Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU MEDAN PETA DAN KOMPAS (IMPK)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapat Nomor Tanda Anggota Jantera

Dibuat Oleh:
Muhamad Fikri Nur Arrafi
AM Jantera ke-39

JANTERA
PERHIMPUNAN PECINTA ALAM GEOGRAFI UPI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
Ilmu Medan Peta Dan Kompas (IMPK). Adapun tujuan disusunnya makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan penulis serta memenuhi tugas pada sidang anggoa muda jantera ke-39
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B.  Rumusan Masalah....................................................................................................4
C.  Tujuan......................................................................................................................4
D. Manfaat penulisan…………………………………………....................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
1. Pengertian Peta………………………………………………………………….… 5
2. Jenis-Jenis Peta………………………………………………………………..........5
3. Skala Peta……………………………………………………………………….….6
4. Letak Astronomis Indonesia……………………………………………….............7
5. Teknik Navigasi (Navigasi Terbuka, Navigasi Tertutup)………………………….7
6. Menghitung Koordinat Peta dan Kemiringan Lereng………………………...........9
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK) adalah salah satu pendekatan untuk
menunjukan posisi relatif ataupun absolut dari suatu objek dengan menggunakan Peta
dan Kompas, kemudian untuk menganalisa medan situasi dilapangan. Adapun sejarah
navigasi merupakan suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan secara
tepat dengan menggunakan peralatan navigasi. Navigasi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata navis yang berarti perahu kapal dan kata agake yang berarti mengarahkan.
Arti secara harfiah yaitu mengarahkan sebuah kapal dalam melakukan pelayaran. Pada
perkembangan selanjutnya kata navigasi tidak hanya diperuntukkan lagi dalam dunia
pelayaran, akan tetapi juga digunakan dalam perjalanan darat (navigasi darat) dan udara
(navigasi udara).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian Peta
2. Jenis-Jenis Peta
3. Skala Peta
4. Letak Astronomis Indonesia
5. Teknik Navigasi (Navigasi Terbuka, Navigasi Tertutup)
6. Menghitung Koordinat Peta dan Kemiringan Lereng
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui apa itu peta
2. Untuk mengetahui jenis-jenis petac
3. Untuk mengetahui Skala Peta
4. Untuk mengetahui Letak Astronomis Indonesia
5. Untuk mengetahui Teknik Navigasi (Navigasi Terbuka, Navigasi Tertutup)
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai ilmi medan peta dan kompas
lalu menentukkan sebuah posisi atau lokasi yang berada dipermukaan bumi
dipastikan memiliki teknik dan alat dari navigasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi baik sebagian atau
seluruhnya, pada bidang datar yang diperkecil dengan skala dan dilihat dari atas
dengan tulisan tertentu sebagai tanda. peta berasal dari bahasa Yunani, yaitu
mappa, yang kemudian disebut map. Kata mappa, dalam bahasa Yunani berarti
taplak meja, karena kala itu peta digambar pada kain menyerupai taplak meja.
Berdasarkan asal kata mappa tersebut, peta dapat diartikan sebagai lembaran yang
berisi tentang gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peta diartikan sebagai
suatu gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut,
sungai, gunung, dan lain sebagainya. Peta juga menjadi representasi melalui
gambar suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat
permukiman, dan denah.
2. Jenis-Jenis Peta
Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
 Berdasarkan Skala
1. Peta teknik/kadaster,skala 1 : 100 sampai dengan 1 : 5000.
2. Peta berskala besar, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 250.000.
3. Peta berskala medium, skala 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000.
4. Peta berskala kecil, skala 1 : 500.000 sampai dengan 1.000.000.
 Berdasarkan Keadaan Objek
1. Peta dinamik, menggambarkan keadaan yang berubah-ubah. Misal,
peta transmigrasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan
sebagainya.
2. Peta stasioner, menggambarkan keadaan yang stabil. Misal, peta
tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.
 Peta Topografi
Gambar bentuk permukaan bumi yang dilengkapi dengan
penggambaran, antara lain, perairan (hidrografi), kebudayaan, dan
sebagainya.
 Peta Statistik
1. Peta statistik distribusi kualitatif, menggambarkan kevariasian jenis
data, tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah,
peta budaya, peta agama, dan sebagainya.
2. Peta statistik distribusi kuantitatif, menggambarkan jumlah data,
yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase. Misalnya, peta
penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.
3. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada gambar dengan jarak aslinya.
Biasanya, ini dapat ditemui dalam gambar peta maupun denah, sehingga bisa
mewakili keadaan sesungguhnya dari suatu daerah. Pembacaan skala pun ada cara
pembacaannya contohnya 1 : 50.000 maka itu akan di baca satu cm jarak pada
peta dan lima puluh ribu di lapangan
1. Contoh cara menghitung skala peta Jarak antara kota Bandar Lampung
dan Pringsewu pada peta adalah 2 cm. Jarak sebenarnya antar kedua kota
tersebut adalah 40 km. Berapakah skala peta tersebut dalam satuan
centimeter? -Jarak di peta = 2 cm -Jarak sebenarnya = 40 km -skala peta =
2 cm : 4.000.000 cm -Dengan begitu, skala pada peta tersebut adalah 1 :
2.000.000.
2. Contoh cara menghitung jarak pada peta Berapa cm jarak antara kota C
dan D pada peta yang berskala 1 : 100.000, jika jarak sebenarnya antara
kota C dan D yaitu 12 km. -Skala peta = 1 : 100.000 -Jarak sebenarnya =
12 km atau 1.200.000 cm -Jarak di peta = 1/100.000 x 1.200.000 cm
(1.200.000/100.000) -Jadi, jarak kota C dan D di peta adalah 12 cm.
3. Contoh cara menghitung jarak sebenarnya berdasarkan skala peta Pada
peta berskala 1 : 20.000.000, jarak antara kota B dan kota C adalah 3 cm.
Berapakah jarak sebenarnya antara kota B dan kota C? -Jarak pada peta =
3 cm -Skala peta = 1 : 20.000.000 -Jarak sebenarnya = 3 cm x
20.000.000/1. jarak sebenarnya antara kota B dan C adalah (60 km).
4. Letak Astronomis Indonesia
Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan
garis bujur. Garis lintang adalah garis-garis yang melingkari atau mengelilingi
permukaan bumi secara melintang. Sedangkan garis bujur adalah garis yang
menghubungkan kutub Utara dan kutub Selatan.
Letak astronomis suatu wilayah memiliki pengaruh besar bagi kehidupan
masyarakat di wilayah tersebut. Hal ini karena letak astronomis dapat
memengaruhi iklim dan zona waktu di suatu wilayah. Letak astronomis Indonesia
berada di antara 6°LU (Lintang Utara) - 11°LS (Lintang Selatan) dan 95°BT
(Bujur Timur) - 141°BT (Bujur Timur). Letak astronomis tersebut adalah:
- Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau Weh, Provinsi Aceh, yang
terletak pada 6° LU, 
- Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau Rote, Nusa Tenggara
Timur, yang terletak pada 11° LS, 
- Wilayah Indonesia paling barat berada di Pulau Beureuh, Provinsi Aceh,
yang terletak pada 95° BT
- Wilayah Indonesia paling Timur berada di Merauke, Papua, yang terletak
pada 141° BT.
5. Teknik Navigasi (Navigasi Terbuka, Navigasi Tertutup)
Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan
sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman
tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.
Navigasi terbagi menjadi 2 yaitu navigasi terbuka dan navigasi tertutup, untuk
navigasi terbuka terdapat dua cara pertama reseksi dan interseksi, sedangkan
navigasi tertututup ada jalan kompas

- Reseki
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini
paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam
peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection
biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar
tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas). Tidak setiap tanda
medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
1. Lakukan orientasi peta
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta,
minimal 2 buah
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda
medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil
mekanik-B2).
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan
menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat
digunakan, namun kurang akurat.
5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan
hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan
yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut
adalah posisi kita dipeta.
- Interseksi
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di
peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di
lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan
posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai
atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection
kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya
sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
1. Lakukan orientasi peta
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.
Lakukan langkah 1-3
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat
adalah posisi obyek yang dimaksud.
6. Menghitung Koordinat Peta dan Kemiringan Lereng
a. Koordinat Peta
Diketahui
a) A

2,1 cm

`
1,3 cm 2,2 cm

1,4 cm

A = 107030’00” BT, 6022’30” LS B


B = 107030’30” BT, 6023’00” LS
Jawaban :
= ((1,3/1,3+2,2 = 0,37) x30 = 11,1)
= 11,1 + 107030’00”
= 107030’11,1”
= ((2,1/2,1+1,4 = 0,6) x30 = 18)
= 18 + 6022’30”
= 6022’48”
b)
A

2 cm

`
1,2 cm 2,3 cm

1,5 cm

A = 107056’15” BT, 7035’45” LS B


B = 107056’45” BT, 7036’15” LS
Jawaban :
= ((1,2/1,2+2,3 = 0,34) x30 = 10,2)
= 10,2 + 107056’15”
= 107056’25,2”
= ((2/2+1,5 = 0,05) x30 = 15)
= 15 + 7035’45”
= 7035’60”
b. Kemiringan Lereng
Hitung koordinat pada titik yang diminta point a) dan point b)
Diketahui

320
310
300
290 B

3 cm

A
Hitung kemiringan lereng dari soal tersebut!

Jawaban :
Kemiringan Lereng = (Beda tinggi / Jarak sebenarnya) x 100
Beda tinggi = 320 – 290 = 30 m
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala
Interval kontur = 300 – 290 = 10
Skala = 10 x 2.000
= 20.000
Maka skala = 1 ; 20.000
Sehingga JS = JP x skala
= 3 x 20.000
= 60.000 cm
= 600 m
Kemiringan Lereng = (Beda tinggi / Jarak sebenarnya) x 100
= 30 / 600 x 100 % = 5 %
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu Medan Peta Dan Kompas (IMPK) memang sangat penting untuk dipahami
lebih dalam, khususnya untuk anggota muda jantera yang memang itu sudah di
wajibkan mengetahui isi dari IMPK itu sendiri. Selain untuk bekal berkegiatan luar
ruang IMPK juga memiliki peranan yang berkaitan dengan akademik, salah satu nya
adalah ilmu kartografi. Karena Jantera itu dalam ruang lingkup geografi pastinya tidak
akan jauh dengan konteks pemetaan, dan ini pun bisa menjadi pengembangan setiap
individu sebagai bekal kedepanya.
B. Saran
1. Seluruh anggota Jantera harus mengetahui mengenai IMPK
2. Seluruh anggota Jantera harus bisa menguasai teknik navigasi
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/macam-macam-skala-peta-pengertian-dan-cara-menghitungnya-f9AK

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5538741/pengertian-peta-menurut-ahli-tujuan-dan-
fungsinya

https://www.ruangguru.com/blog/jenis-jenis-peta-dan-penggunaannya

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-skala-rumus-dan-contoh-soal-5870/

https://www.suara.com/tekno/2020/12/07/092953/letak-astronomis-indonesia-serta-
pengaruhnya-terhadap-kehidupan-masyarakat?page=all

https://isdiyantorostmikpringsewu.wordpress.com/hobi-ku/organisasi-pramuka/materi-2/saka

wira-kartika/tekhnik-dasar-navrat-navigasi-darat/

Anda mungkin juga menyukai