DIGITASI PETA
I. TUJUAN
Pada praktikum acara 3 Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan bertujuan agar
para Taruna mampu mendigitasi peta di Aplikasi ArcGIS dan pada kegiatan praktikum
Taruna mampu membuat layout peta sederhana.
Dengan adanya simbol peta ini maka dapat mempermudah kita untuk membaca
dan memahami peta. Selain itu, simbol peta harus dibuat semirip mungkin dengan
kondisi sebenarnya di atas permukaan bumi, misalnya simbol gunung dalam peta
dibuat segitiga karena bentuknya menyerupai segitiga. Umumnya ada empat simbol
peta yang dapat kita temui, antara lain :
1) Simbol Titik
Simbol titik digunakan untuk menggambarkan penyebaran berbagai
fenomena di permukaan bumi. Simbol titik ini dapat berupa lingkaran, persegi,
maupun segitiga. Sebagai contoh, kenampakan gunung dalam peta digambarkan
dengan simbol sigitiga, kota kecil/ kecamatan dapat disimbolkan sebagai
lingkaran kecil, kota administratif digambarkan sebagai lingkaran dengan
lingkaran kecil yang ada di dalamnya, dan ibu kota negara yang digambarkan
sebagai persegi dengan lingkaran kecil yang berada di dalamnya.
2) Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk menyajikan data geografis yang berhubungan
dengan jarak. Misalnya, sungai memiliki bentuk garis yang meliuk-liuk, jalan raya
disimbolkan dengan garis sejajr yang meliuk seperti keadaan jalan yang
sebenarnya, batas negara disimbolkan dengan tanda plus (+) yang berjajar rapi,
dan batas propinsi disimbolkan dengan tanda plus (+) dan minus (-) yang
berselang-seling.
3) Simbol Area
Simbol area digunakan untuk menyajikan luas kawasan bentang alam
tertentu seperti danau, rawa, sawah, hutan, dan perkebunan, area dengan simbol
yang mencakup kawasan luasan tertentu. Dimana danau digambarkan dengan
simbol bulat tidak sempurna yang kemudian diwarnai biru sebagai penanda bahwa
simbol tersebut adalah kubangan air.
Di dalam peta, rawa digambarkan sebagai bulatan yang tidak sempurna dan
berisikan titik-titik tetapi tidak berwarna biru selayaknya danau tadi. Sawah
disimbolkan sebagai area dengan garis miring yang ukurannya kecil-kecil.
4) Simbol Warna
Simbol warna digunakan untuk menunjukan perbedaan keadaan wilayah
dan menginfomasikan tingkat ketinggian ataupun kedalaman suatu bentang alam.
Warna yang digunakan mengikuti aturan kartografi. Misalnya, perairan (sungai,
danau dan laut) diberi warna biru, jalan diberi warna merah. Tingkat ketinggian
dan kedalaman diberi warna secara gradasi. Misalnya, tingkat kedalaman laut
ditunjukan dengan gradasi warna biru dari terang ke semakin gelap.
1) Judul Peta
Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan tema
peta. Antara isi peta dan judul harus ada hubungan yang jelas, terutama
unsur-unsur yang disajikan.
2) Skala Peta
Pada setiap lembar peta dicantumkan skala numeris ( dalam angka )
dan skala grafis ( dalam bentuk garis).
3) Arah Utara
Arah utara dalam peta biasanya digambarkan dengan anak panah yang
digambar menunjuk kearah atas, atau symbol lainnya yang dapat
diasosiasikan secara mudah sebagai petunjuk arah utara.
4) Luas Areal
Luas areal yang dipetakan dicantumkan apabila cakupan luasnya
tertentu terutama untuk peta skala operasional, sedangkan untuk peta skala
nasional atau provinsi cukup judulnya saja. Pencantuman angka luas dengan
ketelitian 2 desimal.
5) Legenda/Keterangan
Legenda peta adalah suatu symbol dalam bentuk titik, garis atau bidang
dengan atau tanpa kombinasi warna, yang dapat memberikan keterangan
tentang unsur-unsur yang tercantum pada gambar peta, selain symbol
kerapkali juga dibuat notasi tambahan yaitu sebagai catatan penjelasan.
Legenda atau symbol yang tercantum dalam isi peta diberi keterangan singkat
dan jelas dengan susunan kata atau kalimat yang benar dan sesuai.
6) Angka Koordinat Geografis
Merupakan nilai/angka yang dicantumkan pada tepi garis peta dengan
angka dan notasi yang menunjukkan kedudukan garis lintang (latitude) dan
garis bujur (longitude); digambar dengan interval tertentu ( minimal ada 2
angka/nilai dalam satu tepi) yang disesuaikan dengan peta dasar yang
digunakan dan keperluannya. Untuk peta-peta tertentu perlu dicantumkan
nilai/besaran berdasarkan grid UTM yang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter.
7) Peta Situasi/Inset Peta
Peta situasi dibuat dengan skala minimal 1 : 2.500.000 yang digunakan
untuk menunjukkan letak/lokasi areal yang dipetakan yang isinya terdiri dari
jalan utama yang menghubungkan antar kota, sungai-sungai besar termasuk
namanya, kota-kota yang dikenal dan mudah untuk ditemukan, batas dan
nama (negara, provinsi, kabupaten dengan simbol yang benar sesuai kaidah
perpetaan), laut dan pulau. Dalam hubungannya dengan wilayah yang lebih
luas, misalnya provinsi, pulau atau negara peta situasi dapat dibuat dengan
skala yang lebih kecil lagi.
8) Dasar Pembuatan Peta
Dasar pembuatan peta mencantumkan aspek legal dari pembuatan peta
seperti peraturan, ketentuan, surat keputusan dan dasar lain yang berkaitan
dengan tujuan dari pembuatan peta.
9) Sumber Data
Untuk mengetahui keabsahan (validitas) dari sumber data yang
digunakan maka perlu dicantumkan :
a) Peta dasar yang dipakai; termasuk skala dan tahun pembuatan/penerbitan.
b) Asal data yang dipakai sebagai pengisi peta; apabila data terdiri dari
berbagai sumber atau tahun pembuatan maka perlu dibuat diagram khusus
yang menunjukkan lokasi dengan sumber data atau tahun yang berlainan.
10) Pembuat Peta
Pembuat peta adalah instansi Kementerian Kehutanan,BUMN/BUMD/
swasta atau perorangan yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap isi
peta. Selain itu dicantumkan juga mengenai identitas pembuat peta, bulan dan
tahun pembuatannya.
V. TAHAPAN PELAKSANAAN
5.2 PELAKSANAAN
1) Membuka program ArcGIS
Klik Start > All Apps > ArcGis > ArcMap
Kemudian pada folder praktikum klik kanan > new > personal database
Gambar 11 Membuat Personal Database
Kemudian pada Name ketik “HASIL 5” lalu pilih system koordinat “DGN
1995 Indonesia TM-3 Zone 49.1, lalu Klik Next >
Gambar 14 Feature Dataset
Lalu pilih sistem koordinat “DGN 1995 Indonesia TM-3 Zone 49.1” , lalu
Klik Next>
Pada table Field Name isi pada baris 3 “KETERANGAN” dan pada Data
Type pilih Text, lalu setting bagian Allow NULL Values pilih No, lalu Klik
Finish
Lalu ketikkan nama Sungai dan pilih Type Feature Class “Line Features”
lalu Klik Next >
Lalu pilih sistem koordinat “DGN 1995 Indonesia TM-3 Zone 49.1” , lalu
Klik Next> Kemudian klik Next>
Gambar 24 Sistem Proyeksi untuk layers sungai
Pada table Field Name isi pada baris 3 “KETERANGAN” dan pada Data
Type pilih Text, lalu setting bagian Allow NULL Values pilih No, lalu Klik
Finish
Klik pada tools Editor > Editing Windows > pilih Create Features
Gambar 29 Create Features
Kemudian mendigitasi Sungai dengan cara Klik pada tools editor > start
editing
Klik pada tools Editor > Editing Windows > pilih Create Features
Kemudian digitasi bagian data Sungai garis berwarna biru seperti gambar
dibawah ini
Lalu setelah itu mengubah layout nya menjadi ISO A3 Landscape dengan
masuk pada change layout
Selanjutnya klik 2 kali pada layout yang ada dan ubahlah skala yang ada
menjadi skala 1 : 10.000
Lalu buatlah tempat penempatan legenda dan judul pada sebelah kanan dari
peta dengan menggunakan tools rectangle yang ada pada menu drawing
Selanjutnya ubahlah fill pada rectangle menjadi no color pada menu
drawing
Pada Line style dibawah ini gunakan ukuran 1,5 pada masing-masing line
dan ubahlah warnanya menyesuaikan keinginan
Masuk lagi pada Klik kanan pada layers > Klik menu properties
Gambar 50 Mengatur Grid Graticule
Lakukan cara yang sama untuk membuat koordinat proyeksi tetapi dengan
pilihan Measured Grid seperti gambar dibawah ini
Lalu penunjuk utara menggunakan tools insert north arrow pada menu
insert, pilihlah ESRI North 3 > properties > Symbol > Edit Symbol > add
new layer (Tanda + dibawah layers) > masukan data sesuai yang
dicontohkan dibawah
Tambahkan layer baru lalu gunakan font Times New Roman dan gunakan
huruf “U” dan sesuaikan sesuai contoh dibawah
Lalu tambahkan scale bar yang terdapat pada menu insert dengan format
seperti contoh dibawah, dan masuk pada bagian properties lalu isi sesuai
contoh dibawah ini
Selanjutnya pada menu insert add data frame, ganti namanya menjadi
“KETERANGAN”
Gambar 57 Add Data Legenda
Masuk pada properti kec-yogyakarta > symbology > pada value field
gunakan Kecamatan > Add All Values > Apply > OK
Select data INSET peta pada layer KETERANGAN, properties > Grids >
New Grid > Isi data sesuai contoh dibawah
Pada Line Style gunakan ukuran 1,5 Pada grids tersebut klik properties lagi
dan isi data sesuai dengan contoh dibawah
Lalu pada Peta layer KETERANGAN Klik 2 kali, dan ubah skalanya
menjadi 1 : 240.000, dan sesuaikan posisi wilayah digitasinya agar berada
ditengah dengan menggunakan pan tools, dan tampilkan label kec
yogyakarta dengan menghidupkan label feature
Select semua obyek lalu ubah valuenya menjadi setengah dari value yang
ada
Double klik pada legenda, pada menu items select all, dan tambahkan
column count for itemnya menjadi 2
Kemudian buat nam Pembuat Peta dengan ikon Teks A
Kemudian akan tampil bentuk peta seperti dibawah ini :
Gambar 68 Hasil Pembuatan informasi peta
VI. HASIL
Hasil yang didapatkan dari kegiatan Acara 3 Digitalisasi Peta ini adalah para
Taruna belajar membuat sebuah peta sederhana yang memiliki layout, Grid, Orientasi
arah mata angin, Skala angka, Skala batang, Inset Peta, Legenda Peta, dan Nama
Pembuat yang tersusun dalam kolom Informasi Peta yang dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya dan memberikan sebuah informasi kepada pembacanya.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat diketahui bahwa para Taruna dapat melakukan
sebuah kegiatan digitalisasi peta dengan layout yang sederhana dengan harapan bahwa
semoga pembuatan peta sederhana pada kegiatan Acara 3 Digitalisasi Peta kali ini
dapat menjadi bekal bagi para Taruna dalam mengembangkan Digitalisasi Peta yang
sederhana menjadi peta yang lebih kompleks dan juga lebih detail.