Disusun oleh:
Andesta Hutabarat 170254243025
Andri Elvando 170254243022
Arman Syahroni 170254243018
Nadia Resti Sri Miati 170254243024
Sanda Guntara 170254243023
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
segala berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dalam
tempo waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini telah disusun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga mendapat kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen Manajemen Pemberian Pakandan memberikan informasi
yang berkaitan tentang Budidaya Ikan Baronang (Siganus sp.). Informasi ini pun
penulis dapat dari berbagai sumber dan referensi yang telah dirangkum supaya
menjadi kesatuan yang kompleks, sistematis, dan mudah dipahami oleh pembaca.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini baikdari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala kritik dan
saran dari para pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Tanjungpinang, 11 November
2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 PERTUMBUHAN
Pemilihan Indukan Ikan Baronang
Pemilihan indukan ikan baronang yang memenuhi kriteria standar yakni
berwarna cerah, memiliki organ tubuh lengkap (tidak cacat), tubuh kenyal dan
gerakan aktif. Sebelum induk di pelihara dalam bak pemeliharaan induk terlebih
dahulu diadaptasikan lingkungan terutama suhu dan salinitas.
Ciri-ciri ikan baronang betina
1. Ukuran ikan betina lebih besar dari jantan
2. Perut bagian bawah ikan betina lebih besar
3. Lubang genital ikan baronang betina lebih besar
4. Apabila bagian perut diurut, cairan berwarna jingga keluar dari lubang genital.
Pendederan
Benih berukuran 1-3 g/ekor dapat didederkan dalam keramba dengan kepadatan
300-500 ekor/m3. Untuk mencapai ukuran 30-50 g,diperlukan waktu pendederan 2
bulan.
Panen
Baronang dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi, yaitu 300-400 g/ekor
dengan waktu pemeliharaannya selama 3-4 bulan. Adapun pemanennya seperti panen ikan pada
umumnya di KJA.
Morfologi
Famili Siganidae memiliki ciri-ciri antara lain badan pipih dengan bentuk
mulut yang kecil. Sirip punggung mempunyai 13 duri keras dan 10 duri lunak,
sedangkan sirip-sirip dubur terdiri dan 7 duri keras dan 9 duri lunak. Duri-duri
pada ikan baronang mengandung kelenjar bisa sehingga orang akan merasa sakit
bila tersengat oleh duri-duri tersebut. Siganidae juga disebut rabbitfish yang
berarti ikan kelinci karena moncongnya menyerupai kepala kelinci.
2) Sarana produksi
Metode budidaya ikan baronang di laut dapat dilakukan dengan metoda
Karamba Jaring Apung (KJA) yaitu wadah atau tempat budidaya ikan yang
terbuat dari bahan jaring yang digantungkan pada kerangka (rakit) di laut.
a) Desain Konstruksi Keramba Jaring Apung
Keramba Jaring Apung terdiri dari komponen rakit apung, kurungan,
pelampung dan jangkar. Cara pembuatan masing-masing komponen tersebut
adalah sebagai berikut:
- Rakit Apung
Pembuatan rakit apung dapat dilakukan di darat dengan terlebih dahulu
membuat kerangka sesuai dengan ukuran yaitu 8 x 8 m. Kerangka ini
berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan yang berbentuk segi empat
dan terbuat dari bahan bambu atau kayu. Setiap unit kerangka dapat
terdiri dari 2 atau 4 kurungan tetapi secara ekonomi setiap unti dianjurkan
sebanyak 4 (empat) buah kurungan. Kerangka ditempatkan di lokasi
budidaya dengan diberi jangkar sebanyak 4 buah agar tetap pada
tempatnya atau tidak terbawa arus.
- Kurungan
Kurungan berfungsi sebagai wadah pemeliharaan ikan yang terbuat dari
bahan polyethilen (PE) D. 18 dengan lebar mata jaring antara 0,75 ~ 1".
Bentuk kurungan disesuaikan dengan bentuk kerangka rakit yaitu empat
persegi dengan ukuran 3 x 3 x 3 m3 . Jaring apung yang telah siap dibuat
di pasang pada kerangka rakit dengan cara mengikat ke empat sudut
bagian atas pada setiap sudut kerangka. Pola pembuatan kurungan dan
cara pengikatan dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3 dan agar
kerangka jaring apung tetap terbentuk bujur sangkar, maka pada sudut
bagian bawah jaring diberi pemberat.
- Pelampung
Untuk mengapungkan sarana budidaya termasuk rumah jaga diperlukan
pelampung. Pelampung dapat digunakan drum plastik volume 200 liter.
Dan untuk menahan rakit diperlukan pelampung sebanyak 12 buah.
Pelampung diikat dengan tali polyethelene (PE) yang bergaris tengah 0,8
~ 1,0 cm.
- Jangkar
Jangkar berfungsi untuk menahan sarana budidaya agar tidak bergeser
dari tempatnya akibat pengaruh arus dan angin ataupun gelombang.
Setiap inti keramba jaring apung dipergunakan jangkar 4 buah yang
terbuat dari besi dengan berat 50 kg. Panjang tali jangkar biasanya 1,5
kali kedalaman perairan pada waktu pasang tinggi.
b) Benih
Benih yang digunakan untuk budidaya perlu diperhatikan dan diseleksi benih
yang betul-betul sehat. Benih yang sakit akan terhambat pertumbuhannya dan
lebih berbahaya lagi adalah penularannya ke ikan di dalam wadah budidaya.
Berdasarkan pengamatan visual secara umum benih yang sehat antara lain
adalah :
1) Bentuk badan normal/tidak cacat/tidak sakit;
2) Gerakan ikan lincah;
3) Mempunyai respon yang tinggi terhadap pakan yang diberikan.
Penyediaan Benih Sampai saat ini benih ikan beronang yang digunakan
dalam usaha budidaya berasal dari hasil penangkapan di alam. Benih ikan
beronang dapat diperoleh dalam jumlah besar pada saat musim puncak benih.
Untuk setiap jenis beronang musim puncaknya akan berlainan setiap lokasi.
Penyediaan benih ikan beronang secara massal dari hatchery sampai saat ini
masih dalam pengkajian walaupun pemijahan untuk beberapa jenis sudah
berhasil dilakukan.
Juvenil
Juvenil ikan baronang mempunyai dinding perut yang tebal dan usus yang
sangat panjang dengan luas permukaan yang sangat besar. Juvenil memanfaatkan
alga hijau benang (filamentous green alga) sebagai makanannya. Selain itu, dapat
memanfaatkan pakan campuran antara tepung kedelai (53%), tepung ikan (14%),
tepung jagung (15%), tepung gandum (15%) dan vitamin-mineral (3%) sebagai
pakan juvenil dengan bobot tubuh 3g/ekor.
Dewasa
Di alam ikan baronang, mengonsumsi rumput laut dan alga benang.
Sedangkan di wadah pemeliharaan, ikan baronang mengonsumsi apa saja seperti
tepung ikan, tepung udang, tepung ketela pohon ataupun pakan buatan dalam
bentuk pelet.
BAB III
PENUTUP
Ikan Baronang merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang
banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia.
Ikan ini begitu banyak diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging
yang gurih dan bernilai gizi yang lumayan tinggi. Penyebaran ikan Baronang
cukup luas dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini
karena Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas. Ikan
Baronang memiliki mulut yang kecil, gigi seri pada masing-masing rahang, gigi
geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halus yang
panjang dan permukaannya luas yang membuat ikan ini tergolong sebagai ikan
herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang juga mampu memakan
makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gundermann, M., D.M. Popper dan L.Lichatowich, 1983. Biology and life cycle
of Siganus vermiculatus (Siganidae, Pisces). Pacific Sci. 32 (2), 165 – 180.
Letsoin P.P. 2006. Beberapa aspek bioekologi ikan baronang (Siganus (S.)
fuscescens) di Perairan Desa NiNgilngof Kecamatan Kei Kecil Kabupaten
Maluku Tenggara Provinsi Maluku. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi
Manado. 38 hal.
Majore 2006. Komposisi Spesies Dan Ukuran Ikan Baronang (Siganidae; Siganus
Spp) Di Daerah Terumbu Karang Perairan Bitunuris Kecamatan Lirung
Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi
Manado.