Anda di halaman 1dari 35

ACARA 3

DIGITASI PETA

I. TUJUAN

Pada praktikum acara 3 Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan bertujuan agar
para Taruna mampu mendigitasi peta di Aplikasi ArcGIS dan pada kegiatan praktikum
Taruna mampu membuat layout peta sederhana.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop atau Personal Computer
2. Aplikasi ArcGIS
3. Data Raster (Citra Satelit) area Dusun Banyumeneng

III. WAKTU PELAKSANAAN


Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada pertemuan 5 sampai dengan
pertemuan 7 praktikum mata kuliah Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan pada
setiap hari Selasa tanggal 7 Maret 2023, tanggal 14 Maret 2023, dan 21 Maret 2023.

IV. DASAR TEORI

4.1 Pengertian Pemetaan Digital


Pemetaan digital (juga disebut kartografi digital) adalah proses dimana suatu
kumpulan data dikompilasi dan di format menjadi gambar digital. Fungsi utama dari
teknologi ini adalah untuk menghasilkan peta yang memberikan representasi akurat
dari daerah tertentu, merinci jalan utama dan tempat menarik lainnya. Teknologi ini
juga memungkinkan untuk perhitungan jarak dari satu tempat ke tempat lain.(Hartono,
2011)

4.2 Pengertian Proyeksi Peta


Proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan
meridian(garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil
pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta. Pemindahan dari globe
ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada
kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),
persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus
tetap.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka akan dituntut
harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung
pada:
 Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan.
 Ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.

Definisi peta menurut I.C.A (International Cartographic Assosiation) ialah:


”Peta adalah gambaran konvensional dan selektif yang diperkecil, biasanya dibuat
pada bidang datar, dapat meliputi perujudan-perujudan (features) dari pada permukaan
bumi atau benda angkasa, letak maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda angkasa”. Sedangkan menurut seorang ahli kartografi dari Perancis
peta adalah ”suatu gambaran konvensional sebagian besar dibuat di atas bidang datar
yang menggambarkan fenomena nyata maupun abstrak yang terdapat dalam suatu
ruang”. Kemudian oleh Board (1990) peta diberi pengertian sebagai ”penyajian atau
abstraksi kenyataan geografik. Suatu alat untuk menyajikan informasi geografi dengan
cara visual, digital atau nyata”.(Somantri, 1990)

4.3 Simbolisasi pada peta


Dalam mempelajari ilmu geografi kita sering melihat gambaran permukaan bumi
yang berada di suatu bidang datar dengan skala kecil atau tertentu, yang dikenal
sebagai peta. Dengan peta, kita bisa melihat sebagian atau seluruh permukaan bumi
ataupun suatu wilayah. Salah satu komponen penting yang ada dalam peta adalah
simbol peta.(Kelas Pintar, 2021)

Simbol peta adalah tanda yang digunakan untuk mewakili kenampakan


sebenarnya pada peta, meliputi kenampakan alami (sungai, gunung, danau, dan lain-
lain) dan kenampakan buatan (kota, jembatan, gedung sekolah, rumah sakit, dan
sebagainya).(Kelas Pintar, 2021)

Dengan adanya simbol peta ini maka dapat mempermudah kita untuk membaca
dan memahami peta. Selain itu, simbol peta harus dibuat semirip mungkin dengan
kondisi sebenarnya di atas permukaan bumi, misalnya simbol gunung dalam peta
dibuat segitiga karena bentuknya menyerupai segitiga. Umumnya ada empat simbol
peta yang dapat kita temui, antara lain :

1) Simbol Titik
Simbol titik digunakan untuk menggambarkan penyebaran berbagai
fenomena di permukaan bumi. Simbol titik ini dapat berupa lingkaran, persegi,
maupun segitiga. Sebagai contoh, kenampakan gunung dalam peta digambarkan
dengan simbol sigitiga, kota kecil/ kecamatan dapat disimbolkan sebagai
lingkaran kecil, kota administratif digambarkan sebagai lingkaran dengan
lingkaran kecil yang ada di dalamnya, dan ibu kota negara yang digambarkan
sebagai persegi dengan lingkaran kecil yang berada di dalamnya.
2) Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk menyajikan data geografis yang berhubungan
dengan jarak. Misalnya, sungai memiliki bentuk garis yang meliuk-liuk, jalan raya
disimbolkan dengan garis sejajr yang meliuk seperti keadaan jalan yang
sebenarnya, batas negara disimbolkan dengan tanda plus (+) yang berjajar rapi,
dan batas propinsi disimbolkan dengan tanda plus (+) dan minus (-) yang
berselang-seling.
3) Simbol Area
Simbol area digunakan untuk menyajikan luas kawasan bentang alam
tertentu seperti danau, rawa, sawah, hutan, dan perkebunan, area dengan simbol
yang mencakup kawasan luasan tertentu. Dimana danau digambarkan dengan
simbol bulat tidak sempurna yang kemudian diwarnai biru sebagai penanda bahwa
simbol tersebut adalah kubangan air.
Di dalam peta, rawa digambarkan sebagai bulatan yang tidak sempurna dan
berisikan titik-titik tetapi tidak berwarna biru selayaknya danau tadi. Sawah
disimbolkan sebagai area dengan garis miring yang ukurannya kecil-kecil.
4) Simbol Warna
Simbol warna digunakan untuk menunjukan perbedaan keadaan wilayah
dan menginfomasikan tingkat ketinggian ataupun kedalaman suatu bentang alam.
Warna yang digunakan mengikuti aturan kartografi. Misalnya, perairan (sungai,
danau dan laut) diberi warna biru, jalan diberi warna merah. Tingkat ketinggian
dan kedalaman diberi warna secara gradasi. Misalnya, tingkat kedalaman laut
ditunjukan dengan gradasi warna biru dari terang ke semakin gelap.

4.4 Informasi Tepi Peta


Informasi tepi (marginal information) merupakan keterangan yang
dicantumkan pada setiap lembar peta agar pembaca peta dengan mudah
memahami isi dan arti dari informasi yang disajikan (Basahona, 2017). Informasi
tepi ini antara lain memuat : Judul peta, Skala peta, Arah utara, Luas areal,
Legenda/Keterangan, Dasar pembuatan peta, Sumber Data, Pembuat Peta, Peta
Situasi, Angka koordinat geografis dan angka UTM, dengan ketentuan sebagai
berikut :

1) Judul Peta
Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan tema
peta. Antara isi peta dan judul harus ada hubungan yang jelas, terutama
unsur-unsur yang disajikan.
2) Skala Peta
Pada setiap lembar peta dicantumkan skala numeris ( dalam angka )
dan skala grafis ( dalam bentuk garis).
3) Arah Utara
Arah utara dalam peta biasanya digambarkan dengan anak panah yang
digambar menunjuk kearah atas, atau symbol lainnya yang dapat
diasosiasikan secara mudah sebagai petunjuk arah utara.
4) Luas Areal
Luas areal yang dipetakan dicantumkan apabila cakupan luasnya
tertentu terutama untuk peta skala operasional, sedangkan untuk peta skala
nasional atau provinsi cukup judulnya saja. Pencantuman angka luas dengan
ketelitian 2 desimal.
5) Legenda/Keterangan
Legenda peta adalah suatu symbol dalam bentuk titik, garis atau bidang
dengan atau tanpa kombinasi warna, yang dapat memberikan keterangan
tentang unsur-unsur yang tercantum pada gambar peta, selain symbol
kerapkali juga dibuat notasi tambahan yaitu sebagai catatan penjelasan.
Legenda atau symbol yang tercantum dalam isi peta diberi keterangan singkat
dan jelas dengan susunan kata atau kalimat yang benar dan sesuai.
6) Angka Koordinat Geografis
Merupakan nilai/angka yang dicantumkan pada tepi garis peta dengan
angka dan notasi yang menunjukkan kedudukan garis lintang (latitude) dan
garis bujur (longitude); digambar dengan interval tertentu ( minimal ada 2
angka/nilai dalam satu tepi) yang disesuaikan dengan peta dasar yang
digunakan dan keperluannya. Untuk peta-peta tertentu perlu dicantumkan
nilai/besaran berdasarkan grid UTM yang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter.
7) Peta Situasi/Inset Peta
Peta situasi dibuat dengan skala minimal 1 : 2.500.000 yang digunakan
untuk menunjukkan letak/lokasi areal yang dipetakan yang isinya terdiri dari
jalan utama yang menghubungkan antar kota, sungai-sungai besar termasuk
namanya, kota-kota yang dikenal dan mudah untuk ditemukan, batas dan
nama (negara, provinsi, kabupaten dengan simbol yang benar sesuai kaidah
perpetaan), laut dan pulau. Dalam hubungannya dengan wilayah yang lebih
luas, misalnya provinsi, pulau atau negara peta situasi dapat dibuat dengan
skala yang lebih kecil lagi.
8) Dasar Pembuatan Peta
Dasar pembuatan peta mencantumkan aspek legal dari pembuatan peta
seperti peraturan, ketentuan, surat keputusan dan dasar lain yang berkaitan
dengan tujuan dari pembuatan peta.
9) Sumber Data
Untuk mengetahui keabsahan (validitas) dari sumber data yang
digunakan maka perlu dicantumkan :
a) Peta dasar yang dipakai; termasuk skala dan tahun pembuatan/penerbitan.
b) Asal data yang dipakai sebagai pengisi peta; apabila data terdiri dari
berbagai sumber atau tahun pembuatan maka perlu dibuat diagram khusus
yang menunjukkan lokasi dengan sumber data atau tahun yang berlainan.
10) Pembuat Peta
Pembuat peta adalah instansi Kementerian Kehutanan,BUMN/BUMD/
swasta atau perorangan yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap isi
peta. Selain itu dicantumkan juga mengenai identitas pembuat peta, bulan dan
tahun pembuatannya.
V. TAHAPAN PELAKSANAAN

5.1 ALUR PELAKSANAAN

Gambar 1 Diagram Alir Pelaksanaan

5.2 PELAKSANAAN
1) Membuka program ArcGIS
 Klik Start > All Apps > ArcGis > ArcMap

Gambar 2 Membuka program AutoCAD


2) Membuka project hasil pertemuan 4
 Klik File > lalu Klik Open

Gambar 3 Membuka file praktikum 4

 Klik bagian sub terminal folder lalu cari file praktikum 4

Gambar 4 Mencari file penyimpanan praktikum 4

 Kemudian klik Open


Gambar 5 Membuka file Praktikum 4

 Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut

Gambar 6 Hasil Praktikum 4

3) Menambahkan data bahan praktikum 5


 Pertama klik kanan pada layers, kemudian add data
Gambar 7 tools add dara

 Cari file penyimpanan data praktikum

Gambar 8 Mencari file bahan praktikum

 Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini


Gambar 9 Tampilan bahan praktikum 5

4) Membuat sebuah file Personal Database untuk melakukan Digitasi


 Pertama buka windows > catalog > cari folder hasil praktikum 5

Gambar 10 link file ArcCatalog

 Kemudian pada folder praktikum klik kanan > new > personal database
Gambar 11 Membuat Personal Database

 Kemudian ketikkan nama pada data Personal Database dengan nama


”KARTO_ROBBY YUDHATAMA”

Gambar 12 Nama Personal Database

 Setelah nama dibuat klik kanan pada personal database


 Pilih New > Klik Feature Dataset

Gambar 13 Feature Dataset

 Kemudian pada Name ketik “HASIL 5” lalu pilih system koordinat “DGN
1995 Indonesia TM-3 Zone 49.1, lalu Klik Next >
Gambar 14 Feature Dataset

 Kemudian Klik Next >, lalu Finish

Gambar 15 Feature Dataset

 Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini

Gambar 16 Hasil Feature Dataset

 Klik Kanan pada HASIL 5


 Pilih new > klik feature class
 Lalu ketikkan nama Perkantoran dan pilih Type Feature Class “Point
Features” lalu Klik Next >

Gambar 17 New Feature Class

 Lalu pilih sistem koordinat “DGN 1995 Indonesia TM-3 Zone 49.1” , lalu
Klik Next>

Gambar 18 Sistem proyeksi TM3

 Kemudian klik Next>


Gambar 19 XY Tolerance

 Pada table Field Name isi pada baris 3 “KETERANGAN” dan pada Data
Type pilih Text, lalu setting bagian Allow NULL Values pilih No, lalu Klik
Finish

Gambar 20 Field Name

 Maka akan muncul pada layers seperti gambar dibawah ini

Gambar 21 Layers Perkantoran


 Kemudian membuat feature class data Sungai dengan cara yang sama pada
gambar 10

Gambar 22 Membuat feature class Sungai

 Lalu ketikkan nama Sungai dan pilih Type Feature Class “Line Features”
lalu Klik Next >

Gambar 23 Line Features

 Lalu pilih sistem koordinat “DGN 1995 Indonesia TM-3 Zone 49.1” , lalu
Klik Next> Kemudian klik Next>
Gambar 24 Sistem Proyeksi untuk layers sungai

 Pada table Field Name isi pada baris 3 “KETERANGAN” dan pada Data
Type pilih Text, lalu setting bagian Allow NULL Values pilih No, lalu Klik
Finish

Gambar 25 Field Name

 Maka akan muncul pada layers seperti gambar dibawah ini

Gambar 26 Layers Sungai


5) Melakukan Digitalisasi pada atribut dimuka peta yang telah di Georeferensi
 Klik pada tools editor > start editing

Gambar 27 Start Editing

 Klik data “perkantoran”, lalu OK

Gambar 28 Feature Class Perkantoran

 Klik pada tools Editor > Editing Windows > pilih Create Features
Gambar 29 Create Features

 Pada panel Creates Features pilih Perkantoran > Point

Gambar 30 Creates Features

 Kemudian digitasi bagian data perkantoran yaitu Kantor Desa, Kelurahan,


dan Kecamatan seperti gambar dibawah ini

Gambar 31 Simbolisasi Perkantoran


 Lalu edit bagian tampilan atribut Perkantoran seperti gambar dibawah

Gambar 32 Edit data symbol perkantoran

 Kemudian mendigitasi Sungai dengan cara Klik pada tools editor > start
editing

Gambar 33 Start Editing Sungai

 Klik data “Sungai”, lalu OK


Gambar 34 Feature Class Sungai

 Klik pada tools Editor > Editing Windows > pilih Create Features

Gambar 35 Editing Windows

 Pada panel Creates Features pilih Sungai > Line


Gambar 36 Panel Create feature Sungai

 Kemudian digitasi bagian data Sungai garis berwarna biru seperti gambar
dibawah ini

Gambar 37 Digitasi Sungai

 Lalu edit bagian tampilan atribut Sungai seperti gambar dibawah


Gambar 38 Edit Data feature class Sungai

6) Membuat data atribut table pada digitalisasi simbol


 Pertama klik kanan pada Layers Perkantoran > Open Attribute Table

Gambar 39 Open attribute table

 Pada Field ”KETERANGAN” isi nama perkantoran seperti Desa,


Kelurahan, dan Kacamatan
Gambar 40 Memasukkan data KETERANGAN

7) Membuat sebuah layout Peta


 Ke menu view dan klik pada layout view

Gambar 41 Mengatur Layout View

 Lalu setelah itu mengubah layout nya menjadi ISO A3 Landscape dengan
masuk pada change layout

Gambar 42 Change Layout


Gambar 43 ISO A3 Landscape

 Selanjutnya klik 2 kali pada layout yang ada dan ubahlah skala yang ada
menjadi skala 1 : 10.000

Gambar 44 Mengubah skala

8) Melakukan pengaturan ukuran layout


 Kemudian lakukan seleksi pada layout ada dan ubahlah bentuknya seperti
contoh dibawah ini, dan sesuaikan letak dari peta pada layout dengan
double klik pada layout dan gunakan tools pan
Gambar 45 Merapihkan tampilan dengan PAN

 Lalu buatlah tempat penempatan legenda dan judul pada sebelah kanan dari
peta dengan menggunakan tools rectangle yang ada pada menu drawing
 Selanjutnya ubahlah fill pada rectangle menjadi no color pada menu
drawing

Gambar 46 Membuat tempat Informasi Peta

9) Membuat sebuah Grid Peta


 Lalu tambahkan grid pada peta yang ada dengan cara, masuk pada
properties dari peta dan select grids, new Grid dan isi dengan format yang
ada pada contoh dibawah ini
Gambar 47 Data Frame Properties

Gambar 48 Create Garticule

 Pada Line style dibawah ini gunakan ukuran 1,5 pada masing-masing line
dan ubahlah warnanya menyesuaikan keinginan

Gambar 49 Setting Graticule

 Masuk lagi pada Klik kanan pada layers > Klik menu properties
Gambar 50 Mengatur Grid Graticule

 Lakukan cara yang sama untuk membuat koordinat proyeksi tetapi dengan
pilihan Measured Grid seperti gambar dibawah ini

Gambar 51 Measured Grid

10) Membuat Informasi tepi Peta


 Lalu masuk pada bagian judul, gunakan tools title yang dapat ditemukan di
menu insert dan masukan judul “PETA ADMINSTRASI DUSUN
BANYUMENG”
Gambar 52 Insert Tools

 Lalu penunjuk utara menggunakan tools insert north arrow pada menu
insert, pilihlah ESRI North 3 > properties > Symbol > Edit Symbol > add
new layer (Tanda + dibawah layers) > masukan data sesuai yang
dicontohkan dibawah

Gambar 53 Edit Arah Utara

 Tambahkan layer baru lalu gunakan font Times New Roman dan gunakan
huruf “U” dan sesuaikan sesuai contoh dibawah

Gambar 54 Edit arah utara


 Selanjutnya gunakan scale text pada menu insert

Gambar 55 Memasukkan skala angka

 Lalu tambahkan scale bar yang terdapat pada menu insert dengan format
seperti contoh dibawah, dan masuk pada bagian properties lalu isi sesuai
contoh dibawah ini

Gambar 56 Memasukkan scale bar

 Selanjutnya pada menu insert add data frame, ganti namanya menjadi
“KETERANGAN”
Gambar 57 Add Data Legenda

 Masukan data kec-yogyakarta.shp yang terdapat pada file pertemuan ke 6 ke


dalam layer KETERANGAN, lalu masukan juga data
Wilayah_Digitasi_Line.shp yang terdapat pada file pertemuan ke 5

Gambar 58 Wilayah Digitasi

 Masuk pada properti kec-yogyakarta > symbology > pada value field
gunakan Kecamatan > Add All Values > Apply > OK

Gambar 59 Bahan Inset Peta


Gambar 60 Add All Valeu Kecamatan

 Select data INSET peta pada layer KETERANGAN, properties > Grids >
New Grid > Isi data sesuai contoh dibawah

Gambar 61 Mengatur Grid INSET

 Pada Line Style gunakan ukuran 1,5 Pada grids tersebut klik properties lagi
dan isi data sesuai dengan contoh dibawah

Gambar 62 Mengatur Grid INSET

 Lalu pada Peta layer KETERANGAN Klik 2 kali, dan ubah skalanya
menjadi 1 : 240.000, dan sesuaikan posisi wilayah digitasinya agar berada
ditengah dengan menggunakan pan tools, dan tampilkan label kec
yogyakarta dengan menghidupkan label feature

Gambar 63 Mengatur Label Koordinat

Gambar 64 Tampilan INSET

 Selanjutnya masuk pada menu properties di RT_TM dan uncentang all


other values pada symbology

Gambar 65 Add All Value data RT

 Selanjutnya memasukan legenda dengan tools legend yang terdapat pada


menu insert, namun sebelum itu pada table of contents klik kanan pada
“Layers” dan klik activate, lalu kembali pada tools legend, input obyek dan
langkah sesuai contoh dibawah ini

Gambar 66 Legend Properties

 Select semua obyek lalu ubah valuenya menjadi setengah dari value yang
ada

Gambar 67 Legend Wizard

 Double klik pada legenda, pada menu items select all, dan tambahkan
column count for itemnya menjadi 2
 Kemudian buat nam Pembuat Peta dengan ikon Teks A
 Kemudian akan tampil bentuk peta seperti dibawah ini :
Gambar 68 Hasil Pembuatan informasi peta

VI. HASIL

Gambar 69 Hasil Praktikum 7

Hasil yang didapatkan dari kegiatan Acara 3 Digitalisasi Peta ini adalah para
Taruna belajar membuat sebuah peta sederhana yang memiliki layout, Grid, Orientasi
arah mata angin, Skala angka, Skala batang, Inset Peta, Legenda Peta, dan Nama
Pembuat yang tersusun dalam kolom Informasi Peta yang dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya dan memberikan sebuah informasi kepada pembacanya.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat diketahui bahwa para Taruna dapat melakukan
sebuah kegiatan digitalisasi peta dengan layout yang sederhana dengan harapan bahwa
semoga pembuatan peta sederhana pada kegiatan Acara 3 Digitalisasi Peta kali ini
dapat menjadi bekal bagi para Taruna dalam mengembangkan Digitalisasi Peta yang
sederhana menjadi peta yang lebih kompleks dan juga lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai