Anda di halaman 1dari 22

Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh,

Dan Sistem Informasi Geografis

Guru Bidang Studi:


Muhammad Falik Arsa, S.Pd., M.Pd.
Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai kenampakannya
dari atas. Peta umumnya digambarkan dalam bidang datar dan dilengkapi skala, orientasi, dan
simbol-simbol.
Ada beberapa ahli kartografi menjelaskan pengertian peta sebagai
berikut.
1. Erwin Raisz (1948), Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang
diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan
ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
2. Soetardjo Soerjosoemarno, Peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala.
3. International Cartographic Association, Peta adalah gambaran atau representasi unsur-
unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan
permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
4. Aryono Prihandito (1988), Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala
tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
5. Bakosurtanal (2005), Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan
pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Dengan kata lain, peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil sesuai dengan
skala. Supaya dapat dipahami oleh pengguna atau pembaca, peta harus diberi tulisan dan
simbol-simbol.
Jenis Peta Dan Penggunaannya
1. Berdasarkan Sumber Datanya
a. Peta Induk (Basic Map)
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula
sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam
pembuatan peta-peta lainnya.
b. Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga
tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai
peta dasar.
2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
a. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan keadaan permukaan bumi secara umum. Dalam
peta ini, ditampilkan seluruh kenampakan yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah
(misalnya sungai, danau, gunung, lautan, hutan, dan lain-lain) maupun buatan manusia (misalnya
jalan raya, kota, pelabuhan, perkebunan, dan lain-lain. Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai
berikut:
1) Peta topografi
Peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran
relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian
yang sama.
2) Peta chorografi (korografi)
Peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum,
dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.
3) Peta dunia
Peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
b. Peta Tematik
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta
geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan
sebagainya.
3. Berdasarkan Skalanya
• Peta Kadaster/Peta Teknik, Peta kadaster adalah peta yang mempunyai skala antara 1:100
hingga 1:5.000. Peta semacam ini dipakai untuk membuat peta dalm sertifikat kepemilikan
tanah.
• Peta Skala Besar, Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala antara 1:5.000 hingga
1:250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
• Peta Skala Sedang, Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:250.000
hingga 1:500.000. Peta jenis ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang agak luas,
misalnya peta Provinsi Jawa Tengah dan Peta Provinsi Maluku.
• Peta Skala Kecil, Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala antara 1:500.000 hingga
1:1.000.000. Peta jenis ini digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang cukup luas,
biasanya berupa negara. Misalnya peta wilayah Republik Indonesia.
• Peta Geografi/Peta Dunia, Peta skala geografi adalah peta yang mempunyai skala lebih kecil
dari 1:1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan kelompok negara, benua, atau
seluruh dunia.
4. Berdasarkan Bentuknya
a. Peta Stasioner (Peta Statis)
Peta Stasioner (Peta Statis) adalah peta yang menggambarkan keadaan relatif tetap atau jarang
berubah. Misalnya peta jenis tanah, peta administrasi suatu wilayah desa atau peta perkotaan, dan
peta geologi.
b. Peta Dinamis
Peta Dinamis adalah peta yang isinya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya
bersifat selalu berubah (dinamis). Contohnya: peta kepadatan penduduk, peta sebaran korban
bencana alam, peta jaringan komunikasi, peta transmigrasi, peta urbanisasi, peta perencanaan
wilayah kota, dan peta tata guna lahan.
5. Berdasar Tujuannya
• Peta Pendidikan (Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
• Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
• Peta Informasi Umum (General Information Map). Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
• Peta Turis (Tourism Map). Contohnya: peta museum, peta rute bus.
• Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
• Peta Aplikasi (Technical Application Map). Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah
hujan.
• Peta Perencanaan (Planning Map). Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta
pertambangan.
Komponen Peta
• Judul Peta, Judul peta harus menggambarkan isi dan karakteristik peta yang digambar.
Penempatannya bisa di mana saja selama tidak mengganggu makna dari peta, dan masih
berada pada garis tepi peta. Contoh judul peta: Peta Iklim, Peta Curah Hujan, Peta Indonesia.
• Skala, Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak
sebenarnya (jarak di permukaan bumi), dan satuan ukuran yang sama.
• Orientasi Peta, Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjukkan arah
utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asal tidak mengganggu
kenampakan peta. Utara yang menunjukkan arah utara sebenarnya disebut utara magnetis.
• Simbol, Simbol merupakan tanda konvensional yang terdapat di dalam peta untuk mewakili
keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.
• Legenda, Legenda pada peta menerangkan art dari simbol-simbol yang terdapat pada peta.
Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.
• Indeks Peta, Indeks peta merupakan sistem letak peta, di mana menunjukkan letak peta yang
bersangkutan terhadap peta lainnya di sekitarnya.
• Warna Peta, Warna mempunyai peranan yang sangat penting dalam membedakan berbagai
unsur yang terdapat dalam peta. Adapun warna-warna yang digunakan dalam peta, sebagai
berikut: (1) Hitam, untuk menunjukkan batas administrasi, lettering, maupun detail
penghunian, (2) Biru, untuk menunjukkan tubuh air, seperti sungai, danau, serta laut, (3) Hijau,
untuk menunjukkan dataran rendah, vegetasi atau tumbuhan, serta hutan, (4) Cokelat, untuk
menunjukkan dataran tinggi atau daerah pegunungan, dan lain-lain.
• Lettering, Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Beberapa
contoh cara penulisan pada peta sebagai berikut: (1) Judul peta ditulis dengan huruf kapital dan
tegak, (2) Ha-hal yang berkaitan dengan air ditulis dengan huruf miring. Tulisan untuk sungai
sejajar dengan arah sungai dan bisa diletakkan di atas atau di bawahnya, (3) Besar kecilnya
huruf disesuaikan denga kebutuhan, yaitu memperhatikan unsur keindahan dan seni peta, dan
(4) Tulisan nama ibu kota lebih besar dari pada tulisan nama kota-kota lain.
• Sumber dan Tahun, Sumber data dan tahun pembuatan perlu dimasukkan dalam peta agar
bisa diketahui dari mana asal datanya dan tahun pembuataannya.
• Peta Inset, Peta inset adalah peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan
bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada
wilayah yang digambarkan.
Sumber:
https://geograpik.blogspot.com/2019/10/materi-lengkap-dasar-dasar-pemetaan.html
https://blog.ruangguru.com/jenis-jenis-peta-dan-penggunaannya
https://andimanwno.wordpress.com/2010/06/30/jenis-jenis-peta/
Pengertian Penginderaan Jauh
1. Lilesand dan Kiefer (1979), Penginderaan Jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh
informasi tentang objek, daerah, atau gejala dngan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontal langsung terhadap objek atau gejala yang dikaji.
2. Lindgren (1985), Penginderaan Jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh dan mengatasi tentang bumi.
3. American Society of Photogrametry, Penginderaan Jauh adalah pengukuran atau perolehan
informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang
secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
Penginderaan jauh merupakan penggunaan dari sensor radiasi elektromagnetik untuk
merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan
informasi yang berguna, dimana informasi yang dihasilkan berupa citra foto maupun non
foto.
Sejarah Penginderaan Jauh
• Tahun 1960-an dimana sudah beredarnya satelit-satelit seperti Gemini, Apollo, Sputnik, dan
Solyus.
• Tahun 1972 satelit ERTS-1 (Landsat) pertama kali diorbitkan -> fungsi untuk memetakan
sumber alam dan kondisi lingkungan.
• Mulai berkembang satelit-satelit lainnya seperti SPOT, IRS, MOSS, Adeos, ERS-1, dan
Radarsat.
• Tahun 2000 -> satelit untuk intel menjadi untuk sipil dengan ketelitian tinggi, contohnya
Quickbird, Ikonos, dan Orbimage-1.
Kelebihan Penginderaan Jauh
1. Dapat memetakan cakupan wilayah yang luas dalam waktu singkat
2. Tidak membutuhkan banyak tenaga kerja 6. Biaya lebih murah
3. Cakupan wilayah yang sulit dijangkau tetap dapat diidentifikasi
4. Peta yang dihasilkan bersifat 3 dimensi
5. Dapat menghasilkan visual fenomena di muka bumi dengan periode waktu
Manfaat Penginderaan Jauh
1. Pemetaan geologi dan geomorfologi, misalnya eksplorasi mineral dan
2. energi
Pemetaan terjadinya suatu fenomena di muka bumi, misalnya kebakaran, kebanjiran,
degradasi lahan, perubahan lahan, dan lain-lain.
3. Pemetaan bencana alam
Jenis Citra Penginderaan Jauh
1. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan
menggunakan kamera.
2. Citra Non Foto
Citra nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan
kamera dengan cara memindai (scanning).
Komponen Penginderaan Jauh

1. Sumber Tenaga 5. Perolehan Data


2. Atmosfer 6. Pengguna Data
3. Interaksi Antara Tenaga dan
Objek
4. Sensor
Manfaat Penginderaan Jauh Dalam Berbagai Bidang Kehidupan
1. Manfaat di bidang kelautan (Seasat, MOSS)
 Pengamatan sifat fisis air laut.
 Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
 Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
2. Manfaat di bidang hydrologi (Landsat, SPOT)
 Pengamatan DAS.
 Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir.
 Pemetaan pola aliran sungai.
 Studi sedimentasi sungai.
3. Manfaat di bidang klimatologi (NOAA, Meteor dan GMS)
 Pengamatan iklim suatu daerah.
 Analisis cuaca.
 Pemetaan iklim dan perubahannya.
4. Manfaat dalam bidang sumber daya bumi dan lingkungan (landsat, Soyuz, SPOT)
 Pemetaan penggunaan lahan.
 Mengumpulkan data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab.
 Mendeteksi lahan kritis.
 Pemantauan distribusi sumber daya alam.
 Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS.
 Perencanaan pembangunan wilayah.
5. Manfaat di bidang angkasa luar (Ranger, Viking, Luna, Venera)
 Penelitian tentang planet-planet (Jupiter, Mars, dan lain-lain).
 Pengamatan benda-benda angkasa.

Sumber:
http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2011/12/penginderaan-jauh.html
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/materi-penginderaan-jauh/
https://istiqomahgeo15.wordpress.com/pengertian-penginderaan-jauh/
https://www.studiobelajar.com/penginderaan-jauh/
https://geograpik.blogspot.com/2019/10/materi-lengkap-dasar-dasar-pemetaan.html
Teori Pengolahan Data Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
• Demers, SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi.
• ESRI, SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data geografi, dan personel yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografi.
• Aronoff, SIG merupakan sistem berbasis komputer yang memberikan kemampuan untuk
menangani data bereferensi geografis, yaitu pemasukan pneglolaan atau manajemen data
(menyimpan) dan mengaktifkan kembali, memanipulasi dan analisis, serta keluaran.
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain Sistem Informasi Geografis (SIG) dirancang untuk membentuk
suatu data yang terorganisasi dari berbagai data keruangan dan atribut yang mempunyai referensi
geografis (geographical reference) dalam suatu basis data agar dapat dengan mudah dimanfaatkan
dan dianalisis, hal ini dikemukakan oleh team pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Komponen Sistem lnformasi Geografis (SlG)
• Perangkat Keras (Komputer)
• Perangkat Lunak (Arc lnfo, ILWIS, Idris, Arc View, Arc GlS, Quantum GlS, dan Map lnfo)
• Data (Citra atau foto udara dan hasil wawancara)
• Inteligensi Manusia
Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografis (SlG)
Sistem kerja SIG konvensional dilakukan manusia, sementara sistem kerja SIG modern dilakukan
komputer. Tahapan kerja SIG konvensional dan modern sama meliputi tahap pemasukan data,
tahap pengelolaan data, tahap manipulasidan analisis data, serta tahap keluaran data. Sistem
lnformasi Geografis (SlG) modern dan konvensional memiliki perbedaan karakteristik sebagai
berikut: No. SIG Modern SIG Konvensional
1 Penyimpanan data menggunakan database digital Penyimpanan data menggunakan skala dan standar
yang baku dan terpadu. berbeda.
2 Pemanggilan data menggunakan sistem komputer. Pemanggilan data secara cek manual.

3 Pemutakhiran data membutuhkan sedikit biaya dan Pemutakhiran data membutuhkan banyak biaya
dilakukan secara sistematis. dan waktu.
4 Analisis overlay sangat cepat. Analisis overlay membutuhkan banyak waktu dan
tenaga.
5 Analisis spasial dapat dilakukan dengan mudah. Analisis spasial rumit.
6 Penayangan murah dan cepat, bisa menggunakan Penayangan data membutuhkan banyak biaya.
sistem digital.

• Pemasukan Data • Manipulasi dan Analisis Data


• Manajemen Pengelolaan Basis Data • Hasil/Keluaran
Sumber:
http://www.pengetahuandanteknologi.com/2016/10/pengolahan-data-dalam-sistem-lnformasi.html
https://geograpik.blogspot.com/2019/10/materi-lengkap-dasar-dasar-pemetaan.htm

Anda mungkin juga menyukai