Anda di halaman 1dari 7

PAPER PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKANAN MATERI KE-X

PENGERTIAN, TAHAPAN DAN PERBEDAAN INOVASI, ADOPSI, DIFUSI


Muhamad Khafi1 (201663045)
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Pattimura Ambon

Pendahuluan
Di dalam sistem penyuluhan terdiri dari metode-metode, pendekatan-pendekatan dan
kelembagaan atau organisasi. Secara makro sistem penyuluhan terdiri dari dua bagian yaitu
sistem penyaluran/penyampaian (delivery system) dan sistem penerimaan/penerapan
(receiving/adopsion system (Badan Litbang Pertanian, 2001). Menurut Axinn (1985), sistem
penyuluhan pertanian terdiri atas dua kategori pokok yaitu sistem penyampaian (delivery
system) dan sistem perolehan (acquisition system). Sistem penyemapaian (delivery system)
adalah penyampaian informasi teknologi kepada peta ini berdasarkan kebutuhan dan tujuan
organisasi. Sedangkan sistem perolehan (acquisitionsystem) di dalam penyuluhan pertanian
sangat berbeda. Gagasan yang utama adalah bahwa kelompok petani, dapat mengorganisir
dengan cara apapun, sehingga mereka dapat menjangkau ke luar desanya untuk memperoleh
informasi yang diperlukan.
Teknologi adalah sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan.
Tugas dari lembaga penyuluhan baik pusat, propinsi, kabupaten kota dan tingkat kecamatan
dan desa adalah pelayanan akan penyampaian teknologi yang sesuai untuk permasalahan dan
kebutuhan yang diharapkan oleh para pengguna (petani) dalam sistem sosial. Pekerja
penyuluhan atau agen perubahan perlu memahami difusi dan adopsi teknologi sebagai proses
perubahan (Cruz, dalam Valera, 1987). Adopsi adalah suatu keputusan individu untuk
menggunakan inovasi sebagai sarana tindakan. Keputusan untuk mengadopsi suatu teknologi
terjadi dalam diri individu. Difusi adalah proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui
saluran-saluran tertentu dari waktu ke waktu diantara anggota sistem sosial (Van Den Ban
dan Hawkins, 2000; Cruz, 1987 dalam Valera, 1987). Difusi merupakan suatu perembesan
inovasi yang terjadi diantara anggota sistem sosial.
Pembahasan
1. Pengertian Inovasi, Adopsi dan Difusi
a. Pengertian Inovasi
Inovasi merupakan istilah yang telah dipakai secara luas dalam berbagai
bidang baik industri, pemasaran maupun jasa termasuk pertanian (Musyafak dan
Tatang Ibranhim, 2005). Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai
ide ide baru, praktek praktek baru atau objek objek yang dapat dirasakan sebagai
sesuatu yang baru oleh individu sasaran penyuluhan. Sedangkan LionBerger dan
Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru etapi lebih
luas lagi yaitu sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya
pembaharuan dalam masyarakat atau lokalitas tertentu. Dalam perspektif pemasaran ,
Simamora (2003) dalam Musyafak dan Tatang Ibrahim (2005) menyatakan bahwa
inovasi adalah suatu ide, praktek atau produk yang dianggap baru oleh individu atau
grup yang relevan. Oleh karena itu pengertian inovasi tidak sebatas benda atau barang
hasil produksi saja tetapi mencakup ideology, kepercayaan, sikap hidup, informasi,
perilaku atau gerakan gerakan menuju proses perubahan dalam kehidupan
masyarakat.
Mardikanto (1988) mengartikan inovasi secara luas sebagai sesuatu ide,
perilaku, produk, informasi atau praktek praktek baru yang belum banyak diketahui,
diterima dan digunakan oleh masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu yang dapat
digunakan untuk mendorong terjadinya perubahan demi terwujudnya perbaikan mutu
hidup masyarakat yang bersangkutan. Pengertian baru dalam defenisi inovasi bukan
berarti harus hasil penelitian mutakhir , hasil penelitian yang telah lalupun dapat
disebut inovasi apabila diintroduksikan pada masyarakat yang belum mengenal
sebelumnya, sehingga inovasi harus dipandang dari sudut masyarakat tani bukan
kapan inovasi tersebut dihasilkan.
b. Pengertian Adopsi
Adopsi dalam penyuluhan pertanian pada hakekatnya dapat diartikan sebagai
proses perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective)
maupun keterampilan (psychomotor) dalam diri seseorang setelah menerima inovasi
yang disampaikan. Pengambilan keputusan seseorang untuk mengadopsi suatu
inovasi merupakan proses mental sejak seseorang mulai mengenal suatu inovasi
sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkan
keputusan tersebut. Mardikanto (1991) menyatakan bahwa proses adopsi dapat
digambarkan sebagai proses komunikasi yang diawali dengan penyampaian inovasi
sampai dengan terjadinya perubahan perilaku
c. Pengertian Difusi
Difusi merupakan proses dimana inovasi tersebar kepada anggota system
social melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu (Rogers dalam
Hanafi,1981). Sedangkan menurut Effendi (1993) bahwa difusi adalah suatu jenis
komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan sebagai ide baru atau inovasi.
H Horton dan Hunt, (1987) meyatakan bahwa difusi dapat berlangsung dalam
masyarakat maupun antar masyarakat yang merupakan proses dua arah. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa difusi adalah proses tersebarnya inovasi
melalui komunikasi dua arah kedalam anggota system soaial dan jangka waktu
tertentu. Ada empat komponen difusi yaitu Innovasi, komunikasi, system social dan
jangka waktu.
2. Tahapan-Tahapan Inovasi, Adopsi dan Difusi
Rogers (1983) mengemukakan model proses keputusan inovasi, dimana
seserorang (pengambilan suatu keputusan) diproses melaui pengetahuan dari suatu
inovasi untuk membentuk suatu sikap ke arah inovasi sampai pada suatu keputusan
untuk mengadopsi atau menolak, implementasi menyangkut gagasan yang baru, dan
melakukan konfirmasi tentang keputusan. Proses Keputusan diuraikan sebagai
berikut:
Tahap pengetahuan. Individu mengembangkan beberapa pemahaman tentang
gagasan yang baru dari berbagai informasi dan dari berbagai sumber. Umumnya,
mengungkapkan sendiri gagasan yang sesuai dengan minat, kebutuhan, atau
kebiasaan
sikap dan tindakan.
Tahap Persuasi. Individu mulai membentuk suatu sikap ke arah inovasi dan
memepngaruhi dirinya sendiri dan mempengaruhi orang lain. Pada tahap ini
seseorang aktif mencari informasi tentang inovasi, menjalin hubungan dengan orang
lain atau sesamanya, mencoba inovasi, dan mempertimbangkan alternatif untuk
pembuatan keputusan. pembentukan sikap didasarkan pada tahap sebelumnya dimana
individu boleh menerima atau menolak gagasan atau praktek yang baru.
Tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini, individu juga boleh memutuskan
untuk mengadopsi atau menolak gagasan yang baru atau untuk menunda keputusan
untuk melakukan verifikasi lebih lanjut. Individu mulai bekerja aktivitas yang
mendorong kearah suatu pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi itu.
Keseluruhan proses pengambilan keputusan adalah satu rangkaian ragam pilihan pada
masing-masing tahap. Perlu dicatat bahwa masing-masing tahap di dalam keseluruhan
proses adalah suatu titik penolakan potensi. Seseorang boleh menolak suatu inovasi di
tahap pengetahuan secara sederhana untuk melupakan hal itu. Penolakan dapat juga
terjadi setelah atau keputusan lebih dulu untuk mengadopsi. Sampai kepada
pengambilan keputusan fungsi dan proses tinggal pada suatu aktivitas mental.
Tahap implementasi. Implementasi terjadi ketika seseorang menetapkan suatu
inovasi untuk digunakan. Hal ini melibatkan perubahan perilaku nyata, seperti ketika
gagasan yang baru benar-benar diterapkan. Aktif penccarian informasi pada umumnya
berlangsung di tahap implementasi. Peran dari agen perubahan di sini adalah sebagian
besar untuk menyediakan bantuan teknis kepada klien seperti ketika mereka mulai
untuk melaksanakan inovasi itu.
Tahap konfirmasi. Keputusan untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi
bukanlah akhir dari proses adopsi. Di tahap konfirmasi, individu mencari penguatan
untuk keputusan yang telah buat, atau seseorang merubah keputusan sebelumnya jika
menunjukkan berlawanan dari pesan tentang inovasi itu. Selama tahap ini, individu
lebih lanjut membenarkan keputusan yang telah dibuat lebih awal berdasarkan pada
pengalaman pengadopsi. Pada tahap ini individu memutuskan apakah untuk
melanjutkan atau menghentikan mengadopsi inovasi itu.
Perlu dicatat bahwa proses keputusan inovasi terjadi dari waktu ke waktu dan tidak
pernah diselesaikan sampai keputusan untuk mengadopsi adalah melalui konfirmasi.
Tahap-tahap ini tidak perlu mengadakan proses adopsi individu, tetapi mereka
menyediakan suatu urutan mental dan campurtangan aktivitas fiisik sepanjang proses
adopsi (Lionberger, 1960).
Dalam proses adopsi terdapat tahapan-tahapan sebelum masyarakat mau
menerima atau menerapkan dengan keyakinannya sendiri, meskipun selang waktu
antara tahapan satu dengan yang lainnya tidak selalu sama (tergantung sifat inovasi,
karakteristik sasaran, keadaan lingkungan dan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
oleh penyuluh). Tahapan-tahapan adopsi adalah:
- Awareness atau kesadaran.
Setelah dilakukan penyuluhan dengan daya, gaya dan contoh yang menarik bagi para
petani, pada tahap ini para petani baru mengetahui dan menyadari bahwa ada cara-
cara:
 Yang mereka lakukan kurang baik atau mengandung kekeliruan.
 Yang baru serta dapat meningkatkan hasil usaha dan pendapatan.
 Yang baru serta efektif, dan dapat mengatasi kesulitan yang tengah atau sering
dihadapinya.
Cara-cara yang kurang baik atau keliru harus ditingggalkan dan cara-cara yang baru
perlu dilakukan, tetapi benar-benar dapat membawa hasil atau tidak. Disini para
petani akan menentukan sikapnya, yaitu menaruh perhatian atau acuh tak acuh. Selain
itu penyuluh dituntut kemampuan komunikasinya agar dapat menimbulkan sikap
petani yang kebanyakan akan menaruh perhatian tarhadap apa yang akan ia suluhkan.
- Interest atau adanya minat.
Petani yang telah tertarik dan sadar akan perlunya teknologi baru yang berkaitan
dengan usaha taninya mulai menaruh minat terhadap cara-cara itu. Karena sikapnya
yang selalu hati-hati sehingga mereka masih perlu bertanya-tanya.
- Evalution atau penilaian.
Setelah petani mendapat penjelaan-penjelasan dari sesama petani yang tergolong
mudah mengadopsi, maka ia mengetahui sesuatu hal yang lebih banyak dan
kebimbangannya mulai pudar. Mulailah petani itu melakukan penilaian atau evaluasi
terhadap teknologi baru. Pada tahap ini peranan penyuluh dengan jalan memberikan
penjelasan yang jelas dan terperinci adalah sangat penting. Penyuluh harus dapat
menghilangkan segala keraguan sehingga timbul keinginan petani untuk mencoba
inovasi tersebut.
- Trial atau mencoba.
Pada tahap ini penyuluh membimbing dan memperagakan materi yang telah
disuluhkannya, kemudian penyuluh pertanian menuntun petani agar bisa
mempraktekkan teknologi secara mandiri. Penyuluh harus aktif melakukan
pengawasan, karena apabila mengalami kegagalan maka kepercayaan petani
selanjutnya akan hilang atau sulit ditimbulkan kembali.
- Adoption atau mau menerima
Tahap ini menjelaskan bahwa para petani akan menerapkan terus-menerus teknologi
baru itu dalam kegiatan usaha taninya. Perlakuan demi perlakuan dan keberhasilan
demi keberhasilan akan lebih menggairahkan petani, sehingga setiap dilakukan
penyuluhan petani tidak pernah absen (Kartasapoetra, 1987).
Cuyno dan Lumanta (1979) merumuskan beberapa prinsip mengenai difusi
inovasi yang dapat membantu dan memudahkan para pekerja penyuluhan atau
mempercepat tingkat difusi di dalam suatu masyarakat.
 Urutan pertama yang memahami tentang suatu inovasi adalah mereka yang
mempunyai kelas sosio-ekonomi lebih tinggi di dalam masyarakat.
 Suatu masyarakat informal dan mempunyai suatu jaringan komunikasi sosial
yang efisien sebagai trasmisi informasi.
 Memerlukan banyak waktu akan penyadaran untuk keseluruhan sistem sosial,
untuk mengetahui, memahami, dan akhirnya mengadopsi inovasi. Difusi
adalah suatu proses yang lambat. oleh karena karakteristik minat mereka,
inovasi tertentu mudah diadopsi atau di tolak oleh sistem sosial. Ada
penghalang yang bisa mencegah inovasi dari penyebaran lebih cepat dari yang
diharapkan.
 Unsur tertentu di dalam sistem sosial pada awalnya cenderung menghalangi
masukan dari suatu inovasi. Sebagian dari unsur-unsur ini menjadi nilai-nilai,
kepercayaan, tradisi, norma-norma, dan struktur yang melayani anggota dari
sistem sosial.
 Sebagian besar sukses di dalam menyebarluaskan suatu inovasi dipengaruhi
oleh agen perubahan yang memperkenalkan itu. Dengan pekerjaan berat,
menggabungkan berbagai strategi komunikasi, agen perubahan dapat
mengatasi penghalang itu. Ia dapat berhasil jika ia benar-benar
memperlihatkan suatu perhatian asli untuk kliennya.
 Ukuran populasi dan wilayah geografis mempengaruhi tingkat difusi dari
suatu inovasi di dalam masyarakat. Jika masyarakat lebih besar, tingkat difusi
cenderung lebih lambat.
3. Perbedaan Inovasi, Adopsi dan Difusi
- Inovasi merupakan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang. Kebaruan gagasan, tindakan atau barang tergantung dari sudut pandang
individu. Dapat juga inovasi itu membawa gagasan lama, namun dalam
penerapannya sebenarnya masih baru karena sebelumnya belum pernah dicoba.
- Adopsi adalah suatu proses penerimaan ide-ide baru di mana ide-ide baru tersebut
diterima melalui saluran komunikasi. Ada beberapa karakteristik adopter, seperti
inovator, penerima dini, dan lain-lain.
- Difusi merupakan suatu proses di mana inovasi dikomunikasikan melalui beragam
saluran dalam jangka waktu tertentu dalam suatu sistem sosial. Difusi merupakan
suatu proses di mana inovasi dialirkan dari sumber inovasi kepada penerima
sehingga mau menerima inovasi tersebut.
Jadi Inovasi, Adopsi dan Difusi berbeda dimana inovasi merupakan gagasan atau
Tindakan, adopsi adalah suatu proses penerimaan ide-ide baru sedangkan difusi
adalah suatu proses mengkomunikasikan inovasi melalui berbagai cara

Daftar Pustaka
Badan Litbang Pertanian, 2001. Rancangan Dasar Prima Tani (Program Rintisan dan
Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta
Kartasapoetra, A.G. 1987. TeknologiPenyuluhan Pertanian. P.T.Bina Aksara. Jakarta.
Lionberger, H.F. and P.H. Gwin, 1982. Technology Transfer. ‘Illinois: The Interstate
Orienters & Publishers, Inc.
Mardikanto, Totok, 1988, Komunikasi Pembangunan, Sebelas Maret University Press,
Surakarta.
Mardikanto, Totok. 1991. Penyuluhan dan Pembangunan.
Musyafak, A. dan T.M. Ibrahim.2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi
Pertanian Mendukung Prima Tani. AnalisisKebijakan Pertanian Vol. 3 (1), Maret
2005:20-37. Puslitbang Sosek Pertanian. Bogor.
Rogers, EM 1983. Diffusion of innovations (3rd edition). The Free Press. A Division of
Macmillan Publishing Co., Inc. New York. Collier Macmillan Publishers, London.
Rogers, EM and FF Shoemaker. 1971. Communication of Innovations: A Cross – Cultural
Approach. 2nd Ed. The Free Press. New York.
Valera, JB and RF Plopino. 1987. Philosophy and principle of extension. In An introduction
toextension delivery systems by JB Valera, VA Martinez, and RF Plopino (editors)
1987. Island Publishing House, Manila. P. 51-61.

Anda mungkin juga menyukai