Anda di halaman 1dari 6

Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea)

1. Deskripsi
Blue devil (Chrysiptera cyanea) yang juga dikenal sebagai damselfish blue.
Ikan ini sangat agresif dan tahan banting, ukurannya biasa mencapai 7 cm. Blue
devil merupakan ikan hias air laut yang sangat digemari oleh masyarakat karena
warnanya begitu cantik, agresif dan termasuk ikan rakus serta tahan terhadap
perubahan lingkungan dan harganya relatif terjangkau,  sehingga ikan ini biasanya
dijadikan sebagai ikan pemula dalam pemeliharaan diaquarium air laut bahkan
ikan ini merupakan ikan hias yang terlaris di Amerika Serikat. Blue devil atau
betok ambon termasuk family Pomacentridae atau kelompok damselfish yang
hidup menyebar pada habitat terumbu karang, dimana tingkah laku semua jenis
ikan dari family Pomacentridae dapat menjadi agresif terhadap tempat atau lokasi
dimana mereka tinggal dan sangat sensitif terhadap gangguan yang
membahayakan dirinya.
Ikan betok ambon (Chrysiptera cyanea) ikan laut yang sensitif ini sangat sensitive
terhadap gangguan yang membahayakan dirinya, sehingga untuk menangkapnya
sulit dilakukan tanpa dirangsang terlebih dahulu untuk keluar dari tempat
persembunyiannya.
2. Klasifikasi
Menurut Gani (2013), klasifikasi ikan blue devil atau betok ambon adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Fhylum : Chodata
Class : Actinopterygii
Family : Fomacentridae         
Genus : Chrysiptera
Speciaes : C.cyanea   
3. Morfologi
Menurut Gani (2013), Blue devil ikan yang berbadan langsing, struktur
badannya hampir mirip badan seekor ikan mujair. Seluruh tubuh ikan ini berwarna
dominan biru cerah, terkadang disertai titik-titik putih. Pada ujung sirip punggung
biasanya terdapat titik berwarna hitam letaknya dipangkal siripnya. Sesuai dengan
namanya  ikan ini dapat merubah warnanya dalam seketika disaat ikan ini merasa
terancam, seringkali ikan ini terlihat berenang dengan cepat mengejar makanan
atau hanya bermain-main dengan kawanannya. Meskipun bergerak amat gesit,
umumnya ikan ini cenderung jarang mengganggu ikan ikan lain kecuali ada yang
mendekati sarangnya. Blue devil ditemui hampir disemua daerah karang berpasir,
perbedaan jantan dan betina dapat dilihat dari postur tubuh, warna dan ukuran.
Jantan kelihatan memanjang, bagian sirip ekor dan dada berwarna orange dan
ukurannya lebih besar sedangkan betina kelihatan pendek dan agak bulat, bagian
sirip ekor dan dada teransparan dan lebih.
4. Reproduksi
Menurut Suharno et al.(2013), ikan dari family Pomacentridae ini dalam
melakukan perkawinan melalui beberapa tahapan,yaitu courthship, proses matig,
dan spawning. Induk jantan sangat protektif dalam melakukan penjagaan terhadap
telur yang telah dibuahi selama kurang lebih 4 hari masa inkubasi sampai telur
menetas.
Fertilisasai adalah peleburan dua gamet yang berupa nukleus atau sel-sel
bernukleus untuk membetuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus.
Biasanya  melibatkan  penggabungan  sitoplasma  (plasmogami) dan penyatuan
bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri
fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-
gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil maka fertilisasi itu
disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka
disebut anisogami,  bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamkan
oogami
Pemijahan Induk Blue Devil (C. cyanea) dilakukan secara alami, pembuahan
dilakukan diluar tubuh,. Induk betina yang akan memijah mempunyai ciri-ciri
perut buncit dan genital papilanya menonjol, sedangkan yang jantan agresif
bergerak mengejar betina. Induk Blue Devil  mulai membersihkan sarang  (Selter
Paralon) untuk menempelkan telurnya. Proses pembersihan substrat dilakukan
dengan cara menggerakkan badan mereka seolah-olah seperti sapu. Proses ini
dilakukan agar substrat benar-benar bersih. Proses pemijahan biasanya berlasung
sore antara pukul 18.30- 20.00  dan pagi hari antara pukul 04.00-05.00.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sepasang induk dapat memijah secara
terus-menerus dengan selang waktu 4-5 hari sekali. Induk blue devil (Chrysiptera
cyanea) memelihara telurnya selama 4 hari dan telur menetas pada hari ke 4 Sore
yaitu antara pukul 19.00 – 19.30. Jumlah telur yang dihasilkan bervariasi antara
900-3.500 butir. Telur yang telah ditempelkan pada substrat akan dipelihara atau
dijaga oleh induk jantan setiap saat keluar masuk sarang untuk menghalau ikan
yang lain yang mencoba mendekati sarang dan membersihkan telur dari jamur dan
parasit.
Telur yang terbuahi pada hari I berwarna putih, pada hari ke II berwarna putih kre
m, hari ke III warna krem lebih dominan seiring dengan perkembangan embrio,
dan pada hari ke I=telur berwarna krem dengan tanda hitam. +arna hitam tersebut
diakibatkan pada embriosudah terbentuk kromatopore sempurna pada mata, badan
maupun ekor, sedangkan yangtidak terbuahi berwarna putih. (Huttner, 1980
dalam Aslam, 2016).

5. Ciri-ciri
Menurut Gani 2012, dalam Puspitarini dan Andriyono (2015), Blue devil
(Chrysiptera cyanea) yang juga dikenal sebagai damsel fish blue merupakan ikan
hias air laut yang sangat digemari oleh masyarakat karena warnanya begitu cantik,
agresif dan termasuk ikan rakus serta tahan terhadap perubahan lingkungan dan
harganya relative terjangkau sehingga ikan ini biasanya dijadikan sebagai ikan
pemula dalam pemeliharaan diaquarium air laut bahkan, ikan ini merupakan ikan
hias yang terlaris di Amerika Serikat.
Menurut Gani (2013), Blue Devil ikan yang berbadan langsing, struktur badannya
hampir mirip badan seekor ikan mujair. Seluruh tubuh ikan ini berwarna dominan
biru cerah, terkadang di sertai titik- titik putih. Blue devil (Chrysiptera
cyanea) yang juga dikenal sebagai damselfish blue. Ikan ini sangat agresif dan
tahan banting, ukurannya biasa sampai 7 cm.
Ciri-ciri induk jantan yaitu ukuran tubuh lebh besar 7-8 cm dan dibagian ekor
terdapat warna kuning yang menambah keindahan warna ikan blue devil.
Sedangkan induk betina berukuran lebih kecil 6-7 cm dan terdapat bercak hitam
dibagian atas sirip.
6. Habitat
Menurut Suharno et al.(2013), Ada begitu banyak damselfish berbadan biru
dan beberapa diantaranya masi diidentifikasi dalam literatur populer baru-baru ini,
tetapi iblis biru cukup jelas diwarnai dengan warna biru kehitaman, biru metalik.
Kecerahan warna tergantung pada kekuatan cahaya. Habitat ikan blue devil atau
iblis biru banyak ditemui di darah karang berpasir dan biasanya berkelompok.
Ikan blue devil hidup pada perairan laut berkarang yang memiliki salinitas 8,1-8,4
ppt dan suhu berkisar antara 75-82°F (25-28°C). Termasuk ikan laut yang berasal
dari Indo-Pasifik, Australia. Blue devil merupakan ikan perenang aktif yang
terlihat keluar masuk karang dan kadang-kadang berlarian ditempat terbuka secara
bergerombol.
Ikan blue devil ditemukan diantara puing-puing karang laguna yang terlindungi
dan karang didaerah subtidal. Ikan blue devil dapat di temukan pada kedalaman 0-
10 meter namun biasanya ditemukan di air dengan kedalaman 0-6.737 meter (0-
22.103 kaki) pada perairan laut. Ikan family Pomacentridae memiliki sebaran dari
daerah trofik maupun daerah non trofik dan hamper semua ikan dari family
Pomacentridae berusaha mati-matian untuk mempertahankan daerahnya.
7. Manfaat
Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang menjadi komoditas
perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Ikan hias dapat
dijadikan sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara. Ikan hias memiliki daya
tarik tersendiri untuk menarik minat para pecinta ikan hias (hobiis) dan juga kini
banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada usaha ikan hias.
Kelebihan dari usaha ikan hias adalah dapat diusahakan dalam skala besar
maupun kecil ataupun skala rumah tangga, selain itu perputaran modal pada usaha
ini relatif cepat (Sihombing, 2013 dalam Puspitarini dan Andriyono, 2015).
8. Tingkah Laku
Menurut Suharno et al.(2013), ikan blue devil mempunyai daerah kekuasaan
(territorial) dan berusaha mempertahankan daerah kekuasaannya dengan segala
kemampuan sehingga sering terjadi perkelahian diantara ikan blue devil sendiri.
Keunikan dari ikan ini adalah dapat merubah warnanya dalam seketika, hal ini
terjadi apabila ikan blue devil merasa terancam, seringkali terlihat berenang
dengan cepat mengejar makanan atau hanya bermain-main dan memiliki gerakan
yang sangat gesit.
Blue devil betina mempunyai ekor berwarna putih, sedangkan yang jantan
berekor merah. Tubuhnya langsing dengan warna dalam sekejap menjadi biru tua
atau biru gelap. Tapi, dalam kondisi aman, ia menampakkan warna biru kehijauan.
Ikan ini mudah dipelihara sehingga digemari pecinta ikan hias.
Betok ambon terbilang ikan tahan banting dan rakus. Ia pun termasuk ikan
hias terlaris di Amerika Serikat. Tingginya kegemaran terhadap betook ambon ini
berdampak pada permintaan tinggi yang mengancam poplasinya dialam. Ukuran
jual blue devil sebagai ikan hias akuarium sekitar 5-7 cm, sedangakan harga jual
ekspornya US$12-US$17 per ekor. Ikan ini memiliki cara makan yang
disesuaikan dengan bentuk mulut atau ukuran mulut yang dimilikinya.
Daftar Pustaka
Aslam. 2016. Kultur Ikan Hias Dan Akuaskep. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar

Gani, Abdul. 2013. Teknologi Budidaya Ikan Hias Blue Devil (Chrysiptera
cyanea). Balai Budidaya Laut Ambon

Suharno., Gani, Abdul., dan Sururi A. 2013. Efektivitas Pemijahan Ikan Blue
Devil (Chrysiptera cyanea) Dengan Perbandingan Jumlah Pasangan Jantan
Betina Yang Berbeda. Jurnal Efektivitas

Anda mungkin juga menyukai