Anda di halaman 1dari 13

VULNERABILITY APPROACH DALAM PENGELOLAAN

SUMBERDAYA IKAN SELAR KUNING (SELAROIDES


LEPTOLEPIS Cuvier, 1833) DI PERAIRAN TELUK AMBON

PROPOSAL PENELITIAN

Diusulkan oleh:

RURI INDRASWARA KAIMUDIN


NIM: 201663017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul
“Vulnerability Approach dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan Selar Kuning
(Selaroides leptolepis Cuvier, 1833) di Perairan Teluk Ambon”.
Penulis haturkan terima kasih atas pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal penelitian ini hingga selesai tepat pada waktunya :
• Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan
dalam pembuatan proposal penelitian ini.

• Kepada Bpk/Ibu dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya


agar penulis dapat melaksanakan penelitian dengan lancar dan baik,
beserta memberi penjelasan mengenai metode dan materi penelitian yang
belum penulis ketahui.

• Serta teman-teman Manajemen Sumberdaya Perairan yang selalu


memberikan dukungan terutama dukungan moral dan mengingatkan dalam
kesibukan serta doa yang telah diberikan. Semoga Allah Membalas
kebaikan anda semua.
Penulisan proposal penelitian ini juga tidak luput dari kesalahan, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun penulis harapkan. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.

Ambon, 27 Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................................4
2.2 Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833)................................4
2.2.1 Klasifikasi................................................................................................4
Klasifikasi Ikan selar (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833).................................4
2.2.2 Gambaran Umum Ikan Selar Kuning......................................................4
2.3 Vulnerability Approach.................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................6
3.1 Lokasi Penelitian............................................................................................6
3.2 Pengumpulan Data.........................................................................................6
3.3 Analisa Data...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian (Ongkers, et al., 2009)..................................................6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter analisis kajian vulnerability Selar .......................................................7


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833) merupakan salah
satu ikan pelagis berekonomis penting dengan nilai jual yang cukup tinggi dan
merupakan salah satu ikan yang banyak diminati oleh masyarakat, selain karena
harga yang relatif terjangkau ikan selar kuning juga mudah ditemukan diberbagai
wilayah, sehingga permintaan yang banyak akan mendorong peningkatan
penangkapan ikan selar kuning (Febrianti et al. 2013 dalam Tasri, 2017). Selain
itu, ikan selar kuning merupakan ikan pelagis kecil yang termasuk dalam famili
Carangidae dengan memiliki garis kuning dipunggungnya. Lebih lanjut ikan ini
adalah ikan pemakan fitoplankton, zooplankton, dan benthos yang dapat
ditemukan pada berbagai tempat di dunia seperti di Samudera Hindia Barat, pada
perairan pesisir arah Timur Srilanka dan di Indo-Pasifik Barat ditemukan di Teluk
Benggala, Teluk Thailand, Jepang, Filipina, Australia, dan Indonesia.
Ikan pelagis memiliki peranan penting dalam ekonomi nelayan di
Indonesia yaitu sekitar 75% dari total stok ikan atau 4.8 juta ton per tahun adalah
ikan pelagis (Hendiarti et al. 2005) dalam Ibrahim et al. (2017). Untuk ikan selar
kuning dagingnya dapat diolah menjadi tepung ikan, sebagai bahan baku nugget
ikan, surimi, dan produksi protein hidrolisat dengan aktivitas antioksidan (Huda et
al. 1998; Klompong et al. 2007; Arfat & Benjakul 2012; dalam Ibrahim et al.
2017). Namun ikan selar ini setiap tahun hilang dari perairan Indonesia termasuk
Maluku. Hal ini karena perpindahan jalur migrasinya maupun kematian karena
menurunnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan. Dilain sisi, jumlah
produksi dan permintaan (demand) ikan ini terus naik sehingga dapat
menyebabkan eksploitasi yang berlebihan. Oleh karena itu, Ikan selar kuning di
perairan Maluku dapat saja hilang karena beberapa sebab diantaranya perubahan
iklim dan peningkatan suhu perairan laut, tekanan penangkapan yang makin tinggi
dan pengaruh dari proses pembuangan serta karena terganggunya jalur ruaya ikan
tersebut.
Persoalan ini merupakan berdampak terhadap ketersediaan sumberdaya
ikan selar kuning Indonesia. Dengan kebutuhan protein ikan yang terus bertambah
ditambah lagi ikan selar yang terus ditangkap, bukan tidak mungkin kebutuhan
ikan nasional dan gizi masyarakat makin berkurang. Untuk mengantisipasi
kepunahan ikan ini dan mendukung keberlanjutannya, harus diawali dengan
mengkaji tingkat risiko ekologi, ekonomi, biologi ikan tersebut. Kajian ini
setidaknya akan memberikan gambaran kepada kita sejauh mana dampak dari
aktivitas perikanan dan ekologi lainnya terhadap kelanjutan stok ikan selar kuning
di perairan Maluku. Dengan demikian, penelitan ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kerentanan ekologi ikan selar kuning dalam kaitannya dengan tingkat
risiko keberlanjutan spesies dan rencana pengelolaan perikanan secara
berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
• Bagaimana penerapan Vulnerability Approach dalam pengelolaan
sumberdaya ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) di perairan Teluk
Ambon?
• Bagaimana sebaran ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) di perairan
Teluk Ambon?.
• Apa saja dampak negative bagi sumberdaya ikan selar kuning (Selaroides
leptolepis) di perairan Teluk Ambon?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

• Untuk mengetahui penerapan Vulnerability Approach dalam pengelolaan


sumberdaya ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) di perairan Teluk
Ambon.
• Untuk mengetahui sebaran ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) di
perairan Teluk Ambon.
• Untuk mengetahui dampak negative bagi sumberdaya ikan selar kuning
(Selaroides leptolepis) di perairan Teluk Ambon.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari data penelitian diatas terdapat manfaat yang dapat diambil, yaitu:

• Memberikan informasi baru berupa kondisi persebaran ikan selar kuning


(Selaroides leptolepis) di perairan Teluk Ambon.
• Melakukan pengelolaan ikan selar kuning dengan penerapan Vulnerability
Approach.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Provinsi Maluku dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan terbesar
di Indonesia. Berbagai wilayah di daerah tersebut merupakan wilayah yang
potensial untuk berbagai usaha perikanan, salah satunya adalah Teluk Ambon.
Teluk Ambon terletak pada busur Banda dengan koordinat geografis 128o4’15’’
BT – 128o14’25’’ BT dan 3o37’5’’ LS – 3o47’35’’ LS. Teluk Ambon terbagi
menjadi dua wilayah teluk yang berbeda karakteristiknya, yakni: Teluk Ambon
bagian luar (outer Ambon bay) dan Teluk Ambon bagian dalam (inner Ambon
bay). Dua wilayah ini dipisahkan oleh suatu ambang (sill) yang berbentuk leher
botol dengan kedalaman 12,8 meter dan lebar 7,8 meter, sehingga membentuk
karakteristik yang berbeda antara Teluk Ambon bagian luar dan dalam.
Masyarakat pesisir memanfaatkan Teluk ini sebagai area penangkapan ikan biak
pelagis maupun ikan demersal yang merupakan komoditas ekspor serta terdapat
juga lokasi budidaya Ikan Kerapu (Cromileptus, sp.) dan Ikan Baronang (Siganus
limeatus) dan beberapa jenis ikan lainnya yang dibudidayakan dengan sistem
Keramba Jaring Apung (KJA).

2.2 Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833)


2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi Ikan selar (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833)
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familli : Carangidae
Genus : Selaroides
Species : Selaroides leptolepis
2.2.2 Gambaran Umum Ikan Selar Kuning
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833) merupakan salah
satu jenis ikan ekonomis penting yang banyak dimanfaatkan sebagai ikan bakar,
pindang, maupun ikan asin oleh para konsumen maupun nelayan karena rasanya
yang enak. Selain itu, ikan selar kuning diperdagangkan dalam keadaan segar
(basah) dan dibekukan (Abdullah dan Yean 1985) dalam (Sharfina, Boer, &
Ernawati, 2014). Lebih lanjut daging ikan ini juga dapat diolah menjadi tepung
ikan dan surimi.
Ikan selar kuning termasuk ikan pelagis kecil dari famili Carangidae yang
memiliki garis kuning dipunggungnya. Ikan ini adalah ikan pemakan fitoplankton,
zooplankton, dan benthos yang dapat ditemukan pada berbagai tempat di dunia
seperti di Samudera Hindia Barat, pada perairan pesisir arah Timur Srilanka dan
di Indo-Pasifik Barat ditemukan di Teluk Benggala, Teluk Thailand, Jepang,
Filipina, Australia, dan Indonesia. Hasil tangkapan ikan selar kuning di perairan
Teluk Ambon selain dikonsumsi oleh masyarakat juga dipasarkan antar pulau.
2.3 Vulnerability Approach
Menurut FAO (2003), pendekatan pengelolaan sumberdaya perikanan
menggunakan dua konsep utama, yaitu pengelolaan berdasarkan ekosistem
(ecosystem based management) dan pendekatan kehati-hatian (the
precautionary approach).

Sementara vulnerability approach atau pendekatan kerentanan perlu


dilakukan dalam rangka pembangunan perikanan berkelanjutan dalam hal
memastikan bahwa eksploitasi perikanan ke depan masih tetap memberikan
keuntungan bagi generasi yang akan datang (Martosubroto 2010). Indikator
kerentanan mencakup indikator ekologi dalam kaitannya dengan tingkat risiko
keberlanjutan spesies dan rencana pengelolaan perikanan secara berkelanjutan.
Kegiatan penangkapan ikan selar yang dilakukan secara terusmenerus
dikhawatirkan dapat memengaruhi keberadaan stok sumberdaya ikan tersebut.
Untuk itu, kajian tingkat kerentanan ekologi ikan selar kuning diperlukan untuk
mengatur populasi pemanfataan sumberdaya tersebut. Hasil ini diharapkan
berguna dalam rangka kebijakan pengelolaan perikanan selar.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Teluk Ambon pada dua lokasi dibagian dalam dan
luar. Sampel diambil bulan Juli–Oktober 2019 disepanjang Teluk Ambon.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian (Ongkers, et al., 2009)


3.2 Pengumpulan Data
Vulnerability mencakup dua kajian utama, yaitu aspek produktivitas dan
suseptabilitas. Pengumpulan data terdiri atas 1) pengumpulan data produktivitas;
2) pengumpulan data suseptabilitas. Parameter produktivitas mencakup laju
pertumbuhan intrinsik, umur maksimum, panjang maksimum, koefisien
pertumbuhan, mortalitas alami, fekunditas, breeding stok, pola rekrutmen, umur
pada matang gonad, tingkat tropik level. Sementara itu, data suseptabilitas
mencakup area overlap, konsentrasi geografis, vertical overlap rasio F/M, fishing
mortality, SSB (spawning stoc biomass), migrasi musimam, schoolling, dampak
penangkapan terhadap morfologi, survival setelah penangkapan, nilai ekonomi
perikanan, dan dampak dari kegiatan perikana terhadap habitat (Apel 2012) dalam
Yonvitner et al. (2017).
3.3 Analisa Data
Analisis Data Analisis data mencakup 3 tahapan, yaitu 1) analisis data atribut,
2) scoring data, dan 3) analisis interaksi antara komponen produktivitas dan
suseptabilitas. Data yang diperoleh dianalisis setelah dilakukan pembobotan dan
scoring data dan mempertimbangkan kualitas data. Skala pembobotan, yaitu dari
1–3 untuk kelompok parameter produktivitas dan suseptabilitas dan kualitas data
dengan pembobotan skala 1–5.

Tabel 1. Parameter analisis kajian vulnerability Selar .

Parameter Sumber basis Analisis Pengumpulan


Produktivitas data data
R length frequency Growth Analysis In-situ
Max age length frequency Length frequency In-situ
analysis
Max size length frequency Length frequency In-situ
analysis
K length frequency Bartalannfy In-situ
M length frequency Persamaan In-situ
empiric pauly
Fekunditas Telur ikan Gravimetrik dan In-situ and Ex-situ
volumetric
Breeding stock Diameter telur Cohort analysis In-situ and Ex-situ
Recruitment pattern length frequency Normsep and In-situ
Gausian
distribution
Age at Maturity Length dan In-situ
Diameter telur
Mean Tropic level Food habitat Niche overlap In-situ
(Simpson and
Jaccard index)
Parameter Strategi Manajemen
Area Overlap Distribusi Distribusi In-situ/Quisioner
Konsentrasi Distribusi Distribusi In-situ/Quisioner
geografis
Vertikal overlap Distribusi Distribusi In-situ/Quisioner
F/M Length Data Persamaan Pauly In-situ
dan Evanof
Fishing Mortality Length Data Komposisi In-situ
tangkapan
SSB (spawning Biomass hasil Ricker In-situ
stock biomass tangkapan
Seasonal migration Data Migrasi Pola Distribusi In-situ/Quisioner
Schooling Scholing Pola Distribusi In-situ/Quisioner
aggregation
Morfology Morfology Morfologis In-situ/Quisioner
Affecting
Survival after Morfology Morfologis In-situ/Quisioner
Capture
Desirability/Value Nilai ekonomi Nilai produksi In-situ/Quisioner
of the Fishery ikan
Fishery Impact to Habitat Distribusi dan In-situ/Quisioner
essential fish habitat habitat
on

Analisis komposit dari produktivitas, suseptabilitas, dan kualitas data menggunak


formulasi nonparametrik. Hubungan antara variabel produktivitas dan
suseptabilitas maka di gunakan indeks komposit menggunakan indeks Jaccard
(Petrick et al. 2009) sebagai berikut:

Dimana: V = skor kerentanan

p = skor indeks produktiviti

s = skor indeks suseptabiliti


DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, P., Setyobudiandi, I., & Sulistiono. (2017). Hubungan Panjang Bobot
Dan Faktor Kondisi Ikan Selar Kuning Selaroides Leptolepis di Perairan
Selat Sunda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9 No. 2,
Hlm. 577-584.

Martosubroto P. (2010). Implementation Code of Conduct For Responsible


Fisheries in the Marine Fisheries Sector. Jurnal Hukum Internasional
(Indonesian Jurnal of international Law) 2(3): 445–446.

Sharfina, M., Boer, M., & Ernawati, Y. (2014). Potensi Lestari Ikan Selar Kuning
(Selaroides Leptolepis) di Perairan Selat SundA, Vol. 5, No. 1, Hal: 101-
108.

Tasri, H. (2017). Aspek Biologi Reproduksi Ikan Selar Kuning (Selaroides


leptolepis Cuvier, 1833) Di Blanakan Subang, Provinsi Jawa Barat.
Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
[Versi PDF Online].

Anda mungkin juga menyukai