BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tertinggi setelah berazil. Secara geografis wilayah Indonesia berada di antara dua
6000 jenis ikan di seluruh perairan Indonesia. Di Asia tenggara terdapat 2917 jenis
ikan air tawar yang teridentifikasi. Di Asia Tenggara terdapat 2917 jenis ikan air
tawar yang teridentifikasi. Jumlah jenis ikan air tawar di Indonesia berdasarkan
koleksi yang ada di museum Zoologi Bogor sekitar 1300 jenis, hampir 44% ikan di
Asia tenggara berada di Indonesia. Jumlah setiap jenis ikan pada pulau-pulau besar
yang hidup di perairan Indonesia ada +4.000 jenis, 800 jenis diantaranya hidup di
air tawar dan payau. Habitat-habitat yang kaya akan ikan air tawar ini meliputi
1
2
Sungai mempunyai banyak arti yang sangat penting bagi masyarakat sekitar
karna manfaatnya sangat banyak, manfaat sungai bagi kehidupan manusia antara
lain untuk makan, mencuci, irigasi pertanian, jalur lalu lintas, pengambilan batu
pasir, di pinggiran sungai ada yang membuka usaha pencucian mobil dan motor
yang mana limbah sabun dari pencucian tersebut, ditambah limbah rumah tangga
kehidupan organisme yang ada di dalam sungai slah satunya ikan (Ratnasari,
2012).
Km dari kota Bengkulu, Kaur mempunyai luas sebesar 2.369,05 km² dan dihuni
perkebunan dan perikanan. Warga Kaur tersebar di 15 Kecamatan, 191 desa dan 4
Sungai Air jernih yaitu salah satu sungai yang berada di daerah Kabupaten
Kaur. Dengan Panjang sungai diperkirakan ±40 Km, Lebar sungai ±30 M, dan
memiliki kedalaman ± 7M. Sungai Air Jernih berasal dari Bukit Barisan (Bukit
Puguk) yang mengalir di sepanjang areal perkebunan Air Jernih dan akan
bermuara ke sungai Air padang Guci Hulu dan sungai ini terus mengalir melewati
beberapa kecamatan yaitu : Padang Guci Hulu, Kaur Utara, Padang Guci Hilir dan
Berdasarkan hasil penelitian Umroh dkk (2015) terdapat jumlah ikan yang
ditemukan di sungai lelabi dari tiga stasiun selama penelitian yaitu 5.598 individu
yang terdiri dari 49 jenis ikan dalam 22 famili. Sedangkan penelitian Desrita dkk
yang tergolong dalam 11 famili dan 4 ordo. Fithra (2010) juga melakukan
penelitian, selama penelitianya telah berhasil ditangkap sebanyak 20.723 ekor ikan
di perairan Sungai Kampar Kanan. Hasil identifikasi terhadap jenis ikan tersebut
sekitar terdapat beberapa bagian sungai dengan karakteristik yang berbeda yaitu
sungai bebatuan, berkerikil, berpasir. Dari beberapa karakteristik sungai Air Jernih
tersebut, terdapat berbagai jenis hasil tangkapan ikan yaitu, Ikan mungkus, ikan
pelus dan ikan seluang. Menurut masyarakat sekitar, ikan di Sungai Air Jernih
tersebut sudah mengalami penurunan dalam segi jumlah sejak 12 tahun terakhir.
Dari informasi yang didapat ada beberapa faktor antara lain, banyaknya warga
bahan kimia.
4
Keanekaragaman Jenis Ikan di sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu
Kabupaten Kaur.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ikan
Ikan adalah hewan yang memiliki tubuh tertutup sisik, yaitu tulang yang tipis
terang tersusun seperti genting. Kulit luar berlendir untuk memudahkan gerak di
dalm air. Tetapi ada juga ikan yang tidak bersisik misalnya ikan lele. Ikan
berenang menggunakan sirip yang terdiri atas sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip anus dan sirip ekor. Sirip berguna untuk menentukan arah gerakanya,
ikan termasuk hewan berdarah dingin artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai
Sedangkan menurut Ratnasari (2013) ikan adalah suatu mahluk hidup yang
hidup di dalam air dan mempunyai darah dingin, artinya panas badanya mengikuti
panar air dimana ia berada. Ikan bernafas terutama dengan menghisap hawa dan
air dengan menggunakan insangnya yang terdapat di kanan dan kiri kepala. Selain
demikian sewaktu-waktu secara darurat ikan mengambil hawa dari permukaan air,
5
6
B. Klasifikasi Ikan
Ikan dapat dikelompokan menjadi tiga kelas yaitu, Kelas Agnatha merupakan
anterior, kulit lunak, berlendir, tidak mempunyai sepasang sirip. Beberapa jenis
mempunyai sirip ekor dan sirip punggung, contohnya belut, sidat. Chondrichithyes
yaitu ikan dengan mulut ventral, disokong oleh rahang. Anggota kelas ini adalah
ikan-ikan, contohnya ikan hiu, ikan pari. Osteichthyes merupakan kelompok ikan
yang mempunyai rahang. Bertulang sejati. Cirri-ciri dari kelas ini yaitu selain
kebanyakan tidak memiliki sirip yang berpasangan, sirip ekor ada, perut Agnata
belum jelas tetapi memiliki usus yang panjang. Chondrichthyes yaitu ikan
berpasangan dan memiliki sisik, contohnya ikan cucut dan ikan pari. Osteichthyes
Sedangkan menurut Irianto (2009) ikan dapat dikelompokan menjadi tiga kelas
yaitu, Ikan Tak Berahang (Agnata) kelas ini tidak memiliki sisik, sirip tidak
berpasangan, jantung mempunyai satu bilik, rangka tersusun atas tulang rawan dan
mulut dibawah kepalanya dengan gigi yang tajam, sirip tebal, sedangkan ekornya
7
tidak semetris dan kulitnya tidak bersisik tapi berduri halus yang rebah
kebelakang. Ikan bertulang sejati (Osteichthyes) adalah ikan kira-kira 17.000 jenis
merupakan golongan terbesar dari ikan yang kita kenali sehari-hari atau ikan yang
C. Morfologi Ikan
Secra umum tubuh ikan bertulang sejati (Osteichtyes) maupun ikan bertulang
rawan (Chondrichithyes) terdiri atas tiga bagian yaitu, Bagian kepala (caput, head)
yaitu mulai dari ujung muncung terdepan sampai dengan ujung tutup insang paling
belakang. Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi,
sungut, hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya. Bagian
badan (truncus, trunk) yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian belakang sampai
dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan terdapat sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, serta organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus,
gonad, gelembung renang, ginjal, limpa. Bagian ekor (cauda, tail) yaitu dari
permulaan sirip dubur sampai dengan ujung sirip ekor bagian paling belakang.
Pada bagian ekor terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, klasper (pada ikan cucut
dan ikan pari jantan) dan kadang-kadang juga terdapat sisik duri dan jari-jari sirip
Menurut sharifuddin (2012) ada beberapa bentuk tubuh ikan yaitu, Bentuk
torpedo (bentuk cerutu) atau fusiform, yaitu suatu bentuk yang sangat ramping
hambatan. Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua bagian ujung, misalnya
ikan kembung lelaki, ikan tongkol, dan ikan cakalang. Bentuk pipih atau
compressed, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih
besar bila dibandingkan dengan tebal kesamping (lebar tubuh). Lebar tubuh juga
lebih kecil daripada panjang tubuh, misalnya ikan kapas-kapas, ikan peperek
bondolan, dan ikan bawal hitam. Bentuk picak atau depressed, yaitu bentuk tubuh
yang gepeng ke bawah. Tinggi badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
tebal kearah samping badan (lebar tubuh), misalnya ikan pareh kekeh, ikan pare
totol, dan ikan pare kelapa. Bentuk ular atau anguilliform atau bentuk sidat atau
bentuk belut, yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang
yang agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung meruncing atau tipis,
misalnya ikan sidat dan ikan sembilang. Bentuk tali atau filifo, yaitu bentuk tubuh
yang menyerupai tali, misalnya snipeel dan pipefish. Bentuk pita atau taeniform
atau flatted-form, yaitu bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita,
misalnya ikan layur dan frogfish. Bentuk panah atau sagittiform, yaitu bentuk
tubuh yang menyerupai anak panah, misalnya ikan pike. Bentuk bola atau
globiform, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai bila, misalnya ikan buntal
landak dan ikan lumfish. Bentuk kotak atau ostraciform, yaitu bentuk tubuh ikan
yang menyerupai kotak, misalnya ikan sharpnosed puffer dan ikan spiny blaasop.
9
ikan yang ditemukan di sungai lelabi dari tiga stasiun selama penelitian yaitu
5.598 individu yang terdiri dari 49 jenis ikan dalam 22 famili. Secara umum
Keanekaragaman jenis ikan di Sungai Lelabi tergolong tinggi (stasiun II dan III)
dengan nilai rata-rata (H’) 3,83 dan 3,56 sedangkan (stasiun I) dengan dilai rata-
rata (H’) 2,69. Adapun sebagian nama-nama jenis ikan yang berhasil ditangkap,
Rasbora gracilis.
ikan yang tergolong dalam 11 famili dan 4 ordo. Famili yang memiliki anggota
terbesar adalah Chiprinidae (14 speies), diikuti famili Cobitidae (4 spesies) dan
Hasil dari penelitian yang dilakukan Fithra (2010) sebayak 20.723 ekor ikan,
yang ditangkap dengan berbagai jenis alat tangkap lokal berhasil diidentifikasi 58
jenis ikan yang termasuk ke dalam 9 ordo, 23 famili, 40 genus. Diantara 23 famili
yang ditemukan family Cyprinidae diwakili oleh 25 spesies, famili Bagridae dan
16-20, jari-jari lunak sirip punggung 7-10, jari-jari keras sirip dubur 9-11, jari-
jari lunak sirip dubur 8-11. Warna dalam kondisi hidup pucat kehijauan, sangat
pucat dibagian perut, bagian belakang abu-abu sampai kuning kehijauan, kepala
dengan garis memanjang kearah perut, bagian belakang dari tutup insang
terdapat noktah hitam, bola mata kemerahan. Tubuh memiliki bentuk yang
beragam, tergantung umur dan pertumbuhan. Sisik pada bagian kepala 4-5 baris
antara mata dan batas bagian belakang tutup insang. Sisik besar dan tersusun
berbentuk pipih kesamping, dengan demikian pada lele di temukan tiga bentuk
potongan melintang yaitu pipih kebawa, bulat dan pipih kesamping (Kordi,
2013).
11
sirip dubur 3, tubuh pipih dengan bagian belakang menurun, kepala relatif kecil
dan meruncing dengan mulut terminal. Ikan ini berwarna perak keputuhan
disebut pihik memiliki bentuk tubuh yang pipih dengan bagian belakang
menurun. Kepala relatif kecil dan meruncing dengan mulut terminal. Ikan tawes
punggung dan ekor berwarna abu-abu hingga abu-abu kuning. Sementara sirip
dubur dan perut berwarna jingga terang dengan ujung kemerahan, sedangkan
Ikan ini bentuknya sedikit pipih memanjang, dan ukuran tubuh lebih besar
jari kelingking. Ikan ini bergerak dalam kumpulan, berwarna perak, dan
sisiknya ketika siang hari. Ikan ini dapat berkembang biak dengan mudah di
Tubuh sidat berbeda dengan tubuh ikan air tawar dan ikan laut lainya, namun
juga demikian sidat juga memiliki organ seperti ikan pada umumnya yaitu,
12
kepala, perut dan ekor. tubuh sidat memanjang mirip belut dan ular, dengan
bagian perut, tubuh sidat memiliki perbandingan 1 : 1 antara tinggi dan lebar.
Warna tubuhnya coklat kehitam-hitaman dan agak memutih pada bagian perut
(Kordi, 2013).
Sedangkan menurut Sari (2017) Sidat (Anguilla sp) merupakan hewan yang
secara alami mampu hidup si dua jenis perairan (asin dan tawar). Namun secara
keseluruhan, siklus hidup sidat lebih banyak berada di air tawar. Struktur tubuh
dan morfologi sidat berbeda dengan belut. Tubuh sidat cenderung memanjang,
Ikan mungkus adalah ikan yang hidup disungai yang bersih dan berbatu.
Makanan ikan mungkus ini yaitu lumut yang menempel pada batu. Ikan ini
agar dapat menempel kokoh pada batu yang airnya bearus deras ikan mungkus
Jari-jari sirip punggung 17-19, jari-jari bercabang sirip dubur 8. Berbeda dari
spesies lain dari genus Osteochilus dalam 12-18 jari-jari sirip bercabang, sirip
punggung 6-9. Noktah sepanjang gurat sisi, dan lingkaran bulat di pangkal
ekor. Tidak ada garis hitam di tengah sisi badan, kadang-kadang ada noktah di
13
atas sirip dada. Osteochilus vittatus dikenal sebagai ikan nilem di Indonesia.
keras sirip dubur 5, badan tidak bulat dan pipih, lingkaran tengah pinggir bawah
dan pendek, bagian lainya meruncing, tidak memanjang menjadi garis yang
menghubungkan sudut dalam mulut, mata Nampak bila dilihat dari arah perut,
jarak celah tutup insang bagian bawah ke mulut dengan sisik kecil yang
berbeda, lebih dari 18 sisik antara celah tutup insang bagian bawah dan pangkal
sirip dada, tapis insang 15-20, ujung sirip dubur meruncing, warna keperakan,
Jari-jari keras sirip punggung 3, jari-jari lunak sirip punggung 8-9, jari-jari
keras sirip dubur 3, jari-jari lunak sirip dubur 5, jari-jari keras sirip dada1, jari-
jari lunak sirip dada 14-16, jari-jari keras sirip perut 2, jari-jari lunak sirip perut
8, sisik pada gurat sisi sebanyak 24-28. Sirip dubur lebih pendek dari pada sirip
punggung, bibir bawah tanpa celah ditengah. Panjang total maksimal ikan Tor
Sirip tidak memiliki jari-jari keras, jari-jari lunak sirip punggung 38-43, jari-
jari lunak sirip dubur 23-27. Bentuk tubuh agak membulat, bentuk kepala datar
dan rendah, sirip ekor bulat. Permukaan punggung dan sisi tubuh hitam,
14
bercorak dan berkombinasi warna hitam dan variasinya putih pada bagian perut,
kepala relatif besar seperti kepala ular, mulut bergigi dan sisik sangat besar
(Gustiano, 2015).
Warna tubuh coklat, sering diikuti warna kehijauan berkilat, sirip berwarna
dasar sirip pengendali lebih pendek dari sirip punggung dan kurang lebih
memanjang melebihi pangkal mata, sedangkan sungut dari sudut bibir melibihi
pangkal sirip perut, kepala agak mendatar, sirip punggung tidak menyentuh
Memiliki sirip ekor bergaris tegak 7-12 buah pada sirip ekor ditemukan garis
lurus atau vertikal memiliki 15-17 jari-jari tajam dan 10-30 jari-jari lunak, sirip
dubur memilki dengan 3 jari-jari dan 9 jari-jari lunak. Pada sirip punggung
atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor, memiliki sepasang sirip dada
dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah
Panjang tubuh berkisar 15–18, 5 cm, panjang badan 10–12 cm, panjang ekor
2–3 cm, panjang kepala 1-2 cm, diameter mata 0,2–0,5 cm, sirip punggung
15
1,8-2 cm, sirip ekor 1,2–2 cm, Sirip pectoral 2-3 cm, sirip perut sepasang
dengan panjang 2–4 cm, mulut inferior (membentuk sudut 50 o), memiliki
sepasang sungut atas dengan panjang 5–8 cm dan sepasang sungut bawah
1-2,5 cm, sirip anal memanjang hingga sirip ekor, sirip ekor homocercal dan
Panjang berkisar 17-26 cm, panjang tubuh 15-20 cm, panjang kepala 4-5
cm, panjang ekor 4-5 cm, sirip pectoral 3-5 cm, sepasang sirip perut 3-5 cm,
sirip anal panjang 2-3, sirip punggung tepat di atas sirip pectoral dan memisah,
sirip punggung kedua sejajar dengan sirip anal ata didepan (Nurudin, 2013).
Bentuk badan panjang dan agak pipih, mulutnya lebar menghadap keatas,
berkumis dan memiliki gigi yang tajam, warnah tubuh dibagian tengkuk serta
Mempunyai sirip ekor agak rata, jari-jari lunak sirip perut memanjang
banyak pita miring melintang yang sama, terdapat garis hitam tidak beraturan
Sedangkan menurut ratnasari (2012) ikan ini memilii banyak varian, dan
yang paling sering dijumpai ada 2 jenis yaitu, sepat biasa yang berukuran kecil
dan sepat siam atau sepat rawa yang ukuran lebih besar dari sepat biasa. Ikan
sepat adalah anggota suku gurami, ikan ini memiliki bentuh pipih atau gepeng,
Berdasarkan reproduksi yang dimiliki oleh ikan maka di kenal tipe reproduksi
kekringan atau mengatasi kekurangan dekatan sperma dan telur sehingga fertilisasi
gamet (sperma dan telur) di luar tubuh masing-masing induk secara terkordinasi.
dan tahap pematangan. Setelah itu, telur di ovulasikian dan di pijahkan. Kuning
telur yang di bentuk dalam sel telur berguna sebagai makanan-makanan embrio
(Ratnasari, 2012).
17
G. Pengertian Sungai
Menurut Kordi (2013), sungai merupakan daerah yang di lalui badan air yang
bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui
permukaan atau bawah tanah. Karena itu, dikenal istilah sungai dan sungai bawah
tanah. Berdasarkan sifat badan air, tanah dan popolasi biota air, sebuah sungai
dapat di bedakan menjadi hulu, hilir dan muara. Hulu dirincikan dengan bagian
sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan
mengalir cepat serta mempunyai popolasi (jenis maupun jumlah). Bagian hilir
umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, aliran
air lambat, dan popolasi biota air di dalamnya termasuk banyak, tetapi jenisnya
dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air
dalam, keruh serta mengalir lambat. Pada saat air laut pasang, air sungai mengalir
ke hulu. Air di muara sungai bersifat tawar sampai payau. Ketinggian permukaan
badan air sangat di pengaruhi oleh pasang dan surutnya air laut. Popolasi (jumlah
maupun jenis).
Secara ekologis sungai memiliki dua zona utama yaitu Zona air deras dan zona
air tenang, zona air deras daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi
untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas,
sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus
yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat dan oleh
18
ikan yang kuat berenang. Sedangan zona air tenang adalah bagian yang dalam
kecepatan arus sudah berkurang, lumpur dan materi lepas cendrung mengendap di
dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos tetapi cocok untuk
1. Suhu
suhu perairan tersebut. Dengan kata lain, suhu sangat berpenaruh terhadap
yang sering kali beroprasi sebagai factor pembatas. Suhu juga mempengaruhi
perairan seperti ikan maupun udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20-
30℃. Perubahan suhu di bawah 20℃ atau di atas 30℃ menyebabkan ikan
2. Kuat Arus
Arus merupakan pergerakan masa air dari daera yang tinggi ke daerah yang
rendah sesuai dengan sifat air. Aliran sungai sangat fluktuatif dari waktu ke
waktu dari tempat ke tempat. Beberapa variabel penting dalam dinamika sungai
adalah debit air, kecepatan, gradient, muatan sedimen dan base level (level
terendah sungai). Arus sungai yang terlalu cepat tentunya juga akan
3. Kedalaman Sungai
dalam perairan maka intensitas cahaya yang masuk akan semakin berkurang
(Nurudin, 2013).
keadaan sungai maka akan semakin banyak pula jumlah ikan yang akan
menempati.
4. Kejernihan/Kecerahan
5. pH
lebih rendah. Ini di karnakan sungai bagian hulu masih belum tercemar, pH
20
dapat menurunkan pH air di sungai. Maka pH air sangatlah penting bagi faktor
pH idealnya untuk ikan dapat bertahan hidup adalah berkisar 7-8,5 (Sari, 2017).
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Febuari sampai Maret 2018 di
sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur. kemudian,
Bengkulu.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : toples, pancing dengan
berbagai bentuk modifikasi mata kail dan pemberat, prangkap ikan (bubu,
(Mengukur arus air), Kamera, alat tulis, thermometer dan secchi disk.
Sedangakn bahan yang digunakan dalam peneitian ini adalah kertas label,
ikan yang diamati, plastik, kertas pH, umpan pancing (cacing, udang, ikan lais
21
22
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey langsung
Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur, kemudian ikan yang ditangap dilokasi
kali dalam satu hari. Sedangkan untuk penangkapan dilakukan pada waktu pagi
hari pukul 08.00 s/d 11.30 dan pada sore hari pukul 14.00 s/d 17.30. Sampel
kedalaman air kurang dari satu meter. Pemasangan bubu, tengkalak dan seruak
dilakukan pada sore hari sekitar jam 17.30 dan diangakat pada pagi hari sekitar
jam 08.00 WIB. Penelitian akan dilakukan ± selama satu bulan di masing-masing
tempat penelitian. Sampel yang di dapat di masukan ke dalam toples yang sudah
1. Di Lapangan
a. Pengambilan Sampel
1) Stasiun A
2) Stasiun B
karakteristik sungai bebatuan dan krikil (koral). Pada stasiun ini sampel
3) Stasiun C
memiliki karakteristik sungai yang berpasir. Pada stasiun ini sampel akan
1. Di laboratorium
(2013) dan tambahan dari sumber internet. Data yang didapatkan kemudian
a. Suhu Air
tersebut.
b. Deras Arus
Deras arus sungai di ukur dengan menggunakan bola pimpong pada aliran
arus sungai yang akan di ukur deras arusnya. Pengukuran Kecepatan Arus
Air. Kemudian hitung berapa waktu yang di butuhkan pada jarak yang telah
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑢𝑠 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
d. Pengukuran Kejernihan/Kecerahan
berupa lempengan logam bundar berwarna atau piring yang dicat hitam
putih. Secchi disk dicelupkan kedalam sungai dan dicatat jarak pertama kali
warna secchi disk tidak terlihat dan jarak warna secchi disk pertama kali
e. pH
kertas lakmus, dengan cara kertas lakmus tersebut di celupkan ke dalam air
F. Analisis Data
(1963), adalah :
26
𝑛𝑖 𝑛𝑖
𝐻 ′ = −∑ 𝑙𝑜𝑔
𝑁 𝑁
Dengan :
berikut.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Padang Guci Hulu Terdiri dari, Desa Coko Betung, Desa Pagar Gunung, Desa
Pagar Alam, Desa Manau IX (I,II,II), Desa Bungin Tambun (I,II,III), Desa
Sungai Air Jernih terdapat di Kecamatan Padang Guci Hulu, yang jarak
memiliki karakteristik yang berbeda, sungai air jernih yaitu sungai yang
perkebunan Air Jernih dan melalui beberapa Desa. Penelitian ini telah di
lakukan di 2 dusun, yaitu Desa Bungin Tambun I dan Desa Bungin Tambun II
27
28
Terdapat Di Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur
Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2. Jumlah ikan yang Ditemukan di Sungai Air Jernih Kecamatan Padang
Guci Hulu Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu.
No Spesies Tempat Penelitian Jumlah
St A St B St C
1. Anabas testudineus 9 0 11 20
2. Anguilla marmorata 6 1 8 15
3. Barbonymus gonionotus 53 12 10 75
4. Osteochilus Vittatus 0 1 52 53
5. Rasbora argyrotaenia 45 12 2 59
6. Oriochromis niloticus 7 7 17 31
7. Sicyopterus cynocephalus 16 14 29 59
Jumlah 136 47 129 321
Tabel 3. Daftar Indeks Nilai Keragaman Jenis (H’) Ikan yang terdapat di
Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur
Propinsi Bengkulu.
No Sungai Air Jernih
Spesies Ni/N Log Ni/N Ni/N Log Ni/N
1. Anabas testudineus (Betok) 0,06 -1,22 -0,07
2. Anguilla marmorata (Pelus) 0,04 -1,39 -0,05
3. Barbonymus gonionotus (Pihik) 0,24 -0,61 -0,14
4. Osteochilus Vittatus (Kepiat) 0,16 -0,79 -0,12
5. Rasbora argyrotaenia (Seluang) 0,18 -0,74 -0,13
6. Oriochromis niloticus (Ikan Nila) 0,09 -1,04 -0,09
7. Sicyopterus cynocephalus (Mungkus) 0,18 -0,74 -0,13
Jumlah -0,73
H’ = -∑ (Ni/N Log Ni/N) = - (-0,73) = 0,73
30
Tabel 4. Daftar Indeks Nilai Keragaman Jenis (H’) Ikan yang terdapat di
Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur
Propinsi Bengkulu pada stasiun A.
No Spesies Jumlah Individu Ni/N Log Ni/N H’
1. Anabas testudineus (Betok) 9 0,06 -1,22 -0,07
2. Anguilla marmorata (Pelus) 6 0,04 -1,39 -0,04
3. Barbonymus gonionotus (Pihik) 53 0,38 -0,42 -0,15
4. Rasbora argyrotaenia (Seluang) 45 0,33 -0,48 -0,33
5. Oriochromis niloticus (Ikan Nila) 7 0,05 -1,30 -0,05
6. Sicyopterus cynocephalus (Mungkus) 16 0,11 -0,95 -0,11
Jumlah 136 -0,58
H’ = -∑ (Ni/N Log Ni/N) = -(-0,58) = 0,58
Tabel 5. Daftar Indeks Nilai Keragaman Jenis (H’) Ikan yang terdapat di
Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur
Propinsi Bengkulu pada stasiun B.
No Spesies Jumlah Individu Ni/N Log Ni/N H’
1. Anguilla marmorata (Pelus) 1 0,02 -1,63 -0,03
2. Barbonymus gonionotus (Pihik) 12 0,25 -0,65 -0,15
3. Osteochilus Vittatus (Kepiat) 1 0,02 -1,63 -0,03
4. Rasbora argyrotaenia (Seluang) 12 0,25 -0,65 -0,15
5. Oriochromis niloticus (Ikan Nila) 7 0,05 -1,30 -0,06
6. Sicyopterus cynocephalus (Mungkus) 14 0,29 -0,59 -0,15
Jumlah 47 -0,57
H’ = -∑ (Ni/N Log Ni/N) = -(-0,57) = 0,57
31
Tabel 6. Daftar Indeks Nilai Keragaman Jenis (H’) Ikan yang terdapat di
Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur
Propinsi Bengkulu pada stasiun C.
No Spesies Jumlah Individu Ni/N Log Ni/N H’
1. Anabas testudineus (Betok) 11 0,09 -0,04 -0,09
2. Anguilla marmorata (Pelus) 8 0,06 -1,22 -0,07
3. Barbonymus gonionotus (Pihik) 10 0,08 -1,09 -0,08
4. Osteochilus Vittatus (Kepiat) 52 0,44 -0,35 -0,15
5. Rasbora argyrotaenia (Seluang) 2 0,01 -2 -0,02
6. Oriochromis niloticus (Ikan Nila) 17 0,14 -0,85 -0,11
7. Sicyopterus cynocephalus (Mungkus) 29 0,22 -0,65 -0,14
Jumlah 129 -0,66
H’ = -∑ (Ni/N Log Ni/N) = -(0,66) = 0,66
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa keanekaragaman ikan yang terdapat
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Anabantidae
Genus : Anabas
hidup di air tawar yang mengalir. Hewan ini memiliki coklat kehijau-hijauan
bentuk tubuh ikan betok memanjang, kepalanya besar dan keras, seluruh
33
badan dan kepalanya bersisik kasar dan besar-besar memiliki sirip yang
tajam. Betok juga memiliki fisik yang kuat dan menggunakan siripnya untuk
Ikan papuyu atau biasa juga disebut betok ini bentuknya tidak terlalau besar,
memiliki duri yang sangat tajam di bagian atas dan bawah, dan tutup insang
yang tak kalah tajamnya membuat ikan ini terkesan “galak” papuyu sanggup
bergerak di darat lebih cepat dari ikan Gabus atau Haruan (Ratnasari, 2012).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Anguilliformes
Famili : Anguillidae
34
Genus : Anguilla
berkisar 17-23 cm. pelus ini memiliki bentuk yang panjang, tidak memiliki
sisik, memiliki tubuh yang licin dan berlendir, memliki warna gelap atau
kecoklatan dan mempunyai sirip yang menyatu dengan sirip ekor, perut
yang panjang dan menyatu dengan sirip ekor dan seterusnya bersatu dengan
sirip dubur. Ikan pelus betina lebih besar daripada yang jantan dan ikan
pelus ini pemakan jenis ikan. Ikan pelus memiliki sirip dorsal dan sirip anal
yaitu ikan pelus yang memiliki sirip punggung panjang (Sari, 2017).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
ukuran 5-11 cm, ikan ini paling mudah ditemukan di daerah perairan air
tawar dan ikan ini banyak dijadikan sebagai ikan konsumsi. Ikan ini
memiliki kepala yang kecil dan meruncing bentuk yang pipih dengan perut
yang agak besar, sirip punggung keras dan mempunyai sisik yang berwarna
bagian atas dan bawah). Ikan tawes berwarna perak keputihan hingga
keemasan sewaktu masih hidup. Sementara sirip dubur dan perut berwarna
jingga terang dengan ujung kemerahan, hidung agak kasar dan lebar antara
kedua lubang hidung jauh lebih kecil dibandingakan kedua bola mata
(Gustiano, 2015).
36
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Jernih memiliki ukuran berkisar 7-12 cm. Ikan kepiat memiliki bentuk yang
agak lebar dan pipih dengan mata yang besar, memiliki sisik dan perut yang
berwarna putih dan sirip agak kemerhan. Hidup di air tawar yang bersih dan
jernih.
37
Nilem hidup di hulu sungai yang jernih dan berbatuan, ikan ini
membutuhkan oksigen yang tinggi dan rentan terhadap pencemaran, ikan ini
dan memiliki sirip dubur, tidak ada garis hitam di tengah sisi badan
(Gustiano, 2015).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Ikan seluang ini merupakan ikan yang berukuran kecil dan hidupnya
memiliki ukuran panjang berkusar 4-8 cm, ikan seluang memiliki garis
kuning emas kecoklatan. Ikan ini merupakan ikan kunsumsi dan mudah
kekuningan di bagian atas dan putih keperakan di sisi dan bagian bawa,
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
39
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Ikan Nila yang ditemukan memiliki ukuran berkisar 8-10 cm. Ikan nila
memiliki sirip dada, sirip perut dan sirip ekor yang bergaris-garis tegak
berwarna putih kehitaman, mempunyai garis vertical pada badan , pada sirip
relative besar dengan bagian tepi mata berwarnah putih (Haqqawiy, 2013)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Gobioida
Famili : Gobiinae
Genus : Sicyopterus
Bentuk tubuh ikan mungkus memanjang agak bulat dan hidup di air
tawar, mempunyai sirip perut yang membentuk alat penghisap yang melekat
pada perut hal ini dilakukan pada saat ikan mungkus menempel pada
panjang ikan yang di temukan di Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci
serta memiliki warna orange dibagian perut, sirip punggung dan sirip dubur
punggung. Ikan ini memiliki slakok didada yang digunakan sebagai tempat
menempel pada batu yang memilki arus sungai deras (Sari, 2017).
41
2. Faktor Ekologi
Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur Provinsi
B. Pembahasan
2018, tentang Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Air Jernih Kecamatan Padang
Guci Hulu Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu dengan membagi lokasi penelitian
Dari table 1 dapat dilihat bahwa jenis-jenis ikan yang ditemukan di Sungai Air
cynocephalus (Mungkus).
Berdasarkan tabel 2 jumlah ikan yang paling banyak ditemukan pada sungai
Air Jernih adalah ikan Pihik (Barbonymus gonionotus) sebanyak 75 individu. Ikan
ini dapat ditemukan pada semua stasiun yaitu stasiun A, B, dan C. Ikan ini dapat
hidup disemua perairan yang mengalir dan beberapa karakteristik sungai yang
mencari makanan yang terdapat di sungai-sungai. Hal ini sesuai dengan pendapat
lingkungan hidupnya ikan tawes memakan hijau seperti daun, rumput tanaman
kangkung. Ikan pihik merupakan salah satu famili dari Cyprinidae yang terkenal
paling banyak ditemukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2010)
utama paling besar yang terdapat di perairan air tawar. Hamida (2004) juga
Sedangkan ikan yang paling sedikit ditemukan adalah ikan pada sungai Air
Jernih adalah ikan pelus (Anguilla marmorata) sebanyak 15 individu paling sedikit
dibanding pertumbuhan ikan lain yang berhasil ditangkap dan juga ditambah
dengan penangkapan yang berlebihan hal ini akan mengakibatkan kelangkaan ikan
sidat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amir (2017) menyatakan ikan sidat di
Ikan yang paling banyak ditemukan dalam penelitian di Sungai Air Jernih
Kecamatan Padang Guci Hulu terdapat pada (satsiun A), ditempat ini ditemukan
sebanyak 136 individu. Dikarnakan pada stasiun ini paling banyak ditemukan
karna kondisi arus airnya mengalir dengan kecepatan arusnya 0,28 m/det dan
memiliki kedalaman 0,5-2,5 m termasuk dangkal, sungai ini terletak dibagian hulu
meiliki kejernihan 100 cm hal ini sangat mendukung bagi kehidupan ikan air
tawar. Menurut pendapat Jangkaru (2004) sungai bagian hulu dirincikan dengan
badan sungai yang dangkal, berair jernih dan mengalir serta mempunyai jenis
Sedangkan ikan yang paling sedikit ditemukan terdapat pada (stasiun B),
ditempat ini ditemukan 47 individu, sungai ini terletak di sungai bagian hilir, dan
44
memiliki karakteristik sungai dengan aliran paling deras dengan kecepatan arus
0,66 m/det dibanding dengan sungai yang berada di stasiun A dan C, sedikitnya
ditemukan ikan dikarnakan satasiun ini kurang cocok bagi pertumbuhan ikan di
dalamnya. Hal ini sesuai pendapat Jangkaru (1980) yang menyatakan bahwa di
sungai yang aliranya cepat jumlah maupun jenis keberadaan ikanya tergolong
sedikit.
0,58 dan indeks keanekaragaman terendah terdapat pada (stasiun B) dengan indeks
dipengaruhi oleh jumlah individu seluruh spesies yang ditemukan pada masing-
masing stasiun, dari penelitian di Sungai Air Jernih tidak ditemukan ikan jenis
stasiun ini kerakteristik sungainya berpasir, bebatuan dan berkoral. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gustiono (2015) menyatakan di alam, ikan nilem hidup di sungai
besar yang jernih, ikan ini kebanyakan hidup di perairan yang berkarakteristik
berpasir. Sedangkan tidak ditemukan ikan jenis Betok di stasiun B tetapi hanya
ditemukan pada stasiun A dan C dikarnakan bebrapa faktor antara lain yaitu
karakteristik air yang berlumpur. Hal ini sesuai dengan pendapat Kordi (2013)
45
Dari hasil pengukuran suhu di Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci
Hulu berkisar antara 190C-230C. Kondisi ini mendukung untuk pertumbuhan ikan.
Menurut Kordi (2013) Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan ikan adalah
berkisar antara 150C-300C. Sedangkan hasil dari pengukuran kuat arus di Sungai
Air Jernih berkisar 0,13-0,66 m/det hal ini dapat berpengaruh terhadap aktifitas
ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurudin (2013) yang menyatakan Kecepatan
Dari hasil pengukuran kedalam air Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci
merupakan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan ikan, Nurudin
(2013) Menyatakan apabila semakin dalam keadaan sungai maka akan semakin
banyak pula jumlah ikan yang akan menempati. Sedangkan Hasil pengukuran
perairan Sunagi air Jernih mempunyai kejernihan yang cukup baik. Pendapat ini
sesuai dengan Sari (2007) mengatakan bahwa kejernihan yang baik untuk
kelangsungan hidup ikan adalah lebih besar dari 45 cm, dari hasil penelitian
keasaman air berkisar antara 6-7 berdasarkan pH Keasaman Sungai Air Jernih
masih dalam kelayakan untuk pertumbuhan ikan. Sesuai denga pendapat Kordi
mempengaruhi kehidupan jasad renik untuk menunjang kehidupan biota air suatu
perairan disarankan pH antara 6-8. Jadi sungai ini memiliki pH yang normal.
47
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan di Sungai Air Jernih Kecamatan
Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu Maka dapat diambil
1. Jenis-jenis ikan yang di temukan pada penelitian ini terdiri 5 famili yaitu
3. Jumlah ikan yang paling banyak di temukan dalam penelitian ini adalah
4. Indeks keragaman tertinggi terdapat pada stasiun C dengan keragaman 0,66 dan
46
48
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keanekaragaman jenis ikan yang
terdapat di Sungai Air Jernih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur
Propinsi Bengkulu dalam waktu yang lebih lama misalnya pergantian musin (1