OLEH:
MUHAMAD KHAFI
NIM.201663045
LEMBAR PENGESAHAN
MALUKU TENGAH
Oleh:
MUHAMAD KHAFI
NIM. 201663045
iii
Mengetahui Menyetujui
Dr. Ir. Frederika S. Pello, M.Si Dr. Dra J.A.B Mamesah, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas karunia
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktek Keterampilan Lapangan ini dengan judul “ Inventarisasi, Kepadatan
Dan Frekuensi Kehadiran Bivalvia Di Perairan Pantai Negeri Suli, Kabupaten
Maluku Tengah” sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi akademik dari
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Pattimura Ambon.
Penulis
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Semoga usaha dari bebagai pihak diatas selama ini yang telah membantu
penulis, Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya kepada kita
semua, Amin.
DAFTAR IS
vii
I
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................13
4.1 Deskripsi Lokasi...........................................................................................13
4.2 Parameter Fisik-Kimia Perairan...................................................................13
4.3 Komposisi Jenis Bivalvia pada perairan pantai Negeri Suli........................15
4.4 Kepadatan Bivalvia......................................................................................17
4.5 Frekuensi Kehadiran Bivalvia......................................................................18
BAB V PENUTUP................................................................................................20
5.1 Kesimpulan...................................................................................................20
5.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................24
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Alat dan Bahan Serta Kegunaannya.....................................................10
YTabel 4. 1 Parameter Lingkungan.......................................................................13
Tabel 4. 2 Komposisi Jenis Bivalvia......................................................................15
x
DAFTAR GAMBAR
YGambar 2. 1 Morfologi Bivalvia...........................................................................5
Gambar 2. 2 Anatomi Bivalvia................................................................................6
YGambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian......................................................................9
YGambar 4. 1 Jumlah Keseluruhan Individu.........................................................16
Gambar 4. 2 Grafik Kepadatan Bivalvia................................................................17
Gambar 4. 3 Grafik Frekuensi Kehadiran Bivalvia...............................................19
xi
DAFTAR LAMPIRAN
YLampiran 1. Proses Pengambilan Data Bivalvia.................................................24
Lampiran 2. Alat dan Bahan Yang Digunakan......................................................25
Lampiran 3. Data Spesies Bivalvia Di Perairan Pantai Negeri Suli.....................27
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Kepadatan Bivalvia..............................................29
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Frekuensi Kehadiran............................................30
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negeri Suli merupakan salah satu daerah di Kecamatan Salahatu yang terletak
pada Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Kecamatan ini
terdiri dari 6 Desa Adat/Negeri yaitu Suli, Tial, Tengah-Tengah, Tulehu, Waai,
dan Liang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah, 2018). Negeri Suli
memiliki perairan yang berada di Teluk Baguala dengan tipe substrat yang
beragam yaitu berpasir, berlumpur,dan berbatu dari hasil patahan karang mati.
Selain itu, perairan Negeri Suli sudah terkenal sebagai objek pariwisata.
Bivalvia merupakan salah satu kelas kedua terbesar dari filum moluska
setelah gastropoda yaitu sebanyak 31.000 spesies. Bivalvia termasuk hewan yang
tersebar di perairan pesisir, dengan substrat lumpur bercampur pasir. Beberapa
spesies bivalvia hidup pada substrat yang lebih keras seperti lempung, kayu atau
batu, air tawar serta sedikit yang hidup di daratan (Gosling 2015). Di alam
kelimpahan dan distribusi bivalvia dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik dan
biotik yakni kondisi lingkungan, ketersediaan makanan dan pemangsaan oleh
predator. Tekanan dan perubahan lingkungan juga dapat mempengaruhi jumlah
jenis dan perbedaan struktur dari bivalvia (Romimoharto & Ju-wana 2009).
Bivalvia merupakan hewan filter feeder (makan dengan cara menyaring
larutan), makanannya berupa partikel organik yang dihisap bersama-sama
dengan air. Spesies yang hidup umunya terdapat di dasar perairan yang
berlumpur atau berpasir. Tubuh dan kaki Bivalvia umumnya pipih secara lateral,
seluruh tubuh tertutup mantel dan dua keping cangkang yang berhubungan di
bagian dorsal. Bivalvia hidup dengan cara membenamkan diri, menggali dan
meletakan diri pada substrat dengan mengunakan alat perekat pada karang dan
batu (Riniatsih & Wibowo 2010) . Bivalvia ditemukan hampir di semua wilayah
perairan termasuk perairan pantai Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah..
Perairan Pantai Negeri Suli yang merupakan zona intertidal yang memiliki
berbagai jenis sumberdaya yang di manfaatkan oleh masyarakat pesisir salah
satunya bivalvia, berkenan dengan hal ini maka perlu dilakukan suatu kajian
ilmiah tentang spesies bivalvia pada perairan pantai Negeri Suli, Kabupaten
Maluku Tengah, melalui kegiatan Praktek Keterampilan Lapangan.
1.2 Rumusan Masalah
Perairan pantai Negeri Suli merupakan kawasan yang memiliki aktifitas
pemanfaatan yang cukup tinggi, dengan meningkatnya aktivitas pemanfaatan
dapat mengakibatkan terjadinya degradasi sumberdaya bivalvia. Apabila hal ini
berlangsung terus menerus tanpa adanya suatu upaya menjaga dan
mempertahankan kelestarian sumberdaya maka perlu diadakan penelitian ini. Oleh
karena itu perlu adanya kajian ilmiah mengenai kepadatan dan frekuensi
kehadiran bivalvia pada perairan pantai Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah.
Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Spesies bivalvia apa saja yang ada pada perairan pantai Negeri Suli,
Kabupaten Maluku Tengah?
2. Bagaimana kepadatan dan frekuensi kehadiran bivalvia pada perairan
pantai Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis bivalvia pada perairan pantai Negeri Suli,
Kabupaten Maluku Tengah
Dari uraian tujuan diatas, ada beberapa manfaat dari Praktek Keterampilan
Lapangan antara lain sebagai berikut:
Kerang (Bivalvia) masuk dalam kelas Moluska yang mencakup semua kerang-
kerangan yang memiliki sepasang cangkang (Nama bivalvia berarti dua
cangkang). Karena cangkang disebut tangkup (valve) dan jumlahnya dua maka
kelas ini dinamakan bivalvia. Bentuk cangkangnya digunakan untuk identifikasi
(Romimohtarto dan Sri, 2001). Nama lain bivalvia adalah Lamelli Branchia,
bivalvia dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing,
lokan, simping, tiram, serta kima. Meskipun demikian variasi di dalam bivalvia
sebenarnya sangat luas. Bivalvia merupakan salah satu kelompok organisme
invertebrata, yang banyak ditemukan dan hidup di daerah intertidal. Hewan ini
memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan dapat bertahan hidup pada daerah
yang memperoleh tekanan fisik dan kimia seperti terjadi pada daerah intertidal.
Organisme ini juga memiliki adaptasi untuk bertahan terhadap arus dan
gelombang. Namun bivalvia tidak memiliki kemampuan untuk berpindah tempat
secara cepat (motil), sehingga menjadi organisme yang sangat mudah untuk
ditangkap (dipanen). (Setyono, 2006).
2.1 Deskripsi Bivalvia
Hewan ini memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulutnya yang
mempunyai lidah perut (Radula) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga
mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang
biak. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Bivalvia kecuali kelas
Cephalopoda. Perrnafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-
paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal dan sistem
saraf terdiri dari atas tiga pasang ganglion yaitu cerebral, ganglion visceral dan
ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat
reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal
(Soegianto & Supriyanto. 2008).
Bivalvia biasanya melepaskan sperma dan telur ke air pada malam hari.
Pembuahan atau fertilisasi terjadi di luar tubuh atau di kolam air. Kebiasaan
memijah pada malam hari dan pada saat air laut pasang, ada kaitannya dengan
naluri keamanan, yaitu untuk menghindarkan telur dari ancaman faktor biologi
yang mempengaruhi kerang adalah fitoplankton dan zooplankton, zat organik
tersuspensi yang ada di lingkungannya. Kerang mendapatkan makanan dengan
menggunakan feeding filter yang menggunakan siphon untuk mendapatkan
makanan (Afiati, 2007).
a. Periostrakum, merupakan lapisan terluar, tipis, gelap dan tersusun atas zat
tanduk.
b. Prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, tersusun atas kristal-
kristal CaCO3 berbentuk prisma.
c. Nakreas, merupakan lapisan terdalam disebut juga lapisan mutiara,
tersusun atas Kristal CaCOз yang halus dan berbeda dengan kristal-kristal
pada lapisan prismatik. Perbedaan yang khas dari cangkang dapat
menjadi petunjuk identifikasi sampai ke tingkat jenis. Permukaan
cangkang, lekukan dan tonjolan yang tersusun sedemikian rupa sehingga
terbentuk suatu bangunan seperti kipas.
Untuk lebih jelasnya morfologi Bivalvia dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2. Morfologi Bivalvia (Wesz 1973)
Akan tetapi pada beberapa spesies kerang seperti Mytillus edulis dapat
hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk
mencegah kehilangan air. Binatang infauna seringkali memberikan reaksi
yang mencolok terhadap ukuran butir atau tekstur dasar laut, sehingga habitat
Molusca dari berbagai lereng pasir lumpur akan berbeda. (Nybakken, 1982).
Pada ekologi kerang dibutuhkan kondisi alami dengan air yang tenang
dengan sirkulasi air dan salinitas yang cukup mendukung, beberapa faktor
seperti iklim, kedalaman perariran, salinitas dan jenis substrat merupakan
bebrapa variabel lingkungan yang dapat mendukung kehidupan moluska
dengan habitat yang ditempati, dimana hal ini terkait dengan suplai makanan
bagi bivalvia. Di estuaria berbagai hal merupakan salah satu yang diperlukan
untuk kelangsungan hidup kerang salah satunya yang paling penting adalah
adaptasi yang mempertahankan keseimbangan cairan ion tubuh menghadapi
fluktuasi salinitas eksternal. Pengaturan osmosis pada kerang merupakan salah
satu cara mempertahankan keseimbangan ion tubuh terhadap salinitas yang
rendah. (Putri, 2005).
2.2.4 Kebiasaan Makan
a. Kedalaman Perairan
Pada perairan dangkal interaksi ombak akan menimbulkan terbulensi.
Pergerakan ombak menjadi faktor utama pada masalah ini, ombak dapat
menimbulkan gelombang yang besar yang dapat menimbulkan stabilitas
substrat. Kerang menyukai daerah perairan dangkal dengan kedalaman
lebih kurang dua meter. (Nybakken, 1982)
b. Suhu dan Salinitas
Perubahan suhu akan berpengaruh terhadap pola kehidupan organisme
perairan. Pengaruh suhu yang utama adalah mengontrol penyebaran hewan
dan tumbuhan. Suhu mempengaruhi secara lansung aktifitas organisme
seperti pertumbuhan dan metebolisme bahkan menyebabkan kematian
terhadap organisme. Sedangkan pengaruh tidak langsung meningkatkan
daya akumulasi berbagai zat kimia dan menurunkan kadar oksigen dalam
air. Suhu juga merupakan merupakan faktor bagi beberapa hewan biologis
air sepeti migrasi, pemijahan, kecepatan proses, pekembangan embrio,
serta kecepatan bergerak. Setiap hewan moluska mempunyai toleransi
yang berbeda terhadap suhu. Suhu yang optimum bagi mollusca berkisar
antara 25OC samapai 28 OC (Dance, 1977). Sama halnya dengan suhu, fase
awal perkembangan bivalvia juga sangat terpengaruh oleh kondisi salinitas
terutama apabila salinitas berubah secara mendadak. Menurut Ritniasih
dan Widianingsih (2007) bahwa kisaran salinitas 5-35‰ merupakan
kondisi yang optimal bagi kelangsungan hidup bivalvia
BAB III LINGKUP KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek Keterampilan Lapangan ini dilakukan pada bulan Oktober-November
2020, di Perairan Perairan Pantai Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah
(Gambar 3.1)