Anda di halaman 1dari 26

TUGAS BESAR GEOLOGI DASAR

PETA TOPOGRAFI DAN POLA PENGALIRAN

DOSEN PENGAJAR:

DESSY LESTARI SAPTARINI,ST.M.Eng

NIP: 19781209 200604 2 002

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD SAHRULLAH

NIM:A020322024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN TEKNIK


SIPIL DAN KEBUMIAN PROGRAM STUDI D3 TEKNIK
PERTAMBANGAN BANJARMASIN

2023
BAGIAN 1

1. Pengertian Peta
Peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang
datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Perlu diketahui,
peta tidak menggambarkan semua ketampakan yang ada di bumi. Tentu ada
proses seleksi, hal yang digabung, disederhanakan, atau mungkin diperbesar
untuk ketampakan tertentu yang penting. Istilah peta berasal dari bahasa
Yunani, yaitu mappa, yang berarti taplak atau kain penutup meja, karena kala
itu peta digambar pada kain menyerupai taplak meja.

Gambar Peta dunia


2. Fungsi Peta
 Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
 Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan
bumi.
 Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara,
gunung, sungai, dan bentuk-bentuk lainnya.
 Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti.
 Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
 Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
 Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena
(gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.

3. Unsur-Unsur Peta
Agar sebuah peta dapat menyajikan data yang lengkap, akurat, dan mudah
dipahami, maka perlu memiliki unsur peta. Ada unsur-unsur peta, yaitu:
a. Judul Peta

Judul peta merupakan hal yang pertama dilihat seseorang saat


melihat sebuah peta. Biasanya, judul peta terletak di bagian tengah atas
peta. Jika judul peta diletakkan di bagian peta yang lain, letak judul
tidak boleh mengganggu penampakan seluruh peta. Dalam judul peta
memuat informasi seusai isi informasi peta.

Gambar Judul pada


peta
b. Garis Tepi

Garis tepi adalah garis yang terletak di bagian tepi peta dan ujung-
ujung tiap garis bertemu dengan ujung garis yang berdekatan.

Gambar Garis Tepi pada peta


c. Orientasi

Orientasi peta atau diagram petunjuk arah menunjukkan posisi dan


arah suatu titik maupun wilayah. Orientasi peta biasanya berbentuk
tanda panah yang menunjuk ke arah utara dan dapat diletakkan di
bagian mana saja sejauh tidak mengganggu kenampakkan peta.

Gambar Orientasi pada peta


d. Skala Peta
Skala peta merupakan perbandingan (rasio) jarak antara luas
wilayah di peta dan jarak sebenarnya menggunakan satuan ukur yang
sama. Persamaan skala peta yaitu jarak objek peta di peta : jarak objek
di permukaan bumi. Pernyataan skala pada sebuah peta dapat
menggunakan berbagai cara, ada yang menggunakan skala angka
(numerik), skala grafik maupun tulisan. Untuk menghitung skala dapat
menggunakan rumus berikut:
jarak di peta
skala peta
jarak sebenarnya

Berikut penjelasan mengenai skala angka,skala verbal dan skala grafik.


1) Skala Angka Atau Skala Numerik (Fraksional)
Skala ini merupakan bentuk skala yang paling umum digunakan
pada peta, skala ini dinyatakan dalam perbandingan angka sebagai
contoh skala 1:25.000. apabila satuan panjang menggunakan cm
berarti tiap jarak 1 cm pada peta menggambarkan 25.000 cm di
lapangan.

2) Skala Tulisan Atau Skala Verbal


Skala ini dinyatakan dalam kalimat atau kata-kata. Dalam
bahasa inggris skala ini disebut juga skala inchi disbanding mil (Inch
Mile Scale). Sebagai contoh, skala dalam suatu peta dinyatakan dalam
1 inch to 2 miles. Ini berarti jarak 1 inch di peta menggambarkan jarak
sepanjang 2 mil dilapangan atau jarak sebenarnya. Contoh lain, jarak
tiap 1cm di peta menggambarkan 25.000 cm dilapangan.
3) Skala Garis Atau Skala Grafik
Skala ini dinyatakan dalam bentuk garis yang terbagi dalam
beberapa bagian yang mempunyai ukuran sama panjang. Pada garis
tersebut dicantumkan ukuran sebenarnya

e. Legenda Atau Keterngan Peta


Legenda peta memuat keterangan semua simbol yang terdapat pada
peta agar mudah dipahami. Legenda berisi informasi penting yang
dapat digunakan untuk menerjemahkan sebuah peta. Biasanya, legenda
ditempatkan pada sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta atau
didalam garis tepi. Penempatan legenda peta hendaknya tidak
mengganggu tampilan peta secara keseluruhan.

Gambar Legenda pada peta


f. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan
yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya,
jenis-jenis simbol peta antara lain:
• Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat dan data
posisional. Simbol titik dapat dilihat pada gambar berikut.
• Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan
dengan jarak. Gambar simbol garis dapat dilihat pada gambar
berikut.
• Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan
simbol yang mencakup area tertentu. Gambar simbol area dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar Simbol pada peta

g. Lettering
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol
yang ada. Macam penggunaan lettering:
• Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
• Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
Gambar Lettering pada Peta

h. Koordinat (Garis Bujur Lintang)


Garis astronomis berupa garis lintang dan garis bujur yang
digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang
dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk
vektor yang menunjukan letak astronomis.

i. Warna Peta

Penggunaan warna digunakan untuk menonjol perbedaan obyek


pada peta. Penggunaan warna berbeda itu antara lain terlihat pada hal-
hal berikut:

• Warna dasar coklat untuk menggambarkan relief muka bumi.

• Warna dasar biru untuk menggambarkan wilayah perairan (sungai,


danau, laut).

• Warna dasar hijau untuk menggambarkan wilayah vegetasi (hutan,


perkebunan).

• Warna merah dan hitam untuk menggambarkan hasil budi daya


manusia (misal jalan, permuliman, batas wilayah, dan pelabuhan)

• Warna putih menggambarkan es di permukaan bumi.


j. Sumber Peta
Sumber peta menunjukkan sumber data yang digunakan dalam
pembuatan peta. sumber peta memberi kepastian bahwa data dan
informasi pada peta akurat. Sumber peta biasanya diletakan dibagian
bawah peta. Sementara itu, tahun pembuatan dapat membantu
pembaca untuk menganalisis berbagai kecenderungan perubahan
fenomena dari waktu ke waktu.

Gambar Sumber Peta

k. Insert

Insert merupakan upaya untuk memberikan tekanan terhadap


sesuatu yang ada dalam peta. Inset peta bertujuan untuk:

 Menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta,


dan
 Mempertajam atau memperjelas salah satu bagian peta.
Gambar Peta Insert pada peta

2. Jenis-jenis Peta
Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi
kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya
dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini
dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta.

Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang


mudah, karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus
memperlihatkan keseimbangan Dari berbagai jenis peta, pada umumnya
hanya terbagi menjadi dua kelompok besar aja. Pembagian jenis peta ini
berdasarkan isi dan skala peta. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.

1. Jenis Peta Berdasarkan Isinya

a. Peta Umum
Menampilkan seluruh permukaan bumi dari segi fisik alam maupun buatan
manusia. Peta ini memiliki gambaran informasinya secara umum. Contohnya
peta topografi, peta rupa bumi, peta korografi, dan lain-lain. Peta umum adalah
jenis peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau
budaya. Peta umum dibagi tiga, yaitu peta topografi, peta chorografi, dan peta
dunia atau geografi.
Gambar peta umum

Peta topografi adalah jenis peta yang menggambarkan permukaan bumi


lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta
digambar dalam sebuah bentuk garis kontur. Garis kontur adalah sebuah garis
pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang
sama.

Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh atau


sebagian permukaan bumi yang sifatnya umum dan biasanya berskala sedang.
Contoh peta korografi adalah atlas. Peta dunia atau geografi adalah jenis peta
umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

b. Peta Khusus (peta tematik)


Menampilkan informasi kenampakan tertentu. Penggunaan simbol sesuai
dengan tema pada judul peta. Contoh peta penggunaan lahan, peta kepadatan
penduduk, peta persebaran objek wisata, dan lain-lain.

Gambar peta khusus

2. Jenis Peta Berdasarkan Skalanya


Skala sendiri merupakan perbandingan ukuran sebenarnya dengan ukuran
yang ada pada peta. Artinya, ukuran jarak sebenarnya dari suatu lokasi ke lokasi
lainnya diproyeksikan ke dalam peta dalam bentuk skala. Satuan yang digunakan
Ukuran peta berskala kecil yang memiliki skala lebih dari 1:500.000, contohnya
adalah untuk perencanaan di tingkat pusat (peta nasional).

 Skala peta berukuran menengah antara 1:250.000 sampai 1:500.000,


misalnya untuk perencanaan di tingkat wilayah (provinsi) atau kawasan
strategis nasional.
 Peta berukuran besar, yakni yang memiliki skala 1:5.000 sampai
1:250.000, yakni untuk perencanaan di tingkat daerah (kabupaten/kota)
atau kawasan strategis provinsi.
 Peta dengan skala teknik, yakni yang berskala 1:100 sampai 1:500.
Perencanaan yang sifatnya detail dan teknik seperti RTBL (Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan), Rencana Tindak, serta DED (Detailed
Engineering Detail) menggunakan jenis peta ini.

1. Peta kadaster

Peta kadaster adalah jenis peta yang memiliki skala antara 1 : 100
hingga 1: 5.000. Biasanya, peta ini digunakan untuk menggambarkan luas
tanah maupun sertifikat tanah

Gambar peta
kadaster

2. Peta skala besar


Jenis peta ini adalah peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 hingga 1 :
250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang sempit,
misalnya peta kelurahan, peta desa, peta kecamatan, dan peta kota.
Gambar peta skala besar

3. Peta skala sedang


Peta skala sedang memiliki skala antara 1:250.000 sampai dengan
1:500.000. Cakupan wilayah yang digambar dalam peta ini termasuk
provinsi, pulau, dan sebagainya.
Gambar peta skala sedang

4. Peta skala kecil

Peta jenis ini memiliki skala antara 1:500.000 sampai dengan 1:1.000.000.
Daerah yang digambar pun cukup luas, misalnya satu negara.

Gambar peta skala kecil

5. Peta skala geografi


Jenis peta yang terakhir ini memiliki skala yang lebih kecil dari
1:1.000.000. Karena skalanya yang kecil, wilayah yang termasuk ke dalam
peta pun lebih luas. Peta yang memiliki skala sekecil ini biasanya adalah
peta benua dan peta dunia.
Gambar peta skala geografi

3. Peta berdasarkan bentuk atau simetrisnya


a. Peta datar atau peta dua dimensi
Peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar
seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau
simbol dan lainnya.

Gambar
peta datar atau peta dua dimensi

b. Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri


Peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan
sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan
bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti
aslinya.
Gambar peta timbul atau tiga dimensi

c. Peta digital

Merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam


komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra
satelit, foto udara.

Gambar
peta digital

6. Peta garis

Peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis, dan luasan.
Gambar peta garis

7. Peta foto

Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis
kontur, nama, dan legenda.

Gambar peta foto

1. Pengertian Pola Aliran Sungai


Sungai merupakan aliran air besar yang mengalir secara terus-menerus dari
hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sepanjang aliran sungai membentuk aliran-
aliran tertentu yang menyesuaikan dengan alam. Pola aliran sungai adalah
kumpulan dari sungai yang memiliki bentuk sama yang menggambarkan keadaan
profil dan genetik sungai tersebut. Terbentuknya pola aliran air sungai disebabkan
oleh faktor-faktor alami seperti morfologi,

Pola pengaliran dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Perbedaan


pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan
oleh perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya.
Saluran air sungai adalah area tertentu, yang dikenal sebagai daerah tangkapan air
sungai itu. Daerah yang dikeringkan oleh sungai dan anak sungainya dikenal
sebagai cekungan drainase. Garis batas yang memisahkan satu cekungan drainase
dari yang lain disebut daerah aliran sungai.
Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai
berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Arus sungai deras
2) Arah erosi ke dasar sungai ( erosi vertikal)
3) Lembahnya curam
4) Lembahnya berbentuk V
5) Kadang-kadang terdapat air terjun
6) Terdapat erosi mudik
7) Tidak terjadi pengendapan (sedimentasi)
8) Terdapat batu-batu besar dan runcing

b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:


1) Arus air sungai tidak begitu deras
2) Erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal)
3) Aliran sungai berkelok-kelok
4) Mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena
kecepatan air mulai berkurang
5) Batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah
hulu.
c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Arus air sungai tenang
2) Terjadi banyak sedimentasi
3) Erosi ke arah samping ( horizontal)
4) Sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering)
5) Terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga
membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake)
6) Dibagian muara kadang-kadang terbentuk delta
7) Terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.

Gambar Penampang sungai Hulu, tengah, dan hilir

2. Jenis-Jenis Pola Aliran Sungai


Perbedaan pola aliran sungai yang ada di satu daerah ke daerah lainnya
sangat dipengaruhi oleh perbedaan topografi, struktur dan juga litologi batuan
dasar. Secara umum pola aliran sungai ada beberapa jenis. Berikut penjelasan
selengkapnya:

1) Pola Pararel

Paralel merupakan pola alirann sungai yang terdapat pada suatu daerah
yang luas dan sangat miring. Akibat kemiringan ini, gradien sungai menjadi
besar sehingga dapat mengalirkan air ke tempat terendah dengan arah yang
hampir lurus. Pola ini biasanya terbentuk di daratan pantai yang masih muda
dengan lereng asli yang sangat miring ke arah laut.
Gambar Pola aliran paralel

2) Pola Dendritik

Pola aliran sungai paling sederhana yaitu pola dendritik. Pola dendritik
mempunyai banyak anak cabang yang menjuru ke segala arah lalu
berkontribusi membentuk menyerupai ranting pohon yang akhirnya bermuara
ke sungai induk. Aliran sungai pola ini mengikuti kemiringan lereng dengan
tipe bebatuan homogen dan berada pada lembah berbentuk V. Pola sungai
jenis ini menyesuaikan dengan jenis-jenis susunan bebatuan yang ada.

Gambar Pola aliran dendritik

3) Pola Radial
Radial mempunyai arti kata yaitu menyebar ke segala arah. Sesuai
dengan arti namanya, pola ini merupakan pola aliran sungai dengan satu
pusat sungai memiliki sebaran aliran sungai yang menyebar ke segala arah.

Gambar Pola Drainase Radial


4) Pola Sentripetal

Aliran radial sentripetal mempunyai pola aliran percabangan anak


sungai ke segala arah yang berpusat pada satu mata air. Bentuk dari pola radial
sentripetal hampir menyerupai pola aliran radial
Gambar Pola aliran radial sentripetal

5) Pola Rektangular
Pola ini mempunyai ciri bentuk yang lurus mengikuti daerah patahan
dan mempunyai bentuk sungai yang tegak lurus dan merupakan kumpulan dari
saluran sungai yang mengkuti pola struktur geologi bebatuan tersebut.

Pola aliran Gambar rektangular

6) Pola Trellis

Kata trellis biasa diartikan sebagai pagar. Pola aliran trellis mempunyai
bentuk aliran yang menyerupai pagar yang dikontorl oleh struktur geologi yait
lipatan sinklin dan antiklin. Pola ini mempunyai
ciri-ciri
yaitu
kumpulan saluran air membentuk pola sejajar yang mengalir mengikuti arah
kemiringan lereng dan tegak lurus dengan sungai utama atau saluran
utamanya. Saluran utama pada sungai ini biasanya searah dengan sumbu
lipatan.

Gambar Pola aliran trelis

7) Pola Anullar

Pola aliran annular merupakan variasi dari pola aliran radial. Pola ini
biasanya terdapat pada dome atau kaldera stadium dewasa serta terdapat
sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obesekuensi.

Gambar Pola
Drainase Annular
8) Pola Pinnate
Jaringan drainase sungai Putra atas dan Narmada menunjukkan contoh
pola drainase yang disematkan. Pola ini menyerupai pembuluh darah daun.

Gambar Pola aliran pinnate

9) Pola Radial Sentrifugal

Pola aliran sentrifugal adalah pola aliran sungai yang arah aliran
sungainya menyebar secara sentrifugal dari suatu titik ketiggian, seperti
puncak gunung api atau bukit intrusi.

G
a m
b a
r

Pola aliran radial sentrifugal

Anda mungkin juga menyukai