

VII. 2. TUTORIAL
Dalam tutorial berikut ini akan dijelaskan mengenai manual prosedur pemetaan dasar
menggunakan Autodesk Land Desktop (ALD). Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah yang lalu,
praktikan telah diajarkan mengenai pengambilan data titik poligon maupun detailnya
menggunakan theodolite sampai dengan pembuatan peta secara manual. Dalam tutorial
Autodesk Land Desktop di bawah akan dijelaskan pembuatan peta secara otomatis
menggunakan software diatas. Berikut merupakan tutorial penggunaan Autodesk Land
Desktop dalam pemetaan dasar.

VII. 2. 1. Menyiapkan Data Titik-Titik Koordinat


Ada 2 macam format penyimpanan yang akan dimasukkan dalam Autodesk Land
Desktop. Keduanya merupakan data yang tadinya telah diolah dan sudah disimpan dalam
Ms.Excel. Dari data tersebut kita dapat menyimpan kembali dalam bentuk .csv atau .prn. Jika
.csv maka data tadi dipisahkan oleh tanda koma (comma delimited), dan jika .prn maka data
tadi dipisahkan oleh adanya space (space delimited).

123
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 2. Pengaturan Project pada Autodesk Land Desktop


1. Buka ALD yang dimulai dengan membuat project baru dengan klik “new” untuk
memulai.

2. Berikan nama project yang diinginkan pada “Name”, serta pilih tempat penyimpanan,

klik “Browse”.

124
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020

3. Lalu klik “Create Project” untuk membuat settingan awal.

4. Setelah itu klik “OK”

125
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

5. Atur Load Setting yang diinginkan, lalu “Next”

6. Atur Linear Units, Angle Units, Angle Display, dan Display Precission.

Lalu “Next”

126
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

7. Atur skala horizontal dan vertikal. Lalu “Next”.

8. Atur zona yang saudara inginkan. Lalu “Next”.

127
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 3. Memasukkan Titik-Titik Koordinat


1. Untuk mengimport point gunakan menu Points > Import/Export Points > Import Points.

2. Lalu muncul kotak dialog Format Manager-Import Points. Pilih format data
yang digunakan, jika .csv gunakan yang comma delimited, jika .prn gunakan
space delimited. Sedangkan untuk format data digunakan PENZD, PENZ,
ENZ, dsb.

Lalu pilih source file yang digunakan.

128
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Berikut merupakan format yang ada:

P = Points , berisi nomor points


E = Easting, berisi koordinat X
N = Northing, berisi koordinat Y
Z = Zenit, berisi elevasi
D = Description,deskripsi tiap titik

3. Gunakan “Add Points” untuk menggabungkan seluruh titik. Beri nama pada point
group tersebut. Lalu “OK”.

129
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

4. Lalu muncul kotak dialog “COGO Database Import Options”, terima semua

default yang ada dengan klik “OK”.

5. Apabila point sudah berhasil ter-import maka akan muncul kotak dialog bertuliskan

“Done!”. Apabila poin belum terlihat klik View > Zoom > Erase (short key : tulis
“Z” > enter > tulis “E” > enter).

130
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 4. Memunculkan Segitiga Triangulasi dan Kontur pada Autodesk


Land Desktop
1. Klik menu “Terrain” > “Terrain Model Explorer...”

2. Klik kanan pada “Terrain” > “New Surface”, kemudian expand lah folder
“Surface1” tersebut dengan klik tanda plus (+) di depan “Surface1” hingga
muncl data dibawahnya, yaitu “TIN Data”. Kemudian pilih “Point Groups” klik
kanan > “Add Points Group...”

3. Lalu muncul kotak dialog “Add Point Group”, pilih “Point Group Name” dengan
nama yang telah dibuat pada saat import point, kemudian klik “OK”. Kemudian
Klik kanan pada “Surface1” tersebut dan pilih “Build...”.

131
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

4. Untuk memunculkan segitiga triangulasi pilih menu “Terrain” > “Edit Surface”

> “Import 3D Lines”.

5. Lalu untuk membuat kontur pilih “Terrain” > “Create Contours...”, atur major

dan minor kontur, kemudian klik “OK”.

132
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 5. Mengatur Kontur pada Autodesk Land Desktop


Untuk mengatur style kontur gunakan “Contour Style Manager...” yang
ada pada pilihan “Terrain”. Disini “Text Style” digunakan untuk mengatur
indeks kontur, mulai dari warna, style sampai tebal text. Pada “Label
Position” dapat dibentuk indeks kontur dan letaknya.

133
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 6. Menambahkan Label Indeks Kontur


1. Untuk memunculkan indeks kontur gunakan menu “Terrain” > “Contour Labels”

> “Group Interior”. Lalu atur nilai indeks kontur yang diinginkan, klik “OK”.

2. Buat garis awal dan akhir pada kontur yang diinginkan untuk diberikan kontur indeks,
maka akan muncul indeks kontur yang diinginkan.

134
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 7. Membuat Sayatan Otomatis pada Autodesk Land Desktop


1. Untuk membuat sayatan, buat garis dengan polyline terlebih dahulu. Gunanya
menentukan daerah yang akan disayat.

2. Lalu pilih menu “Terrain” > “Sections” > “View Quick Section”, kemudian select
polyline yang sebelumnya telah dibuat, lalu tekan enter.

135
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

3. Sayatan akan segera muncul.

4. Jika ingin mengubah tampilan sayatan, pilih menu “Section” > “View Properties”

hingga nantinya muncul kotak dialog “Quick Section Properties” yang


memungkinkan untuk mengubah “Grid Settings”, “Color Settings”, dan
“Surface Color Settings”.

5. Untuk memasukkan sayatan tersebut kedalam lembar kerja lakukan dengan pilih
menu

136
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

6. Klik ditempat dimana sayattan akan diletakkan, enter. Kemudian tutup “Quick
Section View”.

137
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 8. Membuat Grid pada Sayatan


1. Setelah sayatan muncul pada lembar kerja, buat grid pada sayatan engan cara pilih menu
“Terrain” > “Section” > “Grid for Section”, kemudian tekan enter. Kemudian klik
pada bagian text ( yang bertuliskan DATUM ELEV.), tentukan spasi vertikal
(elevation increment) dan spasi horizontal (offset increment).

VII. 2. 9. Gridding Manual pada Autodesk Land Desktop


Dalam Autodesk Land Desktop, saudara tidak dapat membuat grid secara otomatis seperti
pada software-software GIS maupun geologi pada umumnya. Melainkan kita dapat
menggunakan beberapa fungsi dan tool dalam Autodesk Land Desktop, sehingga dapat
membentuk grid yang diinginkan. Berikut merupakan pembuatan grid menggunakan fungsi
import point, penggunaan tool polyline (pl) dan offset.

1. Untuk membuat batas-batas penggambaran, gunakan short key “limits” kemudian


akan muncul perintah untuk menentukan titik di daerah kiri bawah dan juga akan
muncul perintah untuk menentukan titik di daerah kanan atas dari lembar kerja.

138
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

2. Ketikkan “ddrmodes”. Kemudian gunakan fungsi “grid” yang berfungsi untuk membuat titik-
titik yang membantu mengatur jarak antar titik – titik pada lembar kerja. Gunakan fungsi
“Snap” yang memungkinkan kursor mengunci Grid. “Snap” ini diperunakan untuk
mengontrol agar object selalu mengenai grid.

139
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

3. Buat garis yang menghubungkan dua titik sehingga membentuk garis vertikal sebagai
acuan, kemudian tekan tombol escape. Untuk membentuk garis horisontal sebagai
acuan, ketik “pl” > Enter, kemudian buat garis horisontal yang menghubungkan dua
titik.

4. Untuk membuat grid secara penuh pada dengan cara, klik garis yang sebagai acuan >
ketik “array”.

140
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

5. Kemudian isikan row apabila yang ingin di copy secara vertical atau colum yang ingin
di copy secara horisontal. Selanjutnya isikan juga pada row offset dan colum offset
sesuai jarak antar titik.

6. Untuk memberi keterangan koordinat pada grid gunakan “Text” dan untuk mengatur
text tersebut, kita dapat mengaturnya pada “Design” yang terdapat pada bagian kiri
tampilan setelah kita mengklik text yang ingin di edit. Di sana kita dapat mengatur
warna, skala, tebal tipis garis, tinggi, serta posisi text sesuai dengan koordinat.

141
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII. 2. 10. Memberi Warna Litologi


Dalam sub-bab ini akan dijelaskan mengenai pemberian warna litologi dan
pemberian simbol litologi. Pemberian warna dan simbol litologi di sini akan di ajarkan
dalam bentuk persegi. Pada penerapannya nanti dapat di aplikasikan di peta dengan
menggunakan polyline (pl).
1. Buat persegi dengan ukuran 2 x 1 dengan menggunakan polyline.

2. Klik pada kotak tersebut

142
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

3. Ketik hotkeys “bh” untuk hatch and gradient, lalu tekan Enter dan akan
muncul kotak dialog “Hatch and Gradient”.

Di sini saudara tidak bisa mengganti warna dan simbol sekaligus, melainkan harus
dilakukan satu per satu. Mulanya kita akan mengganti warna terlebih dahulu. Pada Pattern,
saudara pilih SOLID. SOLID merupakan pilihan pattern untuk suatu corak warna yang
memblok atau penuh dalam suatu bangun ruang.
Lalu pada Swatch, saudara dapat menggunakannya untuk memilih warna yang
diinginkan. Misal litologi yang ingin dimasukkan adalah batugamping, maka pilihlah
warna biru. Setelah itu klik “Add Pick Points”.

143
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

4. Lalu klik pada ruang dalam persegi, setelah itu Enter, akan muncul lagi
kotak dialog Hatch and Gradient, lalu klik OK.

144
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

5. Tampilan simbol litologi yang telah diberi warna.

6. Untuk memberikan simbol litologi, saudara diharapkan mengulangi langkah 3 dan 4


kemudian klik tombol yang berada di samping Pattern, lalu akan muncul kotak dialog
“Hatch Pattern Palette”. Pilih simbol yang diinginkan, klik OK. Kemudian klik “Add
Pick Points”.

145
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

7. Tampilan simbol litologi akan muncul. Jika ingin mengubah warna garis, tebal garis,
maupun skala dapat gunakan menu Design yang berada pada kiri tampilan.

146
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

BAB VIII
PERHITUNGAN LUAS DAN VOLUME

VII.1. MAKSUD DAN TUJUAN

• Praktikan mampu memahami pengertian luas dan volume

• Praktikan mampu menghitung luas dan volume dengan benar

• Praktikan mampu menerapkan dan mengaplikasikan perhitungan luas dan volume


dengan metode tertentu

VII.2. DASAR TEORI


Perhitungan dan informasi luas dan volume merupakan salah satu informasi yang
dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran lapangan. Pengukuran luas dan volume ini
dipergunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu hukum pertanahan, perubahan status
hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya. Luas dan volume sebagaimana mestinya
sering digunakan di perusahaan baik sipil maupun yang ada di geologi untuk
mengetahui segala sesuatu yang nantinya akan berhubungan dengan luas dan vulume
bangun atau wilayah tersebut.
Berbagai macam metode dapat digunakan dalam metode perhitungan luas dan
volume. Berbagai macam perhitungan luas dan volume tersebut pada intinya
menghasilkan hasil yang tidak jauh berbeda. Tergantung kita saja enakan yang mana.
Tetapi meskipun begitu dalam perhitungan luas dan volume kita tetap memerlukan
ketelitian dan kejelian yang tinggi dari siperhitung luas dan volume. Sebab apabila kita
salah di awal atau kurang konsentrasi sedikit saja maka perhitungan luas dan volume
kita juga pasti akan kacau.

147
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII.3. PENGERTIAN LUAS


Luas adalah jumlah area yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikelilingi
oleh garis-garis batas. Luas suatu objek (tanah, bangunan, dll) di peta merupakan luas
pada bidang datar (X,Y). Jadi perlu dijelaskan kepada pengguna peta yang ingin
menghitung luas objek yang dimiliki di lapangan nanti hasilnya akan lebih kecil
dibandingkan hasil hitungan dengan peta.
Pada peta proyeksi yang digunakan adalah proyeksi tegak sehingga objek yang
terletak pada bidang miring sebelum digambar di peta objek tersebut harus
diproyeksikan terlebih dahulu pada bidang datar. Dengan demikian panjang objek di
bidang miring tersebut setelah diproyeksikan akan menjadi lebih pendek dibandingkan
kenyataan di lapangan. Konsekuensinya luas objek yang dihasilkan lebih kecil dari
luas sebenarnya di lapangan. Sebagai gambaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar VII.1 Pengertian Luas


Pada gambar di atas objek di lapangan ABCD setelah di petakan ke dalam bidang
datar objek tersebut menjadi ABC‟D‟. Dari gambar terlihat bahwa panjang AD‟ dan
BC‟ lebih kecil dibandingkan dengan AD dan BC. Dengan demikian luas ABC‟D‟
lebih kecil dibandingkan dengan ABCD. Metode pengukuran luas ada dua macam :
1. Diukur pada gambar situasi
Luas yang diukur pada gambar situasi disebut pengukuran tak langsung, karena luas
diperoleh secara tak langsung dengan menggunakan instrumen dan gambar situasi.
2. Dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari
pengukuran di lapangan

148
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Luas yang dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung
diperoleh dari pengukuran dilapangan disebut pengukuran langsung, karena luas
diperoleh secara langsung tanpa gambar dengan melakukan pengukuran yang
dibutuhkan untuk menghitung luas dilapangan.

VII.4. PENENTUAN LUAS


Yang dimaksud luas suatu daerah disini adalah proyeksi luas diatas permukaan
bumi pada bidang mendatar yang dikelilingi oleh garis-garis batas. Tergantung dari
cara pengukuran dan ketelitian yang dikehendaki penentuan dapat dilakukan dengan
cara-cara antara lain :
1. Metode Matematis
a. Koordinat
Diketahui polygon tertutup dengan koordinat masing-masing titik polygon
dikethaui seperti gambar berikut ini:

Gambar VII.2 Metode Koordinat


Untuk menghitung luas polygon 12345 diatas dapat dilakukan dengan
menjumlahkan luas trapezoid yang ada 12ca1, 23ec2, 34de3, 45bd4, dan 51ab5.

Secara umum formula untuk menghitung poligon dengan n titik poligon yang
diketahui koordinatnya dapat dituliskan sebagai berikut:

149
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Catatan : Tanda absolut untuk menghindari hasil luas negatif karena luas hasilnya
selalu positf
b. Metode Trapezoid
• Dengan offset yang sama
Metode Trapezoid biasanya digunakan untuk menghitung luas dengan daerah
yang tidak teratur seperti gambar dibawah ini.

Gambar VII.3 Metode Trapezoid dengan Offset Sama


Untuk menghitung luas ABCD diatas maka dapat dihitung masing-
masing luas A1, A2, A3, A4 dan A5 dengan jarak offset yang sama (L).

150
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

maka luas total ABCD :

Secara umum untuk menghitung luas daerah yang tidak beraturan (bisa juga
digunakan untuk daerah yang teratur) dengan pembagian sejumlah n bagian
luas maka formulanya dapat disederhanakan sebagai berikut:

• Dengan offset yang berlainan


Untuk menghitung luas ABCD diatas maka dapat dihitung masing-masing luas
A1, A2, A3, A4 dan A5 dengan jarak offset yang berlainan (L1, L2, L3, L4,
dan L5)

Gambar VII.4 Metode Trapezoid dengan Offset Berlainan

151
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

maka luas total ABCD

Secara umum untuk menghitung luas daerah yang tidak beraturan (bisa juga
digunakan untuk daerah yang teratur) dengan pembagian sejumlah n bagian
luas maka formulanya dapat disederhanakan sebagai berikut:

2. Metode Grafis
Metode yang paling sederhana untuk menghitung luas daerah adalah dengan
metode grafis yaitu dengan bantuan bujur sangkar (kertas grafik mm) dan segitiga.
a. Bujur Sangkar (Kertas mm)

Gambar VII.5 Metode Grafis dengan Bujur Sangkar (mm) Dari gambar
diatas ada tiga jenis bujur sangkar yang digunakan yaitu misalkan yang besar
dengan sisi 1 cm, sedang dengan sisi 5 mm dan kecil 1 mm. Dengan mengalikan
skala peta yang ada dengan luas bujur sangkar-bujursangkar tersebut maka luas
daerah tersebut akan dengan mudah dihitung. Yaitu dengan menjumlahkan
seluruh luas bujursangkar yang melingkupi daerah tersebut. Semakin kecil bujur

152
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

sangkar yang digunakan dan semakin besar skala peta yang digunakan maka
semakin teliti hasil yang diperoleh.
b. Segitiga

Gambar VII.6. Metode Grafis dengan Segitiga Sebarang Dari gambar


diatas ada beberapa gambar segitiga dengan sisi a, b, c maka luas segitiga
tersebut adalah

Dimana s =

Maka luas total daerah yang diukur adalah dengan menjumlahkan seluruh luas
segitiga yang melingkupi daerah tersebut. Semakin rapat segitiga yang
melingkupi daerah tersebut maka luas yang dihasilkan semakin teliti.

3. Metode Mekanis
Cara lain yang digunakan untuk menghitung luas daerah yang tidak beraturan
adalah dengan cara mekanis yaitu dengan alat yang dinamakan dengan planimeter.
Alat planimeter diletakkan diatas peta (gambar) yang akan dihitung luasnya.
Kemudian alat tersebut mentrace (mengikuti) batas wilayah yang akan diukur
luasnya. Dengan konversi tertentu, maka luas akan dapat dihitung. Ketelitian hasil
sangat bergantung pada besar atau kecilnya skala peta. Semakin besar skala
petanya, akan semakin teliti hasil luasannya. Sekarang ini sudah tersedia
planimeter mekanik (manual) dan planimeter digital.

153
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Gambar VII.7. Planimeter


4. Metode Digitasi
Digitasi adalah proses untuk mengubah informasi grafis yang tersedia dalam kertas
ke format digital. Cara yang paling umum digunakan untuk memasukkan data dari
media kertas ke digital adalah dengan menggunakan alat digitizer dan scanner. Alat
digitizer mengubah ke format digital langsung ke dalam bentuk vector sedangkan
scanner dalam bentuk raster. Untuk data raster hasil scanning harus diubah ke format
vektor dengan on screen digitasi. Software yang sering digunakan untuk digitasi peta
adalah AutoCad Map. Setelah gambar berbentuk digital dnegan format *.dwg maka
dengan mudah dicari luasnya dengan perintah area.

VII.5. PENGERTIAN VOLUME


Volume mempunyai dimensi kubik, misalnya meter kubik (m3). Secara sederhana
diambil contoh suatu balok yang mempunyai ukuran panjang 10 m, lebar 0,5 m dan
tinggi 6 m akan mempunyai volume = panjang x lebar x tinggi = 10 m x 0,5 m x 6 m =
30 m3. Pada pembahasan kali ini yang dimaksud volume adalah volume tanah. Sering
terjadi bahwa bentuk tanah yang akan dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak
selalu berbentu balok atau silinder. Permukaan tanah yang tidak beraturan akan
dihitung volumenya dengan beberapa metode. Yang dimaksud dengan bidang tanah
disini referensinya adalah pada bidang datar atau bidang proyeksi.

154
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

VII.6. VOLUME TANAH


Volume tanah yang dimaksud disini adalah apabila ingin menggali atau
menimbun tanah pada suatu tempat ( Cut and fill ) atau untuk menghitung material
(bahan) galian yang sifatnya padat. Suatu bidang tanah yang mempunyai ketinggian
bervariasi, misalnya 10 m, 12 m, 15 m, 13 m, 12 m dan seterusnya, jika ingin dibangun
gedung diatasnya dengan level (ketinggian) tertentu, misalnya 16 m, maka bidang
tanah tersebut harus ditimbun. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa volume
timbunannya? Volume timbunan ini yang akan dihitung besarnya. Kasus lain, apabila
suatu daerah merupakan gundukan (tanah tinggi), sedangkan daerah tersebut akan
dibangun dengan ketinggian tertentu yang mengharuskan memangkas (memotong)
ketinggian daerah tersebut. Volume galian ini yang akan dihitung besarnya.

VII.7. METODE MENGHITUNG VOLUME TANAH


Prinsip hitungan volume adalah 1 (satu) luasan dikalikan dengan 1 (satu) wakil
tinggi. Apabila ada beberapa luasan atau beberapa tinggi, maka dibuat wakilnya,
misalnya dengan merata-ratakan luasan ataupun merata-ratakan tingginya.
Ada beberapa cara atau metode untuk menghitung volume tanah baik timbunan
yang harus ditambahkan maupun galian yang harus diambil tanahnya yaitu dengan
cara: 1. Penampang rata-rata

Gambar VII.8. Metode Penampang Rata-rata


Volume dapat dihitung dengan rumus:

Catatan :
A1 = luas penampang 1 A2 = luas penampang 2 d = jarak antar penampang 1 dan 2

155
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

2. Kontur

Gambar VII.9. Metode Kontur


Prinsipnya hampir sama dengan penampang rata-rata. Volume dapat dihitung
dengan rumus:

Catatan :
A1, A2, dan An = luas penampang 1, 2 dan n diukur dengan planimeter d = interval
kontur ( umumnya sama)
3. Borrow Pit
Cara menghitung volume dengan Borrow Pit adalah dengan membagi daerah
tersebut kedalam beberapa “kapling” yang seragam, biasanya bujur sangkar atau
empat persegi panjang.
Rumus yang digunakan:

Catatan :
A = luas penampang satu kapling yang seragam ( m2 ) h1 = tinggi yang
digunakan untuk menghitung volume 1 kali ( m ) h2 = tinggi yang digunakan untuk
menghitung volume 2 kali ( m ) h3 = tinggi yang digunakan untuk menghitung
volume 3 kali ( m ) h4 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 4 kali
(m) Berikut ini akan dicontohkan cara menghitung volume cara tersebut diatas.
Contoh:

156
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2020

Suatu daerah dibagi dalam kapling yang seragam dengan ukuran 20 m x 20 m;


Tinggi masing-masing tanah tertera di sampingnya. Apabila daerah tersebut akan
digali rata dengan ketinggian (level) 10 m, maka berapa volume galiannya.

Gambar VII.10 Metode Borrow Pit

Jawab :
Luas satu kapling = A = 20 m x 20 m = 400 m2
Hitungan h

Σh1 = ( 3 + 2 + 1 + 2 + 2 ) = 10 1 x Σh1 = 1 x 10 = 10

Σh2 = (2+ 1 + 3 + 3 ) =9 2 x Σh2 = 2 x 9 = 18

157
Buku Panduan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2020


Σh3 = ( 1 ) =1 3 x Σh3 = 3 x 1 = 3

Σh4 = ( 5 ) =5 4 x Σh4 = 4 x 5 = 20

Volume

= 5100 m3

158

Anda mungkin juga menyukai