Anda di halaman 1dari 28

PETA TOPOGRAFI DAN POLA PENGALIRAN

KAB, TANAH BUMBU,KEC. SUNGAI LOBAN, DESA. DWI MARGA


UTAMA

SKALA 1:25.000

NAMA: MASROKHIM RUDIYANSAH

NIM: A020322049

Jalan Ketinggian

Batas Desa Sungai

Gunung Relief Tinggi

Kontur Relief Rendah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
BANJARMASIN
2022
Sumber:
ARTIKEL
A. Pengertian Artikel
Artikel dapat dipahami sebagai suatu rangkaian atau karangan yang dibuat
berdasarkan fakta dan opini untuk dipublikasikan di media, baik itu media cetak,
media online, bahkan juga sekarang banyak artikel yang diunggah di media sosial.
Penulisan artikel sendiri sebenarnya mengandung tujuan untuk menyampaikan
suatu gagasan yang memuat data dan fakta. Gagasan dalam artikel pada akhirnya
dapat dapat mendidik, meyayinkan, dan juga menjadi saran hiburan bagi pembaca.
Selain itu, topik, tema, atau gagasan dalam sebuah artikel dapat disajikan dalam bentuk
opini. Opini ini biasanya digunakan untuk menanggapi suatu permasalahan yang terjadi
di tengah masyarakat sekaligus memberikan solusi dari permasalah tersebut. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menulis artikel yakni seluruh opini dan solusi yang disampaikan
harus berangkat dari fakta dan data yang akurat, sehingga artikel dapat diuji
kebenarannya

B. Tujuan Artikel
Setelah mengetahui pengertian tentang artikel, pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai tujuan dari artikel. Tujuan setiap tulisan pasti berbeda-beda, misalnya
saja tujuan dari teks prosedur dan teks eksplanasi. Teks prosedur memiliki tujuan
untuk memberikan petunjuk kepada pembaca. Sementara itu, tujuan dari teks
eksplanasi yaitu untuk menjelaskan dan mendeskripsikan sesuatu.

Untuk tujuan artikel sendiri dapat dilihat dengan menggunakan 2 sudut pandang,
yaitu tujuan dari penulis artikel dan tujuan dari pembaca. Berikut ini adalah
pembasan 2 tujuan artikel, diantaranya yakni:

1. Tujuan atau manfaat yang didapatkan oleh penulis artikel, sebagai berikut:

a. Sarana untuk menyampaikan gagasan,


b. Sarana untuk berpikir secara sistematis,
c. Sarana publikasi hasil pemikiran secara ilmiah,
d. Sarana untuk menguraikan atau membahas pokok masalah yang telah
ditentukan oleh peneliti,
e. Sarana untuk menjelaskan atau membahas suatu masalah sesuai bidang ilmu
tertentu.

2. Tujuan atau manfaat yang bisa didapatkan oleh pembaca artikel, sebagai
berikut:

a. Sarana mendapatkan pengetahuan dan informasi


b. Sarana untuk mengedukasi
c. Sarana hiburan bagi pembaca
Pengertian Peta

Gamba
r Peta.

Peta adalah

gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari
peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar
komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau
kain penutup meja.

Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian
permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala
tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga
dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta
mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam
keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

 Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional permukaan


bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah
tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

 Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah


gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang
dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan
pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
 Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaan
bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui
sistem proyeksi tertentu.

 Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional


(Bakosurtanal 2005) Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan
penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi
para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan pada
tingkatan pembangunan.

Fungsi Peta

Gambar peta.

Peta merupakan penggambaran keadaan muka bumi ke dalam bidang datar. Peta
juga merupakan gambaran permukaan bumi yang berisi fenomena alam dan
fenomena buatan memuat informasi yang diperlukan dalam pengelolaan sumber
daya di berbagai bidang pembangunan termasuk bidang perencanaan tata ruang,
kehutanan, perkebunan, pertanian, kelautan, pertambangan dan lain sebagainya.

Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang
digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu bidang
proyeksi dengan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya Peta mengandung
arti komunikasi. Artinya merupakan suatu sinyal atau Channel antara si pengirim
pesan ( pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan
demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tentang realita
dari fenomena geografi.

Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan
sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data
lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan
menghasilkan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat
kompleks, tetapi pada umumnya data geografi mengandung 4 aspek penting, yaitu
(Zhou, 1998): Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-
objek ruang yang khas pada sistem koordinat (proyeksi sebuah peta) Atribut (ciri
bahan), informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang
diperlukan Hubungan ruang, hubungan logik atau kuantitatif diantara objek-objek
ruang Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang.

Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka Bumi yang berupa
fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumberdaya
alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari
unsur muka Bumi yang disajikan. Secara umum fungsi peta yaitu sebagai berikut:

 Berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di


permukaan bumi.
 Berfungsi untuk memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu
tempat di permukaan bumi.
 Berfungsi untuk menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi,
seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
 Berfungsi untuk membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk
mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
 Berfungsi untuk menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
 Berfungsi untuk alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
 Berfungsi untuk alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang
diajukan.
 Berfungsi untuk alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik
antarafenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan
bumi.

C. Jenis-jenis Peta

Gambar peta.

Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi
kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya
dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini
dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta.
Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah,
karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan
keseimbangan Dari berbagai jenis peta, pada umumnya hanya terbagi menjadi dua
kelompok besar aja. Pembagian jenis peta ini berdasarkan isi dan skala peta.
Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.
1. Jenis Peta Berdasarkan Isinya

a. Peta Umum
Menampilkan seluruh permukaan bumi dari segi fisik alam maupun buatan
manusia. Peta ini memiliki gambaran informasinya secara umum. Contohnya peta
topografi, peta rupa bumi, peta korografi, dan lain-lain. Peta umum adalah jenis
peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya.
Peta umum dibagi tiga, yaitu peta topografi, peta chorografi, dan peta dunia atau
geografi. Peta topografi adalah jenis peta yang menggambarkan permukaan bumi
lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta
digambar dalam sebuah bentuk garis kontur. Garis kontur adalah sebuah garis
pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang
sama.

Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang sifatnya umum dan biasanya berskala sedang. Contoh peta
korografi adalah atlas. Peta dunia atau geografi adalah jenis peta umum yang
berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

b. Peta Khusus (peta tematik)


Menampilkan informasi kenampakan tertentu. Penggunaan simbol sesuai
dengan tema pada judul peta. Contoh peta penggunaan lahan, peta kepadatan
penduduk, peta persebaran objek wisata, dan lain-lain.

2. Jenis Peta Berdasarkan Skalanya

a. Peta kadaster
Peta kadaster adalah jenis peta yang memiliki skala antara 1 : 100 hingga 1:
5.000. Biasanya, peta ini digunakan untuk menggambarkan luas tanah maupun
sertifikat tanah.
b. Peta skala besar
Jenis peta ini adalah peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 hingga 1 :
250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang sempit, misalnya
peta kelurahan, peta desa, peta kecamatan, dan peta kota.

c. Peta skala sedang


Peta skala sedang memiliki skala antara 1:250.001 sampai dengan 1:500.000.
Cakupan wilayah yang digambar dalam peta ini termasuk provinsi, pulau, dan
sebagainya. Peta jenis ini memiliki skala antara 1:500.001 sampai dengan
1:1.000.000. Daerah yang digambar pun cukup luas, misalnya satu negara.

c. Peta skala geografi


Jenis peta yang terakhir ini memiliki skala yang lebih kecil dari 1:1.000.000.
Karena skalanya yang kecil, wilayah yang termasuk ke dalam peta pun lebih luas.
Peta yang memiliki skala sekecil ini biasanya adalah peta benua dan peta dunia.

3. Peta berdasarkan bentuk atau simetrisnya

a. Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri
Peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain.
Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.

b. Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri


Peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di
muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi
sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.
c. Peta digital
Merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer.
Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra satelit, foto
udara.

d. Peta garis
Peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia dalam bentuk
titik, garis, dan luasan.

e. Peta foto
Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis
kontur, nama, dan legenda.

D. Unsur-unsur Pada Peta

Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan.


Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan
berbagai macam komponen atau unsur kelengkapan yang bertujuan untuk
mempermudah pengguna dalam membaca atau menggunakan peta. Beberapa
komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta
misalnya adalah:
1. Judul
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas
tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan
di kanan atas. Legenda Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang
merupakan kunci untuk memahami peta.

2. Orientasi atau Tanda Arah


Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta.
Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat
sebagai petunjuk arah.

3. Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di
lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah
legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

 Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam


peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
 Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang
memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih
untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
 Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.
4. Simbol
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di
permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta
antara lain:

 Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional


Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan
dengan jarak
 Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan
simbol yang mencakup area tertentu
 Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
 Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu
harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
 Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah)
dalam bentuk persentase.
 Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar
simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya
makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

5.Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di
permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk
keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

 Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian


kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada
ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah
di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
 Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna
merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.
 Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki
ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka
bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan
disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit.
Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran
rendah.
 Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian
antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang
ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan
pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di
bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di
sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.
 Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai
ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk
muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang
disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka
ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar
Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan
Tawangmangu.
 Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian
lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di
daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi.
Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian
tengah dari Jawa Tengah.
 Warna biru keputihan Warna biru menunjukkan warna ketampakan
perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang
kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di
wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di
wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada
di sekitar pantai.
 Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang
mempunyai kedalaman antara 200–2000 m.
 Warna biru tua Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut
dengan kedalaman lebih dari 2000 m.

6. Tipe Huruf (Lettering)


Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada.
Macam penggunaan lettering:

 Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta


 Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

7. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk
menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan
arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak
astronomis.

8. Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset
antara lain: Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang
belum dikenali Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang
dianggap penting Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang
terpotong di peta utama

Gambar peta.

9. Garis Tepi Peta


Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk
meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

10. Sumber dan Tahun Pembuatan


Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.
11. Garis Lintang dan Garis Bujur
Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat – timur atau dari arah
timur – barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara – selatan
atau selatan – utara.

UNSUR-UNSUR PETA

1. Judul
Pada peta, judul merupakan unsur peta pertama yang dilihat pembaca. Dari judul
kita dapat mengetahui secara keseluruhan apa yang dimuat dari isi peta tersebut.
Informasi pada judul peta harus sesuai dengan isi informasi dalam peta. Letak
judul peta biasanya ada di atas tengah atau di tempat lain namun tidak
mengganggu penampakan seluruh peta.
2. Garis Tepi
Garis tepi adalah garis yang letaknya ada di bagian pinggir peta dan ujung-ujung
tiap garis bertemu dengan ujung garis lainnya yang berdekatan. Fungsi garis tepi
adalah untuk membantu pembuatan peta agar terlihat dengan rapi.
3. Simbol
Simbol pada peta digunakan untuk mewakili objek yang sebenarnya. Hal ini
dilakukan agar informasi dan fenomena yang informatif dapat ditunjukkan dengan
simbol. Untuk itu, penggunaan simbol harus sederhana dan bersifat umum
sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.
4. Legenda (Keterangan Peta)
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol pada peta. Penulisan legenda
pada peta ini agar peta lebih mudah dipahami, ditambah tidak ada aturan baku
untuk menggunakan simbol maupun warna untuk peta.Jadi, unsur peta legenda
merupakan informasi penting untuk menerjemahkan informasi berupa simbol atau
warna di peta.
5. Skala Peta
Skala peta merupakan perbandingan (rasio) jarak antara luas wilayah di peta dan
jarak sebenarnya menggunakan satuan ukur yang sama. Persamaan skala peta
yaitu jarak objek peta di peta : jarak objek di permukaan bumi.
6. Inset
Inset adalah kedudukan daerah yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya.
Fungsi inset yaitu untuk menjelaskan antara wilayah pada peta utama dengan
wilayah lain di sekelilingnya.
Contohnya yaitu Peta Pulau Jawa merupakan peta utama, untuk melihat posisi
pulau Sumatra maka dibuat peta Indonesia sebagai insetnya.
7. Orientasi
Orientasi adalah petunjuk arah pada peta untuk menunjukkan posisi dan arah
suatu wilayah atau titik. Dalam hal ini, peta biasanya berbentuk tanda panah yang
menunjukkan ke arah utara.
8. Koordinat (Garis Bujur dan Lintang)
Garis bujur dan garis lintang disebut juga sebagai garis astronomi. Fungsi garis
bujur dan garis lintang adalah untuk menunjukkan satuan derajat. Keduanya juga
berfungsi menentukan lokasi suatu tempat, biasanya ada di tepi peta berbentuk
angka koordinat dalam satuan derajat, menit dan detik.
9. Lettering
Lettering adalah seluruh tulisan bermakna yang ada di peta. Hal ini meliputi
bentuk huruf seperti huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital dan kecil,
tegak dan miring.
10. Warna Peta
Warna pada peta digunakan sebagai bentuk penonjolan untuk perbedaan objek
dan peta. Misalnya warna coklat untuk menunjukkan kenampakan relief muka
bumi, warna dasar biru untuk memperlihatkan kenampakan wilayah perairan,
warna dasar hijau untuk menunjukkan kenampakan vegetasi (hutan, perkebunan),
warna merah dan hitam untuk memperlihatkan hasil budidaya manusia seperti
jalan, dan warna putih untuk menunjukkan kenampakan es di permukaan bumi.
11. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan peta merupakan tahun dimana peta dibuat yang digunakan
untuk membantu pembaca menganalisis kecenderungan perubahan informasi
permukaan bumi dari waktu ke waktu. Hal ini juga dapat membantu akurasi
informasi yang dipakai per tahun.
12. Sumber Peta
Sumber peta yaitu referensi data untuk pembuatan peta berupa keterangan dari
mana suatu informasi dalam peta tersebut didapatkan.

MACAM-MACAM POLA ARIRAN SUNGAI

Pola Aliran Sungai adalah jalur air yang alami dan merupakan tempat
berkumpulnya air tawar yang bersumber secara alamiah dan mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Kemudian, air sungai akan mengalir menuju
lautan, danau, ataupun sungai yang memiliki ukuran lebih besar. Di daerah hulu
sungai, air pasti akan mengalir lebih deras dibandingkan dengan arus sungai yang
mengalir di bagian hilir. Perlu dipahami bahwa aliran sungai tidak selalu mengalir
lurus, ada juga yang berliku. Hal tersebut disebabkan oleh adanya proses
pengikisan dan juga pengendapan yang terjadi di sepanjang sungai.

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dengan sendirinya akan mengalir
melalui sungai. Kemudian air tersebut akan mengalir menuju ke laut atau danau
dan tampungan yang lebih besar. Air yang ada di dalam sungai biasanya adalah
kumpulan dari hasil presipitasi, misalnya saja air hujan, mata air, dan juga di
beberapa negara, air sungai adalah hasil dari lelehan es ataupun salju yang
mencair secara perlahan. Ada beberapa bagian yang akan membentuk sebuah
sungai. Dimana awalnya berasal dari mata air yang terus mengalir sampai
mencapai anak sungai. Sebagian aliran anak sungai itu akan terus mengalir hingga
saling bertemu dan membentuk sebuah sungai utama.

Air sungai yang terus menerus mengalir kadang-kadang akan dibatasi oleh
sebuah tebing yang ada di bagian kiri dan juga kanan sungai. Hingga pada
akhirnya, air akan mengalir terus sampai bertemu di lautan. Ujung itulah yang
dikenal sebagai muara sungai. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas
mengenai pola aliran sungai yang nantinya akan mengalir dan berakhir di laut.

Pengertian Sungai
Sungai adalah suatu aliran air yang memiliki ukuran cukup besar dan
memanjang serta terus mengalir dari hulu ke hilir. Bentuk sungai sendiri tidak
harus berwujud aliran air yang berada di permukaan tanah. Namun bisa juga
berada di bawah tanah atau biasanya disebut sebagai underground river. Dimana
sepanjang aliran sungai tersebut nantinya akan membentuk sebuah aliran tertentu
yang nantinya akan menyesuaikan dengan alam. Berbagai jenis pola aliran sungai
juga nantinya akan mengalir dan akhirnya bermuara ke lautan. Jenis sungai sendiri
dapat dikategorikan berdasarkan genetik, jumlah air, dan juga sumber air yang
mengalir. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap.

Berikut ini terdapat beberapa macam-macam pola aliran sungai, terdiri atas:
1. Pola Aliran Dendritik

2. Pola Aliran Radial

1. Pola Aliran Rectangular

1. Pola Aliran Trellis

1. Pola Aliran Radial Centripetal

1. Pola Aliran Annular

1. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

2. Pola Aliran Radial Aentrifugal 

CONTOH GAMBAR POLA ALIRAN SUNGAI

1. Pola Aliran Dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya


menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol
oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki
tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh
sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan
membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten
(seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).

Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa
demikian. Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat
berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten
cenderung akan lebih mudah di erosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu
sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan
membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya
pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

2. Pola Aliran Radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir
intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah
(domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan
akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular

1. Pola Aliran Rectangular


Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap
erosi yang mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua
arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten
terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui
kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-
lurus mengikuti sistem kekar.

Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan.


Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di
tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya
membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang
dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar
(patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti
pola dari struktur kekar dan patahan

1. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk
pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan
oleh sungai yang mengalir lurus disepanjang lembah dengan cabang-cabangnya
berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-
cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar.

Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan
dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis
dicirikan oleh saluran saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan
lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah
dengan sumbu lipatan.

1. Pola Aliran Radial Centripetal

Pola aliran centripetal merupakan pola aliran yang berlawanan dengan pola
radial, dimana aliran sungainya mengalir kesatu tempat yang berupa cekungan
(depresi). Pola aliran centripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di
bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir
ke suatu cekungan, dimana pada musim basah cekungan menjadi danau dan
mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau
mengering.

1. Pola Aliran Annular

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali
bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi
loccolith.
1. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng
yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-
aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan
cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada
morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam.

Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar


yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam.
Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan
paralel.

2. Pola Aliran Radial Aentrifugal 

Radial sentrifugal adalah pola aliran aliran yang terletak di kerucut


gunung berapi atau kubah yang baru saja mencapai tahap muda dan yang
arah alirannya menuruni lereng

PENGERTIAN SUNGAI DAN JENIS-JENIS SUNGAI


Sungai diartikan sebagai air yang mengalir, Sungai memiliki jenis-jenis
atau macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya dan Macam-macam
sungai atau jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya, tetapi sebelum kita
membahas tentang macam-macam atau jenis-jenis sungai mari kita
membahas dulu tentang apa itu sungai. Pengertian sungai menurut para ahli
adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam. Pada
umumnyam sungai bermuara sampai ke laut a atau danau-danau. Tetapi, ada
pula sungai-sungai yang bermuara tidak dapat mencapai laut, sungai
tersebut terdapat didaerah gurun yang amat kering, sungai ini disebut dalam
australia creek dan di arab disebut wadi. Sungai memiliki jenis-jenis seperti
sungai hujan, sungai gletsyes, sungai campuran berdasarkan sumber
airnya serta ada pula jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya yang dibagi
dalam tiga jenis yakni sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik.
Untuk mengetahui tentang macam-macam atau jenis-jenis sungai mari kital
lihat pembahasannya seperti dibawah ini.

A. Berdasarkan Sumber airnya

1). Sungai Hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sungai hujan yang airnya secara
langsung berasal dan air hujan, apabila curah hujan yang jatuh langsung
mengalir di permukaan bumi dan masuk ke dalam aliran sungai. Sungai
hujan yang airnya secara tidak langsung berasal dari air hujan, apabila curah
hujan yang jatuh terlebih dahulu mengalami peresapan ke dalam
tanah (infiltrasi), dan pada tempat-tempat yang lebih rendah air hujan yang
meresap tadi muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air,
kemudian membentuk aliran sungai. Pada umumnya, sungai-sungai di
Indonesia tergolong jenis sungai hujan, kecuali beberapa sungai di Provinsi
Papua tergolong sungai campuran.
2). Sungai gletsyer, yaitu sungai yang airnya berasal dari gletsyer atau saiju
yang telah mencair. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secara
perlahan melalui lembah menuruni pegunungan-pegunungan karena gaya
beratnya. Sungai gletsyer banyak terdapat di daerah-daerah beriklim dingin
dan sekitar kutub.

3). Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan
gletsyer yang mencair. Di daerah lintang sedang, pegunungan-pegunungan
sangat tinggi umumnya tertutup oleh saiju, dan banyak gletsyer menuruni
lereng melalui lembah tersebut. Karena perubahan suhu, saiju dan gletsyer
sewaktu-waktu dapat mencair dan mengisi lembah-lembah sungai di
sekitarnya. Disamping itu, karena daerah tersebut juga mempunyai
presipitasi yang cukup tinggi maka air hujan di daerah itu juga masuk ke
dalam palung-palung sungai. Sungai yang asal airnya berasal dari gletsyer
yang mencair dan juga air hujan disebut sungai campuran. Contoh sungai
campuran di Indonesia ialah sungai: Digul dan Memberamo di Provinsi
Papua, kedua sungai tersebut hulunya berada disekitar Puncak Jayawijaya
yang puncaknya selalu tertutup saiju abadi.

B. Berdasarkan debit airnya,

1). Sungai permanen, yaitu sungai yang debit aimya hampir tetap
sepanjang tahun. Pada musim penghujan maupun musim kemarau
perbedaan debit airnya tidak terlalu besar.

2). Sungai periodik, yaitu sungai yang airnya melimpah pada musim


penghujan dan kecil pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini banyak
terdapat di Pulau Jawa, karena DAS sungai-sungai di Pulau Jawa sudah
banyak berubah menjadi daerah pertanian
3). Sungai episodik, yaitu sungai yang debit airnya besar pada musim penghujan
dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini banyak terdapat di
daerah-daerah yang musim kemaraunya sangat panjang dibandingkan musim
penghujannya

LEGENDA

Gambar legenda.

Legenda Peta Adalah

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang


diperkecil.Legenda peta merupakan komponen peta yang berupa daftar atau tabel
yang berfungsi untuk menunjukkan keterangan simbol-simbol yang digunakan di
dalam peta. Legenda memuat daftar simbol beserta artinya atau keterangan yang
bisa memudahkan pengguna untuk membaca dan memahami peta.Legenda dalam
peta juga terkadang memuat bagaimana cara membaca simbol atau teks di dalam
peta

Fungsi legenda pada peta

Keberadaan legenda tentu memiliki fungsi penting.Legenda dalam peta


berfungsi untuk menuliskan keterangan dari simbol simbol peta agar lebih mudah
dipahami oleh pembaca atau pengguna peta.Legenda pada peta berfungsi sebagai
sebuah kunci untuk memahami peta. Tanpa legenda, pengguna tidak akan
mengerti arti simbol-simbol di dalam peta. Apabila mereka bisa memahami peta,
maka tujuan peta dapat tercapai. Misal, pengguna peta bisa melakukan navigasi
dengan baik dan benar.

Apa isi legenda peta

Legenda peta berisi simbol-simbol pada peta beserta keterangan dan atau cara
membacanya. Selain itu, legenda dalam sebuah peta juga dapat memuat informasi
penting lainnya yang dapat membantu pengguna dalam memahami isi peta, seperti
cara membaca koordinat (jika dibutuhkan) dan informasi mengenai lembar atau
nomor peta (jika ada).

Pengertian Peta

Gambar Peta.

Peta adalah
gambaran
permukaan bumi
yang ditampilkan
pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai
cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital
yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa
yang berarti taplak atau kain penutup meja.

Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian
permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala
tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga
dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta
mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam
keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

 Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional permukaan


bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah
tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

 Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah


gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang
dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan
pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.

 Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaan


bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui
sistem proyeksi tertentu.

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)


Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan
pada tahapan pada tingkatan pembangunan

Anda mungkin juga menyukai