Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SURVEY DAN PERPETAAN

Oleh:

MITA OKTRIANI
2110024428013

Dosen:
Nelsy Mariza Syahyuda., MT

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang
berjudul “Peta”.

Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang
tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf
yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami
berharap kritik dan saran Anda. Semoga makalah kami ini dapat menjadi pelajaran
dan menambah wawasan Anda dalam mata kuliah Survey dan Perpetaan

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman kita semua tentang peta. Kami sadar dalam penulisan makalah ini
banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peta merupakan salah satu penemuan manusia yang paling penting dalam
sejarah. Sejak zaman dahulu kala, manusia telah menggunakan peta untuk
membantu mereka menjelajahi dunia, memahami wilayah yang belum
terjamah, dan mengatur kehidupan mereka. Dari peta kuno yang terukir di
batu hingga teknologi pemetaan digital yang canggih, peran peta terus
berkembang dan mengubah cara kita memandang dan berinteraksi dengan
dunia di sekitar kita.

Peta bukan hanya sekedar gambaran grafis dari permukaan bumi, tetapi
juga merupakan representasi kompleks dari informasi geografis yang
membantu kita memahami berbagai aspek tentang dunia ini. Dengan
menggunakan peta, kita dapat menjelajahi berbagai fitur alam seperti
gunung, sungai, dan hutan, serta memahami perbedaan budaya, bahasa, dan
politik di berbagai wilayah.

Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi pengertian, ruang lingkup, dan
fungsi peta, serta konsep-konsep penting seperti sistem koordinat, proyeksi
peta, dan unsur-unsur di dalamnya. Melalui pemahaman yang mendalam
tentang peta, kita akan dapat menghargai betapa pentingnya alat ini dalam
membantu kita menjelajahi dan memahami dunia yang begitu kompleks ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peta dan jenis peta ?
2. Apa saja ruang lingkup peta dan fungsi peta ?
3. Bagaimana sistem koordinat dan proyeksi peta ?
4. Apa saja unsur unsur dalam peta ?
5. Apa itu peta dasar ?

C. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui peta beserta ruang lingkupnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara
yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta
digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa
Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja.

Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau


sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi
dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta
disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan
seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan
dari beberapa peta disebut atlas.

Berikut ini terdapat beberapa pengertian peta menurut para ahli,


diantaranya adalah:

Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional permukaan


bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-
tulisan sebagai tanda pengenal.

Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah


gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang
datar dan diperkecil atau diskalakan.

Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaan


bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem
proyeksi tertentu.
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal
2005) Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan
pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.

B. Jenis Peta
Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis
tepi kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada
umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan
tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh
pemakai peta. Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan
merupakan hal yang mudah, karena semua informasi yang terletak disekitar
peta harus memperlihatkan keseimbangan Dari berbagai jenis peta, pada
umumnya hanya terbagi menjadi dua kelompok besar aja. Pembagian jenis
peta ini berdasarkan isi dan skala peta. Adapun pembagiannya adalah
sebagai berikut.

1. Berdasarkan Isinya

1) Peta Umum

Menampilkan seluruh permukaan bumi dari segi fisik alam


maupun buatan manusia. Peta ini memiliki gambaran
informasinya secara umum. Contohnya peta topografi, peta rupa
bumi, peta korografi, dan lain-lain. Peta umum adalah jenis peta
yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam
atau budaya. Peta umum dibagi tiga, yaitu peta topografi, peta
chorografi, dan peta dunia atau geografi.

Peta topografi adalah jenis peta yang menggambarkan permukaan


bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan
bumi ke dalam peta digambar dalam sebuah bentuk garis kontur.
Garis kontur adalah sebuah garis pada peta yang menghubungkan
tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh
atau sebagian permukaan bumi yang sifatnya umum dan biasanya
berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas. Peta dunia
atau geografi adalah jenis peta umum yang berskala sangat kecil
dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

2) Peta Khusus (Tematik)

Menampilkan informasi kenampakan tertentu. Penggunaan


simbol sesuai dengan tema pada judul peta. Contoh peta
penggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, peta persebaran
objek wisata, dan lain-lain.

2. Berdasarkan Skalanya

a) Peta Kadaster

Peta kadaster adalah jenis peta yang memiliki skala antara 1 : 100
hingga 1: 5.000. Biasanya, peta ini digunakan untuk
menggambarkan luas tanah maupun sertifikat tanah.

b) Peta Skala Besar

Jenis peta ini adalah peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000
hingga 1 : 250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan
daerah yang sempit, misalnya peta kelurahan, peta desa, peta
kecamatan, dan peta kota.

c) Peta Skala Sedang

Peta skala sedang memiliki skala antara 1:250.001 sampai dengan


1:500.000. Cakupan wilayah yang digambar dalam peta ini
termasuk provinsi, pulau, dan sebagainya.

d) Peta Skala Kecil

Peta jenis ini memiliki skala antara 1:500.001 sampai dengan


1:1.000.000. Daerah yang digambar pun cukup luas, misalnya
satu negara.
e) Peta Skala Geografi

Jenis peta yang terakhir ini memiliki skala yang lebih kecil dari
1:1.000.000. Karena skalanya yang kecil, wilayah yang termasuk
ke dalam peta pun lebih luas. Peta yang memiliki skala sekecil ini
biasanya adalah peta benua dan peta dunia.

3. Berdasarkan bentuk atau simetrisnya

a) Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta
planimetri

Peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar


seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan
warna atau simbol dan lainnya.

b) Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri

Peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan
sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan
menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka
bumi tampak seperti aslinya.

c) Peta Digital

Merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan


dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-
ROM. Contoh: citra satelit, foto udara.

d) Peta Garis

Peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia


dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

e) Peta Foto

Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi


dengan garis kontur, nama, dan legenda.
C. Ruang Lingkup dan Fungsi Peta
Pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang berkaitan dengan peta, yaitu
sebagai berikut.

a. Dipilih

Fenomena dan gejala yang terdapat di permukaan bumi sangat banyak


jumlahnya, baik yang bersifat fisikal antara lain, seperti topografi, hidrografi
(bentang perairan), struktur batuan pembentuk muka Bumi, maupun
fenomena sosial, seperti per sebaran dan kepadatan penduduk, dan batas
administrasi wilayah. Komponen-komponen tersebut sangat sulit atau
bahkan tidak mungkin digambarkan pada sebuah peta. Hal ini karena, jika
dipaksakan, peta akan padat isinya dan tidak komunikatif serta memberikan
informasi yang akurat bagi pengguna. Oleh karena itu, pada pem buatan
sebuah peta dipilih fenomena muka bumi yang dianggap penting dan
berusaha untuk digambarkan sesuai dengan tema dan judul peta.

b. Ditransformasikan dalam Bidang Datar

Bumi merupakan benda angkasa yang bentuknya hampir menyerupai


bola air raksasa. Karena bentuknya ini, permukaan bumi hampir mirip
dengan bidang lengkung (permukaan bola). Salah satu prinsip peta adalah
mentransformasi bentuk muka bumi dalam bidang datar, yaitu pada sehelai
kertas atau pada bidang yang dapat didatarkan, seperti silinder dan kerucut.
Pada kenyataannya, sangatlah sulit menggambarkan bentuk muka Bumi ke
dalam bidang datar atau yang dapat didatarkan tanpa adanya kesalahan
(kesalahan bentuk, ukuran, maupun jarak). Penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dalam proses transformasi peta ini dikenal dengan distorsi.
Untuk mengurangi kesalahan atau penyimpangan dalam pembuatan sebuah
peta, sangat diperlukan sistem proyeksi.

c. Diperkecil

Permukaan Bumi merupakan wilayah yang sangat luas. Panjang keliling


ekuatornya mencapai 40.000 kilometer. Jika kita ingin menggambarkan
muka bumi yang luas ini pada sehelai kertas dengan ukuran yang sama,
tentunya sangat sulit. Oleh karena itu, bentuk muka bumi yang tergambar
dalam sebuah peta, ukurannya lebih kecil dibanding kan dengan ukuran
sebenarnya.

Beberapa fungsi peta secara umum adalah sebagai berikut:

a) Menunjukkan posisi atau lokasi suatu wilayah atau objek geografi


di muka bumi, baik letak absolut yang didasarkan atas koordinat
garis lintang dan bujur, maupun posisi relatif (letak suatu tempat
dalam hubungannya dengan tempat lain disekitarnya). Sebagai
contoh lokasi absolut kota Bandung terletak antara 6°54’ LS dan
107°36’ BT, sedangkan posisi relatif Indonesia terletak antara
dua benua (Asia di sebelah Utara dan Australia di selatan) dan
dua samudra, yaitu Samudra Hindia sebelah barat dan Samudra
Pasifik di sebelah timur.

b) Memperlihatkan ukuran (diukur luas daerah dan jarak).

c) Memperlihatkan kecenderungan bentuk (benua, pulau, negara,


gunung, arah pembangunan).

d) Menunjukkan ketinggian tempat atau sudut elevasi berbagai


wilayah dan objek geografi lainnya.

e) Mengumpulkan dan menyeleksi data atau informasi dari suatu


daerah dan menyajikannya secara grafis dan nongrafis di atas peta
sehingga dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam
perencanaan pembangunan suatu wilayah atau kawasan.
D. Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta

a) Sistem Koordinat:

Sistem koordinat digunakan untuk menentukan lokasi suatu titik di


permukaan bumi. Dengan menggunakan sistem koordinat, kita dapat
menunjukkan titik-titik tersebut secara tepat dan dapat diukur. Dua sistem
koordinat yang umum digunakan adalah:

• Sistem Koordinat Geografis: Menggunakan garis lintang dan


garis bujur sebagai koordinat untuk menentukan lokasi suatu titik
di permukaan bumi. Garis lintang adalah garis horizontal yang
mengukur jarak dari khatulistiwa (garis ekuator), sedangkan garis
bujur adalah garis vertikal yang mengukur jarak dari meridian
utama (garis nol bujur). Koordinat diwakili dalam format derajat,
menit, dan detik.

• Sistem Koordinat Kartesian: Juga dikenal sebagai sistem


koordinat XY, digunakan untuk memetakan permukaan bumi ke
dalam grid yang terdiri dari dua sumbu yang saling tegak lurus,
yaitu sumbu X dan sumbu Y. Sistem koordinat kartesian ini
digunakan pada peta-peta dengan skala besar dan dalam pemetaan
detail.

b) Proyeksi Peta:

Permukaan bumi yang bulat harus diproyeksikan ke dalam


permukaan datar agar dapat direpresentasikan dalam bentuk peta.
Proyeksi peta adalah metode atau teknik yang digunakan untuk
melakukan transformasi ini. Namun, karena permukaan bumi adalah
bentuk tiga dimensi yang melengkung, proyeksi peta selalu melibatkan
beberapa tingkat distorsi. Berikut adalah beberapa jenis proyeksi peta
yang umum digunakan:
• Proyeksi Merkator: Proyeksi ini mengubah permukaan bumi
menjadi sebuah bidang datar dengan merubah garis lintang dan
garis bujur menjadi garis lurus yang sejajar. Proyeksi Merkator
sangat berguna untuk navigasi karena mempertahankan sudut dan
arah, namun menyebabkan distorsi pada area yang jauh dari
khatulistiwa.

• Proyeksi Lambert: Proyeksi ini mempertahankan area yang


sesungguhnya, sehingga cocok digunakan untuk peta-peta tema
seperti peta tematik dan peta statistik. Namun, proyeksi ini
memperkenalkan distorsi sudut dan bentuk.

• Proyeksi Robinson: Proyeksi ini mencoba untuk mengurangi


distorsi yang terjadi pada proyeksi Merkator dan proyeksi
Lambert, dengan mengompromikan beberapa hal. Meskipun tidak
mempertahankan proporsi sudut atau area dengan baik, proyeksi
ini sering digunakan untuk peta dunia karena memberikan
representasi yang lebih estetis.

• Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator): Digunakan


untuk memetakan wilayah-wilayah kecil dengan akurasi yang
tinggi. Bumi dibagi menjadi 60 zona, dan setiap zona memiliki
proyeksi Merkator yang terpisah. Proyeksi ini meminimalkan
distorsi di dalam zona tertentu, namun distorsi akan meningkat
seiring dengan jarak dari zona tersebut.

E. Unsur Unsur Pada Peta


Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi
keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya
dilengkapi dengan berbagai macam komponen atau unsur kelengkapan yang
bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca atau
menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara
umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:

1) Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya


di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun
demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas. Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan
kunci untuk memahami peta.

2) Orientasi atau Tanda Arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah


atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang
dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

3) Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak


sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di
luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3,
yaitu:

• Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm


jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak
sebenarnya.

• Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal


yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1
cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang
diinginkan oleh pembuat peta.

• Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

4) Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili


ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta
ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
• Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data
posisional Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data
yang berhubungan dengan jarak
• Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu
dengan simbol yang mencakup area tertentu
• Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
• Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu
harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
• Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas
(jumlah) dalam bentuk persentase.
• Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin
besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan
sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin
kecil.

5) Warna

Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau


objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol
di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam
peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki


ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang
terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah.
Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan
pantai selatan.

• Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif.


Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.

• Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang


memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan
laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa
daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka
bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka
ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.
• Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki
ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut.
Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh
dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah.
Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian
tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di
sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.

• Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang


mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas
permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di
daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-
gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini
berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di
sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung,
Wonosobo, Salatiga dan Tawangmangu.

• Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai


ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut.
Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-
gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-
gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa
Tengah.

• Warna biru keputihan Warna biru menunjukkan warna


ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan
wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m.
Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi
oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini
disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada
di sekitar pantai.

• Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut


yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m.

• Warna biru tua Warna biru tua menunjukkan wilayah


perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m.
6) Tipe Huruf (Lettering)

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol


yang ada. Macam penggunaan lettering:

• Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh:


Surakarta

• Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh:


Laut Jawa

7) Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang
digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah
yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga
membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

8) Inset

Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-


macam inset antara lain: Inset penunjuk lokasi, berfungsi
menunjukkan letak daerah yang belum dikenali Inset penjelas,
berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang
terpotong di peta utama

9) Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan
untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar
pada peta.

10) Sumber dan Tahun Pembuatan

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

11) Garis Lintang dan Garis Bujur


F. Peta Dasar
Peta dasar adalah peta yang menyajikan informasi geografis dasar
dari suatu wilayah atau daerah. Peta ini memberikan gambaran umum
tentang fitur-fitur geografis seperti batas administratif, jaringan jalan,
sungai, dan topografi permukaan bumi. Peta dasar sering kali digunakan
sebagai landasan atau referensi dalam pembuatan peta-peta yang lebih
kompleks atau tematik.

Informasi yang disajikan dalam peta dasar dapat bervariasi tergantung


pada kebutuhan pengguna. Beberapa elemen yang umumnya termasuk
dalam peta dasar antara lain:

1) Batas Administratif: Menampilkan batas-batas administratif


seperti batas negara, provinsi, kabupaten/kota, atau wilayah
administratif lainnya.

2) Jaringan Jalan: Menunjukkan sistem jalan raya, jalan utama, dan


jaringan transportasi lainnya dalam wilayah tersebut.

3) Hidrografi : Menyajikan informasi tentang sungai, danau, dan


perairan lainnya.

4) Topografi : Memberikan gambaran umum tentang elevasi dan


kontur permukaan bumi.

5) Perkiraan Tutupan Lahan: Menyajikan informasi tentang jenis


tutupan lahan seperti hutan, pertanian, kota, dan wilayah terbuka.

6) Nama-nama Tempat: Memuat nama-nama kota, desa, gunung,


dan fitur geografis penting lainnya.

Peta dasar sering kali digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk


perencanaan kota, pemetaan wilayah, pengelolaan sumber daya alam, dan
navigasi. Karena menyajikan informasi dasar yang luas tentang suatu
wilayah, peta dasar menjadi alat yang sangat penting bagi para ahli geografi,
pemerintah, dan masyarakat umum dalam memahami dan mengelola
lingkunga
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Peta adalah alat yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan,
baik untuk navigasi, perencanaan, pendidikan, penelitian, maupun
komunikasi. Dengan memahami konsep dasar tentang peta, sistem
koordinat, proyeksi peta, dan unsur-unsur di dalamnya, kita dapat
menggunakan peta secara efektif untuk memahami dan menganalisis dunia
di sekitar kita.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-peta/#D_Unsur-
unsur_Pada_Peta

Anda mungkin juga menyukai