Anda di halaman 1dari 28

Pertemuan 7 & 8

DIFUSI & ADOPSI


INOVASI
Pengertian

Difusi adalah proses tersebarnya suatu inovasi ke dalam


sistem sosial melalui saluran komunikasi selama periode
waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan sistem sosial,
difusi juga merupakan suatu jenis perubahan sosial, yaitu
proses terjadinya perubahan struktur dan fungsi dalam
suatu sistem sosial. Ketika novasi baru diciptakan,
disebarkan, dan diadopsi atau ditolak anggota sistem
perubaha sosial, maka konsekuensinya yang uatam
adalah terjadinya perubahan sosial (Everett M. Rogers dan
F. Floyd Shoemaker).
Pengertian

Difusi inovasi termasuk ke dalam pengertian peran


komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat
melalui penyebar-serapan ide-ide dan hal-hal yang baru.
Berlangsungnya suatu perubahan sosial, di antaranya
disebabkan diperkenalkannya ataupun dimasukkannya
hal-hal, gagasan-gagasan, dan ide-ide yang baru. Hal-hal
baru tersebut dikenal sebagai inovasi.
Difusi Inovasi
• Difusi adalah proses dimana inovasi disebarkan pada individu
atau kelompok dalam suatu sistem sosial tertentu (Soekartawi,
1988)
• Difusi sebagai perembesan adopsi inovasi dari suatu individu
yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial
masyarakat sasaran yang sama (Adnyana et al, 1999)
• Difusi diartikan sebagai penyebaran, dimana inovasi
dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu dari waktu
ke waktu di antara anggota sistem sosial. Penyebaran yang
dimaksudkan disini merupakan jenis khusus komunikasi,
pesannya berhubungan dengan hal-hal baru. Hal baru itulah
yang membuat penyebaran memiliki karakter khusus.
(Roggers & Shoemaker (1971)
Pengertian

Adopsi, dalam penyuluhan pertanian pada hakekatnya


dapat diartikan sebagai proses penerima inovasi atau
perubahan perilaku yang baik berupa pengetahuan
(Cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan
(psychomotoric) pada diri sesorang setelah menerima
“inovasi” yang disampaiakan penyuluh oleh masyarakat
sasarannya. Adopsi dalam pembahasan ini menerima
sesuatu yang “baru” yang ditawarkan dan diupayakan oleh
pihak lain atau penyuluh.
Inovasi
Pengertian :
•Adam (1998) menyatakan : an innovation is an
idea object perceived as new by individual
•van Den Ban dan Hawkins (1996) menyatakan :
an innovation is an idea, method, or object which
is regarded as new by individual, but which is not
always the result of recent research
Proses Difusi Inovasi
Ilmu pengetahuan

Inovasi

Penyuluhan

Difusi

Kepentingan Kepentingan
individual otoritas
Proses Adopsi
Komunikasi

Efektif Tidak Efektif

Diterima/Dilaksanakan (Adopsi) Salah Mengerti

Kesadaran

Menaruh Perhatian

Mencoba

Adopsi
Adopsi Inovasi
• Merupakan proses mental atau perubahan perilaku baik
berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun
keterampilan (psychomotor) pada diri seseorang sejak ia
mengenal inovasi sampai memutuskan untuk
mengadopsinya setelah menerima inovasi (Rogers and
Shoemaker, 1971)
• adopsi adalah suatu keputusan untuk memanfaatkan inovasi
tertentu sebagai sarana tindakan. Kebanyakan peneliti
seperti Singh (1965), Johnson dan Haver (1955), dan
Wikening (1953) sependapat bahwa adopsi (pemakaian)
bukanlah suatu tindakan instan, namun adopsi
membutuhkan proses dari serangkaian tindakan, yaitu :
tahap kesadaran, tahap minat, tahap pertimbangan, tahap
percobaan, tahap evaluasi, dan akhirnya tahap pemakaian.
Proses Adopsi Inovasi
Dalam pandangan tradisional keputusan inovasi
terdapat lima tahapan proses:
•Kesadaran (awareness)
•Perhatian (Interest)
•Penaksiran (evaluation)
•Percobaan (trial)
•Adopsi (adoption)
•Konfirmasi (confirmation )
Proses Adopsi Inovasi
Namun kelima tahapan tersebut kemudian dikritik karena
terlalu disederhanakan. Kemudian Rogers dan Soemaker
menyusun empat tahapan:
1.Pengenalan. Seseorang mengetahui danya inovasi dan
memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana
inovasi berfungsi
2.Persuasi. Dimana seseorang membentuk sikap
berkenan atau tidak terhadap inovasi
3.Keputusan. Seseorang terlibat dalam kegiatan untuk
menerima atau menolak inovasi
4.Konfirmasi. Seseorang mencari penguat bagi
keputusan inovasi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini
mungkin seseorang mengubah keputusannya jika terjadi
pertentangan.
Tahapan Adopsi Inovasi
Proses Introduksi dan Karakteristik Penerima Inovasi
Karakteristik Penerima Inovasi
Orang-orang yang berada dalam sistem sosial itu walaupun
merupakan suatu kesatuan namun mereka itu berbeda dalam
tanggapan dan penerimaannya terhadap ide baru. Ada anggota
sistem yang cepat mengetahui adanya inovasi dan lebih awal
menerimanya dan ada pula yang begitu terlambat.
Rogers (1983) mengelompokkan pengadopsi inovasi sebagai
berikut:
•Perintis (innovator), yang mencakup sekitar 2.5 persen dari
suatu populasi,
•Pelopor (early adopter) sekitar 13.5 persen,
•Penganut dini (early majority) sekitar 34 persen,
•Penganut lambat (late majority) sekitar 34 persen, dan
•Kaum kolot (laggard) sekitar 16 persen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan adopsi
1) Sifat inovasinya sendiri, balk sifat intrinsik (yang melekat pada
inovasinya sendiri) maupun sifat ekstrinsik- (dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya ( Mardikanto, 1988).
Sifat-sifat intrinsik inovasi itu mencakup:
• informasi ilmiah yang melekat/dilekatkan pada inovasinya,
• nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, so­sial-
budaya, dan politis) yang melekat pada inovasinya,
• tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi,
• mudah/tidaknya dikomunikasikan (kekomunikatifan) inova­si,
• mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trial-ability),
• mudah/tidaknya inovasi tersebut diamati (observability).
Lanjutan Faktor ….

• Sedang sifat-sifat ekstrinsik inovasi meliputi:


• kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan
setempat (baik lingkungan fisik, sosial-budaya, politik,
dan kemam­puan ekonomis masyarakatnya).
• tingkat keunggulan relatif dari inovasi yang ditawarkan,
atau keunggulan lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding
dengan teknologi yang sudah ada yang akan
diperbaharui/ digantikannya; baik keunggulan teknis
(kecocokan dengan keadaan alam setempat, dan tingkat
produktivitasnya), ekonomis (besarnya beaya atau
keuntungannya), manfaat non­ekonomi, maupun dampak
sosial-budaya dan politis yang di­timbulkannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan adopsi

1) Sifat inovasinya sendiri, balk sifat intrinsik (yang melekat pada


inovasinya sendiri) maupun sifat ekstrinsik- (dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya ( Mardikanto, 1988).
Sifat-sifat intrinsik inovasi itu mencakup:
• informasi ilmiah yang melekat/dilekatkan pada inovasinya,
• nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, so­sial-
budaya, dan politis) yang melekat pada inovasinya,
• tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi,
• mudah/tidaknya dikomunikasikan (kekomunikatifan) inova­si,
• mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trial-ability),
• mudah/tidaknya inovasi tersebut diamati (observability).
Lanjutan Faktor

• Sedang sifat-sifat ekstrinsik inovasi meliputi:


• kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan
setempat (baik lingkungan fisik, sosial-budaya, politik,
dan kemam­puan ekonomis masyarakatnya).
• tingkat keunggulan relatif dari inovasi yang ditawarkan,
atau keunggulan lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding
dengan teknologi yang sudah ada yang akan
diperbaharui/ digantikannya; baik keunggulan teknis
(kecocokan dengan keadaan alam setempat, dan tingkat
produktivitasnya), ekonomis (besarnya beaya atau
keuntungannya), manfaat non­ekonomi, maupun dampak
sosial-budaya dan politis yang di­timbulkannya.
Urutan Jenjang Kepentingan Sifat-sifat
Inovasi

Urutan Jenjang Sifat inovasi Kepentingan


1 Tingkat Keuntungan (profitability)
2 Biaya yang diperlukan (cost of innovation)
3 Tingkat kenimitan/kesederhanaan (complexity-simplicity)
4 Kesesuaian dengan lingkungan fisiK (physical compatibility)
5 Kesesuaian dengan lingkungan budaya (cultural compatibility)
6 Tingkat mudahnya dikomunikasikan (communicability)
7 Penghematan tenaga-kerja dan waktu (saving of labour and time)
8 Dapat/tidaknya dipccah-pecah/dihagi (divisibility)

Sumber: Crouch and Chamala, 1981. (Hasil Penelitian Roy,


1981)
Lanjutan Faktor….

2) Sifat sasarannya
• Tentang hal ini, Rogers (1971) mengemukakan
hipotesisnya bahwa setiap kelompok masyarakat
terbagai menjadi 5 (lima) ke­lompok individu
berdasarkan tingkat kecepatannya mengadopst
inovasi. Yaitu : 2,5 % kelompok perintis
(innovator), 13,5 % kelompok pelopor (early
adopter), 34,0 % kelompok penganut-dini (early
majority), 13,5 % kelompok penganut-lambat (late
majority), 2,5 % kelompok orang-orang kolot/nalurt
(laggard).
Kategori Pengadopsi
1. Inovator (2,5%)
• Ciri-cirinya:
- Biasanya “lancang” atau mendahuluhi penyuluh
- Umurnya separuh baya
- Pendidikannya tinggi
- Status sosial di masyarakat tinggi
- Bersifat kosmopolit perpandangan luas
2. Pengadopsi (13,5%)
• Ciri-cirinya:
- Umurnya separuh baya
- Pendidikannya rendah
- Status sosial di masyarakat tinggi
- Status ekonominya rendah
- Informal leader
Lanjutan Kategori…..

3. Penganut awal (34,0 %)


• Ciri-cirinya:
- Tingkat ekonominya sedang-sedang saja, - Umurnya rata-rata setengah umur
- Meneruskan informasi, - Menafsirkan inovasi
- Memberi contoh, - Legitimasi inovasi
- Norma kelompok
4. Penganut lambat (34,0%)
• Ciri-cirinya:
- Umurnya diatas 45 tahun, - Status ekonomi rendah
- Status sosial rendah, - Bersifat lokalit
5. Kelompok lamban (16,0%)
• Ciri-cirinya:
- Umurnya diatas 50 tahun, -Bersifat kolot
- Sangat sukar dirubah, -Statis dan pasif terhadap perubahan
Teori Difusi Inovasi
Teori Keinovatifan Individu
•Teori keinovatifan individu menyatakan bahwa individu yang
cenderung inovatif akan mengadopsi suatu inovasi lebih awal
daripada yang kurang memiliki kecederungan tersebut. Dimensi
keinovatifan diukur berdasarkan kapan seseorang mengadopsi
suatu inovasi.

Keinovatifan Adopter
1.Inovator
2.Adopter pemula/ pelopor
3.Penganut dini
4.Penganut akhir
5.Kolot
Teori Adopsi
Teori Kecepatan Adopsi
•Relative edvantage (keunggulan relatif).
•Compability (keserasian)
•Complexity (kerumitan)
•Trialability (dapat dicobakan)
•Observability (dapat dilihat).
Teori Keputusan Inovasi
Tahap Penetapan Keputusan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai