Anda di halaman 1dari 3

TUGAS I.

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA

NAMA: DENDA NIATURRAHMI

NIM: C1G016042

Perubahan Sosial dan Budaya di Bidang Pertanian

Perubahan sosial dan budaya Adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,
mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara
kehidupan dari tradisional menjadi modern.

Sumber: https://www.eduspensa.id/perubahan-sosial-budaya/

Perubahan-perubahan sosial dan budaya di bidang pertanian antara lain:

1. Pengelolaan pertanian dengan pemakaian alat pertanian dari mesin (traktor) pada
masyarakat agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh besar. Pengaruh
besar tersebut diantaranya memudahkan para petani dalam mengelola sawah terutama
dalam mengolahan tanah yang bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang
dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat diolah
sampai menjadi gembur dengan bantuan traktor sehingga lebih efisien.

Sumber: http://aldyks.blogspot.com/2012/12/perubahan-sosial-budaya-di-bidang.html

2. Teknologi mesin menanam padi


Pada mulanya di seluruh penjuru Indonesia sudah sangat biasa menanam padi secara
manual, tapi sejalan dengan perkembangan zaman dunia pertanian juga mengalami
perubahan dari segi penggunaan mesin tanam. Mesin ini namanya transplanter,
munculnya mesin tanam ini tiada lain tujuannya adalah supaya terciptanya efisien dan
efektif dalam hal menanam padi, dimana lebih hemat tenaga dan juga biaya. Di Indonesia
sendiri penggunaan mesin ini sudah banyak, misalnya di NTB dimana di tempat saya
PKL dulu kelompok taninya sudah diperkenalkan oleh para penyuluh tentang alat mesin
tanam transplanter ini.
3. Teknologi mesin memanen padi
Perubahan sosial dan budaya ini terjadi sudah sangat sering kita lihat, dimana petani
sudah banyak menggunakan mesin dalam memanen hasil padinya. Yang dahulunya
menggunakan manual kalau bahasa sasaknya dikatakan ngerampek. Munculnya mesin
panen ini juga sama tujuannya dengan mesin menanam padi di atas, yakni supaya hemat
waktu, biaya dan tenaga.
4. Pertanian sistem agribisnis
Perubahan yang terjadi dimana petani sudah mau mengusahakan hasil pertaniannya
untuk dijadikan bisnis, sehingga petani yang mulanya hasil bertaninya hanya untuk
dikonsumsi sendiri bersama keluarga sekarang sudah mau untuk dijual dan dibisniskan
yang kemudian menambah penghasilan dan pendapatan petani. Contoh kasus yang sering
dilihat di lingkungan saya sendiri adalah petani padi, dahulu biasanya padi yang
diusahakan petani hanya untuk dikonsumsi saja, tapi sekarang sudah mulai dijual, diolah
menjadi tepung, dan olahan-olahan lain sehingga nilai tambah dari padi/beras menjadi
tinggi.
5. Banyak petani yang beralih profesi
Banyak petani yang lebih memilih beralih profesi menjadi tenaga kerja di suatu industri.
Walaupun penghasilan yang didapat tidak seberapa. Namun hasilnya lebih pasti
dibandingkan saat menjadi petani. Hal ini terjadi bukan tanpa sebab, hal ini terjadi karena
tuntutan hidup yang semakin tinggi sehingga petani lebih memilih untuk menjadi kerja
kuli dibandingkan kerja di sawah.
6. Petani pintar bermunculan
Petani yang berasal dari lulusan fakultas pertanian pun bermunculan. Petani ini lebih
pintar tentang cara pengolahan sampai pendistribusiannya. Hasilnya, produk pertanian di
negeri ini kualitasnya tidak kalah dengan produk pertanian dari luar negeri atau impor.

7. Masyarakat Menyukai Produk Pertanian Dari Swalayan

Masyarakat lebih suka produk pertanian dari swalayan. Mereka menganggap bahwa
kualitas produk dari swalayan itu lebih baik. Walaupun kondisinya sudah tidak segar lagi
dan harganya lebih mahal. Sehingga produk hasil petani lokal kurang laku di pasar.

8. Masyarakat Lebih Suka Produk Pertanian Impor


Seperti biasa, masyarakat memang lebih suka produk impor karena dianggap kualitasnya
lebih bagus dan harganya lebih murah. Walaupun produk pertanian impor entah diapakan
terlebih dahulu supaya bisa bertahan lama. Sekali lagi, petani lokal dirugikan.
9. Petani Gemar Menjual Lahan Pertaniannya
Karena produk pertaniannya kurang laku ditambah dengan harga pupuk serta resiko
gagal panen yang tinggi membuat petani terpaksa menjual lahan pertaniannya
Sumber:https://hedisasrawan.blogspot.com/2013/12/5-perubahan-sosial-dibidang-
pertanian.html

Anda mungkin juga menyukai